Anda di halaman 1dari 22

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

EVALUASI PEMBELAJARAN

INSTRUMEN TES (TES OBJEKTIF DAN TES URAIAN)

NAMA : HELITA SEFITRI DECHAYANTARI

NIM : E1M017025

KELAS : A / V PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
DIMENSI PENGETAHUAN DARI TAKSONOMI BLOOM

Berdasarkan hasil riset-riset sains kognitif tentang perkembangan


keahlian, cara pikir ahli dan pemecahan masalah, pengetahuan adalah sebuah
domain yang spesifik dan kontekstual. Pengetahuan merefleksikan spesifikasi
domain, peran pengalaman dan konteks sosial dalam mengkonstruksi dan
mengembangkan pengetahuan. Dalam dimensi pengetahuan terdapat empat jenis
pengetahuan. Empat jenis pengetahuan yang akan dijelaskan dapat membantu
para pendidik memutuskan apa yang akan diajarkan. Klasifikasi jenis-jenis
pengetahuan dirancang untuk spesifikasi yang menengah, yaitu tujuan pendidikan.
Tingkat spesifikasi atau generalitas memungkinkan empat jenis pengetahuan
tersebut diterapkan untuk semua tingkat kelas dan mata pelajaran. Empat
pengetahuan tersebut antara lain:

1. Pengetahuan faktual
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang harus
diketahui siswa ketika akan mempelajari disiplin ilmu atau menyelesaikan
masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Dalam pengetahuan faktual terdiri dari
dua jenis, yaitu:
a. Pengetahuan tentang terminologi
Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan tentang label dan simbol
verbal dan nonverbal (misalnya: kata, angka, tanda dan gambar).
b. Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik
Pengetahuan ini merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi,
orang, tanggal, sumber informasi dan semacamnya. Pengetahuan ini
meliputi informasi yang mendetail dan spesifik.
2. Pengetahuan konseptual
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori,
klasifikasi dan hubungan antar dua atau lebih kategori atau klasifikasi
pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata. Pengetahuan konseptual
meliputi skema, model mental, atau teori yang implisit atau eksplisit dalam
beragam model psikologi kognitif. Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga
jenis, yaitu:
a. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
Pengetahuan ini meliputi kategori, kelas, divisi dan susunan yang
spesifik dalam disiplin-disiplin ilmu. Perlunya klasifikasi dan kategori
dapat digunakan untuk menstrukturkan dan mensistematisasikan
fenomena pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori lebih umum dan
sering lebih abstrak daripada pengetahuan tentang terminologi dan fakta-
fakta yang spesifik.
b. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
Prinsip dan generalisasi dibentuk oleh klasifikasi dan kategori.
Umumnya merupakan bagian yang dominan dalam sebuah disiplin ilmu
dan digunakan untuk mengkaji fenomena atau menyelesaikan masalah-
masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi mencakup pengetahuan tentang abstraksi-abstraksi tertentu
yang meringkas hasil-hasil pengamatan terhadap suatu fenomena.
c. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
Pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi sarta antara keduanya yang menghadirkan pandangan yang
jelas, utuh dan sistemik tentang sebuah fenomena, masalah, atau materi
kajian yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
mencakup pengatahuan tentang berbagi paradigma, epistemologi, teori
dan model yang digunakan dalam disipin-disiplin ilmu untuk
mendeskripsikan, memahami, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
3. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan prosedural meliputi bagaimana melakukan sesuatu,
mempraktikkan metode-metode penelitian, dan kriteria kriteria untuk
menggunakan ketrampilan, algoritma, teknik dan metode. Pengetahuan
prosedural bergulat dengan pertanyaan “bagaimana”, dengan kata lain
pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang beragam proses.
Pada pengetahuan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a. Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritme.
b. Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
Pengetahuan ini mencakup pengetahuan yang umumnya
merupakan hasil konsensus, kesepakatan atau ketentuan dalam disiplin
ilmu, bukan hasil pengamatan atau eksperimen atau penemuan
langsung. Pada umumnya pengetahuan ini menunjukkan bagimana para
ilmuan dalam bidang mereka berpikir dan menyelesaikan masalah-
masalah, bukan hasil penyelesaian masalah atau pemikiran.
c. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus
menggunakan prosedur yang tepat.
TABEL KATA KERJA OPERASIONAL

Menurut teori taksonomi bloom olahan Anderson, pengetahuan diperoleh


melalui tingkatan-tingkatan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3),
menganalisa (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta/membuat (C6).

