Anda di halaman 1dari 66

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.

T DENGAN
MASALAH SINGLE PARENT DI DESA KRADENAN DUSUN GIRIREJO
KECAMATAN IMOGIRI YOGYAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Praktik Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing : Novi Widyastuti R, Sp. Kep., J
COVER

KELAS 3A

Menik Lansiatun 2820173022

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NOTOKUSUMO


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. T DENGAN
MASALAH SINGLE PARENT DI DESA KRADENAN DUSUN GIRIREJO
KECAMATAN IMOGIRI YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
Nama : Menik Lansiatun
Nim : 2820173022

Dengan ini sudah disetujui dan diserahkan


Sebagai Laporan Kegiatan Praktik Keperawatan Keluarga
Hari : Senin
Tanggal : 16 Maret 2020

Praktik Pembimbing Akademi

Menik Lansiatun Novi Widyastuti R, Sp. Kep., J

2
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
TINJAUAN TEORI...............................................................................................1
A. KONSEP KELUARGA..............................................................................1
1. Definisi......................................................................................................1
2. Fungsi........................................................................................................1
3. Tipe dan Bentuk........................................................................................2
4. Tahap dan Perkembangan.........................................................................4
5. Struktur Keluarga......................................................................................7
6. Proses dan Strategi Koping.......................................................................8
7. Keluarga Sebagai Pasien...........................................................................8
8. Proses Keluarga dalam Pemberian Askep.................................................8
9. Pengkajian...............................................................................................10
10. Diagnosa dan Intervensi....................................................................15
B. KONSEP SINGLE PARENT...................................................................18
1. Definisi Single Parent..............................................................................18
2. Penyebab Orang TuaTunggal..................................................................18
3. Dampak orang tua tunggal terhadap kehidupan wanita termasuk coping
stress...............................................................................................................20
4. Strategi Coping........................................................................................22
5. Keterampilan memecahkan masalah.......................................................24
6. Keyakinan atau pandangan positif..........................................................24
7. Keterampilan sosial.................................................................................24
8. Dukungan sosial......................................................................................24
9. Materi......................................................................................................24
10. Penanggulangan Orang TuaTunggal...................................................24

iii
11. Dampak Single Parent di kaitkan dengan Fungsi Keluarga................25
12. Hal-Hal yang Perlu dilakukan Single Parent.......................................26
BAB II...................................................................................................................28
TINJAUAN KASUS.............................................................................................28
A. Kasus..........................................................................................................28
B. Pengkajian.................................................................................................30
C. Analisa Data...............................................................................................43
D. Skoring.......................................................................................................45
E. Diagnosa.....................................................................................................48
F. Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan Keluarga.............................49
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60

iv
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi
Keluarga adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan
berdasarkan hukum dan undang-undang perkawinan yang sah hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dimana individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Harmoko. 2012).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta
sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman, 2010).
2. Fungsi
Menurut Friedman (2010) Lima fungsi keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Fungsi Afektif
Fungsi ini berhubungan dengan fungsi internal keluarga, untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan
cinta kasih serta saling menerima dan mendukung. Dengan
terpenuhinya fungsi ini, maka keluarga akan menjalankan tujuan
psikososial yang utama, yaitu memberikan sifat-sifat kemanusiaan
dalam diri mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku kemampuan
menjalin hubungan secara lebih akrab.
b. Fungsi Sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota
keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan dilingkungan sosial.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia

1
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang,
pangan, dan papan.
e. Fungsi Keperawatan
Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan mempengaruhi asuhan keperawatan keluarga
dan individu. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan :
1) Mengenal masalah
2) Mampu mengambil keputusan
3) Memberikan perawatan berdasarkan masalah
4) Memanfaatkan pelayanan kesehatan
5) Memodifikasi lingkungan.
3. Tipe dan Bentuk
Tipe dan bentuk keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah sebagai
berikut:
a. Secara tradisional
1) Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak karena
dilahirkan (natural) maupun adopsi.
2) Keluarga asal (family of origin)
Merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang yang
dilahirkan.
3) Keluarga Besar (extended family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan
darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu.
b. Secara modern
1) Tradisional nuclear
Keluarga inti yang di dalamnya terdapat sangsi-sangsi yang harus
dipatuhi oleh anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.

2
2) Reconstituted nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami atau istri yang tinggal dalam satu rumah dengan anak-
anaknya.
3) Niddle age
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya
bekerja di rumah anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah
atau perkawinan.
4) Dyadiac Nuclear
Suami atau istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
yang kedua atau salah satunya bekerja di luar.
5) Singgle parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya
dan anak-anak dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
6) Dual carrer
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa adanya seorang
anak.
7) Commer married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu.
8) Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendirian yang tidak adanya
keinginan untuk menikah.
9) The generation
Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.
10) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anaknya yang bersam-sama memfasilitasi.

