EVALUASI PEMBELAJARAN
NIM : E1M017025
UNIVERSITAS MATARAM
2019
DIMENSI PENGETAHUAN DARI TAKSONOMI BLOOM
1. Pengetahuan faktual
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang harus
diketahui siswa ketika akan mempelajari disiplin ilmu atau menyelesaikan
masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Dalam pengetahuan faktual terdiri dari
dua jenis, yaitu:
a. Pengetahuan tentang terminologi
Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan tentang label dan simbol
verbal dan nonverbal (misalnya: kata, angka, tanda dan gambar).
b. Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik
Pengetahuan ini merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi,
orang, tanggal, sumber informasi dan semacamnya. Pengetahuan ini
meliputi informasi yang mendetail dan spesifik.
2. Pengetahuan konseptual
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori,
klasifikasi dan hubungan antar dua atau lebih kategori atau klasifikasi
pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata. Pengetahuan konseptual
meliputi skema, model mental, atau teori yang implisit atau eksplisit dalam
beragam model psikologi kognitif. Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga
jenis, yaitu:
a. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
Pengetahuan ini meliputi kategori, kelas, divisi dan susunan yang
spesifik dalam disiplin-disiplin ilmu. Perlunya klasifikasi dan kategori
dapat digunakan untuk menstrukturkan dan mensistematisasikan
fenomena pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori lebih umum dan
sering lebih abstrak daripada pengetahuan tentang terminologi dan fakta-
fakta yang spesifik.
b. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
Prinsip dan generalisasi dibentuk oleh klasifikasi dan kategori.
Umumnya merupakan bagian yang dominan dalam sebuah disiplin ilmu
dan digunakan untuk mengkaji fenomena atau menyelesaikan masalah-
masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi mencakup pengetahuan tentang abstraksi-abstraksi tertentu
yang meringkas hasil-hasil pengamatan terhadap suatu fenomena.
c. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
Pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi sarta antara keduanya yang menghadirkan pandangan yang
jelas, utuh dan sistemik tentang sebuah fenomena, masalah, atau materi
kajian yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
mencakup pengatahuan tentang berbagi paradigma, epistemologi, teori
dan model yang digunakan dalam disipin-disiplin ilmu untuk
mendeskripsikan, memahami, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
3. Pengetahuan prosedural
Pengetahuan prosedural meliputi bagaimana melakukan sesuatu,
mempraktikkan metode-metode penelitian, dan kriteria kriteria untuk
menggunakan ketrampilan, algoritma, teknik dan metode. Pengetahuan
prosedural bergulat dengan pertanyaan “bagaimana”, dengan kata lain
pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang beragam proses.
Pada pengetahuan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a. Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritme.
b. Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
Pengetahuan ini mencakup pengetahuan yang umumnya
merupakan hasil konsensus, kesepakatan atau ketentuan dalam disiplin
ilmu, bukan hasil pengamatan atau eksperimen atau penemuan
langsung. Pada umumnya pengetahuan ini menunjukkan bagimana para
ilmuan dalam bidang mereka berpikir dan menyelesaikan masalah-
masalah, bukan hasil penyelesaian masalah atau pemikiran.
c. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus
menggunakan prosedur yang tepat.
TABEL KATA KERJA OPERASIONAL
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Instrumen Penilaian :
A. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Perubahan entalpi reaksi (∆H) dapat ditentukan dengan berbagai cara,
kecuali ....
a. Kalorimeter
b. Berdasarkan entalpi pembentukan standar
c. Berdasarkan konsentrasi
d. Hukum Hess
e. Energi ikatan
Jawaban : c
- Kalorimeter
- Berdasarkan entalpi pembentukan standar
- Hukum Hess
- Energi ikatan
Sehingga jawaban yang tidak termasuk dalam penentuan perubahan
entalpi reaksi (∆H) adalah berdasarkan konsentrasi (c).
Jenjang : Pengetahuan faktual (C1)
2. Pembakaran 1 mol gas etana membentuk carbon dioksida dan uap air
menghasilkan 142 kJ. Persamaan reaksi dari pernyataan tersebut
adalah....
a. 2C2H6 (g) + 7O2 (g) → 4CO2 (g) + 6H2O (g) ∆H = + 248 kJ
b. CO2 (g) + H2O (g ) → C2H6 (g) + O2 (g) ∆H = + 248 kJ
c. 4CO2 (g) + 6H2O (g) → 2C2H6 (g) + 7O2 (g) ∆H = - 248 kJ
d. 2C2H6 (g) + 7O2 (g) → 4CO2 (g) + H2O (g) ∆H = - 248 kJ
e. 2C2H6 (g) + 7O2 (g) → 4CO2 (g) + 6H2O (g) ∆H = - 248 kJ
Jawaban : e
Jawaban : d
Perubahan entalpi pembentukan standar merupakan perubahan entalpi
yang terjadi pada pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsurnya
yang paling stabil pada keadaan stabil, pada 25°C dan tekanan 1 atm.
Perubahan entalpi pembentukan standar suatu zat ditentukan dengan
menggunakan rumus:
ΔHfo reaksi = ∑ ΔHf° hasil – ∑ΔHf° pereaksi
Reaksi pembentukan ΔHf° Na2SO4
Jawaban : b
a. 48,25 kJ d. 168,75 kJ
b. 96,50 kJ e. 231 kJ
c. 110,5 kJ
Jawaban: a
1
i. F2O (g) → F2 (g) + O (g) ∆Hf = - 120,5 kJ
2 2
ii. F2 (g) → 2F (g) ∆H = + 92,5 kJ
1
iii. O (g) → O (g) ∆H = + 124,5 kJ +
2 2
F2O (g) → 2F (g) + O (g) ∆H = + 96,5 kJ
∆HR = ∑energi ikatan yang diputuskan - ∑energi ikatan yang dibentuk
96,5 = [2(F-O)] – [0-0]
96,5 = 2(F-O)
F-O = 48,25 kJ
Jadi, energi rata-rata ikatan F-O sebesar 48,25 kJ.