1. Mengingat (C1) adalah kemampuan untuk mengenali dan mengingat


peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip
dasar dan informasi yang telah diterima sebelumnya.
2. Memahami (C2) adalah kemampuan untuk memahami makna, menjelaskan
dan menyatakan kembali gagasan.
3. Menerapkan (C3) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang sudah
dipelajari dalam situasi baru.
4. Menganalisa (C4) adalah kemempuan untuk memisahkan materi komponen-
komponen dan menunjukkan hubungan antara bagian-bagian tersebut.
5. Mengevaluasi (C5) adalah kemampuan menilai nilai material terhadapa
kriteria yang ada.
6. Mencipta/Membuat (C6) adalah kemampuan mengumpulkan gagasan
terpisah untuk membentuk keseluruhan baru dan membengun hubungan baru.

Tabel 1. Kata kerja operasional (taksonomi bloom) untuk ranah kognitif


(pengetahuan)

Mengingat Memahami Mengaplikasikan


(C1) (C2) (C3)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan
Menjelaskan Menceritakan Menentukan
Menggambar Mengkatagorikan Menerapkan
Membilang Mencirikan Mengkalkukasi
Mengidentifikasi Merinci Memodifikasi
Mendaftar Mengasosiasikan Menghitung
Menunjukka Membandingkan Membangun
Memberi label Menghitung Mencegah
Memberi indeks Mengkontraskan Menentukan
Memasangkan Menjalin Menggambarkan
Membaca Mendiskusikan Menggunakan
Menamai Mencontohkan Menilai
Menandai Mengemukakan Melatih
Menghafal Mempolakan Menggali
Meniru Memperluas Mengemukakan
Mencatat Menyimpulkan Mengadaptasi
Mengulang Meramalkan Menyelidiki
Mereproduksi Merangkum Mempersoalkan
Meninjau Menjabarkan Mengkonsepkan
Memilih Menggali Melaksanakan
Mentabulasi Mengubah Memproduksi
Memberi Kode Mempertahankan Memproses
Menulis Mengartikan Mengaitkan
Menyatakan Menerangkan Menyusun
Menelusuri Menafsirkan Memecahkan
Memprediksi Melakukan
Melaporkan Mensimulasikan
Membedakan Mentabulasi
Memproses
Membiasakan
Mengklasifikasi
Menyesuaikan
Mengoperasikan
Meramalkan
Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/Membuat
(C4) (C5) (C6)
Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Mengatur Menyimpulkan Mengabstraksi
Menganimasi Menilai Mengatur
Mengumpulkan Mengarahkan Menganimasi
Memecahkan Memprediksi Mengkatagorikan
Menegaskan Memperjelas Membangun
Menganalisis Menugaskan Mengkreasikan
Menyeleksi Menafsirkan Mengoreksi
Merinci Mempertahankan Merencanakan
Menominasikan Memerinci Memadukan
Mendiagramkan Mengukur Mendikte
Mengkorelasikan Merangkum Membentuk
Menguji Membuktikan Meningkatkan
Mencerahkan Memvalidasi Menanggulangi
Membagankan Mengetes Menggeneralisasi
Menyimpulkan Mendukung Menggabungkan
Menjelajah Memilih Merancang
Memaksimalkan Memproyeksikan Membatas
Memerintahkan Mengkritik Mereparsi
Mengaitkan Mengarahkan Membuat
Mentransfer Memutuskan Menyiap
Melatih Memisahkan Memproduksi
Mengedit menimbang Memperjelas
Menemukan Merangkum
Menyeleksi Merekonstruksi
Mengoreksi Mengarang
Mendeteksi Menyusun
Menelaah Mengkode
Mengukur Mengkombinasikan
Membangunkan Memfasilitasi
Merasionalkan Mengkonstruksi
Mendiagnosis Merumuskan
Memfokuskan Menghubungkan
Memadukan Menciptakan
Menampilkan
Materi Pembelajaran : Termokimia

Kompetensi Dasar :

.5 Memahami berbagai jenis entalpi reaksi (entalpi pembentukan, entalpi


pembakaran dan lain-lain), hukum Hess dan konsep energi ikatan.

Indikator :

.5.1 Menjelaskan jenis-jenis perubahan entalpi.