3
11) Group marriage
Suatu perumahan yang terdiri dari orang tua dan keturunannya
didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu menikah dengan
yang lainnya dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
12) Unmarried parent and child
Ibu dan anak di mana perkawinan tidak dikehendaki adanya adopsi.
13) Choibin couple
Dua orang atau pasangan yang tinggal dalam satu rumah tetapi
pasangan tersebut tidak menikah
14) Gay and lesbian family
Keluarga yang dibentuk dalam pasangan yang berjenis kelamin
yang sama.
4. Tahap dan Perkembangan
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) adalah
sebagai berikut:
a. Tahap 1 : Keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari
keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua).
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi
berumur 30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan
kelahiran anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran
terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan
bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan

4
semua peran peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada mereka.
Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan
menjadi orang tua baru. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
2) Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek.
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami -
ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan –saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain,privasi, keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dann
hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu :

5
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan
2) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
3) Meningkatkan komunikasi terbuka
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7
tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah
hingga berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinanBerkomunikasi
secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau
agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam
rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih
tinggal di rumah. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan
dari bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah

6
dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tahap inibiasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhirpada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun
kemudian. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu
atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga
salahsatu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
3) Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan “ Life Review”
5. Struktur Keluarga
Menurut Jhonson L, (2010) struktur keluarga dibagi menjadi 5 yaitu
sebagai berikut:
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi ,dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah.
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur
garis ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami

7
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga,dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya adanya hubungan dengan suami atau istri.
6. Proses dan Strategi Koping
Menurut Friedman (2010) dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat :
a. Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
b. Koordinator atau menjadi pelayanan kesehatan dan perawatan keluarga
c. Menjadi fasilitator dalam pelayanan kesehatan
d. Menjadi penyuluh, pendidikan dan konsultan kesehatan

7. Keluarga Sebagai Pasien


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga menurut
Friedman (2010) yang membagi keluarga ke dalam bidang kesehatan yang
dapat dilakukan, yaitu:
a. Dapat mengenal masalah kesehatan disetiap anggota keluarga yang
mengalami masalah
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga yang bermasalah dengan kesehatannya
c. Memberikan keperawatan untuk melakukan terhadap anggota
keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan dan dapat membantu
dirinya sendiri yang cacat atau usianya yang terlalu muda
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan anggota keluarga yang lain
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan.
8. Proses Keluarga dalam Pemberian Askep
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan fiungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas tugas dalam bidang kesehatan yang
perlu dipahami dan dilakukan, yaitu:

8
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan.
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan
gejala, perawatan dan pencegahan diabetes melitus.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan menentukan tindakan.keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatandapat
dikurangi bahkan teratasi. Ketidaksanggupan keluarga mengambil
keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena
keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan. Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara
perawatan pada penyakitnya. Jika demikian, anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan
atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan
keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga
dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya

9
sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah
yang tidak memenuhi syarat.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh
pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.
9. Pengkajian
a. Data umum
1) Identitas
Pada data ini yang perlu dikaji adalah tentang nama, usia,
pendidikan, pekerjaan,alamat, dan genogram.
2) Komposisi keluarga
Dikaji tentang daftar anggota keluarga dan genogram.
3) Tipe keluarga
Pada tipe keluarga ini yang dikaji yaitu tentang jenis keluarga
beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan tipe tersebut.
4) Suku bangsa
Kaji identifikasi budaya suku bangsa terebut.
5) Agama
Pada pengkajian ini yang perlu dikaji yaitu panutan keluarga
tersebut dan bagaimana keluarga tersebut menjalankan ibadahnya.
6) Status sosial ekonomi keluarga
Pada status sosial ekonomi yang dikaji yaitu tentang pekerjaan ,
tempat kerja, dan penghasilan setiap anggota yang sudah bekerja,
umber penghasilan, berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap
anggota keluarga yang bekerja.
7) Aktivitas rekreasi kelurga
Dimana pengkajian ini berisi tentang kegiatan keluarga dalam
mengisi waktu luang dan kapan keluarga pergi bersama ketempat
rekreasi.

