1. Tumbuhan Obat Beserta Ramuannya Asal Suku Sasak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Robx.) merupakan tanaman obat asli
Indonesia dan termasuk salah satu temu-temuan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Tanaman ini sering kali ditemukan dalam semak hutan jati, tetapi ada juga yang ditanam atau dibudidayakan di Lombok. Rimpang temulawak mengandung berbagai macam komponen kimia seperti kurkumin, pati 48-54%, dan minyak atsiri 3-12%. Kurkumin yang terkandung pada temulawak berwarna kuning, mempunyai rasa yang tajam dan bau yang karakteristik, bersifat antiseptik, dan dapat digunakan sebagai pewarna alami pada bahan pangan. Secara tradisional rimpang temulawak dimanfaatkan untuk tujuan perbaikan pencernaan, meningkatkan nafsu makan pada anak-anak, sebagai obat flu dan panas, peluruh batu empedu, pelancar ASI, pelancar pencernaan, penurun panas, peluruh batu ginjal, dan penurun kolestrol.
Cara membuat minuman dengan bahan baku temulawak cukup mudah
yaitu dengan cara seperti berikut. Potong satu genggam temulawak menjadi empat bagian. Lalu satu bagiannya diblender, kemudian disaring dan ditambah madu lalu diseduh menggunakan air hangat. Penambahan madu untuk menambahkan rasa manis dalam ramuan temulawak tersebut.
2. Senyawa untuk mengobati penyakit dari virus beserta prosedur isolasi
Kurkumin merupakan senyawa aktif yang termasuk kedalam golongan
kurkuminoid. Kurkumin terdapat pada rimpang-rimpangan seperti jahe, kuyit, temulawak, dan tumbuhan lain yang termasuk kedalam family Zingiberaceae. Senyawa kurkuminoid merupakan senyawa polifenol yang memiliki warna kuning. Senyawa yang termasuk kedalam golongan kurkuminoid ini antara lain desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin.
Kurkumin merupakan senyawa sekunder kelompok fenol dengan rumus
kimia C21H20O6. Kurkumin terbentuk melalui jalur asam shikimat dan asam malonat dari prekusor karbohidrat sederhana menjadi asam amino aromatik. Kurkumin memiliki dua bentuk tautomeri: keto dan enol. Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk cairan. Kurkumin memiliki keguanaan sebagai berikut, kurkumin merupakan senyawa fitofarmaka yang memiliki beberapa efek biologis yaitu efek entidislipidemia, antioksidan, antiinflamasi, antiviral, antifungal dan antivirus seperti flu.
Proses isloasi senyawa kurkumin ini menggunakan beberapa alat dan
bahan sebagai berikut. Alatnya adalah Batang pengaduk, blender, botol vial yang sudah dikalibrasi dengan volume 5 ml, chamber, cawan petri, corong pisah, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, klem dan statif, kolom kromatografi, nampan plastik, neraca analitik, pipet petes, pisau, satu set alat epavorasi, spektrofotometri UV, timbangan dan toples kaca. Bahan yang digunakan berupa Aquadest, aluminium foil, kertas saring, kertas label, larutan etanol 96%, larutan kloroform, larutan n-heksana, pipa kapiler, plastik bening, plat KLT, rimpang temulawak segar, sarung tangan/lateks, silika gel, dan tissue.
Tahap pertama yaitu peyiapan simpilsia dengan cara: Rimpang temulawak
dibersihkan dari kotoran yang melekat, seperti tanah dan kotoran lainnya dengan mencucinya didalam air. Rimpang temulawak di potong kecil-kecil. Rimpang temulawak yang sudah dipotong-potong kemudian di jemur dibawah sinar matahari selama dua hari (dalam keadaan cuaca panas). Setelah dijemur, rimpang temulawak kering kemudian diblender (jangan sampai halus)
Tahap kedua pembuatan ekstrak temulawak dengan cara: 410 gram
rimpang temulawak kering ditimbang lalu dimasukkan kedalam toples kaca yang sudah di bersihkan dengan menggunakan etanol. Larutan etanol 96% ditambahkan kedalam toples dan dilebihkan sekitar 2-3 cm agar semua temulawak dapat terendam. Toples kemuadian ditutup dan didiamkan selama 6 hari (setiap satu hari sekali, isi di dalam toples diaduk dengan cara digoyang- goyangkan). Setelah 6 hari rendaman temulawak kemudian disaring dan diperas ampasnya. Ekstrak yang diperoleh kemudian dievaporasi hingga hanya menyisakan ekstrak kurkumin kental.
Tahap ketiga Penentuan Eluan untuk Pemisahan Kurkumin dengan KLT:
Eluen dibuat sebanyak 10 ml dengan tiga variasi berbeda yaitu 9:1 (Kloroform : n-heksana), 6:4 (Kloroform : n-heksana), dan Kloroform tanpa campuran. Dimasukkan ke dalam chamber untuk dijenuhkan. Ekstrak yang telah didapat ditotolkan pada plat KLT dengan pipet kapiler. Plat KLT dimasukkan kedalam chamber lalu di elusi sampai jarak pengembangan 1 cm dari tepi atas. Plat diangin-anginkan sampai kering. Diamati dibawah sinar UV lamp dan sinar rmatahari spot yang terbentuk, jika terbentuk spot dengan jarak yang baik selanjutnya digunakan dalam proses kromatografi kolom.
