Anda di halaman 1dari 7

Vol. 2, No.

3, September 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH ABU TERBANG BATUBARA (FLY ASH)


DAN KALENG MINUMAN SOFT DRINK
SEBAGAI PENGGANTI MATERIAL BAJA RINGAN
Samhuddin1, Budiman Sudia2, La Ode Iqwal3
¹Mahasiwa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
³Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
Jl. H.E.A Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridarma Andounohu, Kendari 93232
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah abu terbang (fly ash) terhadap
kekerasan dan ketangguhan material yang dihasilkan. Pada penelitian ini dipilh limbah aluminium kaleng
sebagai matriks dan limbah abu terbang batubara sebagai penguat. Alat dan bahan yang digunakan pada
penelitian yaitu tungku, ladel, stircoast, blower, pasir, pola, limbah kaleng dan limbah abu terbang batubara.
Prosedur penelitian ini dimulai dari proses pembuatan spesimen dengan paduan (%) aluminium-fly ash.
Variasi paduan aluminium-fly ash yaitu 80%:20%, 70%:30%,60%:40%. Pada pengujian kekerasan
Vickers.Terlihat pada tingkat kekerasan Al-FA terendah berada pada spesimen dengan variasai Al 60%: FA
40% yakni sebesar 49,78528 kg/mm² dan tingkat kekerasan Al-FA tertinggi berada pada spesimen dengan
variasi Al 80% : FA 20% paduan yakni sebesar 60,25068 kg/mm². Sedangkan, pada pengujian ketangguhan
impak. Nilai kekuatan impact tertinggi berada pada Spesimen dengan variasi Al 60% : FA 40% paduan
adalah sebesar 0,162 J/mm² dan nilai kekuatan impak terendah berada pada spesimen dari variasi Aluminium
100% sebesar 0,056J/mm².
Kata kunci : Metal matriks komposit, Aluminium, dan fly ash
Abstract
The purpose of this research is to know the effect of fly ash addition to the hardness and toughness of
material produced. In this research, it is known that aluminum cans waste as a matrix and ash waste coal fly
as reinforcement. The tools and materials used in the research are furnace, ladle, stircoast, blower, sand,
pattern, waste cans and coal fly ash waste. This research procedure starts from the process of making
specimens with alloy (%) aluminum-fly ash. Fariation of aluminum-fly ash alloy is 80%: 20%, 70%: 30%,
60%: 40%. In Vickers hardness testing seen at the lowest Al-FA hardness level was on specimens with
variation Al 60%: FA 40% ie 49.78528 kg / mm² and highest Al-FA hardness was in specimens with
variation Al 80%: FA 20 % alloy that is equal to 60,25068 kg / mm². Meanwhile, on the toughness impact
test, the highest impact strength value is in Specimens with Al 60% variation: FA 40% alloy is 0.162 J / mm²
and the lowest impact strength is in specimen from 100% Aluminum variation of 0.056J / mm².
Keywords: Metal matrix composite, Aluminum, and fly ash

1. Pendahuluan lebih material untuk mendapatkan material


baru yang memiiki keunggulan yang
Perkembangan teknologi yang sangat
pesat harus ditunjang oleh material-material diambil dari sifat-sifat metrial penyusunnya
yang biasa disebut dengan Metal Matrix
yang mempunyai sifat yang unggul. Sifat-
sifat tersebut antara lain, seperti ringan, Composites (MMC). penggabungan
material baru inilah yang dinamakan
kuat, tahan panas, tahan korosi dan lain-
lain. Dilain pihak juga harus memiliki “material komposit”. Pada umumnya
komposit terdiri dari dua buah unsur yaitu
keunggulan lain seperti harganya murah
dan mudah diproduksi. Setiap material penguat (rainforcement) dan logam
pengikat yang disebut matrix. Penguat
mempunyai keungulan masing-masing serta
adalah bahan utama yang menentukan
memiliki kelemahan tersendiri pula. oleh
karena itu, dilakukan suatu penggabungan karakteristik dari komposit seperti
kekakuan, kekuatan, ketahanan terhadap
atau pencampuran dua buah material atau