10
b. Riwayat dan perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada tahap ini yang dikaji adalah hubungan keluarga saat ini, dan
komunikasi antar keluarga tersebut, apaka ada pertengkaran,
perdebatan dan sebagainya antar keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang berlaku yang belum terpenuhi
Pada tahap ini yang dikaji adalah tugas perkembangan keluarga saat
ini yg belum belum dilaksanakan secara optimal oleh keluarga.
3) Riwayat keluarga inti
Pada tahap ini yang dikaji adalah hubungan keluarga inti, dan apa
latar belakang sebelum menjalani sebuah kelurga.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Pada tahap ini yang dikaji adalah bagaimana keaadan keluarga
sebelumnya, sampai keadaan sekarang.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Pada tahap ini yg dikaji adalah letak posisi rumah pada denah
perkampungan yg ditinggali keluarga dengan jelas.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
Pada tahap ini yg dikaji adalah gambaran tentang rumah keluarga
dan apa yg dilakukan keluarga setiap harinya, misalnya berbaur
dengan tetangga.
3) Mobilitas geografis keluarga
Pada tahap ini yg dikaji adalah letak daerah rumah keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga
Pada tahap ini yg dikaji adalah tentang interaksi dengan tetangga,
misalnya apakah keluarga mengikuti pengajian atau perkumpulan ibu
ibu rumah tangga lainnya ataupun kegiatan lainya.
5) Sistem pendukung keluarga

11
Pada tahap ini dikaji adalah tentang kesulitan keungan yang keluarga
dapat diatasi dengan dukungan keluarga.
d. Struktur keluarga
1) Pola-pola komunikasi keluarga menjelaskan komunikasi antar
anggota keluarga, termasuk pesan yang disampaikan, bhsa yang
digunakan, komunikasi secara langsung atau tidak, pesan
emosional (positif/negatif), frekuensi kualitas komunikasi yang
berlangsung, adakah hal-hal yang tertutup dalam keluarga dan
untuk didiskusikan.
2) Strukrur kekuatan keluarga
Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat yang memutuskan
dalam penggunaan keuangan, pengambilan keputusan dalam
pekerjaan tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan
dan kedisiplinan anak-anak. Model kekuatan atau kekuasaan yang
digunakan adalah membuat keputusan.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4) Struktur nilai atau norma keluarga menjelaskan mengenai nilai
norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau komunitas.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Mengkaji diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan
kepada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Mengkaji tentang otonomi setiap anggota dalam keluarga, saling
ketergantungan keluarga, yang bertanggung jawab dalam
membesarkan anak (Mubarok, 2012). Fungsi mengembangkan dan
tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

12
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar
rumah (Harnilawati, 2013).

3) Fungsi perawatan kesehatan


Mengkaji tentang sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, dan perlindungan terhadap anggota yang sakit (Mubarok,
2012).
4) Fungsi reproduksi
Mengkaji tentang beberapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga serta metode yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang
pangan dan papan.
f. Stres dan koping keluarga
1) Stesor jangka pendek
Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaikan
dalam waktu lebih dari 6 bulan Strategi koping yang digunakan.
2) Mengkaji tentang strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
3) Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau stresor,
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau
stresor.
4) Strategi adaptasi disfungsional menjelaskan adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga metode
ini sama dengan pemerikasaan fisik di klinik.
2) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada

13
h. Diagnosa Keperawatan Keluarga menurut Herdman (2015) dalam
IPKKI (Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia) yaitu :
1. Domain 1 : Promosi Kesehatan, Kelas 2 : manajemen kesehatan
a. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga (00080)
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)
c. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (00188)
2. Promosi Kesehatan : Health Promotion
a. Kemampuan untuk mempertahankan kesehatan
b. Gangguan mempertahankan kesehatan (10000918)

14
10. Diagnosa dan Intervensi

N
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
O
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali tatap Mengenal masalah diabetes mellitus.
Kesehatan muka diharapkan masalah ketidakefektifan Menjelaskan pada keluarga mengenai
pemeliharaan kesehatan teratasi dengan kriteria diabetes mellitus
hasil: keluarga dan penderita mampu merawat 1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang
anggota dengan masalah Diabetes Mellitus diabetes mellitus
a. Diskusikan dengan keluarga tentang
pengertian diabetes melitus
b. Anjurkan keluarga untuk menyebutkan
kembali tentang
pengertian
2. Menyebutkan tanda dan gejala diabetes
mellitus
a. Jelaskan kepada keluarga tentang tanda
dan gejala Diabetes Mellitus
b. Evaluasi penjelasan yang telah diberikan
c. Berikan reinforcment positif
3. Mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah diabetes mellitus
a. Mengambil keputusan untuk menangani
masalah diabetes mellitus
b. Diskusikan dengan keluarga
bagaimana mengatasi diabetes mellitus
untuk mengambil keputusan
selanjutnya
c. Beri pujian positif atas keputusan yang

15
N
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
O
diambil keluarga
4. Merawat keluarga dengan diabetes
mellitus
a. Gali pengetahuan keluarga dalam
mengatasi diabetes mellitus
b. Diskusikan dengan keluarga cara
perawatan diabetes mellitus
c. Motivasi keluarga untuk
mengungkapkan kembali apa yang
telah disampaikan
5. Mendemonstrasikan cara perawatan
diabetes mellitus
a. Demonstrasikan cara perawatan
diabetes mellitus
b. Motivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan
c. Beri pujian atas upaya keluarga
dalam menilai keberhasilan yang
dilakukan
6. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
a. Menjelaskan manfaat fasilitas
kesehatan yang dapat digunakan
untuk mengatasi diabetes mellitus

