Oleh :
Rismilah Mazidatul Kholilah
1906.14901.268
Disusun Oleh :
DI SETUJUI OLEH
B. KLASIFIKASI
C. ETIOLOGI
Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap bahan fisik atau
kimia. Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut adalah perubahan cuaca,
alergi, polusi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik memudahkan
terjadinya bronchitis.
D. MANIFESTASI KLINIS
E. PATHOFISIOLOGI
Virus dan kuman biasa masuk melalui “port de entry” mulut dan
hidung “dropplet infection” yang selanjutnya akan menimbulkan viremia/
bakterimia dengan gejala atau reaksi tubuh untuk melakukan
perlawanan. Asap mengiritasi jalan napas, mengakibatkan hipersekresi
lendir dan inflamasi. Adanya iritasi yang terus menerus menyebabkan
kelenjar-kelenjar mensekresi lendir sehingga lendir yang diproduksi
semakin banyak, peningkatan jumlah sel goblet dan penurunan fungsi
silia. Hal ini menyebabkan terjadinya penyempitan dan penyumbatan
pada bronkiolus. Alveoli yang terletak dekat dengan bronkiolus dapat
mengalami kerusakan dan membentuk fibrosis sehingga terjadi
perubahan fungsi bakteri. Penyempitan bronkhial lebih lanjut dapat
terjadi perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya
dapat terjadi perubahan paru yang irreversible. Hal tersebut kemungkinan
mangakibatkan emfisema dan bronkiektatis.
F. PATHWAY
Alergen
Aktivasi IG.E
Peningkatan pelepasan
histamin
Mungkin dahak
berwarna kuning Nutrisi kurang dari
(infeksi sekunder) kebutuhan
Penggunaan otot-otot
bantu pernafasan.
Nyeri akut
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
- Lapisan terbawah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari
bronkus yang rusak (celluler debris).
H. PENATALAKSANAAN
1. Keperawatan
Memenuhi intake cairan sampai di atas atau lebih 4000 ml per hari
serta dengan memanipulasi lingkungan di sekitar pasien dengan uap
panas atau dengan kabut dingin. Fungsinya adalah untuk membantu
mengencerkan dahak.
2. Medis.
Pada penyebab yang di karenakan oleh virus belum ada obat khusus,
anti biotik tidak ada gunanya. Banyak minum terutama air buah
sangat memadahi. Obat penekan batuk tidak boleh di berikan pada
batuk yang berlendir.
1. PENGKAJIAN
a. Primer
1) Airway
2) Breathing
3) Circulation
b. Pemeriksaan fisik
1) Mata
a) Konjungtiva pucat (karena anemia)
b) Konjungtiva sianosis (karena hipoksia)
c) Konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis)
2) Kulit
a) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)
b) Sianosis secara umum (hipoksemia)
c) Penurunan turgor (dehidrasi)
d) .Edema
e) Edema periorbital
3) Jari dan kuku
a) Sianosis
b) Clubbing finger
4) Mulut dan bibir
a) Membrane mukosa sianosis
b) Bernafas dengan mengerutkan mulut
5) Hidung
a) Pernapasan dengan cuping hidung
b) Vena leher : adanya distensi/bendungan
6) Dada
a) Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas
pernafasan, dispnea, atau obstruksi jalan pernafasan)
b) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dengan kanan
c) Tactil fremitus, thrill, (getaran pada dada karena udara/suara
melewati saluran /rongga pernafasan)
d) Suara nafas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
e) Suara nafas tidak normal (crekler/reles, ronchi, wheezing, friction
rub, /pleural friction)
f) Bunyi perkusi (resonan, hiperresonan, dullness)
7) Pola pernafasan
a) Pernafasan normal (eupnea)
b) Pernafasan cepat (tacypnea)
c) Pernafasan lambat (bradypnea)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN DAN
DIAGNOSA
NO CRITERIA HASIL INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
(NOC)
1 Bersihan Jalan Nafas tidak NOC : NIC :
Efektif Respiratory status : Airway suction
Ventilation Pastikan kebutuhan oral /
Definisi : Ketidakmampuan Respiratory status : tracheal suctioning
untuk membersihkan Airway patency Auskultasi suara nafas sebelum
sekresi atau obstruksi dari Aspiration Control dan sesudah suctioning.
saluran pernafasan untuk Informasikan pada klien dan
mempertahankan Kriteria Hasil : keluarga tentang suctioning
kebersihan jalan nafas. Mendemonstrasikan Minta klien nafas dalam sebelum
batuk efektif dansuction dilakukan.