1
Vol. 2, No. 3, September 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

aus. Sedangkan matrix bertugas mengikat sekam padi telah berhasil difabrikasi
dan melindungi serat agar bekerja dengan dengan metode teknologi metalurgi serbuk.
baik Beberapa penelitian yang dilakukan dari hasil pengujian fisik diperoleh bahwa
dengan mengunakan alumunium sebagai komposit matrik logam dengan
matrix logam yang dipadukan dengan abu penambahan abu sekam padi memiliki
terbang (fly ash) sebagai penguatnya. kerapatan lebih rendah dibandingkan
Aluminium yang dikenal mempunyai sifat dengan komposit Al/SiC tanpa sekam padi,
seperti ringan, tahan korosi, penghantar sedangkan sifat kekerasan dan kekuatannya
listrik yang baik digunakan sebagai matriks, jauh lebih besar dibandingkan Al/SiC tanpa
sedangkan fly ash digunakan sebagai penambahan abu sekam padi.
penguat. Aluminium yang digunakan Nayiroh.N (2008), komposit adalah
sebagai matrix adalah alumunium limbah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang
sampah kaleng minuman yang nantinya terdiri dari dua atau lebih bahan dimana
akan dihasilkan dari hasil pengecoran. sifat masing-masing bahan berbeda satu
Lebih dari 75% kaleng minuman diproduksi sama lainnya baik itu sifat kimia maupun
dengan bahan logam aluminium (Hasford fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil
dan Duncan, 1994). Bahan dasar kaleng akhir bahan tersebut (bahan komposit).
minuman aluminium (aluminium baverage Dengan adanya perbedaan dari material
cans) atau lebih dikenal kaleng minuman penyusunnya maka komposit antar material
soft drinks merupakan bahan manufaktur harus berikatan dengan kuat, sehingga perlu
yang terdiri dari dua jenis alloy aluminium adanya penambahan wetting agent.
(AA) yaitu AA 3104 dan AA 5182 Komponen penyusunnya berfungsi sebagai
(Novellis, 2007). Fly ash yang merupakan penguat (reinforcement) dan pengikat
salah satu sisa (limbah) pembakaran batu (matrix)
bara banyak dibuang begitu saja. Aluminium adalah logam yang ringan
penggunaan fly ash pada MMC ini dan cukup penting dalam kehidupan
diharapkan dapat mampu menyelesaikan manusia. aluminium merupakan unsur
masalah yang ditimbulkan jika fly ash kimia golongan IIIA dalam sistim periodic
dibiarkan begitu saja. Penambahan fly ash unsur, dengan nomor atom 13 dan berat
pada perekayasaan material aluminium ini atom 26,98 gram per mol. Bebas aluminium
diharapkan dapat memberikan keuntungan mudah teroksidasi membentuk lapisan tipis
seperti, mengurangi biaya proses produksi, oksida (Al2O3) yang tahan terhadap korosi.
serta sebagai bahan penguat (reinforcement) aluminium juga bersifat amfoter yang
yang baik. mampu bereaksi dengan larutan asam
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk maupun basa. Ssruktur kristal aluminium
mengetahui pengaruh penambahan limbah adalah struktur kristal FCC, sehingga
abu terbang (fly ash) terhadap kekerasan aluminium tetap ulet meskipun pada
dan ketangguhan material yang dihasilkan. temperatur yang sangat rendah. Aluminium
merupakan logam ringan yang mempunyai
2. Tinjauan Pustaka
ketahanan korosi yang baik dan hantaran
Akrom. M dkk (2010) melakukan listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik
penelitian tentang komposit matriks logam lainnya sebagai sifat logam.
(aluminium) yang berasal dari limbah Kaleng timah (ti-can) merupakan
kaleng minuman dengan penguat partikel pengembangan penemuan oleh seorang
silikon karbida dan penguat tambahan abu penemuan Nicolas Appert pada dasawarsa

