Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

KIMIA BAHAN ALAM

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD KHAERUL ANAM (E1M017040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
TUGAS KIMIA BAHAN ALAM

1. Tumbuhan Obat Beserta Ramuannya Asal Suku Sasak

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Robx.) merupakan tanaman obat asli


Indonesia dan termasuk salah satu temu-temuan yang paling banyak digunakan
sebagai bahan baku obat tradisional. Tanaman ini sering kali ditemukan dalam
semak hutan jati, tetapi ada juga yang ditanam atau dibudidayakan di Lombok.
Rimpang temulawak mengandung berbagai macam komponen kimia seperti
kurkumin, pati 48-54%, dan minyak atsiri 3-12%. Kurkumin yang terkandung
pada temulawak berwarna kuning, mempunyai rasa yang tajam dan bau yang
karakteristik, bersifat antiseptik, dan dapat digunakan sebagai pewarna alami
pada bahan pangan. Secara tradisional rimpang temulawak dimanfaatkan untuk
tujuan perbaikan pencernaan, meningkatkan nafsu makan pada anak-anak,
sebagai obat flu dan panas, peluruh batu empedu, pelancar ASI, pelancar
pencernaan, penurun panas, peluruh batu ginjal, dan penurun kolestrol.

Cara membuat minuman dengan bahan baku temulawak cukup mudah


yaitu dengan cara seperti berikut. Potong satu genggam temulawak menjadi
empat bagian. Lalu satu bagiannya diblender, kemudian disaring dan ditambah
madu lalu diseduh menggunakan air hangat. Penambahan madu untuk
menambahkan rasa manis dalam ramuan temulawak tersebut.

2. Senyawa untuk mengobati penyakit dari virus beserta prosedur isolasi

Kurkumin merupakan senyawa aktif yang termasuk kedalam golongan


kurkuminoid. Kurkumin terdapat pada rimpang-rimpangan seperti jahe, kuyit,
temulawak, dan tumbuhan lain yang termasuk kedalam family Zingiberaceae.
Senyawa kurkuminoid merupakan senyawa polifenol yang memiliki warna
kuning. Senyawa yang termasuk kedalam golongan kurkuminoid ini antara lain
desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin.

Kurkumin merupakan senyawa sekunder kelompok fenol dengan rumus


kimia C21H20O6. Kurkumin terbentuk melalui jalur asam shikimat dan asam
malonat dari prekusor karbohidrat sederhana menjadi asam amino aromatik.
Kurkumin memiliki dua bentuk tautomeri: keto dan enol. Struktur keton lebih
dominan dalam bentuk padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam
bentuk cairan. Kurkumin memiliki keguanaan sebagai berikut, kurkumin
merupakan senyawa fitofarmaka yang memiliki beberapa efek biologis yaitu
efek entidislipidemia, antioksidan, antiinflamasi, antiviral, antifungal dan
antivirus seperti flu.

Proses isloasi senyawa kurkumin ini menggunakan beberapa alat dan


bahan sebagai berikut. Alatnya adalah Batang pengaduk, blender, botol vial
yang sudah dikalibrasi dengan volume 5 ml, chamber, cawan petri, corong
pisah, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, klem dan statif, kolom
kromatografi, nampan plastik, neraca analitik, pipet petes, pisau, satu set alat
epavorasi, spektrofotometri UV, timbangan dan toples kaca. Bahan yang
digunakan berupa Aquadest, aluminium foil, kertas saring, kertas label, larutan
etanol 96%, larutan kloroform, larutan n-heksana, pipa kapiler, plastik bening,
plat KLT, rimpang temulawak segar, sarung tangan/lateks, silika gel, dan
tissue.

Tahap pertama yaitu peyiapan simpilsia dengan cara: Rimpang temulawak


dibersihkan dari kotoran yang melekat, seperti tanah dan kotoran lainnya
dengan mencucinya didalam air. Rimpang temulawak di potong kecil-kecil.
Rimpang temulawak yang sudah dipotong-potong kemudian di jemur dibawah
sinar matahari selama dua hari (dalam keadaan cuaca panas). Setelah dijemur,
rimpang temulawak kering kemudian diblender (jangan sampai halus)

Tahap kedua pembuatan ekstrak temulawak dengan cara: 410 gram


rimpang temulawak kering ditimbang lalu dimasukkan kedalam toples kaca
yang sudah di bersihkan dengan menggunakan etanol. Larutan etanol 96%
ditambahkan kedalam toples dan dilebihkan sekitar 2-3 cm agar semua
temulawak dapat terendam. Toples kemuadian ditutup dan didiamkan selama 6
hari (setiap satu hari sekali, isi di dalam toples diaduk dengan cara digoyang-
goyangkan). Setelah 6 hari rendaman temulawak kemudian disaring dan
diperas ampasnya. Ekstrak yang diperoleh kemudian dievaporasi hingga hanya
menyisakan ekstrak kurkumin kental.