.5.2 Menghitung ∆H reaksi dengan kalorimeter.
.5.3 Menghitung ∆H reaksi berdasarkan data entalpi pembentukan standar
(∆H˚f).
.5.4 Menghitung ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess.
.5.5 Menghitung ∆H reaksi berdasarkan energi ikatan.

Instrumen Penilaian :

A. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Perubahan entalpi reaksi (∆H) dapat ditentukan dengan berbagai cara,
kecuali ....
a. Kalorimeter
b. Berdasarkan entalpi pembentukan standar
c. Berdasarkan konsentrasi
d. Hukum Hess
e. Energi ikatan

Jawaban : c

Perubahan entalpi reaksi (∆H) dapat ditentukan dengan cara:

- Kalorimeter
- Berdasarkan entalpi pembentukan standar
- Hukum Hess
- Energi ikatan
Sehingga jawaban yang tidak termasuk dalam penentuan perubahan
entalpi reaksi (∆H) adalah berdasarkan konsentrasi (c).
Jenjang : Pengetahuan faktual (C1)
2. Pembakaran 1 mol gas etana membentuk carbon dioksida dan uap air
menghasilkan 142 kJ. Persamaan reaksi dari pernyataan tersebut
adalah....
a. 2C2H6 (g) + 7O2 (g) → 4CO2 (g) + 6H2O (g) ∆H = + 248 kJ
b. CO2 (g) + H2O (g ) → C2H6 (g) + O2 (g) ∆H = + 248 kJ
c. 4CO2 (g) + 6H2O (g) → 2C2H6 (g) + 7O2 (g) ∆H = - 248 kJ
d. 2C2H6 (g) + 7O2 (g) → 4CO2 (g) + H2O (g) ∆H = - 248 kJ
e. 2C2H6 (g) + 7O2 (g) → 4CO2 (g) + 6H2O (g) ∆H = - 248 kJ

Jawaban : e

Persamaan reaksi dari pernyataan :

C2H6 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g) ∆H = - 248 kJ

Persamaan reaksi yang setara adalah :

2C2H6 (g) + 7O2 (g) → 4CO2 (g) + 6H2O (g) ∆H = - 248 kJ

Jenjang : Pengetahuan prosedural (C4)


3. Perubahan entalpi dari reaksi manakah yang berikut ini dapat disebut

dengan perubahan entalpi pembentukan ΔHf° Na2SO4 kristal….

Jawaban : d
Perubahan entalpi pembentukan standar merupakan perubahan entalpi
yang terjadi pada pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsurnya
yang paling stabil pada keadaan stabil, pada 25°C dan tekanan 1 atm.
Perubahan entalpi pembentukan standar suatu zat ditentukan dengan
menggunakan rumus:
ΔHfo reaksi = ∑ ΔHf° hasil – ∑ΔHf° pereaksi
Reaksi pembentukan ΔHf° Na2SO4

Jenjang : Pengetahuan konseptual (C2)

4. Dalam calorimeter terdapat zat yang bereaksi secara eksotermik dan


ternyata 0,5 kg air yang mengelilinginya sebagai pelarut mengalami
kenaikan temperature sebesar 3° Kalor jenis air = 4,2 J/gram K. Kalor
reaksi zat yang dilepaskan oleh reaksi itu adalah..
a. 577,6 kJ    d. 5796 kJ
b. 578,6 kJ    e. 57,96 kJ
c. 579,6 kJ
Jawaban : c
ΔT     = 3°C
= 3 + 273 K
= 276 K
Q = m.c. ΔT
= 500 gram x 4,2 J/gram K x 276 K
= 579.600 J
= 579, 6 kJ
Jadi, kalor reaksi zal yang dilepaskan oleh reaksi adalah 579, 6 kJ.
Jenjang : Pengetahuan konseptual (C2)
5. Perhatikan diagram energi berikut!

Berdasarkan grafik tersebut, harga entalpi pembentukan standar SO3


adalah ....
a. – 761 kJ d. + 761 kJ
b. - 380,5 kJ e. + 380,5 kJ
c. – 88 kJ

Jawaban : b

∆H2 = ∆H1 + ∆H3

= - 336,5 kJ + (- 424,5 kJ)

= - 761 kJ (untuk pembentukan 2 mol SO3)


Jadi, ∆H pembentukan standar SO3 (untuk 1 mol) adalah -761 kJ:2=-
380,5 kJ.