Tahap keempat Pemisahan Kurkumin dengan Kolom Kromatografi: Kolom
yang akan digunakan ditegakkan atau diletakkan pada statif. Dimasukkan glass wool dan sedikit tissue sebagai dasar kolom. 25 gram silika gel ditimbang kemudian dituang kedalam gelas beker. Silika gel dioven dalam oven selama 45 menit. 50 ml kloroform ditambahkan kedalam gelas beker kemudian diaduk sampai terbentuk campuran seperti bubur. Bubur silica gel dimasukkan sedikit demi sedikit dengan corong ke dalam kolom kromatografi dan diusahakan tidak terbentuk gelembung. Kloroform ditambahkan sedikit demi sedikit dengan tutup keran terbuka agar silika gel dapat memadat dengan sempurna. Digetarkan dinding kolom agar silika gel dapat memadat selama 15 menit sehingga siap untuk digunakan.
Tahap kelima Pengisisan Cuplikan atau Sampel Kedalam Kolom: Ekstrak
kental yang diperoleh ditambahkan 3 ml etanol 96%. Eluen dibuat sebanyak 200 ml yang berisi campuran (n-heksana : kloroform dengan perbandingan 6 : 4. Dimana 160 ml untuk kloroform dan 80 ml untuk n-heksana. Ekstrak yang telah dilarutkan dimasukkan kedalam kolom kromatografi sedikit demi sedikit melalui dinding. Wadah ekstrak dibilas dengan sedikit eluen yang kemudian dituangkan kembali kedalam kolom. Kloroform yang berada di bawah larutan ekstrak dikeluarkan melalui keran sambil memasukkan eluen.
Tahap Keenam Pemisahan: Kolom dielusi dengan eluen sampai keluar
eluatnya (kecepatan elusi diatur kurang lebih 1mL per 3 menit). Eluen ditampung dalam botol vial sebanyak 5 mL. Eluen di uapkan selama ±24 jam dalam suhu ruangan untuk selanjutnya di analisis menggunakan KLT.
Tahap ketujuh Identifikasi kurkumin dengan KLT: Eluen dibuat
sebanyak10 ml yang berisi campuran (kloroform : n-heksana) dengan perbandingan (6:4), kemudian chamber dijenuhkan. Semua fraksi yang telah didapat ditotolkan pada plat KLT dengan pipa kapiler. Plat KLT dimasukkan kedalam chamber lalu di elusi sampai jarak pengembangan 1 cm dari tepi atas.Plat diangin-anginkan selama 10 menit. Diamati dibawah sinar UV lamp dan sinar matahari, kemudian ditentukan spot yang diduga kurkumin.
3. Hand Sanitizer dari Bahan Alam
Bahan yang diperlukan adalah 10 lembar daun sirih, 3 batang lidah buaya dan 3 gelas air. Kemudian, rebus daun sirih selama 30 menit, lalu saring dan pindahkan ke mangkuk atau gelas. Selanjutnya, bersihkan daging lidah buaya lalu dikocok dan saring. Langkah terakhir, campurkan dua bahan tersebut, lalu aduk hingga merata. Menurut penelitian, sirih memiliki sifat anti-bakteri serta sebagai antiseptik alami untuk mencegah virus. Sedangkan lidah buaya berfungsi sebagai pelembab dan penambah aroma alami khas dari aloe vera.
4. Disinfektan dari Bahan Alam
Cara membuatnya yaitu dengan mancampurkan air dengan cuka putih dan kulit jeruk dengan perbandingan 1 : 2 : 0,5. Dimana air satu bagian, cuka putih 2 bagian dan kulit jeruk setengah bagian. Cara kerja disinfektan alami ini adalah cuka putih dengan pH dan asam asetatnya yang rendah menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Cuka adalah antiseptik ringan. Sementara kulit jeruk menambahkan kualitas antibakteri, antivirus, dan antijamur. Sedangkan air adalah untuk sedikit melarutkan campuran tersebut. Pembuatan Hand Sanitizer Alami
Daun Sirih Direbus (3 Gelas Air)
Lidah Buaya Disaring
Kedua Bahan Dicampurkan dan Disinfektan Siap Digunakan
Pembuatan Disinfektan Alami
Cuka Putih 50 ml
Air 100 ml
Kulit Jeruk
Semua bahan dicampurkan dan
siap dimasukkan kedalam Botol Spray untuk digunakan
Acara Penyerahan Sertifikat Penghargaan Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Dalam Rangka Penyusunan Suara Anak Indonesia Tahun 2020 Yang Diberikan Kepada