Anda di halaman 1dari 14

RESUME

PERUMUSAN DAN KRITERIA DALAM PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN


PEMBANGUNAN

TEKNIK PERENCANAAN PEMBANGUNAN


diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan Daerah

DOSEN:
Drs. Sayuti, MT

oleh

GAMA PERSADA GINTING MUNTE 28.0270


G-10

FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN


INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR 2020
A. PERUMUSAN DAN KRITERIA DALAM PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN
PEMBANGUNAN

PENDAHULUAN

Patton dan Sawicki menyebutkan bahwa kriteria merupakan suatu pernyataan tentang ukuran
yang digunakan untuk melakukan evaluasi alternatif kebijakan atau program. Kriteria digunakan untuk
membantu membandingkan berbagai alternatif.

William N. Dunn juga berpendapat bahwasannya kriteria adalah nilai-nilai yang dinyatakan
melandasi rekomendasi untuk tindakan. Dalam Kamus Besa Bahasa Indonesia kriteria diartikan
sebagai suatu ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu.

KRITERIA PENENTUAN PRIORITAS

PATTON DAN SAWICKI


 Fisibilitas Teknis
Kelayakan Teknis adalah ukuran kepraktisan solusi teknis tertentu dan ketersediaan
sumber dan pakar teknis. Aspek kelayakan teknis ditujukan pada tiga masalah pokok yaitu:
1. Apakah teknologi atau solusi yang diajukan cukup praktis?
2. Apakah saat ini kita telah mempunyai teknologi yang memadai?
3. Apakah kita mempunyai pakar teknis yang memadai?

 Tingkat Kemampuan Finansial


Ukuran keefektivan biaya sebuah proyek atau solusinya. Kelayakan ekonomis
didefinisikan sebagai Analisi Cost-Benefit. Bagaimana biaya dan keuntungan diperkirakan?
Bagaimana biaya dan keuntungan dibandingkan untuk menentukan kelayakan ekonomis?

 Keberlanjutan secara Politis


Tujuan dari pembangunan berkelanjutan politik adalah :
1. Respek pada Human Rights, kebebasan individu dan sosial untuk berpartisipasi di
bidang ekonomi, sosial, dan politik.
2. Demokrasi, yakni memastikan proses demokrasi secara transparan dan
bertanggung jawab.
 Administrasi yang Operasional
Adalah seberapa baik solusi yang dapat diberikan terhadap suatu kegiatan dalam
organisasi, dan juga ukuran pendapat orang tentang sistem/proyek tersebut. Aspek kelayakan
operasional yang harus dipertimbangkan adalah :
1. Apakah masalah itu cukup berharga untuk diselesaikan, atau akankah solusi itu
bermanfaat untuk menyelesaikan suatu masalah?
2. Bagaimana pendapat pengguna akhir dan manajemen mengenai masalah (solusi)
itu?

HAMBLETON
 Keefektifan
Keefektifan berasal dari kata efektif yang di defenisikan menurut KBBI, Kata efektif
berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) Dapat membawa hasil;berhasil guna
(usaha,tindakan); Mulai berlaku, sedangkan defenisi dari kata efektif yaitu suatu pencapaian
tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau
pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.

 Distribusi
Dari asal kata berarti pemberian produsen ke konsumen. Disini pemerintah
memberikan berbagai bantuan yang bersifat material dan non-material untuk kepentingan
kelestarian lingkungan dan memenuhi kebutuhan rakyat. Contoh pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan membagikan 690 paket bantuan alat penangkap
ikan ramah lingkungan kepada nelayan sebagai solusi mengatasi maraknya illigal fishing yang
merusak lingkungan.

 Tanggungjawab
Tanggung jawab merupakan salah satu nilai karakter yang perlu ditanamkan di dalam
pribadi setiap manusia, supaya menjadi manusia yang memiliki kepribadian baik. Mustari
(2011: 21) berpendapat bahwa tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan.
ROSEBLOOM
 Manajerial
Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengatur, mengoordinasikan dan
menggerakkan para bawahan ke arang pencapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi.
Dalam organisasi yang berukuran besar, kesempatan manajer untuk mengadakan kontrak
dengan seluruh bawahan relatif sangat kecil. Lebih-lebih dalam organisasi yang besar yaitu
organisasi yang ruang lingkup operasinya nasional atau internasional. Dengan demikian,
kegiatan mengintegrasikan, mengoordinasikan dan menggerakkan para bawahan oleh manajer
puncak dilakukan melalui pendelegasian wewenang kepada manajer dan manajer pengawas.