Jenjang : Pengetahuan konseptual (C2)


6. Diketahui reaksi dan harga perubahan entalpinya sebagai berikut.
1
i. F2 (g) + O (g) → F2O (g) ∆Hf = +120,5 kJ
2 2
ii. F2 (g) → 2F (g) ∆H = +92,5 kJ
iii. O2 (g) → 2O (g) ∆H = +249 kJ

Besar energi rata-rata F-O adalah ....

a. 48,25 kJ d. 168,75 kJ
b. 96,50 kJ e. 231 kJ
c. 110,5 kJ

Jawaban: a

Ikatan F-O diperoleh dari pemutusan ikatan F2O.

F2O (g) → 2F (g) + O (g)

Untuk mendapatkan reaksi tersebut maka reaksi i harus dibalik, reaksi ii


tetap dan reaksi iii dibagi dua.penggabungan ketiga reaksi, yaitu:

1
i. F2O (g) → F2 (g) + O (g) ∆Hf = - 120,5 kJ
2 2
ii. F2 (g) → 2F (g) ∆H = + 92,5 kJ
1
iii. O (g) → O (g) ∆H = + 124,5 kJ +
2 2
F2O (g) → 2F (g) + O (g) ∆H = + 96,5 kJ
∆HR = ∑energi ikatan yang diputuskan - ∑energi ikatan yang dibentuk
96,5 = [2(F-O)] – [0-0]
96,5 = 2(F-O)
F-O = 48,25 kJ
Jadi, energi rata-rata ikatan F-O sebesar 48,25 kJ.
Jenjang : Pengetahuan konseptual (C2)
7. Diketahui energi ikatan:
C = C = 612 kJ mol-1
C – H = 414 kJ mol-1
O = O = 498 kJ mol-1
O – H = 463 kJ mol-1
Jika kalor pembakaran C2H4 = -1.250 kJ mol-1, energi ikatan C = O
adalah ....
a. 499 kJ d. 941 kJ
b. 790 kJ e. 950 kJ
c. 799 kJ

Jawaban : b

Reaksi pembakaran C2H4:

C2H4 (g) + 3O2 (g) → 2 CO2 (g) + 2H2O (l)

H – CH = CH – H + 3O = O → 2O = C = O + 2H – O – H

∆H˚ = ∑energi ikatan pereaksi - ∑energi ikatan produk

-1.250 = {(4 (C – H) + (C = C) + (3 (O = O))} – {(2(2(C = O)) +


(2(2(O – H))}

-1.250 ={4(414) + (612) + (3(498))} – (4(C = O) + (4(463))}

-1.250 = 3.762 - (4(C = O) + 1.852)

(4(C = O) = 1.910 + 1.250

(4(C = O) = 3.160

C=O = 790 kJ mol-1

Jadi, ikatan rata-rata C = O adalah 790 kJ mol-1.

Jenjang : Pengetahuan konseptual (C5)


8. Persamaan termokimia untuk ∆Hf˚ C2H5OH = -675,5 kJ adalah....
a. C2H5OH (aq) + 3O2 → 2CO2 (g) + 3H2O (l) ∆H = -675,5 kJ
b. 4C (s) + 6H2 (g) + O2 (g) → 2 C2H5OH (aq) ∆H = -675,5 kJ
1
c. 2C (s) + 3H2 (g) + O2 (g) → C2H5OH (aq) ∆H = -675,5 kJ
2
1
d. C2H5OH (aq) → 2C (s) + 3H2 (g) + O2 (g) ∆H = +675,5 kJ
2
e. 2 C2H5OH (aq) → 4C (s) + 6H2 (g) + O2 (g) ∆H = +675,5 kJ

Jawaban : c

Perubahan entalpi pembentukan standar (∆Hf˚) adalah perubahan entalpi


yang berkaitan dengan reaksi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-
unsurnya. ∆Hf˚ C2H5OH = -675,5 kJ dinyatakan dengan persamaan
reaksi:

1
2C (s) + 3H2 (g) + O (g) → C2H5OH (aq) ∆H = -675,5 kJ (opsi c).
2 2
Sementara itu, opsi a merupakan entalpi pembakaran C 2H5OH (∆Hc˚
C2H5OH) karena direaksikan dengan oksigen (O2) dan menghasilkan
CO2 dan H2O. Opsi b merupakan perubahan entalpi pembentukan 2 mol
C2H5OH. Opsi d merupakan perubahan entalpi penguraian standar
C2H5OH (∆Hd˚ C2H5OH). Adapun opsi e merupakan perubahan entalpi
penguraian 2 mol C2H5OH.