2. Kesiapan meningkatkan Setelah dilakukan pertemuan selama 3 kali 1. Menjelaskan tentang diabetes mellitus

16
N
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
O
manajemen kesehatan tatap muka diharapkan kesiapan a. Diskusi dengan keluarga tentang
meningkatkan manajemen kesehatan teratasi pengertian diabetes mellitus
dengan kriteria hasil: Keluarga dan b. Anjurkan keluarga untuk menyebutkan
penderita tahu tentang penyakit hipertensi kembali tentang pengertian
dan dapat merawat anggota keluarga yang 2. Penyebab diabetes mellitus
terkena diabetes mellitus a. Evaluasi penjelasan tentang penyebab
diabetes mellitus
b. Motivasi kembali keluarga untuk
mengulang penjelasan yang sudah
diberikan
3. Menyebutkan tanda dan gejala diabetes
mellitus
a. Evaluasi penjelasan tentang tanda dan
gejala diabetes mellitus
b. Motivasi kembali keluarga untuk
mengulang penjelasan yang sudah
diberikan
c. Berikan pujian
4. Menjelaskan tentang pengobatan
a. Evaluasi penjelasan tentang tanda dan
gejala diabetes mellitus
b. Motivasi kembali keluarga untuk
mengulang penjelasan yang diberikan

17
B. KONSEP SINGLE PARENT
1. Definisi Single Parent
Single parent adalah seorang ayah atau seorang ibu yang memikul
tugasnya sendiri sebagai kepala keluarga sekaligus ibu rumah tangga. Orang
tua tunggal atau biasa disebut dengan istilah single parent adalah orang tua
yang hanya terdiri dari satu orang saja, dimana didalam rumah tangga ia
berperan sebagai ibu dan juga berperan sebagai ayah. Saat ini keluarga orang
tua tunggal memiliki serangkaian masalah khusus. Hal ini disebabkan karena
hanya ada satu orang tua yang membesarkan anak. Bila diukur dengan angka
mungkin lebih sedikit sifat positif yang ada dalam diri suatu keluarga dengan
satu orang tua dibandingkan dengan keluarga dengan orang tua tunggal.
Orang tua tunggal ini menjadi lebih penting bagi anak dan perkembangannya
karena orang tua tunggal ini tidak mempunyai pasangan untuk saling
menopang (Pratjipto, 2007).
Pilihan untuk menjadi orang tua tunggal adalah pilhan yang sangat berat,
walaupun demikian daripada aborsi dan menambah beban dosa, mereka lebih
ikhlas menjadi orang tua tunggal. Untuk iini mereka juga harus siap menerima
reaksi dari orang tua, keluarga dan dikucilkan entah untuk sementara atau
untuk selamanya. Belum lagi menjadi gunjingan maupun dicibirkan oleh
teman, tetangga maupun rekan kerja. Untuk menjalani semua itu dibutuhkan
kekuatan hati dan daya juang yang tinggi, termasuk mengikis perasaan
dendam kepada silelaki notabene ayah dari anaknya sendiri. Sedangkan bagi
perempuan yang sudah menikah siap atau tidak predikat janda dengan anak
yang disandangnya. Untuk menjadi orang tua tunggal itu tidaklah mudah
(Tafiah,2011).
2. Penyebab Orang TuaTunggal
Ada dua jenis kategori orang tua tunggal yaitu yang sama sekali tidak
pernah menikah dan sempat atau pernah menikah. Mereka menjadi orang tua
tunggal bisa saja disebabkan, karena ditinggal mati lebih awal oleh pasangan