 Politik
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional. Di samping itu politik juga dapat dititik dari sudut pandang berbeda, yaitu
antara lain:
1. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama (teori klasik Aristoteles).
2. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
negara.
3. Politik merupakan kegiatan yang diarahakan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaaan di masyarakat.
4. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
kebijakan publik.
 Legal
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau hukum.

ISMANTO
 Kesesuaian program terhadap kebijakan dan strategi pemerintah daerah dan
pemerintah pusat serta memenuhi kebutuhan nyata masyarakat.
 Bagaimana keterpaduan antar komponen subsektor dalam program tersebut
dicerminkan sehingga dapat dilaksanakan secara efektif (kesiapan, pendanaan, lokasi).
 Keserasian dan memadainya besaran dan komposisi program, pembiayaan dan
rencana keuangan yang diusulkan.
 Cukup memadainya perencanaan, penyusunan program, langkah-langkah dan
prosedur yang telah ditempuh dalam konsultasi dan persetujuan yang dilakukan dalam
penyiapan program investasi.
 Kemampuan kelembagaan untuk melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan
prasarana yang telah dibangun dan kemampuan lembaga untuk memberikan
pelayanan tersebut kepada masyrakat.
 Cukup memadainya dan realitasnya program pengembangan keuangan pemda yang
diusulkan untuk mengatasi kelemahan yang ada.

WILLIAM N. DUNN
 Efektivitas
Menurut Ravianto (2014: 11) Pengertian efektivitas ialah seberapa baik pekerjaan
yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan.
Artinya apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik dalam
waktu, biaya, maupun mutunya maka dapat dikatakan efektif.

 Efisiensi
Adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan yang dinilai berdasarkan jumlah atau
sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

 Kecukupan
Dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan dan sebagainya, tidak kurang
dan terpenuhi keperluannya.

 Perataan
Menjadi rata dalam setiap hal pembagian dan keseimbangan keperluan yang
dibutuhkan.

 Responsifitas
Responsivitas adalah kemampuan birokrasi untuk mengenal kebutuhan masyarakat,
menyusun agenda dan prioritas pelayanan, sertam mengembangkan program-program sesuai
dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

 Ketepatan
Ketepatan (accuracy) adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan sesuatu gerak
kesuatu serangan sesuai dengan tujuannya (Suharno, 1983: 32). Sedangkan menurut Muh.
Sajoto (1995: 9), ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak
bebas terhadap suatu sasaran. Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan sesorang untuk
mencapai target yang diinginkan. Ketepatan merupakan faktor yang diperlukan seseorang
untuk memberi arah kepada seseorang dengan maksud dan tujuan tertentu.
PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 1982
 Petunjuk yang diarahkan secara nasional.
 Masalah mendesak yang dihadapi.
 Kebutuhan mendesak dalam rangka menunjang pencapaian sasaran pembangunan
jangka menengah.
 Kondisi obyektif tentang potensi, dana, tenaga, dan lain-lain.

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


 Memberikan dampak positif yang paling besar.
 Mengurangi beban masyarakat.
 Menimbulkan beban pembangunan yang minimal.
 Memiliki daya sinergi yang besar.
 Menjadi bagian integratif dari suatu upaya pembangunan untuk mewujudkan cita-cita
pembangunan.
B. TEKNIK PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Teknik Perencanaan Regional

Dalam menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah yang baik, diperlukan bebarapa
teknik perencanaan khusus di bidang perencanaan regional. Alasannya adalah bahwa teknik
perencanaan yang biasanya dipakai dalam penyusunan perencanaan pembanguna nasional banyak
yang tidak sesuai dengan kondisi dan struktur pembangunan daerah dimana aspek ruang (Space) dan
perbedaan potensi pembanguna antar wilayah merupaka unsur yang sangat penting. Dengan
menggunakan teknik perencanaan regional ini diharapkan penyusunan rencana menjadi lebih tepat dan
terarah. Tenik perencanaan regional yang banyak terpakai dalam penyusunan perencanaan
pembangunan daerah antara lain adalah:

