Anda di halaman 1dari 19

TUGAS ASESMEN PENDIDIKAN

KATA-KATA OPERASIONAL

NAMA : MARIA SELVIANA TEKU

NIM : 202002042

PRODI : PGSD

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

CITRA BAKTI NGADA

2021/2022
BAB 1

PEMBAHASAN

I. Kata-kata Operasional berdasarkan Ranah Taksonomi Bloom

A. Kecakapan Kognitif

Upaya pengembangan fungsi kognitif akan berdampak positif bukan hanya terhadap kognitif
sendiri, melainkan terhadap afektif dan psikomotor. Ada dua macam kecakapan kognitif siswa
yang perlu dikembangkan secara khusus oleh guru yaitu:

Strategi belajar memahami isi materi pelajaran

Strategi menyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan
moral yang terkandung didalam materi tersebut.

Strategi adalah prosedur mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan upaya yang
bersifat kognitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan kognitif atau kebiasaan belajar. Pilihan
tersebut yaitu menghafal prinsip yang ada dalam materi dana mengaplikasikan prinsip-prinsip
tersebut. Ada dua prefensi kognitif

Dorongan dari luar (motif ekstrinsik) yang mengakibatkan siswa menggarap belajar hanya
sebagai alat pencegah ketidakstabilan atau ketidaknaikkan. Aspirasi yang dimilikinya bukan
ingin menguasai materi secara mendalam tetapi hanya sekedar lulus atau naik kelas semata

Dorongan dari dalam (motif Intrinsik), dalam arti siswa tertarik dan membutuhkan materi-materi
yang disajikan gurunya.

Guru dituntut untuk mengembangkan dengan kecakapan kognitif siswa dalam memecahkan
masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan keyakinan terhadap pesan moral yang
terkandung dan menyatu dalam pengetahuan.

B. Kecakapan Afektif

Keberhasilan pengembangan kognitif tidak hanya membuahkan kecakapan kognitif akan tetapi
membuahkan kecakapan afektif. Pemahaman yang mendalam terhadap arti penting materi serta
preferensi. Kognitif mementingkan aplikasi prinsip atau meningkatkan kecakapan afektif para
siswa. Peningkatan-peningkatan afektif ini antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap

C. Kecakapan psikomotor

Keberhasilan pengembangan kognitif berdampak positif pada perkembangan psikomotor.


Kecakapan psikomotor adalah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik
kuantitasnya maupun kualitasnya. Kecakapan psikomotor merupakan manifestasi wawasan
pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya.

Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari
kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya itu
berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada
tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:

1. Ranah proses berpikir (cognitive domain)

2. Ranah nilai atau sikap (affective domain)

3. Ranah keterampilan (psychomotor domain)

CONTOH DAFTAR KATA KERJA RANAH KOGNITIF (Cl – C6)

Pengetahuan (Cl) Mendiagnosis

Pemahaman (C2) Mengkode

Penerapan (C3) Menimbang

Analisis (C4) Mendaftar

Sintesis (C5) Membandingkan

Penilaian (C6) Memodifikasi

Menyeleksi
Mengutip Mengkombinasikan

Memperkirakan Memutuskan

Menugaskan Menunjukkan

Menganalisis Menghitung

Mengabstraksi Mengklasifikasi

Membandingkan Memerinci

Menyebutkan Menyusun

Menjelaskan Memisahkan

Mengurutkan Memberi label

Mengaudit Mengkontrasikan

Mengatur Menghitung

Menyimpulkan Menominasikan

Menjelaskan Mengarang

Mengkategorikan Memprediksi

Menentukan Memberi indek

Memecahkan Mengubah

Menganimasi Membangun

Menilai Mendiagramkan

Menggambar Membangun

Mencirikan Memperjelas

Menerapkan Memasangkan
Menegaskan Mempertahankan

Mengumpulkan Mengurutkan

Mengarahkan Mengkorelasikan

Membilang Menanggulangi

Merinci Menugaskan

Menyesuaikan Menamai

Mendeteksi Menguraikan

Mengkategorikan Membiasakan

Mengkritik Merasionalkan

Mengidentiflkasi Menghubungkan

Mengasosiasikan Menafsirkan

Mengkalkulasi Menguji Menandai

Menciptakan Menjalin

Mempertahankan Mencegah Menim

Membaca Mencontohkan

Membedakan Menilai

Menentukan Menyimpulkan

Mencerahkan Merencanakan

Mengkreasikan Membuktikan

Memerinci Mencatat

Menyadap Menerangkan
Mendiskusikan Melatih

Menggambarkan Menemukan

Menjelajah Mendikte

Mengoreksi Memvalidasi

Mengukur Mengulang

Menghafal Mengemukakan

Menggali Menggali

Menggunakan Menelaah

Membagankan Meningkatkan

Merancang Mengetes

MerangkumMerangkum Mereproduksi

Mempersoalkan Mempolakan

Memilih Mengemukakan

Menggeneralisasi Memaksimalkan

Mentabulasi Memperjelas

Menjabarkan Mendukung

Mengkonsepkan Meninjau

Mengukur Memperluas

Menggabungkan Mengadaptasi

Memberi kode Memerintahkan

Melaksanakan Memfasilitasi
Melatih Memilih

Memadukan Memilih

Menelusuri Menyimpulkan

Meramalkan Menyelidiki

Mentransfer Mengedit

Membatasi Membentuk

Menulis Memproyeksikan

Memproduksi Menyatakan

Mereparasi Meramalkan

Memproses Mengoperasikan

Mengaitkan Mengaitkan

Menampilkan Merumuskan

Mensuimulasikan Mempelajari

Menyiapkan Merangkum

Memecahkan Mentabulasi

Memproduksi Merekonstruksi

Mel.akukan Menyusun

Memproses
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang
terendah sampai yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:

1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali
tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunkannya. Pengetahuan atau ingatan adalah merupakan proses berpikir yang paling
rendah.

Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah dapat menghafal surat
al-’Ashar, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi
pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam di sekolah.

2. Pemahaman (comprehension)

Adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia
dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang
setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.
Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta
didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna
kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-’Ashar secara lancar dan jelas.

3. Penerapan (application)

Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara
ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi
yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi
ketimbang pemahaman. Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang penerapan misalnya:
Peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan Islam
dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

4. Analisis (analysis)

Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan
menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah
setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi.

Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari
kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

5. Sintesis (syntesis)

Adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sisntesis
merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga
menjelma menjadi suatu pola yang yang berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis
kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif
dari jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya
kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.

6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam taksonomi Bloom.
Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan
maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau
kriteria yang ada.

CONTOH DAFTAR KKO UNTUK RANAH AFEKTIF (A1-A5)

Menerima (Al)

Menanggapi (A2)

Menilai (A3)

Mengelola (A4)

Menghayati (A5)

Memilih

Menjawab

Mengasumsikan

Menganut

Mengubah prilaku

Mempertanyakan

Mem bantu

Meyakini

Mengubah

Berakhlak mulia
Mengikuti

Mengajukan

Melengkapi

Menata

Mempengaruhi

Memberi

Mengkompromikan

Meyakinkan

Mengklasifikasikan

Mendengarkan

Menganut

Menyenangi

Memperjelas

Mengkombinasikan

Mengkualifikasi

Mematuhi

Menyambut

Memprakarsai

Mempertahankan

Melayani

Meminati
Mendukung

Mengimani

Membangun

Menunjukkan

Mendukung

Mengundang

Membentuk pendapat

Membuktikan

Menyetujui

Menggabungkan

Memadukan

memecahkan

Menampilkan

Memperjelas

Mengelola

Melaporkan

Mengusulkan

Menegosiasi

Memilih

Menekankan

Merembuk
Mengatakan

Menyumbang

Memilah

Menolak

Menurut Krathwol (1964) klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori :

1. Penerimaan (recerving)

Mengacu kepada kemampuan memperhatikan dan memberikan respon terhadap sitimulasi yang
tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.

2. Pemberian respon atau partisipasi (responding)

Satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara afektif, menjadi
peserta dan tertarik.

3. Penilaian atau penentuan sikap (valuing)

Mengacu kepada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu
dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan
tersebut dapat diklasifikasikan menjadi “sikap dan opresiasi”.

4. Organisasi (organization)

Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat
menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup
tingkah laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup.

5. Karakterisasi /pembentukan pola hidup (characterization by a value or value complex)

Mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Nilai-nilai sangat berkembang nilai teratur
sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam
kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa
CONTOH KKO UNTUK RANAH PSIKOMOTOR (P1-P4)

PENIRUAN (PI)

MANIPULASI (P2)

KETETAPAN (P3)

ARTIKULASI (P4)

Mengaktifkan

Mengoreksi

Mengalihkan

Mengalihkan

Menyesuaikan

Mendemonstrasikan

Menggantikan

Mempertajam

Menggabungkan

Merancang

Memutar

Membentuk

Melamar

Memilah

Mengirim

Memadankan
Mengatur

Melatih

Memindahkan

Menggunakan

Mengumpulkan

Memperbaiki

Mendorong

Memulai

Menimbang

Mengidentifikasikan

Menarik

Menyetir

Memperkecil

Mengisi

Memproduksi

Menjelaskan

Membangun

Menempatkan

Mencampur

Menempel

Mengubah
Membuat

Mengoperasikan

Menskestsa

Membersihkan

Memanipulasi

Mengemas

Mendengarkan

Memposisikan

Mereparasi

Membungkus

Menimbang

Mengkonstruksi

Mencampur

Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :

1. Peniruan

Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang
diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam
bentuk global dan tidak sempurna.

2. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan
pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan
sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

3. Ketetapan

Memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-
respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.

4. Artikulasi

Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan
mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.

5. Pengalamiahan

Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun
psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan
tertinggi dalam domain psikomotorik.
PENUTUP

I.Kesimpulan

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema
yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Ranah kejiwaan kognitif, afektif , dan psikomotorik erat sekali dan bahkan tidak mungkin
dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S. Bloom dan kawan-
kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan pendidikan itu harus senantiasa
mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta
didik

II. Saran

Makalah ini tidak luput dari kesalahan, jadi apabila terdapat kesalahan kami minta
sarannya dari pembaca. Terimakasih atas partisipasi pembaca dan mohon maaf atas kesalahan
kami dalam membuat makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sekolahdasar.net/2013/07/langkah-langkah-menyusun-rpp-kurikulum-2013.html?
m=1

http://adisaputrabtm.blogspot.co.id/2015/06/cara-penyusunan-rpp-kurikulum-2013_59.html?=1

http://ans29.blogspot.com/2014/04/kata-kerja-operasional-kko-kurikulum.html#comment-form

novyekopermono.blogspot.ae/2013/11/panduan-penyusunan-silabus-kurikulum.html?=1

Anda mungkin juga menyukai