Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA II

ACARA I & II

IDENTIFIKASI KUALITATIF
MONOSAKARIDA, DISAKARIDA DAN POLISAKARIDA

DISUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD KHAERUL ANAM


NIM : E1M017040
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
IDENTIFIKASI KUALITATIF
MONOSAKARIDA, DISAKARIDA DAN POLISAKARIDA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan praktikum : Identifikasi Monosakarida, Disakarida,
dan Polisakarida melalui reaksi dan
perubahan warnanya.
2. Hari / tanggal : Jumat, 6 & 13 Maret 2020
3. Tempat : Laboratorium Dasar Bersama, Lantai II,
Pendidikan Kimia, Universitas
Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat merupakan komponen dalam bahan pangan yang tersusun
oleh unsure Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Berdasarkan
strukturnya, karbohidrat dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu
karbohidrat dengan srtuktur yang sederhana seperti monosakarida dan
disakarida, sedangkan kelompok karbohidrat dengan struktur yang
kompleks yaitu pati, glikogen, selilosa dan hemiselulosa. Untuk
menunjukkan adanya karbohidrat dapat dilakukan uji atau analisis
karbohidrat dimana akan terbentuk reaksi-reaksi warna tertentu yang
dipengaruhi oleh produk hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat
dalam senyawa organic, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat
oksidasi dari gugud hidroksil. Beberapa analisis kualitatif yang sering
dilakukan adalah ujin Molisch, uji Salliwanof, uji Fenol, dan uji Iod
(Kusbandari, 2015 : 36).
Uji Molisch merupakan salah satu uji kualitatif pada karbohidrat. Uji
ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan karbohidrat pada
suatu bahan. Pada saat dilakukan uji Molisch, jika suatu bahan mengalami
reaksi positif dari uji molisch maka dikatakan bahan-bahan tersebut
mengandung karbohidrat. Uji positif yang dapat diamati pada uji Molisch
ini adalah dengan terbentuknya cicncin berwarna ungu dalam larutan.
Terbentuknya cincin ungu ini terjadi karena akibat adanya peristiwa
kondisi hidroksimetil furfural dengan α-naftol pada pereaksi Moliasch
(Yuliati, 2017 : 54).
Uji iodine bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan adanya
amilum pada bahan yang akan diuji. Hasil uji iodine akan memberikan
perubahan warna yang berbeda dan ditunjukkan oleh warna biru gelap. Hal
ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks oleh amilosa dengan
membentuk kumparan hrliks di sekeliling molekul iodine. Reaksi antara
amilum dan iodine (I2) akan membentuk kompleks I2-amilum yang
menyebabkan perubahan warna menjadi biru gelap. Uji benedict dilakukan
untuk mengidentifikasi gula pereduksi yang memiliki gugus aldehid atau
keton bebas. Uji ini didasarkan pada reduksi Cu2+ menjadi Cu+ olej gugus
aldehid atau keton bebas, uji positifnya ditandai dengan adanya endapan
merah bata dan terbentuk larutan berwarna hijau, merah, atau orange
(Sumardjo, 2010 : 23).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Corong kaca
b. Penjepit kayu
c. Pipet tetes
d. Rak tabung reaksi
e. Spatula
f. Stopwatch
g. Tabung reaksi
h. Timbangan analitik
i. Waterbath
2. Bahan
a. Kain kasa
b. Larutan amilum 2%
c. Larutan fruktosa 1%
d. Larutan glukosa 1%