Jenjang : Pengetahuan prosedural (C4)


9. Perhatikan diagram tingkat energi berikut!
1
Berdasarkan diagram tersebut, ∆H untuk reaksi C (s) + O (g)→ CO
2 2
(g) sebesar....
a. – 491,8 kJ/mol d. + 295,2 kJ/mol
b. – 295,2 kJ/mol e. + 491,8 kJ/mol
c. – 98,45 kJ/mol

Jawaban : b

Dari diagram reaksi tersebut diperoleh dua reaksi, yaitu:

i. C (s) + O2 (g)→ CO2 (g) ∆H = - 393,5 kJ


1
ii. CO (g) + O (g)→ CO2 (g) ∆H = - 98,3 kJ
2 2

1
Reaksi C (s) + O (g)→ CO (g) diperoleh menggunakan hukum
2 2
Hess. Reaksi i tetap dan reaksi ii dibalik. Penggabungan dua reaksi
tersebut sebagai berikut.

i. C (s) + O2 (g)→ CO2 (g) ∆H = - 393,5 kJ


1
ii. CO2 (g) → CO (g) + O (g) ∆H = + 98,3 kJ +
2 2

1
C (s) + O (g) → CO (g) ∆H = - 295,2 kJ
2 2

1
Jadi, ∆H untuk reaksi C (s) + O (g)→ CO (g) adalah - 295,2
2 2
kJ/mol.

Jenjang : Pengetahuan konseptual (C2)


10. Perhatikan persamaan termokimia berikut!
3
2Al (s) + O (g) → Al2O3 (s) ∆H = - 349 kJ
2 2
Grafik yang menunjukkan proses reaksi tersebut adalah...
a. d.

b. e.

c.

Jawaban : a

3
Reaksi: 2Al (s) + O (g) → Al2O3 (s) ∆H = - 349 kJ
2 2
Al2O3 merupakan hasil reaksi sehingga arah panah menuju ke Al 2O3.
Perubahan entalpi pembentukan (∆Hf˚) berharga negatif sehingga arah
panah ke bawah (dibawah 0). Jadi, grafik yang menunjukkan hasil
pembentukan Al2O3 adalah opsi a.
Jenjang : Pengetahuan prosedural (C5)
B. Benar Salah
1. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi sehingga terjadi pertukaran
energi dan materi antara sistem dengan lingkungan.
( benar atau salah)
Jawaban : salah
Jawaban salah karena kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi sehingga
tidak terjadi pertukaran energi dan materi antara sistem dengan
lingkungan.
Jenjang : Pengetahuan faktual (C4)
2. Berdasarkan hukum Hess kalor reaksi yang diserap tidak bergantung
pada jalannya reaksi, tetapi bargantung pada kondisi zat-zat yang
bereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
( benar atau salah)
Jawaban : benar
Berdasarkan hukum Hess kalor reaksi yang diserap tidak bergantung
pada jalannya reaksi, tetapi bargantung pada kondisi zat-zat yang
bereaksi (pereksi) dan zat-zat hasil reaksi (produk).
Jenjang : Pengetahuan faktual (C4)
3. Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom lain dalam
molekulnya, energi ikatan dibedakan menjadi tiga, yaitu energi atomisasi,
energi disosiasi ikatan dan energi ikatan rata-rata.
( benar atau salah)
Jawaban : benar
Jenjang : Pengetahuan konseptual (C3)
4. Perhatikan diagram entalpi berikut!

Besarnya entalpi reaksi 2H2O (l) → 2 H2O (g) adalah - 90 kJ.


