Anda di halaman 1dari 14

SAP

PENYULUHAN COVID-19

Hari/ tanggal : Sabtu, 11 April 2020


Tempat : di Rumah Tn.M
Waktu : 10.00-10.45
Kegiatan : Penyuluhan Covid-19

1. Latar Belakang

Pada akhir Desember 2019, wabah penyakit tidak dikenal yang disebut pneumonia
dengan penyebab tidak diketahui terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Wabah menyebar
secara substansial menginfeksi 9720 orang di Tiongkok dengan 213 kematian dan menginfeksi
106 orang di 19 negara hinga 31 Januari 2020. Beberapa hari kemudian, agen penyebab
pneumonia misterius ini diidentifikasi sebagai Novel coronavirus oleh beberapa laboratorium
independen. Virus penyebab Covid-19 dinamai dengan SARS-CoV-2 oleh WHO. Menurut
Laporan WHO, pandemi SARS-CoV-2 sejauh ini mencatat 78.630 kasus dan 2747 kematian di
Cina, menyebar ke 46 negara lain. Covid-19 menjadi pandemi yang mengancam kesehatan
global.
Berdasarkan data Woldmeters hingga 10 April 2020 total terdapat 1.619.051 kasus
corona diseluruh dunia, yang mencakup 210 negara, jumlah kematian mencapai 99.966 orang.
Negara yang paling terdampak Covid-19 yaitu AS dengan total 468.895 kasus dan 16.697
kematian. Sementara itu, Spanyol menjadi negara terdampak kedua dengan 157.022 kasus dan
15.843 kematian. Negara lain dengan kasus terbanyak didunia meliputi Italia (143.626 kasus),
Jerman (118.230 kasus), Prancis (117.749 kasus), Cina (81.907 kasus), Iran (68.192 kasus),
Inggris (65.077 kasus), Turki (42.282 kasus) dan Belgia (26.667 kasus).
Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease (COVID-19)
adalah penyakit akibat virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS
dari unta ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum
terbukti menginfeksi manusia (Kemenkes RI, 2020).

Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar adalah demam, dengan
beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat
pneumonia luas di kedua paru. Menurut hasil penyelidikan epidemiologi awal, sebagian besar
Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19) 12 kasus di Wuhan
memiliki riwayat bekerja, menangani, atau pengunjung yang sering berkunjung ke Pasar Grosir
Makanan Laut Huanan. Sampai saat ini, penyebab penularan masih belum diketahui secara pasti.
WHO melaporkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terbatas (pada kontak erat dan
petugas kesehatan) telah dikonfirmasi di China maupun negara lain. Berdasarkan kejadian
MERS dan SARS sebelumnya, penularan manusia ke manusia terjadi melalui droplet, kontak
dan benda yang terkontaminasi, maka penularan COVID-19 diperkirakan sama. Rekomendasi
standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur,
menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan
hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit
pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat (Kemenkes RI, 2020).
Dalam penanganan wabah penyakit di dunia, Anthony de Mello pernah mengingatkan
bahwa jumlah korban bisa menjadi lima kali lipat, kalau terjadi ketakutan di saat terjadi wabah
penyakit. Seribu orang menjadi korban karena sakit, sedangkan empat ribu orang menjadi korban
karena panik. (Mello, A. D. (1997). The heart of the enlightened: a book of story meditations.
Glasgow: Fount Paperbacks). Oleh karena itu, meningkatkan pemahaman dan wawasan
masyarakat mengenai cara mengantisipasi corona virus perlu dilakukan dengan tujuan supaya
virus ini tidak meresahkan masyarakat dan warga dapat menangani serta mengantisipasi virus
corona dengan cara yang tepat.
2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Setelah menerima materi penyuluhan selama enam puluh menit diharapkan masyarakat
memahami mengenai cara mengantisipasi covid-19 serta mampu menerapkan PHBS, cuci
tangan, serta etika batuk yang benar.
2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat dapat :
1) Menjelaskan dan memahami pengertian Covid-19
2) Menjelaskan dan memahami penyebab dan penularan Covid-19
3) Menjelaskan dan memahami tanda dan gejala Covid-19
4) Menjelaskan dan memahami pencegahan Covid-19
5) Menjelaskan dan mempraktikkan cara cuci tangan dengan baik dan benar
6) Menjelaskan dan mempraktikkan etika batuk dengan tepat

3. Plan of Action
3.1 Rencana Strategis
Peserta penyuluhan dikumpulkan di dalam suatu ruangan, kemudian dilakukan
penyuluhan dalam bentuk ceramah dan dalam waktu 35 menit. Selanjutnya, dilakukan sesi
tanya jawab dan setelah sesi tanya jawab selesai, tim penyuluh akan memberikan quiz kepada
peserta berupa pertanyaan tentang cara mengantisipasi virus corona. Peserta yang aktif dan
paling tepat dalam menjawab pertanyaan akan mendapatkan doorprize.
3.2 Tindakan

1) Menyiapkan peralatan dan tempat.