18
hidupnya, ataupun akibat perceraian atau bisa juga ditinggal oleh sang kekasih
yang tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya, dan kebanyakan terjadi
dikalangan remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas. Penyebab single
parent antara lain :
1. Perceraian
2. Kematian
3. Kehamilan diluar nikah
Bagi seorang wanita atau laki-laki yang tidak mau menikah, kemudian
mengadopsi anak orang lain (majalah ayah bunda). Seorang ibu dapat menjadi
orang tua tunggal mungkin karena kematian suaminya atau perceraian, dan
beberapa ibu tentu tidak pernah menikah lagi, termasuk mereka yang memilih
memlih menjadi ibu tunggal. Saat ini percerraian menjadi cara yang umum
untuk menjadi orang tua tunggal. Ibu yang bercerai lebih banyak mengalami
kesulitan dalam masalah kekuasaan dan kedisiplinan. Beberapa ibu
menjelaskan tentang beratnya mengemban tugas tersebut. Para ibu ini mulai
terpaksa mulai bekerja diluar rumah untuk pertama kalinya guna memenuhi
kebutuhan keuangan keluarganya dengan gaji pertama yang tidak begitu
banyak. Beberapa diantaranya juga tidak dapat lagi menggantungkan
kebutuhan keuangan dan emosonalnya kemantan suaminya.
George Levinger mengambil 600 sampel pasangan suami-istri yang
mengajukan perceraian dan mereka paling sedikit mempunyai satu orang anak
di bawah usia 14 tahun. Levinger menyusun sejumlah kategori keluhan yang
diajukan, yaitu :
1. Pasangannya sering mengabaikan kewajiban rumah tangga dan
anak,seperti jarang pulang ke rumah, tidak ada kepastian waktu berada di
rumah, serta tidak adanya kedekatan emosional dengan anak dan
pasangan;
2. Masalah keuangan (tidak cukupnya penghasilan yang diterima untuk
menghidupi keluarga dan kebutuhan rumah tangga);

19
3. Adanya penyiksaan fisik terhadap pasangan
4. Pasangannya sering berteriak dan mengeluarkan kata-kata kasar serta
menyakitkan;
5. Tidak setia, seperti punya kekasih lain dan sering berzina dengan orang
lain
6. Sering mabuk dan judi
7. Ketidakcocokan dalam melaksanakan hubungan seksual
8. Keterlibatan/ campur tangan dan tekanan sosial dari pihak kerabat
pasangannya
9. Kecurigaan, kecemburuan serta ketidakpercayaan dari pasangannya
10. Berkurangnya perasaan cinta sehingga jarang berkomunikasi, kurangnya
perhatian dan kebersamaan di antara pasangan
11. Tuntutan yang dianggap berlebihan sehingga pasangannya sering menjadi
tidak sabar, tidak ada toleransi dan dirasakan terlalu “menguasai” (Ihromi,
2014).
3. Dampak orang tua tunggal terhadap kehidupan wanita termasuk coping stress
a. Pengetian stres
Stres adalah kata yang tidak asing lagi dari suatu kehidupan. Setiap
individu sering merasakannya, dari anak kecil , remaja, dan dewasa.
Mereka menganggap stres terjadi apabila sesuatu atau keadaan yang
mereka inginkan tidak sesuai dengan harapan.
Mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi disebabkan oleh
transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan presepsi
jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-
sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang
individu (Smet, 2010).
Menyatakan stres merupakan hasil dari tidak adanya kecocokan
antara orang (dalam arti kepribadiannya, bakatnya, dan kecakapan) dan
lingkungannya, yang mengakibatkan ketidakmampuannya untuk

20
menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif Munandar,
2009).

21
b. Gejala-gejala Stres
Menurut (Munandar, 2009) mengemukakan beberapa gejala- gejala
stres. Menurut mereka stres akan mempunyai dampak pada suasana
hati , otot kerangka, dan organ-organ dalam badan, gejala-gejala stress
tersebut yaitu:
1. Gejala-gejala suasana hati, yaitu menjadi overexcited, cemas, merasa
tidak pasti, sulit tidur pada malam hari, menjadi sangat tidak enak dan
gelisah, menjadi gugup.
2. Gejala-gejala otot kerangka, yaitu jari-jari dan tangan gemetar, tidak
dapat duduk diam atau berdiri di tempat, mengembangkan gerakan
tidak sengaja, kepala mulai sakit, merasa otot menjadi tegang atau
kaku, menggagap jika bicara.
3. Gejala-gejala organ-organ dalam badan, yaitu perut terganggu,
merasa jantung berdebar, menghasilkan banyak keringat, merasa
kapala ringan atau akan pingsan, mengalami kedinginan, wajah
menjadi panas, mulut menjadi kering, mendengar bunyi berdering
dalam kuping.
c. Jenis- jenis Stres
Menurut (Prabowo, 2009) menyebutkan jenis stres yang dibedakan
menjadi dua bagian yaitu systemic stress dan psychological stress.
System stres didefinisikan sebagai respon non spesifik dari tubuh
terhadap beberapa tuntutan lingkungan. Ia menyebut kondisi-kondisi
pada lingkungan yang menghasilkan stres, misalnya racun kimia atau
temperatur ekstrim, sebagai stresor. Selye mengidentifikasikasi tiga
tahap dalam respon sistemik tubuh terhadap kondisi-kondisi penuh stres,
yang diistilahkan General Adaption Syndrome (GAS).
d. Sumber Stres
Menurut (Turner & Helms, 1995), sumber stres adalah semua
kejadian atau kondisi ekstrenal yang dapat menggangu keseimbangan