2
Vol. 2, No. 3, September 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

1880. Produk ini dikembangkan oleh logam cair kedalam cetakan, pembongkaran
seorang berkebangsaan Inggris, Peter dan pembersihan coran (T. Surdia dkk.,
Durant pada 1980-an. Berkat penemuan 1976).
produksi massal pada akhir abad ke-19, Callister (2007) uji kekerasan vickers
kaleng timah menjadi standart produk menggunakan indentor piramida intan yang
konsumen. Timah dipilih karena relative pada dasarnya berbentuk bujur sangkar.
tidak beracun dan menambah daya tarik Besar sudut antar permukaan-permukaan
kemasan karena mengkilat dan tahan karat. piramida yang saling berhadapan adalah
Kaleng juga merupakan lembaran baja yang 1360. Nilai ini dipilih karena mendekati
disalut timah (Sn) atau serupa wadah yang sebagian besar nilai perbandingan yang
dibuat dari baja dan dilapisi timah putih diinginkan antara diameter lekukan dan
tipis dengan kadar tidak lebih dari 1,00- diameter bola penumbuk pada uji kekerasan
1,25% dari berat kaleng itu sendiri. brinell (Dieter, 1987). Angka kekerasan
vickers didefinisikan sebagai beban dibagi
luas permukaan lekukan. Pada prakteknya,
luas ini dihitung dari pengukuran
mikroskopik panjang diagonal jejak.
Uji impact bertujuan untuk mengetahui
ketangguhan logam akibat pembebanan
Gambar 1. Kaleng minuman kejut pada beberapa macam kondisi suhu.
Ketangguhan adalah suatu ukuran energi
Fly Ash merupakan salah satu jenis yang diperlukan untuk mematahkan bahan.
partikulat yang dapat diklasifikasikan suatu bahan ulet dengan kekuatan yang
dalam debu. Abu terbang (fly ash) sebagai sama dengan bahan rapuh akan
limbah PLTU berbahan bakar batu bara. memerlukan energ perpatahan yang lebih
besar dan mempunyai sifat tangguh yang
lebih baik. Penurunan ketangguhan dapat
berakibat fatal, oleh karena itu ketangguhan
perlu diukur atau dikuantifitasikan secara
konvensional yang mana hal tersebut
dilakukan dengan uji impak/benturan.
Gambar 2. Fly ash 3. Metodologi Penelitian
Pengecoran logam merupakan proses
Adapun tahapan awal yang dilakukan
pencairan logam yang dimana selanjutnya
pada penelitian ini yaitu :
dituang kedalam rongga cetakan dan
a. Mempersiapkan alat dan bahan
dibiarkan membeku, sehingga akan
penelitian meliputi tungku, lade, pola,
terbentuk suatu model yang sesuai dengan
blower, stircoast, pasir cetak, aluminium
bentuk dan pola cetakan. Proses pengecoran
kaleng, fly ash, serta paduan minyak
ini adalah proses yang memberikan
tanah dan oli sebagai bahan bakar .
fleksibilitas dan kemampuan yang tinggi
b. Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu
sehingga merupakan proses dasar yang
menyiapkan alat dan bahan pengujian,
penting dalam industry (Suhardi, 1987).
melakukan proses pembuatan spesimen
Untuk melakukan pengecoran, harus
dengan paduan (%) aluminium-fly ash
dilakukan proses seperti pencairan logam,
80% : 20%, 70% : 30%, 60% : 40%.
pembuatan cetakan, persiapan penuangan