e. Larutan sukrosa 1%
f. Larutan sampel (Pepaya)
g. Larutan α-naftol 10%
h. Larutan H2SO4 pekat
i. Reagen Benedict
j. Reagen Saliwanoff
k. Aquadest
l. Ampas tape ketan
D. LANGKAH KERJA
1. Analisis Kualitatif Monosakarida dan Disakarida
a. Uji Molisch
a. Alat-alat dan bahan yang akan digunakan dibersihkan terlebih
dahulu kemudian disiapkan
b. Pepaya dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mortal yang
nantinya akan dijadikan larutan sampel
c. Larutan sampel yang sudah dihaluskan kemudian di saring
menggunakan kain kasa
d. Larutan sampel yang sudah di saring kemudian diambil
sebanyak 2 ml dan larutan standar(sukrosa,fruktosa,glukosa)
2 ml masing-masing dimasukkan kedalam 4 tabung reaksi
yang berbeda-beda
e. 2 tetes larutan α-naftol 10% ditambahkan ke masing-masing
tabung reaksi dan campurkan
f. Larutan H2SO4 pekat sebanyak 2 ml ditambahkan kedalam
masing-masing tabung reaksi melalui dinding tabung reaksi
g. Amati kemudian catat perubahan yang terjadi
b. Uji Benedict
a. Larutan sampel sebanyak 2 ml dan larutan standar masing-
masing dimasukkan kedalam 4 tabung reaksi yang berbeda-
beda
b. Reagen Benedict sebanyak 5 ml ditambahkan ke masing-
masing tabung reaksi dan campurkan
c. Tabung reaksi yang telah berisi larutan campuran tersebut
dimasukkan kedalam waterbath kemudian dipanaskan selama
5 menit
d. Amati kemudian catat perubahan yang terjadi
c. Uji Saliwanoff
a. Larutan sampel sebanyak 2 ml dan larutan standar masing-
masing dimasukkan kedalam 4 tabung reaksi yang berbeda-
beda
b. Reagen Saliwanoff sebanyak 2 ml ditambahkan kedalam
masing-masing tabung reaksi dan campurkan
c. Tabung reaksi yang telah berisi larutan campuran tersebut
dimasukkan kedalam waterbath kemudian dipanaskan selama
5 menit
d. Amati kemudian catat perubahan yang terjadi
2. Identifikasi Kualitatif Polisakarida
a. Tes Iod
a. Alat-alat dan bahan yang akan digunakan dicuci terlebih
dahulu kemudian disiapkan
b. Siapkan ampas tape yang sudah dihaluskan
c. Siapkan tabung reaksi sebanyak 3 dan masing masing tabung
reaksi berturut turut dimasukan 1 ml larutan amilum 2%,
larutan sampel dan ampas tape ketan
d. Tambahkan beberapa tetes larutan HCl kedalam masing-
masing tabung reaksi
e. Larutan iodine sebanyak 2 tetes ditambahkan kedalam
masing-masing tabung reaksi
f. Amati kemudian catat perubahan yang terjadi
b. Test Benedict
a. 2 ml larutan sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi
kemudian 5 ml Reagen Benedict ditambahkan kedalamnya
lalu dicampurkan
b. Tabung reaksi yang telah berisi larutan campuran tersebut
kemudian dimasukkan kedalam waterbath selama 5 menit
c. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
a. Acara I
➢ Hasil Uji Molisch
No. SAMPEL PERLAKUAN HASIL
Larutan Ditambahkan 2 tetes α- Bening dan Cincin
1. glukosa 1% naftol dan 1 ml asam sulfat berwarna ungu
pekat (positif)
Larutan Ditambahkan 2 tetes α- Bening dan Cincin
2. fruktosa 1% naftol dan 1 ml asam sulfat berwarna ungu
pekat (positif)
Larutan Ditambahkan 2 tetes α- Bening dan Cincin
3. sukrosa 1% naftol dan 1 ml asam sulfat Warna berwarna
pekat ungu (positif)
Larutan Ditambahkan 2 tetes α- Kuning dan Cincin
4. sampel naftol dan 1 ml asam sulfat berwarna ungu
pepaya pekat (positif)

