Anda di halaman 1dari 4

A.

1. (B)
Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, pembayaran atas impor barang.
2. B
Saat Terutang dan Pembayaran PPh Pasal 22 atas impor barang, terutang dan dilunasi
bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk. Dalam hal pembayaran Bea Masuk
ditunda atau dibebaskan dan tidak termasuk dalam pengecualian dari pemungutan PPh
Pasal 22, Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan
pabean atas impor.
3. (B)
a. Atas pembelian barang bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau
Lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya, sebesar 1,5% dari harga
pembelian tidak termasuk PPN.
b. Atas pembelian barang yang dilakukan dengan mekanisme Uang Persediaan (UP)
oleh bendahara pengeluaran dan pembelian barang, sebesar 1,5% dari harga
pembelian tidak termasuk PPN.
4. (S)
Dikecualikan dari Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22:
a. Impor barang-barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan tidak terutang PPh. Pengecualian tersebut, harus
dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22 yang diterbitkan oleh
Direktur Jenderal Pajak.
b. Impor barang-barang yang dibebaskan dari bea masuk
 yang dilakukan ke dalam Kawasan Berikat (kawasan tanpa bea masuk hingga
barang tersebut dikeluarkan untuk impor, ekspor atau re-impor) dan Entrepot
Produksi Untuk Tujuan Ekspor (EPTE), yaitu tempat penimbunan barang
dagangan karena pengimpornya tidak membayar bea masuk sebagaimana
mestinya
 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 PP Nomor 6 Tahun 1969
tentang Pembebanan atas Impor sebagaimana diubah dan ditambah terakhir
dengan PP Nomor 26 tahun 1988 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun
1973
 berupa kiriman hadiah
 untuk tujuan keilmuan.
c. Pembayaran atas penyerahan barang yang dibebankan kepada belanja negara/daerah
yang meliputi jumlah kurang dari Rp 2.000.000,- (bukan merupakan jumlah yang
dipecah-pecah)
d. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM,
benda-benda pos, dan telepon.
5. (B)
Tarif dan Objek Pajak PPh Pasal 23:
Tarif dari pajak penghasilan (PPh Pasal 23) dikenakan atas Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
atau jumlah bruto dari penghasilan. Di dalam PPh Pasal 23, terdapat dua jenis tarif yang
diberlakukan, yaitu 15% dan 2% tergantung dari objek pajaknya. Di bawah ini
adalah tarif dan objek pajak yang terkena PPh Pasal 23 yang berlaku di Indonesia.
a. Dikenakan 15% dari jumlah bruto atas:
 Dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final,
bunga, dan royalti;
 Hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh pasal 21.
b. Dikenakan 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.
c. Dikenakan 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, dan jasa konsultan.
d. Dikenakan 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya, misalnya: 
 Jasa penilai
 Jasa aktuaris;
 Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
 Jasa hukum;
 Jasa arsitektur;
 Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape;
 Jasa perancang;
 Jasa pengeboran di bidang migas kecuali yang dilakukan BUT;
 Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
 Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain
migas;
 Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
 Jasa penebangan hutan.
e. Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 23.
f. Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya
oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib
Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap. Tidak termasuk:
 Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan WP
penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan,
berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa;
 Pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material (dibuktikan
dengan faktur pembelian);
 Pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya
dibayarkan kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan pihak
ketiga disertai dengan perjanjian tertulis);
 Pembayaran penggantian biaya (reimbursement), yaitu penggantian
pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan pihak
kedua kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan atau bukti
pembayaran yang telah dibayarkan kepada pihak ketiga).
g. Jumlah bruto tersebut tidak berlaku:
 Atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering;
 Dalam hal penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa, telah
dikenakan pajak yang bersifat final.
6. (S)
Dikenakan 15% dari jumlah bruto atas:
a. Dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final, bunga, dan
royalti;
b. Hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh pasal 21.
7. (B)
Dikenakan 15% dari jumlah bruto atas:
a. Dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final, bunga, dan
royalty
8. (B)
Pemotong dan/atau pemungut pajak dapat melakukan pemotongan dan/atau pemungutan
pajak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam P3B dalam hal sebagai berikut:
a. terdapat perbedaan antara ketentuan yang diatur dalam UU PPh
dan ketentuan yang diatur dalam P3B;
b. penerima penghasilan bukan subjek pajak dalam negeri Indonesia;
c. penerima penghasilan merupakan orang pribadi atau badan yang
merupakan subjek pajak dalam negeri dari negara mitra atau
yurisdiksi mitra P3B;
d. Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) menyampaikan SKD WPLN
yang telah memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan tertentu lainnya;
e. tidak terjadi penyalahgunaan P3B; dan
f. penerima penghasilan merupakan beneficial owner, dalam hal
dipersyaratkan dalam P3B
9. (B)
10. (B)
Tarif umum untuk PPh pasal 26 adalah 20%. Namun jika mengikuti Tax Treaty
atau Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B), maka tarif dapat berubah.

Anda mungkin juga menyukai