2) Menjelaskan tujuan penyuluhan tentang Covid-19
3) Menyampaikan materi penyuluhan hingga evaluasi penyuluhan.

4. Pengorganisasian Kelompok
Pembimbing Akademik : Dr.Makhfudli, S.Kep.Ns.,M.Ked.Trop
Penanggung Jawab : Ayu Rahmawati, S.Kep

5. Sasaran
Keluarga Tn. M di RT 02 RW 05 Desa Mabung Kec. Baron
6. Materi

a. Pengertian Covid-19
b. Penyebab dan Penyebaran Covid-19
c. Tanda dan Gejala Covid-19
d. Pencegahan Covid-19
e. Demonstrasi Cuci Tangan dan Etika batuk dengan tepat
7. Metode
Ceramah, demonstrasi, diskusi dan quiz.

8. Media
Leafleat
9. Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk melingkar dengan tim penyuluhan

Keterangan :
: Penyuluh : Peserta

10. Susunan Acara


No Jam Kegiatan Penanggung jawab
1 10.00-10.05 Pembukaan Ayu Rahmawati
2 10.05-10.20 Penyampaian materi penyuluhan dan Ayu Rahmawati
demonstrasi
3. 10.21-10.40 Sesi tanya jawab dan diskusi Ayu Rahmawati
4. 09.41-09.45 Quiz Ayu Rahmawati

5. 09.46-09.55 Evaluasi : Ayu Rahmawati


a. Meminta keluarga menjelaskan
penyebab dan penularan Covid-19
b.Meminta keluarga untuk menjelaskan
tanda gejala Covid-19
c. Meminta keluarga menjelaskan tentang
pencegahan Covid-19
d.Meminta keluarga mempraktikkan cara
cuci tangan dan batuk efektif dengan
benar
e. Pemberian leaftat Covid-19
6. 09.56-10.00 Penutup : Ayu Rahmawati
a. Mengucapkan terimakasih dan
mengucapkan salam

11. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Kesiapan Alat dan Bahan : Alat dan bahan yang diperlukan, yaitu leaflet.
2) Kesiapan Pre Planning: Alat dan bahan sudah siap H-1
b. Evaluasi proses
1) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta mampu
memahami materi yang disampaikan melalui ceramah yang diberikan.
2) Peserta memperhatikan saat ceramah berlangsung.
3) Kehadiran peserta diharapkan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
4) Peserta antusias bertanya hal yang belum dimengerti tentang materi penyuluhan
serta mampu memperagakan ulang materi yang sudah disampaikan.
c. Evaluasi
1) Peserta mampu menjelaskan dan memahami tentang penyebab dan penularan
Covid-19
2) Peserta mampu menjelaskan dan memahami tanda gejala Covid-19
3) Peserta mampu menjelaskan dan memahami pencegahan Covid-19
4) Peserta mampu mempraktikkan cara cuci tangan dan etika batuk efektif
5) Peserta mampu menjawab soal quiz dengan cepat dan tepat
Lampiran 1 Materi Penyuluhan
COVID-19

1. Definisi

COVID-19 (Coronavirus Disease-19) adalah penyakit pernapasan yang dapat

menyebar dari orang ke orang. Virus yang menyebabkan COVID-19 adalah Novel

coronavirus yang pertama kali diidentifikasi selama penyelidikan wabah di Wuhan, Cina

(CDC, 2020). COVID-19 adalah penyakit akibat suatu coronavirus baru yang sebelumnya

tidak teridentifikasi pada manusia. Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang ditemukan

pada hewan dan manusia. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan

mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan

perawatan khusus. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis mendasar

seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker lebih

mungkin mengembangkan penyakit serius (WHO, 2020).