22
individu. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya perubahan fisik,
lingkungan, maupun sosial yang dapat memicu terjadinya stres.
Berbagai kejadian atau keadaan, baik eksternal maupun internal,
yang dirasakan sebagai sesuatu yang mengancam (berbahaya) serta
menimbulkan perasaan tegang tersebut juga sebagai stressor (penyebab).
Penyebab stres dianggap sebagai sesuatu yang berasal dari situasi
eksternal yang dapat mempengaruhi individu (Goldberger & Brenitz,
1982).
4. Strategi Coping
a. Pengertian Strategi Coping
Coping berasal dari kata “ COPE “ yang berarti lawan, mengatasi
menurut Sarafino (dalam Smet 2010). coping sebagai suatu proses dimana
individu mencoba untuk mengelola stres yang ada dengan cara tertentu.
Menurut Lazarus & Folkman (dalam Smet, 2010), coping adalah
suatu proses di mana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada
antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu
maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber
daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressfull.
Menurut Kalimo (2011) coping diartikan sebagai suatu usaha baik
mengarah pada suatu tindakan dan Intrapsychic, untuk mengatur
lingkungan dan tuntutan dari dalam dan konflik yang mana beban sudah
terlampaui dari akal seseorang. Dibeberapa situasi para pekerja mencoba
untuk mengatasi dengan membuat suatu usaha untuk merubah situasi
menjadi lebih baik, atau di situasi yang berbeda dapat dimungkinkan juga
untuk menghindari situasi yang tidak bersahabat.
Folkman (dalam Resick, 2010) mengartikan coping sebagai
perubahan pemikiran dan perilaku yang digunakan oleh seseorang yang
dalam menghadapi tekanan dari luar maupun dalam yang disebabkan oleh
transaksi antara seseorang dengan lingkungannya yang dinilai sebagai

23
stressor. coping ini nantinya akan terdiri dari upaya-upaya yang dilakukan
untuk mengurangi keberadaan stressor.
Pengertian coping lebih dahulu merujuk pada kesimpulan total dari
metode personal, dapat digunakan untuk menguasai situasi yang penuh
dengan stres. coping termasuk dalam rangkaian dari kemampuan untuk
bertindak pada lingkungan dan mengelola ganguan emosional kognitif,
serta reaksi psikis.
b. Jenis- jenis Strategi Coping
Para ahli menggolongkan dua strategi coping yang biasanya
digunakan oleh individu, yaitu: problem-solving focused coping, dimana
individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk
menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres; dan
emotion-focused coping, dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk
mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri dengan dampak
yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh
tekanan. Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan
kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan
dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari. Faktor yang
menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan
sangat tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat
stres dari suatu kondisi atau masalah yang dialaminya.
c. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Coping
Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan
ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi kesehatan
fisik/energi, keterampilan memecahkan masalah, keyakinan atau
pandangan positif, keterampilan sosial dan dukungan sosial dan materi.

24
d. Kesehatan fisik
Kesehatan merupakan hal yang penting, karena selama dalam usaha
mengatasi stres individu dituntut untuk mengerahkan tenaga yang cukup
besar.
5. Keterampilan memecahkan masalah
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi,
menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk
menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif
tersebut sehubungan dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya
melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.
6. Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting,
seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of control) yang mengerahkan
individu pada penilaian ketidakberdayaan (helplessness) yang akan
menurunkan kemampuan strategi coping tipe : problem-solving focused
coping.
7. Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan
bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang
berlaku di masyarakat.
8. Dukungan sosial
Dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi dan
emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua, anggota keluarga
lain, saudara, teman, dan lingkungan masyarakat sekitarnya.
9. Materi
Dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang-barang atau
layanan yang biasanya dapat dibeli.

25
10. Penanggulangan Orang TuaTunggal
a. Orang tua tunggal bisa tetap bahagia menjalani hidup ini dengan tetap
menggunakan pendekatan yang positif. Dengan menjadikan hsl-hsl ysng
positif dalam hidup menjadi pemicunya, maka kebahagiaan tersebut juga
bisa didapatkan. Barikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang
tua tunggal agar tetap bisa bahagia : Focus pada anak-anak. Jika anak-
anak adalah pusat kehidupan anda, dengan sendirinya anak-anak tersebuta
akan menhetahui dan merespons apapun yang terjadi pada diri orang
tuanya.
b. Mengenal diri sendiri. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengenal diri
sendiri dan merasa nyaman dengan kesendirian tinggalkan segala pikiran
yang negative tentang kesendidrian dan berlatihlah untuk merasa cukup
nyaman dengan diri sendiri.
c. Libatkan anak-anak dalam mencerminkan peran orang tua yag hilang.
Dalam hal ini bukan berarti harus menemukan pengganti dari seorang ibu
atau ayah, tapi bisa dengan membuata anak dekat dengan paman, bibi
atau kakek dan nenek untuk mengisi kekosongan salah satu orang tua.
d. Biarkan anak-anak tahu bahwa dirinya dapat melengkapkan hidup anda.
Jika anda percaya bahwa anda tetap bisa bertahan tanpa seorang laki-laki
atau seorang perempuan disamping anda maka anak-anakpun akan
mempercayai itu. Karena anak adalah cerminan oleh apa yang dirasakan
oleh orang tuanya.
e. Memahami bahwa anda tidak bisa menjadi segalanya bagi anak-anak.
Dengan memahami hal tersebut akan membuat merasa tidak terlalu
tertekan namun bukan berarti anak-anak tidak bisa kasih saying yang
sempurna. Kasih saying bisa didapatkan dari saudara atau orang-orang
terdekat anda.
11. Dampak Single Parent di kaitkan dengan Fungsi Keluarga
a. Fungsi seksual dan reproduksi