3
Vol. 2, No. 3, September 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Specimen yang dibuat untuk pengujian Rata-rata 0,162


kekuatan impact sebanyak 20 sampel
1. Usaha yang dilakukan bandul waktu
dengan masing-masing paduan sebanyak
mematahkan benda uji atau usaha yang
5 sampel dan pengujian kekerasan
diserap benda uji sampai patah:
vickers sebanyak 12 sampel dengan
W1= G x (1 – cos ) (kg m)
masing-masing sampel sebanyak 3
2. Sisa usaha setelah mematahkan benda
sampel.
uji:
W2 = G x (1 – cos ) (kg m)
3. Besarnya usaha untuk mematahkan
benda uji:
W= G x ( cos - cos ) (kg m)
4. Besarnya Harga Impak
Gambar 3. Spesimen aluminium-fly ash
K = W/Ao
4. Hasil dan Pembahasan
Data pengamatan hasil pengujian 0.2

Kekuatam Impact (J/mm²)


D
impact Paduan Al-FA adalah sebagai
0.15 C
berikut: sudut awal ( ) 130o, sudut akhir ( )
0,162
128 o, berat bandul (G) 12,7 kg, jarak lengan 0.1 B
pengayun ( ) 1,2 m, luas penampang A 0,124
0.05 0,103
dibawah takikan (8 mm x 10 mm = 80
0.056
mm2). 0
1 2 3 4
Tabel 1. Perhitungan kekuatan impak
Perbandingan nilai kekuatan
Spesimen Joule/mm2 Impact komposisi Al-FA
0,051
0,051 Gambar 4. Grafik kekuatan Impak
AL 100% 0,077 Keterangan :
0,051 A. AL 100%
0,051 B. Paduan AL 80% : FA 20%
Rata-rata 0,056
0,103
C. Paduan AL 70% : FA 30%
AL:FA 0,103 D. Paduan AL 60% : FA 40%
80% : 20% 0,129 Pada grafik diatas menunjukan bahwa
0,077
nilai kekuatan impak dari masing-masing
0,103
Rata-rata 0,103 variasi paduan Aluminium-Fly ash terdiri
0,116 dari paduan Al 100%, paduan Al 80% : FA
AL:FA 0,116 20%, paduan Al 70% : FA 30%, dan
70% : 30% 0,143 paduan Al 60% : FA 40%, pada pengecoran
0,129 Al (alumunium)-Fly ash. Dapat di lihat
0,116 bahwa nilai kekuatan impak pada spesimen
Rata-rata 0124
0,129
dari variasi Aluminium 100% sebesar
AL:FA 0,129 0,056J/mm². Spesimen dari variasi Al 80%
60% : 40% 0,129 : FA 20% paduan adalah sebesar 0,103
0,295 J/mm². Spesimen dari variasi Al 70% : FA
0,129 30% paduan adalah sebesar 0,124 J/mm².
Spesimen dari variasi Al 60% : FA 40%

4
Vol. 2, No. 3, September 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

paduan adalah sebesar 0,162 J/mm².


Sehingga dapat disimpulkan nilai kekuatan 70

Kekerasan Vickers (Kg/mm²)