2. Etiologi dan Transmisi

COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2 merupakan Coronavirus genus beta-

coronavirus, jenis baru yang menyebabkan epidemi, dilaporkan pertama kali di Wuhan

Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. CoV-2 memiliki bentuk bulat atau elips, sering

pleomorfik, dan diameter sekitar 60-140 nm. Virus jenis ini sensitif terhadap sinar UV dan

panas, virus ini dapat secara efektif dinonaktifkan oleh pelarut lipid termasuk eter (75%),

etanol, desinfektan yang mengandung klor, asam peroksiasetat dan kloroform kecuali

klorheksidin (Cascella et.al, 2020). Menurut Yan-Rong et.al (2020) kelelawar diduga sebagai

host alami atau utama dari SARS-CoV-2, yang dapat bertransmisi dari kelelawar kemudian
host perantara kemudian manusia melalui mutasi evolusi. SARS-CoV-2 dapat menggunakan

enzim pengonversi angiostensi 2 (ACE2), reseptor yang sama dengan SARS-CoV untuk

menginfeksi manusia.

Karena kasus pertama COVID-19 terkait dengan paparan langsung ke Pasar Grosir

Makanan Laut Huanan di Wuhan, penularan dari hewan ke manusia dianggap sebagai

mekanisme utama. Namun demikian, kasus-kasus selanjutnya tidak terkait dengan mekanisme

paparan ini. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa virus juga dapat ditularkan dari manusia ke

manusia, dan orang bergejala adalah sumber penyebaran COVID-19 yang paling sering.

Meskipun dikatakan bahwa individu yang tidak bergejala dapat juga menularkan virus. Data

ini menunjukkan bahwa penggunaan isolasi adalah cara terbaik untuk mengatasi pandemi ini.

Penularan COVID-19 terjadi melalui droplet akibat batuk atau bersin (Cascella et.al, 2020).

Menurut WHO individu dapat terinfeksi Covid-19 dengan menghirup virus jika berada dalam

jarak 1 meter dari individu yang menderita Covid-19 atau dengan menyentuh permukaan yang

terkontaminasi dan kemudian menyentuh mata, hidung atau mulut sebelum cuci tangan.

3. Tanda dan Gejala

Gejala klinis COVID-19 tidak spesifik, gejala umum meliputi demam, batuk, mialgia

dan kelelahan. Pasien awalnya dapat mengalami diare dan mual sebelum terjadinya demam

(Zi Yue et.al, 2020). Menurut Sasmita (2020) manifestasi klinis lengkap dari Covid-19 belum

jelas karena gejala yang dilaporkan berkisar dari ringan hingga berat dengan beberapa kasus

bahkan mengakibatkan kematian. Gejala yang paling sering terjadi antara lain demam, batuk,

kelelahan, radang paru-paru, sesak napas, sedangkan gejala yang jarang terjadi meliputi sakit

kepala, diare, hemoptisis, pilek dan batuk berdahak.

Gejala infeksi COVID-19 muncul setelah masa inkubasi sekitar 5,2 hari. Periode
kematian berkisar dari 6-41 hari dengan median 14 hari. Periode ini tergantung dari sitem

kekebalan tubuh pasien. Gejala paling umum pada awal COVID-19 yaitu demam, batuk, dan

kelelahan, gejala lainnya meliputi produksi dahak, sakit kepala, hemoptisis, diare, dyspnoe

dan limfopenia. Gambaran klinis CT Scan menunjukkan pneumonia, namun ada abnormalitas

seperti RNAaemia, sindrom pernapasan akut, cedera jantung akut. COVID-19 juga dapat

menujukkan gejala pada saluran napas atas seperti rinore, bersin dan sakit tenggorokan

(Hussin, 2020).

4. Penatalaksanaan

Saat ini masih belum ada pengobatan atau vaksin untuk COVID-19. Namun, sebagian

besar gejala dapat ditangani. Penatalaksanaan pada pasien COVID-19 menurut WHO (2020)

adalah dengan terapi dan monitoring sebagai berikut :

a) Isolasi pada semua kasus

b) Pemberian terapi oksigen dan pemantauan status respirasi

c) Pada pasien ARDS dilakukan intubasi dengan PEEP yang diindikasikan

d) Terapi cairan dengan cairan isotonik kristaloid sesuai dengan kebutuhan cairan dan

monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit

e) Vasopressor bila terjadi tanda-tanda syok setelah resusitasi cairan antara lain

norephinephrin, epinefrin, dopamin.

f) Pemberian antibiotik empiris dan antiviral jika terdapat infeksi lain sesuai indikasi

g) Terapi simtomatik seperti antipiretik, obat batuk, jika diperlukan

h) Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana pneumonia viral

atau ARDS selain ada indikasi lain


i) Saat ini belum ada penelitian atau bukti talaksana spesifik pada COVID-19. Belum ada

tatalaksana antiviral untuk infeksi Coronavirus yang terbukti efektif. Pada studi terhadap

SARSCoV, kombinasi lopinavir dan ritonavir dikaitkan dengan memberi manfaat klinis.