( benar atau salah)
Jawaban : salah
Reaksi 2H2O (l) → 2 H2O (g) merupakan reaksi penguapan air
(cair→gas)
Berdasarkan grafik tersebut, perubahan entalpinya sebagai berikut.
∆H = - 245 – (- 290)
= + 45 kJ (untuk penguapan 1 mol H2O)
Jadi, untuk penguapan 2 mol H2O di perlukan kalor sebesar 2 x 45kJ =
+90 kJ.
Jenjang : Pengetahuan konseptual (C6)
5. Diketahui energi ikatan rata-rata sebagai berikut.
H – H = 431 kJ
C – C = 343 kJ
C = C = 607 kJ
C – H = 413 kJ
H – Br = 364 kJ
C – Br = 276 kJ
perubahan entalpi adisi 10,5 gram propena dengan asam bromida
menurut persamaan reaksi:
CH3 – C = CH3 + H – Br → CH3 – CHBr – CH3 sebesar – 15,25 Kj.
( benar atau salah)
Jawaban : belum
Energi ikatan yang diputuskan:
6C–H
C–C
C = C = 607 kJ
H – Br = 364 kJ +
= 971 kJ
Energi ikatan yang dibentuk:
7 C – H = 1 x 413 kJ
2 C – C = 1 x 343 kJ
C – Br = 276 kJ +
= 1.032 kJ
∆HR = ∑ energi ikatan yang diputuskan - ∑ energi ikatan yang dibentuk
= 971 – 1.032
= - 61 kJ (untuk 1 mol)
∆H adisi untuk 10,5 gram propena dengan dengan asam bromida:
massa C3 H 6 10,5
Mol propena: = = - 0,25 mol
Mr C 3 H 6 42
∆H = 0,25 mol x – 61 kJ = 15,25 kJ
Jadi, perubahan entalpi reaksinya sebesar - 15,25 kJ.
Jenjang : Pengetahuan prosedural (C6)

C. Uraian
Tes Uraian Terbuka
1. Sebutkan dan jelaskan tahap penentuan besarnya kalor reaksi (∆H)
menurut Henry Hess?
Jawaban :
Tahap penentuan besarnya kalor reaksi (∆H) menurut Henry Hess, yaitu:
a. Apabila suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai penjumlahan aljabar,
kalor reaksi juga merupakan penjumlahan aljabar dari kalor yang
menyertai reaksi-reaksi tersebut.
b. Kalor reaksi yang diserap tidak bergantung pada jalannya reaksi,
tetapi bergantung pada kondisi zat-zat yang bereaksi dan zat-zat hasil
reaksi.

Jenjang : Pengetahuan faktual (C2)

2. Apa yang dimaksud dengan energi ikatan?


Jawaban :
Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan
kimia dalam 1 mol suatu senyawa berwujud gas pada keadaan standar
menjadi atom-atom penyusunnya.

Jenjang : Pengetahuan faktual (C2)

Tes Uraian terstruktur


1. Diketahui siklus energi sebagai beriku.
C2H4 (g) + HCl (g) C2H5Cl (g)
∆H1
∆H2= -40 kJ/mol ∆H3= -109 kJ/mol

1 1
2C (s) + 2 H2 (s) + Cl2 (g)
2 2
Jika energi ikatan C – C = 348 kJ/mol, C = C = 602 kJ/mol, C – H = 414
kJ/mol, C – Cl = 327 kJ/mol, berapakah energi ikatan H – Cl?
Jawaban :
Energi entalpi (∆H1) reaksi C2H4 (g) + HCl (g) → C2H5Cl (g) dihitung
dari ∆H2 dan ∆H3 sebagai berikut.
∆H2 + ∆H 1 = ∆H3
-40 kJ/mol + ∆H1 = -109 kJ/mol
∆H1 = - 109 kJ/mol – (-40 kJ/mol)
∆H1 = - 69 kJ/mol
Energi ikatan H – Cl dihitung dari reaksi C 2H4 (g) + HCl (g) → C2H5Cl
(g) dan ∆H1 = - 69 kJ/mol.
∆H1 = (C = C + 4 C – H + H – Cl) – (C – C + 5C – H + C – Cl)
-69 kJ/mol = {(602 kJ/mol + 4(414 kJ/mol) + H – Cl) – (348 kJ/mol +
5(414 kJ/mol) + 327 kJ/mol)}

-69 kJ/mol = (2.258 kJ/mol + H – Cl) – (2745 kJ/mol)

2.676 kJ/mol = 2.258 kJ/mol + H – Cl

H – Cl = 2.676 kJ/mol – 2.258 kJ/mol


H – Cl = 418 kJ/mol

Jadi, energi ikatan H – Cl sebesar 418 kJ/mol.

Jenjang : Pengetahuan konseptual (C6)

Anda mungkin juga menyukai