1. Koefisien Lokasi (Locatioan Quotient)


2. Indeks Ketimpangan Pembangunan regional (Regional Disparity)
3. Shift Share Analysis
4. Klassen Typology
5. Model Gravitasi

1. Koefisien Lokasi (Location Quotient)

Teknik Koefisien Lokasi diperlukan penetapan komoditi unggulan diperlukan agar


pelaksaanan pembangunan dapat dilakukan secara terarah sesuai dengan potensi dan unggulan daerah,
dengan cara demikian pembangunan daerah akan lebih efisien dan mempunyai daya saing tinggi. Pola
pembangunan yang demikian sangat penting artinya dalam era otonomi daerah dan globalisasi dimana
tingkat persaingan menjadi semakin tajam.

Dalam melakukan analisis terhadap kondisi umum daerah dan perumusan strategi
pembangunan yang tepat dan terarah, pertanyaan pokok yang selalu muncul adalah apa potensi
pembangunan utama yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Pertanyaan ini sangat penting
artinya karena analisis kondisi umum daerah harus dapat memunculkan analsis tentang potensi utam
ekonomi daerah secara sektoral dan kalau dapat sampai ke tingkat komoditi.

 FORMULA

Bila rincian pdrb suatu daerah hanya 2 digit (sektor dan sub sektor), data yang digunakan
adalah nilai produksi atau jumlah orang bekerja data sensus ekonomi. Mengukur potensi relatif
sub sektor atau sektor pada perekonomian daerah dibandingkan peranan sektor yang sama pada daerah
lain.
Sesuai rumus
 RUAS PERTAMA
Menghitung besarnya peranan sub sektor dan sektor pada perekonomi an daerah yang
bersangkutan.

 RUAS KEDUA
Menghitung peranan sub sektor dan sektor yang sama dalam per ekonomian pada tingkat
provinsi atau nasional.
PENGERTIAN HASIL PERHITUNGAN
LQ > 1, suatu sektor atau sub sektor mempunyai keuntungan komparatif berpotensi pada
pembangunan
LQ < 1, sebaliknya

2. Indeks Ketimpangan Pembangunan Regional


Kenyataan umum hampir di semua Negara sedang berkembang, termasuk Indonesia,
menunjukkan bahwa ketimpangan pembangunan antar wilayah adalah cukup besar. Hal ini
dipicu oleh beberapa hal antara lain: perbedaan potensi daerah yang sangat besar, perbedaan
kondisi demografis dan ketenagakerjaan.

Penggunaan Theil Index sebagai ukuran ketimpangan mempunyai kelebihan tertentu.


Pertama, dapat menghitung ketimpangan dalam daerah dan antar daerah secara sekaligus,
sehingga cakupan analisa menjadi lebih luas.
Beberapa pemicu terjadinya ketimpangan pembangunan antar wilayah
• Perbedaan potensi daerah.
• Perbedaan kondisi demografis dan ketenagakerjaan.
• Perbedaan kondisi sosial budaya.
• Kurang lancarnya mobilitas barang dan orang antar daerah.

Dampak Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah


 SEGI EKONOMI
• Penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
• Mendorong terjadinya ketidak meratan distribusi pendapatan (kemakmuran).
 SEGI SOSIAL
• Memicu terjadinya kecemburuan dan keresahan social.
• Implikasi politik, mendorong terjadinya pemekaran daerah.

PERHITUNGAN
 Indeks williamson (1966) Jeffrey G. Williamson.
 Menggunakan PDRB perkapita sebagai data dasar karena yang diperbandingkan
adalah tingkat pembangunan antar wilayah.

FORMULA

yi = PDRB PERKAPITA DAERAH i


y = PDRB PERKAPITA RATA – RATA SELURUH DAERAH
fi = JUMLAH PENDUDUK DAERAH i
n = JUMLAH PENDUDUK SELURUH DAERAH
Vw MENDEKATI 1 = SANGAT TIMPANG
Vw MENDEKATI 0 = SANGAT MERATA
Bila angka indeks makin meningkat berarti ketimpangan antar wilayah semakin melebar.