26
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi ekonomi
d. Fungsi budaya
e. Fungsi edukasi
f. Fungsi agama
g. Fungsi perlindungan
12. Hal-Hal yang Perlu dilakukan Single Parent
a. Keterbukaan
Menyandang status single parent (janda/duda) sebenarnya bukanlah suatu
hal yang harus ditutup-tutupi. Ketika masyarakat menilai status itu
dengan prasangka negatif, sebagian orang justru bisa menunjukan bahwa
menjadi single parent justru bukan sesuatu yang buruk.
b. Mengisi waktu
Sebagai manusia biasa, kehilangan pasangan hidup bisa menimbulkan
rasa kesepian, rasa kesendirian yang mendalam biasanya muncul ketika
dia sedang dilanda masalah.
c. Membuka diri untuk masa depan
Berbagi cerita dengan orang-orang yang bernasib sama adalah salah satu
terapi yang bisa dilakukan untuk mengurangi tekanan psikologis.
Kegiatan ini juga dilakukan oleh mereka yang tidak siap menjalani
statusnya sebagai
single parent (janda/duda). Melalui komunitas berbagi ini mereka dapat
membuka diri untuk pergaulan meski tetap masih memilih-milih teman.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh single parent berkaitan dengan
anaknya, antara lain :
1) Selain berharap ayah dan ibunya berumur panjang, anak-anak
mengharapkan kedua orang tuanya itu senantiasa hadir ditengah-tengah
mereka

27
2) Terjadinya kesepahaman antara suami dan isteri dalam berbagai hal yang
berhungan dengan kehidupan pribadi dapat berpengaruh pada diri anak
3) Terdapatnya sistem dan aturan yang sama dalam membina rumah tangga
dan mendidik anak bukan berarti meniadakan sistem dan aturan yang lain
4) Tersedianya berbagai perlengkapan rumah tangga tentunya untuk
kehidupan yang wajar dan tidak bermegah-megahan.
5) Adanya rasa kasih sayang yang bersumber dari keyakinan dan keimanan,
inilah yang akan mempersatukan suami dan isteri dengan anggota
keluarga yang lain

28
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Kasus
Ny. T (60 tahun) tinggal bersama keluarganya, keluarga ini merupakan
single parent family. Suami Ny. T sudah meninggal karena sakit komplikasi 3
bulan yang lalu. Keluarga ini terdiri dari Ny. T sebagai kepala keluarga dan
sebagai ibu rumah tangga. Anak Ny. T berjumlah 3 orang yaitu An. S laki-laki
(30 tahun) sudah menikah, An. I perempuan (27 tahun) sudah menikah tinggal
bersama suaminya, dan An. E perempuan (22 tahun) tinggal bersama Ny. T.
Pendidikan terakhir Ny. T adalah SD. Ny. T sebagai ibu rumah tangga, dengan
penghasilan Ny. T perbulannya kurang lebih Rp. 700.000,-. Ny T mendapatkan
sarana hiburan dengan menonton televisi bersama keluarga, bermain dengan
cucu-cucunya dan bermain di rumah tetangga. Riwayat kesehatan saat ini Ny. T
sering mengalami kesemutan dikaki dan sering BAK saat malam hari, dan saat
diperiksa GDS 250 mg/dl. Ny. T diketahui menderita Diabetes Melitus sejak
tahun satu yang lalu dan Ny. T belum pernah dirawat di rumah sakit. Ny. T
mengatakan bahwa anaknya sehat sehat saja tidak pernah menderita suatu
penyakit yang parah. Ny. T memiliki rumah sendiri, letak rumah Ny. T terletak di
lorong jalan. Rumah yang ditinggali keluarga memiliki luas 8 m x 9 m, lantai
kramik dan keadaan rumah tampak rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu,
3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang dapur dan 1 garasi. Pencahayaan dan
ventilasi rumah baik, jendela tidak berdebu, jendela kamar sering dibuka
sehingga siang hari tampak terang. Kamar mandi dan jamban dalam keadaan
bersih, sumber air keluarga berasal dari sumur gali, jarak dengan WC kurang
lebih 10 meter. Air tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna. Sumber
penerangan memakai lampu listrik. Jarak dari rumah ke puskesmas kurang lebih
1 kilometer, sedangkan mobilitas keluarga menggunakan sepeda motor. Stresor
jangka pendek yang dialami Ny. T adalah penyakit Diabetus Mellitus dan An. E