➢ Tabel Uji Benedict


No. SAMPEL PERLAKUAN HASIL
Larutan glukosa Ditambahkan 5 ml reagen Warna hijau
1.
1% benedict dan dipanaskan (positif)
Larutan fruktosa Ditambahkan 5 ml reagen Warna biru
2.
1% benedict dan dipanaskan (negatif)
Larutan sukrosa Ditambahkan 5 ml reagen Warna merah
3.
1% benedict dan dipanaskan (positif)
Larutan sampel Ditambahkan 5 ml reagen Warna kuning
4.
pepaya benedict dan dipanaskan (positif)

➢ Uji Saliwanoff
No. SAMPEL PERLAKUAN HASIL
Larutan glukosa Ditambahkan 2 ml reagen Warna tetap
1.
1% Saliwanoff dan dipanaskan bening (negatif)
Larutan fruktosa Ditambahkan 2 ml reagen Warna orange
2.
1% Saliwanoff dan dipanaskan (positif)
Larutan sukrosa Ditambahkan 2 ml reagen Warna orange
3.
1% Saliwanoff dan dipanaskan (positif)
Larutan sampel Ditambahkan 2 ml reagen Warna orange
4.
pepaya Saliwanoff dan dipanaskan (positif)

b. Acara II
➢ Uji Iod
No. SAMPEL PERLAKUAN HASIL
Larutan amilum Ditambahkan Warna ungu
1. 2% beberapa tetes HCl (positif)
dan 2 tetes iodin
Larutan sampel Ditambahkan Warna orange
2. pepaya beberapa tetes HCl bening (negatif)
dan 2 tetes iodin
Ampas tape Ditambahkan Warna ungu
3. beberapa tetes HCl (positif)
dan 2 tetes iodin
➢ Uji Benedict
No. SAMPEL PERLAKUAN HASIL
Larutan sampel Ditambahkan 5 ml Warna kuning
1. pepaya reagen benedict dan (positif)
dipanaskan

2. Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk identifikasi Monosakarida,
Disakarida, dan Polisakarida melalui reaksi terhdap perubahan
warnanya. Berdasarkan struturnya karbohidrat dibedakan menjadi
beberapa kelompok yaitu karbohidrat dengan struktur yang sederhana
seperti monosakarida dan disakarida, sedangkan karbohidrat dengan
struktur yang kompleks yaitu pati, glikogen, selilosa, dan hemiselulosa.
Untuk menunjukkan adanya karbohidrat dapat dilakukan uji atau
analisis karbohidrat dimana akan terbentuk reaksi-reaksi warna tertentu
yang dipengaruhi oleh produk-produk hasil penguraian gula dalam
asam-asam kuat dengan berbagai senyawa organic, sifat mereduksi dari
gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugus hidroksil. Beberapa
analisis kualitatif karbohidrat yang sering dilakukan adalah uji
Molisch, uji Salliwanof, uji Benedict , dan uji iod.Pada praktikum kali
ini dalam identifikasi monosakarida dan disakarida dilakukan tiga uji
kualitatif yaitu uji Molisch, uji Benedict, dan uji Salliwanof.
Uji Molisch adalah uji kualitatif molekul karbohidrat yang bertujuan
untuk mengidentifikasi adanya molekul karbohidrat dalam suatu
sampel,yang dimana dalam uji ini sampel yang digunakan kelompok
kami adalah pepaya. Prinsip uji ini adalah gula reduksi pada
karbohidrat dioksida oleh ion Cu2+ dalam larutan membentuk larutan
karboksilat, berupa furfural dan terbentuk warna ungu antara dua
lapisan dalam larutan, karena adanya kondensasi furfural dengan α-
naftanol. Uji ini untuk mengetahui karbohidrat, dan biasanya
digunakan dalam pendahuluan dalam identifikasi karbohidrat, terutama
monisakarida dan disakarida dan molekul besar lainnya. Pada
percobaan ini digunakan larutan standar yakni larutan sukrosa 1%,
larutan glukosa 1%, dan larutan fruktosa 1%. Sedangkan untuk larutan
sampel yang digunakan adalah buah papaya. Pada uji ini, setiap larutan
yakni larutan standard dan larutan sampel sebanyak 2 ml di reaksikan
dengan reagen molisch yang disini digunkan yaitu α-naftol 10%
sebanyak 2 ml kemudian ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat secara
perlahan pada dinding tabung reaksi . Penambahan dengan cara ini
dimaksudkan agar asam sulfat pekat tersebut tidak bereaksi dengan
larutan yang didalam tabung reaksi. Adanya asam sulfat pekat ini
fungsinya untuk menghidrolisis ikatan pada disakarida untuk
menghasilkan furfural. Dalam percobaan yang dilakukan, hasil yang
didapatkan sesuai dengan teori, yaitu seluruh sampel baik larutan
standar maupun larutan sampel mengalami reaksi positif yang
ditandakan dengan cincin ungu yang dimana menandakan bahwa
seluruh sampel merupakan atau mengandung karbohidrat.
Uji Benedict, yang bertujuan untuk mengidentifikasi karbohidrat
yang tergolong sebagai gula pereduksi. Prinsipnya adalah gugus
aldehid atau keton bebas pada gula pereduksi yang terdapat dalam
sampel akan mereduksi Cu2+ menjadi ion Cu+ dan akan mengendap
membentuk Cu2O. Reaksi positif dari uji ini adalah terbentuknya
endapan yang disertai dengan perubahan warna pada larutan menjadi
hijau, kuning, dan merah bata. Kadar gula pereduksi dalam sampel
dapat diketahui dengan mengamati warna yang dihasilkan. Semakin
merah warna yang dihasilkan maka semakin tinggi kadar gula perduksi
yang terdapat dalam sampel. Dalam percobaan ini yaitu langkahnya
sama seperti uji yang pertama yang membedakan hanyalah reagen dan
dilakukan pemanasan tidak menggunakan asam sulfat pekat. Reagen
yang digunakan yaitu reagen benedict sebanyak 5 ml. Pada proses
pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat reaksi dari gula pereaksi
dengan larutan benedict. Berdasarkan hasil percobaan untuk uji
benedict yang menghasilkan reaksi positif yaitu sukrosa,papaya,dan
glukosa, hanya fruktosa yang hasil reaksinya negative yakni
menunjukkan perubahan warna menjadi warna biru yang artinya tidak
sama sekali mengandung sakarida yang merupakan gula preduksi.
Akan tetapi berdasarkan teori yang menghasilkan uji negative adalah
sukrosa. Hal ini disebabkan karna kurang teliti dalam melaksanakan
praktikum.
Uji yang terakhir yaitu uji Salliwanof. Uji ini bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya gugus ketosa dengan sampel. Prinsip uji ini
adalah sampel yang mengandung ketosa akan terhidrasi lebih cepat
dibandingkan dengan sampel yang mengandung gugus aldosa.
Langkah dari uji salliwanof ini sama dengan uji benedict yang
membedakan hanya menggunakan reagen salliwanof sebanyak 2 ml.
Uji positif dari salliwanof adalah perubahan warne menjadi warne
merah bata. Warna merah ini ditimbulkan oleh reaksi antara
hidroksimetil fural yang berasal dari perubahan heksosa oleh HCl
dengan resorsinol. Percobaan ini menghasilkan uji positf pada sampel
sukrosa, papaya, dan fruktosa sedangkan untuk glukosa yaitu
menghasilkan tes negative karena warnanya bening. Uji yang
mengandung positif dikarenakan adanya mengandung gugus ketosa.
Perubahan warna tersebut setelah dilakukan pemanasan. Pemanasan
ini bertujuan untuk mempercepat reaksi antara sampel yang diuji
dengan salliwanof.