A B
impact terbesar terdapat pada paduan Al 60 C
60% : FA 40% pada specimen dengan nilai 60,250 D
50
0.162 J/mm². Hasil pengujian impact 40 59,475 50,717
aluminium-fly ash menunjukan terjadinya 30
peningkatan energi impact yang digunakan 20 49,785
untuk mematahkan spesimen sesuai 10
peningkatan fraksi berat fly ash sebagai 0
penguat. Hal ini disebabkan karena adanya 1 2 3 4
ikatan yang homogen, selain itu unsur atau Perbandingan nilai kekerasan vickers komposisi AL-FA
senyawa yang terkandung didalam fly ash
tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Gambar 5. Grafik kekerasan Vickers
dengan aluminium kaleng tersebut.
keterangan :
Data hasil pengujian kekerasan Vickers A. AL 100%
beban (P)= 300 gr (0,3kg) didapatkan hasil B. Paduan AL 80% : FA 20%
sebagai berikut: C. Paduan AL 70% : FA 30%
Tabel 2 Nilai kekerasan Vickers D. Paduan AL 60% : FA 40%
HVN/HV Pada grafik diatas menunjukan bahwa
Spesimen
(Kg/mm2 ) nilai kekerasan vickers dari masing-masing
61,628 variasi paduan Aluminium-Fly ash terdiri
AL 100% 48,129 dari paduan Al 100%, paduan Al 80% : FA
68,666 20%, paduan Al 70% : FA 30%, dan
Rata-rata 59,475 paduan Al 60% : FA 40%, pada pengecoran
AL:FA 62,807 Al (alumunium)-Fly ash. Dapat di lihat
80% : 20% 52,939 bahwa nilai kekerasan vickers pada
65,005 spesimen dari variasi Aluminium 100%
Rata-rata 60,250 sebesar 59,475 kg/mm². Spesimen dari
AL:FA 55,620 variasi Al 80% : FA 20% paduan adalah
70% : 30% 38,625 sebesar 60,250 kg/mm². Spesimen dari
58,508 variasi Al 70% : FA 30% paduan adalah
Rata-rata 50,917 sebesar 50,717 kg/mm². Spesimen dari
AL:FA 45,966 variasi Al 60% : FA 40% paduan adalah
60% : 40% 52,939 sebesar 49,785 kg/mm². Sehingga dapat
50,448 disimpulkan nilai kekuatan impact terbesar
Rata-rata 49,785 terdapat pada paduan Al 80% : FA 20%
pada specimen dengan nilai 60,250 kg/mm².
Hasil pengujian kekerasan vickers
Aluminium-fly ash menunjukan perbedaan
tingkat kekerasan yangberfariatif, ini dapat
terlihat pada tingkat kekerasan Al-FA
terendah berada pada spesimen dengan
variasai Al 60% : FA 40% yakni sebesar
49,785 kg/mm² dan tingkat kekerasan Al-