Saat ini penggunaan lopinavir dan ritonavir masih diteliti terkait efektivitas dan keamanan

pada infeksi COVID-19. Tatalaksana yang belum teruji / terlisensi hanya boleh diberikan

dalam situasi uji klinis yang disetujui oleh komite etik atau melalui Monitored Emergency

Use of Unregistered Interventions Framework (MEURI), dengan pemantauan ketat. Selain

itu, saat ini belum ada vaksin untuk mencegah pneumonia COVID-19 ini.

5. Komplikasi

Mayoritas pasien memiliki prognosis yang baik namun ada beberapa pasien dalam kondisi

kritis terutama lansia dan pasien dengan penyakit kronis penyerta. Beberapa komplikasi yang

dapat terjadi antara lain Acute respiratory disease syndrom (ARDS), aritmia, syok, gagal

ginjal, gagal jantung, disfungsi hati, dan infeksi sekunder (Yan-Rong et.al, 2020).

6. Pencegahan

Berikut ini pencegahan COVID-19 menurut Kemenkes (2020) di berbagai kondisi dan

tempat :

a) Pencegahan tranmisi di pasar hewan

1) Hindari kontak dengan hewan ternak atau hewan liar tanpa perlindungan

2) Gunakan masker

3) Etika batuk dan bersin: tutup hidung dengan tissue atau siku ketika batuk dan bersin,

buang tissue ke tempat sampah tertutup

4) Setelah batuk atau bersin, cuci tangan dengan sabun dan air atau hand-sanitizer alcohol-

based
5) Cuci tangan setelah pulang ke rumah

6) Jika memiliki gejala saluran napas terutama demam yang persisten, datang ke Rumah

Sakit

b) Pencegahan transmisi di rumah

1) Pola hidup sehat (meningkatkan sistem imun tubuh)

2) Personal higienitas yang baik

3) Etika batuk dan bersin

4) Cuci tangan, jangan menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan kotor

5) Ventilasi ruangan yang baik, jaga tetap bersih

6) Hindari kontak dekat dengan orang dengan gejala sistem respirasi

7) Hindari tempat ramai, jika perlu, gunakan masker

8) Hindari kontak dengan hewan liar, unggas dan ternak

9) Makanan yang aman, dan dimasak dengan matang

10) Hindari makan makanan yang mentah

c) Pencegahan transmisi di fasilitas publik

1) Gunakan masker

2) Terapkan etika batuk dan bersin

3) Sering mencuci tangan menggunakan alkohol atau sabun dengan air (Kemenkes, 2020)
7. Langkah Cuci Tangan
8. Langkah Etika Batuk
Daftar Pustaka

Guo, Yan-Rong et.al. 2020. The Origin, Transmission and Clinical Therapies on Coronavirus

Disease 2019 (COVID-19) Outbreak-An Update On The Status. Military Medical

Research (2020) 7:11.

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/downloads/2019-ncov-factsheet.pdf, diakses

tanggal 30 Maret 2020

https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1, diakses tanggal 30 Maret 2020

Huang C et.al. 2020. Clinical Features Of Patient Infected with 2019 Novel Coronavirus in

Wuhan, China. The Lancet.

Hussin, et.al. 2020. Epidemiology and Pathogenesis of Coronavirus Disease (COVID-19)

Outbreak. Journal of Autoimmunity. https://doi.org/10.1016/j.jaut.2020.102433

Kemenkes. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (COVID-19)

Revisi ke-3. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maret 2020.

Jakarta: Galih Alestya Timur.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Panduan Praktik Klinis: Pneumonia 2019-nCoV. PDPI:

Jakarta; 2020.

Zu, Zi Yue et.al. 2020. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): A Perspective From China.

Anda mungkin juga menyukai