Jenjang : Pengetahuan konseptual (C2)
7. Diketahui energi ikatan:
C = C = 612 kJ mol-1
C – H = 414 kJ mol-1
O = O = 498 kJ mol-1
O – H = 463 kJ mol-1
Jika kalor pembakaran C2H4 = -1.250 kJ mol-1, energi ikatan C = O
adalah ....
a. 499 kJ d. 941 kJ
b. 790 kJ e. 950 kJ
c. 799 kJ
Jawaban : b
H – CH = CH – H + 3O = O → 2O = C = O + 2H – O – H
(4(C = O) = 3.160
Jawaban : c
1
2C (s) + 3H2 (g) + O (g) → C2H5OH (aq) ∆H = -675,5 kJ (opsi c).
2 2
Sementara itu, opsi a merupakan entalpi pembakaran C 2H5OH (∆Hc˚
C2H5OH) karena direaksikan dengan oksigen (O2) dan menghasilkan
CO2 dan H2O. Opsi b merupakan perubahan entalpi pembentukan 2 mol
C2H5OH. Opsi d merupakan perubahan entalpi penguraian standar
C2H5OH (∆Hd˚ C2H5OH). Adapun opsi e merupakan perubahan entalpi
penguraian 2 mol C2H5OH.
Jawaban : b
1
Reaksi C (s) + O (g)→ CO (g) diperoleh menggunakan hukum
2 2
Hess. Reaksi i tetap dan reaksi ii dibalik. Penggabungan dua reaksi
tersebut sebagai berikut.
1
C (s) + O (g) → CO (g) ∆H = - 295,2 kJ
2 2
1
Jadi, ∆H untuk reaksi C (s) + O (g)→ CO (g) adalah - 295,2
2 2
kJ/mol.
b. e.
c.
Jawaban : a
3
Reaksi: 2Al (s) + O (g) → Al2O3 (s) ∆H = - 349 kJ
2 2
Al2O3 merupakan hasil reaksi sehingga arah panah menuju ke Al 2O3.
Perubahan entalpi pembentukan (∆Hf˚) berharga negatif sehingga arah
panah ke bawah (dibawah 0). Jadi, grafik yang menunjukkan hasil
pembentukan Al2O3 adalah opsi a.
Jenjang : Pengetahuan prosedural (C5)
B. Benar Salah
1. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi sehingga terjadi pertukaran
energi dan materi antara sistem dengan lingkungan.
( benar atau salah)
Jawaban : salah
Jawaban salah karena kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi sehingga
tidak terjadi pertukaran energi dan materi antara sistem dengan
lingkungan.
Jenjang : Pengetahuan faktual (C4)
2. Berdasarkan hukum Hess kalor reaksi yang diserap tidak bergantung
pada jalannya reaksi, tetapi bargantung pada kondisi zat-zat yang
bereaksi dan zat-zat hasil reaksi.
( benar atau salah)
Jawaban : benar
Berdasarkan hukum Hess kalor reaksi yang diserap tidak bergantung
pada jalannya reaksi, tetapi bargantung pada kondisi zat-zat yang
bereaksi (pereksi) dan zat-zat hasil reaksi (produk).
Jenjang : Pengetahuan faktual (C4)
3. Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom lain dalam
molekulnya, energi ikatan dibedakan menjadi tiga, yaitu energi atomisasi,
energi disosiasi ikatan dan energi ikatan rata-rata.
( benar atau salah)
Jawaban : benar
Jenjang : Pengetahuan konseptual (C3)
4. Perhatikan diagram entalpi berikut!
C. Uraian
Tes Uraian Terbuka
1. Sebutkan dan jelaskan tahap penentuan besarnya kalor reaksi (∆H)
menurut Henry Hess?
Jawaban :
Tahap penentuan besarnya kalor reaksi (∆H) menurut Henry Hess, yaitu:
a. Apabila suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai penjumlahan aljabar,
kalor reaksi juga merupakan penjumlahan aljabar dari kalor yang
menyertai reaksi-reaksi tersebut.
b. Kalor reaksi yang diserap tidak bergantung pada jalannya reaksi,
tetapi bergantung pada kondisi zat-zat yang bereaksi dan zat-zat hasil
reaksi.
1 1
2C (s) + 2 H2 (s) + Cl2 (g)
2 2
Jika energi ikatan C – C = 348 kJ/mol, C = C = 602 kJ/mol, C – H = 414
kJ/mol, C – Cl = 327 kJ/mol, berapakah energi ikatan H – Cl?
Jawaban :
Energi entalpi (∆H1) reaksi C2H4 (g) + HCl (g) → C2H5Cl (g) dihitung
dari ∆H2 dan ∆H3 sebagai berikut.
∆H2 + ∆H 1 = ∆H3
-40 kJ/mol + ∆H1 = -109 kJ/mol
∆H1 = - 109 kJ/mol – (-40 kJ/mol)
∆H1 = - 69 kJ/mol
Energi ikatan H – Cl dihitung dari reaksi C 2H4 (g) + HCl (g) → C2H5Cl
(g) dan ∆H1 = - 69 kJ/mol.
∆H1 = (C = C + 4 C – H + H – Cl) – (C – C + 5C – H + C – Cl)
-69 kJ/mol = {(602 kJ/mol + 4(414 kJ/mol) + H – Cl) – (348 kJ/mol +
5(414 kJ/mol) + 327 kJ/mol)}