5
Vol. 2, No. 3, September 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

FA tertinggi berada pada spesimen dengan semakin ulet material maka akan semakin
variasi Al 80% : FA 20% paduan yakni kuat pula material tersebut serta semakin
sebesar 60,250 kg/mm². Perbedaan tingkat tidak memiliki sifat kekerasan.
kekerasan yang berfariatif menunjukan
Kesimpulan
bahwa dengan adanya penambahan dari fly
ash menyebabkan penetrasi indentor Adapun kesimpulan yang diproleh dari
terhadap spesimen tertahan karena adanya penelitian ini bahwa nilai kekerasan vickers
penguat. Sifat kekerasan Al-Fa yang Aluminium-fly ash menunjukan perbedaan
dihasilkan pada umumnya merupakan tingkat kekerasan yang berfariatif, ini dapat
fungsi dari kekuatan ikatan logam dimana terlihat pada tingkat kekerasan Al-FA
unsur silika, alumina, dan fero oksida yang terendah berada pada spesimen dengan
cukup tinggi didalam fly ash. variasai Al 60% : FA 40% yakni sebesar
Hall-petch merumuskan bahwa angka 49,785 kg/mm² dan tingkat kekerasan Al-
kekerasan logam berbanding terbalik FA tertinggi berada pada spesimen dengan
dengan akar kuadrat besar puntir, artinya variasi Al 80% : FA 20% paduan yakni
semakin kecil ukuran butir yang ada pada sebesar 60,250 kg/mm². Nilai kekuatan
suatu logam akan mempunyai area batas impact tertinggi berada pada Spesimen
puntir per-unit volume dari logam semakin dengan variasi Al 60% : FA 40% paduan
besar pula, maka kekerasannya cenderung adalah sebesar 0,162 J/mm² dan nilai
meningkat atau dengan kata lain kekuatan kekuatan impact terendah berada pada
bahan tersebut akan meningkat pula. Butir- spesimen dari variasi Aluminium 100%
butir yang membesar menyebabkan sebesar 0,056 J/mm², yang berbanding
terjadinya dislokasi maupun peningkatan terbalik dengan nilai kekerasannya. Dari
jumlah porositas. Deformasi yang terjadi hasil pengujian mekanis menunjukan
berhubungan dengan keterlibatan adanya bahwa Aluminium-fly ash yang dihasilkan
dislokasi pada butir. Besarnya butiran berupa ringan, kuat dan keras.
struktur mikro pada logam akan Daftar Pustaka
mempermudah pergerakan dislokasi dan
pada akhirnya menurunkan kekerasan. ____ASM Handbook vol 3, 2010),
Kekerasan dari suatu bahan berbanding Karakteristik Aluminium.
terbalik dengan kekuatan tarik Karena ____ASM Handbook vol 3, 2010)
pengertian dari kekerasan dan kekuatan Klasifikasi alumunium
tarik berbeda. Kekerasan adalah ketahanan (www.novelis.com, 2007). Komposisi
material terhadap deformasi local kimia kaleng minuman aluminium
(permukaan),sementara kekuatan tarik
adalah ketahanan material terhadap Akrom.M. 2010. Pembuatan Mmc Berbasis
deformasi plastis yang terjadi diseluruh Teknologi Metalurgi Serbuk dengan
permukaan material (global). Sehingga jika Bahan Baku Aluminium Dari Limbah
suatu bagian dari material memiliki Kaleng Minuman dan Aditif Abu Sekam
kekuatan yang baik, maka material tersebut Padi, Jurnal Pendidikan Fisika
semakin ulet sehingga memiliki sifat yang Indonesia 6, (UNNES).
semakin lunak dan tidak getas, Sementara Callister, W.D., 2001, Materials Science
itu sifat dari material yang memiliki and Engineering, 7th ed., John Wiley
kekerasan mempunyai sifat getas dan and Sons, USA.
cenderung tidak lunak atau ulet. Karena itu,

6
Vol. 2, No. 3, September 2017
e-ISSN: 2502-8944
ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin

Hadi.Q. 2013, Pengaruh Variasi Fraksi


Volume Abu Terbang (Fly Ash)
bebagai Penguat Al 6061 Matrix
Composite terhadap Sifat Makanik dan
Fisik Metal Matrix Composite Al 6061-
Fly Ash, Seminar Nasional Tahunan
Teknik Mesin (SNTTM) ke-9,
Universitas Sriwijaya
Irawan.R. 2013, Pengaruh Temperatur
Tuang Terhadap Distribusi Serbuk Fly
Ash Pada Komposit Al-Cu Diperkuat
Serbuk Fly Ash, UNDIP
Mulyadi,s, 2011, Karakterisasi Sifat
Mekanis Kaleng Minuman (Larutan
Lasegar, Pocari Sweat dan Coca
Cola), jurnal ilmu fisika (JIF), Vol 3
No 2, Universitas Andalas Kampus
Limau Manis Padang
Nasrul Umam, 2015, Analisis Uji Impact
Pada Baja ST 60 dengan Variasi
Ketebalan Lapisan Karbon Fiber
Untuk Aplikasi Kerangka Mobil Listrik,
(UNNES)
Solechan, 2010, Studi Pembuatan Prototipe
Material Piston Menggunakan Limbah
Piston Bekas dan ADC 12 yang
Diperkuat dengan Insert ST 60 dan
Besi Cor.
Subamorno, Dkk, 2011, Pemanfaatan
Limbah Abu Terbang Sebagai Penguat
Akuminium Metal Matrix Composite
Dibuat dengan Cara Metalurgi Serbuk,
Jurnal Manusian dan Lingkungan, Vol.
18, No 2, Universitas Gajah Mada
(UGM).

Anda mungkin juga menyukai