Tahap ketiga Penentuan Eluan untuk Pemisahan Kurkumin dengan KLT:


Eluen dibuat sebanyak 10 ml dengan tiga variasi berbeda yaitu 9:1 (Kloroform
: n-heksana), 6:4 (Kloroform : n-heksana), dan Kloroform tanpa campuran.
Dimasukkan ke dalam chamber untuk dijenuhkan. Ekstrak yang telah didapat
ditotolkan pada plat KLT dengan pipet kapiler. Plat KLT dimasukkan kedalam
chamber lalu di elusi sampai jarak pengembangan 1 cm dari tepi atas. Plat
diangin-anginkan sampai kering. Diamati dibawah sinar UV lamp dan sinar
rmatahari spot yang terbentuk, jika terbentuk spot dengan jarak yang baik
selanjutnya digunakan dalam proses kromatografi kolom.

Tahap keempat Pemisahan Kurkumin dengan Kolom Kromatografi: Kolom


yang akan digunakan ditegakkan atau diletakkan pada statif. Dimasukkan glass
wool dan sedikit tissue sebagai dasar kolom. 25 gram silika gel ditimbang
kemudian dituang kedalam gelas beker. Silika gel dioven dalam oven selama
45 menit. 50 ml kloroform ditambahkan kedalam gelas beker kemudian diaduk
sampai terbentuk campuran seperti bubur. Bubur silica gel dimasukkan sedikit
demi sedikit dengan corong ke dalam kolom kromatografi dan diusahakan
tidak terbentuk gelembung. Kloroform ditambahkan sedikit demi sedikit
dengan tutup keran terbuka agar silika gel dapat memadat dengan sempurna.
Digetarkan dinding kolom agar silika gel dapat memadat selama 15 menit
sehingga siap untuk digunakan.

Tahap kelima Pengisisan Cuplikan atau Sampel Kedalam Kolom: Ekstrak


kental yang diperoleh ditambahkan 3 ml etanol 96%. Eluen dibuat sebanyak
200 ml yang berisi campuran (n-heksana : kloroform dengan perbandingan 6 :
4. Dimana 160 ml untuk kloroform dan 80 ml untuk n-heksana. Ekstrak yang
telah dilarutkan dimasukkan kedalam kolom kromatografi sedikit demi sedikit
melalui dinding. Wadah ekstrak dibilas dengan sedikit eluen yang kemudian
dituangkan kembali kedalam kolom. Kloroform yang berada di bawah larutan
ekstrak dikeluarkan melalui keran sambil memasukkan eluen.

Tahap Keenam Pemisahan: Kolom dielusi dengan eluen sampai keluar


eluatnya (kecepatan elusi diatur kurang lebih 1mL per 3 menit). Eluen
ditampung dalam botol vial sebanyak 5 mL. Eluen di uapkan selama ±24 jam
dalam suhu ruangan untuk selanjutnya di analisis menggunakan KLT.

Tahap ketujuh Identifikasi kurkumin dengan KLT: Eluen dibuat


sebanyak10 ml yang berisi campuran (kloroform : n-heksana) dengan
perbandingan (6:4), kemudian chamber dijenuhkan. Semua fraksi yang telah
didapat ditotolkan pada plat KLT dengan pipa kapiler. Plat KLT dimasukkan
kedalam chamber lalu di elusi sampai jarak pengembangan 1 cm dari tepi
atas.Plat diangin-anginkan selama 10 menit. Diamati dibawah sinar UV lamp
dan sinar matahari, kemudian ditentukan spot yang diduga kurkumin.

3. Hand Sanitizer dari Bahan Alam


Bahan yang diperlukan adalah 10 lembar daun sirih, 3 batang lidah buaya
dan 3 gelas air. Kemudian, rebus daun sirih selama 30 menit, lalu saring dan
pindahkan ke mangkuk atau gelas. Selanjutnya, bersihkan daging lidah buaya
lalu dikocok dan saring. Langkah terakhir, campurkan dua bahan tersebut, lalu
aduk hingga merata. Menurut penelitian, sirih memiliki sifat anti-bakteri serta
sebagai antiseptik alami untuk mencegah virus. Sedangkan lidah buaya
berfungsi sebagai pelembab dan penambah aroma alami khas dari aloe vera.

4. Disinfektan dari Bahan Alam


Cara membuatnya yaitu dengan mancampurkan air dengan cuka putih dan
kulit jeruk dengan perbandingan 1 : 2 : 0,5. Dimana air satu bagian, cuka putih
2 bagian dan kulit jeruk setengah bagian. Cara kerja disinfektan alami ini
adalah cuka putih dengan pH dan asam asetatnya yang rendah menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Cuka adalah antiseptik ringan. Sementara kulit
jeruk menambahkan kualitas antibakteri, antivirus, dan antijamur. Sedangkan
air adalah untuk sedikit melarutkan campuran tersebut.
Pembuatan Hand Sanitizer Alami

Daun Sirih Direbus (3 Gelas Air)

Lidah Buaya Disaring

Kedua Bahan Dicampurkan dan Disinfektan Siap Digunakan


Pembuatan Disinfektan Alami

Cuka Putih 50 ml

Air 100 ml

Kulit Jeruk

Semua bahan dicampurkan dan


siap dimasukkan kedalam Botol
Spray untuk digunakan

Anda mungkin juga menyukai