Batasan Karakteristik : suara nafas yang
Berikan O2 dengan
Dispneu, Penurunanbersih, tidak adamenggunakan nasal untuk
suara nafas sianosis dan dyspneumemfasilitasi suksion
Orthopneu (mampu nasotrakeal
Cyanosis mengeluarkan Gunakan alat yang steril sitiap
Kelainan suara nafassputum, mampumelakukan tindakan
(rales, wheezing) bernafas dengan
Anjurkan pasien untuk istirahat
Kesulitan berbicara mudah, tidak adadan napas dalam setelah kateter
Batuk, tidak efekotifpursed lips) dikeluarkan dari nasotrakeal
atau tidak ada Menunjukkan jalan
Monitor status oksigen pasien
Mata melebar nafas yang paten
Ajarkan keluarga bagaimana
Produksi sputum (klien tidak merasacara melakukan suksion
Gelisah tercekik, irama nafas,
Hentikan suksion dan berikan
Perubahan frekuensifrekuensi pernafasanoksigen apabila pasien
dan irama nafas dalam rentangmenunjukkan bradikardi,
normal, tidak adapeningkatan saturasi O2, dll.
Faktor-faktor yangsuara nafas
berhubungan: abnormal) Airway Management
Lingkungan : merokok,
Mampu Buka jalan nafas, guanakan
menghirup asap rokok,mengidentifikasikan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perokok pasif-POK, infeksi dan mencegah factorperlu
Fisiologis : disfungsiyang dapat
Posisikan pasien untuk
neuromuskular, hiperplasiamenghambat jalanmemaksimalkan ventilasi
dinding bronkus, alerginafas Identifikasi pasien perlunya
jalan nafas, asma. pemasangan alat jalan nafas
Obstruksi jalan nafas : buatan
spasme jalan nafas, Pasang mayo bila perlu
sekresi tertahan, Lakukan fisioterapi dada jika
banyaknya mukus, adanya perlu
jalan nafas buatan, sekresi Keluarkan sekret dengan
bronkus, adanya eksudat batuk atau suction
di alveolus, adanya benda Auskultasi suara nafas, catat
asing di jalan nafas. adanya suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berikan bronkodilator bila
perlu
Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status
O2
2 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :
Respiratory status : Airway Management
Definisi : Pertukaran udara Ventilation Buka jalan nafas, guanakan
inspirasi dan/atau ekspirasi
Respiratory status :teknik chin lift atau jaw thrust bila
tidak adekuat Airway patency perlu
Vital sign Status Posisikan pasien untuk
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
- Penurunan tekanan Mendemonstrasikan Identifikasi pasien perlunya
inspirasi/ekspirasi batuk efektif danpemasangan alat jalan nafas
- Penurunan pertukaran suara nafas yangbuatan
udara per menit bersih, tidak Pasang mayo bila perlu
ada
- Menggunakan otot sianosis dan dyspneu
Lakukan fisioterapi dada jika
pernafasan tambahan (mampu perlu
- Nasal flaring mengeluarkan Keluarkan sekret dengan
- Dyspnea sputum, mampubatuk atau suction
- Orthopnea bernafas dengan
Auskultasi suara nafas, catat
- Perubahan mudah, tidak adaadanya suara tambahan
penyimpangan dada pursed lips) Lakukan suction pada mayo
- Nafas pendek Menunjukkan jalan
Berikan bronkodilator bila
- Assumption of 3-point nafas yang patenperlu
position (klien tidak merasa
Berikan pelembab udara
- Pernafasan pursed-lip tercekik, irama nafas,Kassa basah NaCl Lembab
- Tahap ekspirasi frekuensi pernafasan
Atur intake untuk cairan
berlangsung sangat lama dalam rentangmengoptimalkan keseimbangan.
- Peningkatan diameter normal, tidak ada
Monitor respirasi dan status
anterior-posterior suara nafasO2
- Pernafasan rata- abnormal)
rata/minimal Tanda Tanda vitalTerapi Oksigen
Bayi : < 25 atau > 60 dalam rentang normal
Bersihkan mulut, hidung dan
Usia 1-4 : < 20 atau > 30 (tekanan darah, nadi,secret trakea
Usia 5-14 : < 14 atau > 25 pernafasan) Pertahankan jalan nafas yang
Usia > 14 : < 11 atau > 24 paten
- Kedalaman pernafasan Atur peralatan oksigenasi
Dewasa volume tidalnya Monitor aliran oksigen
500 ml saat istirahat Pertahankan posisi pasien
Bayi volume tidalnya 6-8 Onservasi adanya tanda tanda
ml/Kg hipoventilasi
- Timing rasio Monitor adanya kecemasan
- Penurunan kapasitas vital pasien terhadap oksigenasi
Nursing Series.