THEIL INDEX

yij = PDRB PERKAPITA KAB. i DI DAERAH j


Y = JUMLAH PDRB PERKAPITA SELURUH PROV. j
nij = JUMLAH PENDUDUK KAB. i DI PROV. j
N = JUMLAH PENDUDUK SELURUH PROV. j
KELEBIHAN
 Menghitung ketimpangan dalam daerah dan antar daerah secara sekaligus, sehingga cakupan
analisa menjadi lebih luas.
 Dapat dihitung kontribusi (%) masing – masing daerah terhadap ketimpang an pembangunan
wilayah secara keseluruhan.

3. Shift Share Analysis

Metode Shift-Share adalah salah satu teknik analisis dalam ilmu Ekonomi Regional
yang bertujuan untuk mengetahui factor-faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi suatu daerah.
TUJUAN
Untuk mengetahui faktor – faktor utama, baik dari dalam maupun dari luar
daerah yang mempengaruhi pertumbuh an ekonomi suatu daerah
Dalam daerah struktur perekonomi an daerah dan potensi khusus daerah
Luar daerah perkembangan ekonomi nasional dan internasional
FORMULA

yi PERUBAHAN NILAI TAMBAH SEKTOR i


0
yi NILAI TAMBAH SEKTOR i DITINGKAT DAERAH PADA AWAL PERIODE
yit NILAI TAMBAH SEKTOR i DITINGKAT DAERAH PADA AKHIR PERIODE
Yi0 NILAI TAMBAH SEKTOR i DITINGKAT NASIONAL PADA AWAL PERIODE
t
Yi NILAI TAMBAH SEKTOR i DITINGKAT NASIONAL PADA AKHIR PERIODE

Formula di atas menunjukkan, peningkat an nilai tambah suatu daerah dapat diuraikan pada tiga
bagian :

1. Regional share
komponen pertumbuhan ekonomi daerah yang disebabkan faktor luar : peningkatan ekonomi
daerah akibat kebijaksanaan nasional
2. Proportionality shift (mixed shift)

komponen pertumbuhan
ekonomi daerah disebabkan oleh struktur ekonomi daerah yang baik
3. Differential shift (competitive shift)
komponen pertumbuhan
ekonomi daerah disebabkan oleh kondisi spesifik daerah yang
bersifat kompetitif.
Nilai masing – masing komponen bisa + dan - tetapi jumlah keseluruhan selalu + bila
pertumbuhan ekonomi daerah juga positif
Nilai masing – masing komponen ditampilkan dalam bentuk persentase
KELEBIHAN :
Dapat melakukan analisis pertumbuh an ekonomi sesuai dengan struktur perekonomian daerah
yang berbeda dengan struktur perekoniomian nasional.
4. Klassen Typology

Sebagai implikasi dan perbedaan struktur dan potensi ekonomi wilayah, pertumbuhan
ekonomi masing-masing daerah cenderung sangat bervariasi satu sama lainnya.

Kebijakan dan program untuk daerah yang mempunyai pertumbuhan ekonomi cepat
tentunya tidak akan sama dengan kebijakan dan program untuk daerah yang bertumbuh
lambat atau bahkan stagnasi. Karena itu, pengelompokkan daerah menurut struktur
pertumbuhan dan tingkat pembangunan akan sangat penting.

Pengelompokkan daerah menurut struktur daerah dan tingkat pmbangunan ini antara
lain dapat digunakan dengan menggunakan Matrix Klassen Typology. Dalam hal ini,
pengelompokkan daerah dilakukan dengan 2 indikaor utama yaitu: laju pertumbuhan dan
tingkat pendapatan perkapita.

 4 Kelompok Daerah:

Implikasi penggunaan matriks tipologi klassen dalam perumusan kebijakan dan program
pembangunan daerah :

Daerah maju
Kebijakan dan program pembangun an lebih banyak diarahkan pada peng gunaan
teknologi lebih moderen dan padat modal, seperti industri dan jasa
Daerah maju tapi tertekan
Kebijakan dan program pembangun an lebih banyak diarahkan pada pemecahan
masalah penyebab per tumbuhan daerah tertekan, misalnya penurunan harga komiditi
unggulan daerah pada pasar suatu negara, ke bijakan yang dapat dilakukan : mengalihkan
pemasaran komoditi ter sebut pada negara lain, atau menukar komoditi unggulan daerah
tersebut.