Untuk percobaan selanjutnya yaitu analisis kualitatif polisakarida
yang bertujuan mengidentifikasi polisakarida melalui reaksi dan
perubahannya. Dalam percobaan ini dilakukan dua uji yaitu uji iod dan
uji benedict.
Uji iod merupakan uji kualitatif yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya kandungan amilum atau pati dalam suatu
sampel. Peinsip dari uji ini yaitu terjadinya kondensasi dengan
karbohidrat sehingga menghasilkan warna yang khas. Reaksi amilum
dengan iodine akan menghasilkan warna biru, sedangkan reaksi iodine
dengan amilopektin akan menghasilkan warna merah-ungu dan untu
reaksi iodine dengan glikogen akan menghasilkan merah-coklat. Uji
positif pada percobaan ini yaitu pada sampel ketan dan ampas tape
yakni menghasilkan warna ungu yang menandakan mengandung
amilopektin. Sedangkan pada sampel papaya menghasilkan uji
negative karena menghasikan perubahan warna menjadi orange bening
yang menandakan tidak mengandung amilum atau pati, yang
seharusnya ketika menghasilkan reaksi positif yaitu ketika larutan iod
direaksikan sampel terjadi karena adanya pembentukan kompleks
transfer muatan antar molekul.. Transfer muatan pati dan iod megubah
jarak antara tingkat energi atau orbital dan menghasilkan cahaya
penyerap pati-iodida pada panjang gelombang yang berbeda dan
menghasilkan warna biru. Selain itu pembentukan warna kompleks
biru terjadi karena adanya kandungan amilosa dalam pati. Pati
mengandung polimer glukosa yaitu amilosa yang berantai lurus dan
amilopektin yang bercabang. Saat pati direaksikan dengan iodine
amilosa dalam pati akan membentuk kumparan heliks di sekeliling
molekul iodine sehingga terbentuk molekul kompleks warna biru.
Apabila polimer amilosa terputus menjadi lebih pendek maka akan
terjadi perubahan ikatan kompleks dengan iodine sehingga warna
menjadi lebih muda, merah atau coklat.
Uji benedict merupakan uji kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui adanya gula pereduksi yang mengandung gugus ketosa dan
aldosa. Prinsip uji ini adalah merduksinya ion Cu2+ menjadi Cu+ oleh
gugus aldehid dan keton bebas dan hasil positif yang ditunjukkan yaitu
warna merah, kuning atau orange. Pada kondisi atau suasana alkalis
akan terjadi reduksi terhadap Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid
atau keton bebas yang bebas dari gula atau yang biasa disebut gula
pereduksi. Pada uji benedict ini hanya sampel papaya yang diuji karena
sebelumnya di uji iod mengalami uji negative. Ketika sampel papaya di
reaksikan dengan reagen benedict terjadi perubahan warna menjadi
kuning.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan praktikum, hasil pengamatan, dan pembahasan
dapat disimpilkan bahwa untuk percobaan pertama tentang analisis
kualitatif monosakarida dan disakarida terdapat 3 uji yaitu uji molisch,
uji benedict, dan uji salliwanof. Pada uji molisch semua sampel yaitu
sukrosa, fruktosa, glukosa dan papaya menghasilkan uji positif yaitu
ditandakan dengan adanya cincin ungu. Pada uji benedict yang
menghasilkan uji positif yaitu papaya,sukrosa, dan fruktosa sedangkan
yang uji negative yaitu fruktosa. Reaksi positifnys ditandai dengan
perubahan warna menjadi larutan merah bata, kuning, hijau, merah.
Pada uji salliwanof yang menghasilkan uji positif yaitu pada sukrosa,
fruktosa dan papaya dikarenakan mengandung gugus ketosa debgab
menghasilkan perubahan warna menjadi merah bata atau orange. Untuk
percobaan yang kedua yaitu analisis kualitatif polisakarida yang yang
dilakukan dengan dua uji yaitu uji iod dan uji benedict. Pada masing-
masing uji memiliki spesifikasi uji jenis karbohidrat yang berbeda.
Pada uji iod yang menghasilkan uji positif yaitu pada sampel ketan dan
ampas tape yang dimana uji positifnya yaitu prubahan warna menjadi
ungu yang menandakan mengandung amilopektin yang merupakan
cabang dari glukosa, sedangkan uji negative terjadi pada sampel
papaya yang warnanya orange bening. Pada uji benedict yang di uji
ialah sampel papaya karna di uji iod menghasilkan uji negative. Uji
positif pada uji benedict yaitu menghasilkan gula pereduksi endapan
merah bata, hijau, kuning dsn orange. Hasil uji dari sampel papaya
yaitu positif karna perubahan warna menjadi kuning yang menandakan
adanya gula pereduksi.
G. DAFTAR PUSTAKA
Kusbandari, Aprilia. 2015. “ANALISIS KUALITATIF
KANDUNGAN SAKARIDA DALAM TEPUNG DAN
PATI UMBI GANYONG (Canna eludis ker.)”.
Pharmadiana. Vol 5 (1) : 35-42.
Sumardjo, D. 2009. Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Yuliati, Yohana, Ninis., Kurniawati., Evi. 2017. “ANALISIS KADAR
VITAMIN C DAN FRUKTOSA PADA BUAH MANGGA
(Mangifera indica L.) VARIETAS PODANG URANG DAN
PODANG LUMUT METODE SPEKTOFOTOMETRI UV-
VIS”. Jurnal Wiyata. Vol 4(1) : 49-57.

(LAMPIRAN)
a. Analisis kualitatif monosakarida dan disakarida

Gambar 1. Hasil percobaan uji molisch

Gambar 2. Hasil percobaan uji benedict

Gambar 3. Hasil percobaan uji saliwanoff

b. Identifikasi kualitatif polisakarida


Gambar 4. Hasil percobaan uji iod

Gambar 5. Hasil percobaan uji benedict

Anda mungkin juga menyukai