Daerah berkembang
Kebijakan dan program pembangunan lebih banyak diarahkan pada upaya mendorong
proses pertumbuhan ekonomi daerah dengan memanfaat kan potensi ekonomi daerah,
mendorong penanaman investasi, tenaga kerja terampil dari luar daerah sehingga daya saing
daerah meningkat.

Daerah terbelakang
Kebijakan dan program pembangun an lebih banyak diarahkan pada penyediaan
lapangan kerja melalui pemanfaatan teknologi padat karya. Misalnya, kegiatan ekonomi
diarahkan pada pertanian.

5. Model Gravitasi
Gravity Model adalah salah satu model yang banyak digunakan dalam perencanaan
wilayah.Model ini membantu perencana wilayah untuk memperkirakan daya tarik suatu lokasi
dibandingkan dengan lokasi lain di fasilitas itu dibangun pada lokasi tersebut atau sebaliknya mencari
lokasi lain yang lebih sesuai.
Model ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya arus lalu lintas pada ruas jalan
tertentu (berdasarkan daya tarik masing-masing permukiman), banyaknya pelanggan untuk suatu
komplek pasar (berdasarkan daya tarik masing-masing pasar), banyaknya murid sekolah untuk
masing-masing lokasi, banyaknya masyarakat yang berobat pada berbagai lokasi tempat berobat.
Model ini juga banyak dipakai dalam perencanaan transportasi untuk melihat besarnya arus lalu lintas
ke suatu lokasi sesuai dengan daya Tarik lokasi tersebut. Dengan demikian, dapat diperkirakan volume
arus lalu lintas dan lebar jalan yang perlu dibangun sesuai volume tersebut.

CARA MENGHITUNG :
Misal suatu wilayah terdiri atas beberapa subwilayah yang berada dalam suatu sistem yang
saling berhubungan.
Wilayah = Keseluruhan wilayah analisis
Sub wilayah = Bagian-bagian yang terdapat dalam wilayah tersebut
Sub wilayah diberi simbol subscipt : i, j, k, l, ..., n.
Total Penduduknya adalah P dan Jumlah penduduk di masing-masing sub wilayah adalah :
Pi, Pj, Pk, Pl, ..., Pn

 Total perjalanan (trip) yang dilakukan seluruh penduduk di wilayah tersebut (dari
berbagai tempat ke berbagai tujuan) adalah T.
Rumus dasar untuk menghitung banyaknya perjalanan (trip) antara P i dan Pj, yaitu trip yang
berasal dari daerah i dan memilih tujuan daerah j adalah.
KETERANGAN :
Tij = Banyaknya trip
dari sub wilayah i ke sub wilayah j
K = Bilangan Konstan/rata-rata
perjalanan per penduduk
Pi = Penduduk sub wilayah i
Pj = Penduduk sub wilayah j
P = Total penduduk di wilayah tersebut

 MANFAAT
Untuk melakukan penaksiran volume perdagangan, jumlah dan frekuensi perjalanan,
baik penumpang maupun barang antar daerah.
 Merupakan aplikasi dari hukum gravitasi Newton dalam ilmu fisika “dua massa yang
berdekatan akan saling tarik menarik dan daya tarik masing-masing massa adalah
sebanding dengan bobotnya”.
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Mustari, Mohamad. 2011. Karakter Refleksi Untuk Pendidikan Karakter. Yogyakarta: LaksBang
PRESSindo.

Ravianto J. 2014. Produktivitas dan pengukuran. Jakarta: Binaman Askara.

Sumber Lainnya

Slide PPT Bapak Drs. Sayuti, MT

PRIORITAS PEMBANGUNAN
TEKNIK PERENCANAAN REGIONAL

https://www.academia.edu/38495816/TEKNIK_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN_DAERAH.docx
diakses pada 20 April 2020 pukul 19:45 WIB.

https://www.slideshare.net/rulli_saputra1983/teknik-perencanaan-regional diakses pada 20 April


2020 pukul 20:03 WIB.

https://docplayer.info/58369836-Perencanaan-pembangunan-wilayah-model-gravitasi-by-tetty-
harahap-m-eng.html diakses pada 21 April 2020 pukul 09:02 WIB.

http://eprints.uny.ac.id/38573/2/BAB%20II%20.pdf diakses pada 21 April 2020 pukul 10:03 WIB.

Anda mungkin juga menyukai