29
yang belum menikah. Sedangkan stresor jangka panjang adalah keluarga takut
penyakit Ny. T akan semakin parah dan dirawat di rumah sakit. Keluarga
menganggap masalah kesehatan yang dialami Ny. T harus mendapatkan
penanganan segera agar tidak terjadi kondisi lebih buruk lagi. Saat dilakukan
pengkajian Ny. T mengatakan kadang-kadang masih mengkonsumsi makanan
bersantan dan manis-masnia yang berlebihan. Ny. T juga sering diajak anaknya
makan diluar. Ny. T tidak pernah senam ataupun berolah raga. Hasil
pemeriksaan fisik pada Ny. N tekanan darah 180/100 mmHg, Nadi: 98 kali
permenit, Respirasi: 20 x/menit, Suhu: 36,5oC.

B. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Menik Lansiatun
NIM : 2820173022
Tanggal Pengkajian : Senin, 16 Maret 2020
Metode Pengkajian : Wawancara, Observasi, dan Pemeriksaan fisik
Sumber Data : Ny. T (klien), anak klien

A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Ny. T
2. Usia : 60 Tahun
3. Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa
5. Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
7. Alamat : Kradenan, Girirejo, Imogiri
8. Komposisi Anggota Keluarga :

30
No Nama L/P Hub. Dgn KK Tempat/ tanggal lahir Pendidikan Pekerjaan
1. An. E P Anak Bantul, 11 Januari SMA Mahasiswa
1998

Genogram
X X X X

X X X

Keterangan Genogram :
X : Laki-laki meninggal : Tinggal Serumah
X : Perempuan Meninggal : Klien
: Laki-laki
: Perempuan

9. Status Imunisasi Anggota Keluarga Balita


Status Imunisasi
No Nama Usia
BCG Polio DPT Hepatitis Campak

31
10. Tipe Keluarga
Jenis keluaga Ny. T adalah single parent yang terdiri dari anak-anaknya dan
menantunya. Suami Ny. T sudah meninggal karena sakit komplikasi.
11. Status social ekonomi keluarga
Ny. T memiliki dua kontrakan yang sebulanya dikenakan biaya Rp 350.000
dari satu kontrakan. Hasil dari kontrakanya sebulan Rp 700.000,  An. S dan
An. I memberikan uang perbulan Rp. 300.000.
12. Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. T jarang sekali melakukan rekreasi ke tempat hiburan, rekreasi hanya
berkumpul dengan keluarga, bermain dengan cucu-cucunya dan mengobrol
dengan tetangga.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. T mempunyai satu orang anak perempuan. Anak tersebut
berumur 22 tahun. Maka keluarga Ny. T berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak dewasa.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini Ny. T telah memenuhi tugas perkembangan yaitu memperluas
keluarga inti menjadi keluarga besar dengan anak bungsunya belum
menikah.
c. Riwayat keluarga ini
Ny Ny. T sering mengalami kesemutan dikaki dan sering BAK saat malam
hari, dan saat diperiksa GDS 250 mg/dl. Ny. T menderita Diabetes Melitus
sejak tahun satu yang lalu dan Ny. T belum pernah dirawat di rumah sakit..
Ny. T mengatakan bahwa anaknya sehat sehat saja tidak pernah menderita
suatu penyakit yang parah.

32
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. T mengatakan sudah menderita Diabetes Melitus sejak tahun satu yang
lalu, namun dianggap sebagai hal yang biasa karena tidak menimbulkan
keluhan yang mengganggu aktivitas.
e. Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
1. Denah Rumah
Kamar dapur Km
1

Kamar
Kamar Ruang keluarga dan 3
2 ruang tamu

Garasi

2. Keadaan lingkungan dalam rumah


a. Penerangan : Penerangan dalam rumah keluarga Ny. T
cukup baik, dan saat malam hari memakai lampu listrik. Terdapat
jendela dan ventilasi. Ny. T selalu membuka jendela kamar dan
pintu sering dibuka sehingga siang hari tampak terang setiap hari
dan selalu menutupnya ketika akan menjelang malam.
b. Luas lantai :8x9m
c. Ventilasi :Ventilasi yang ada pada rumah keluarga Ny. T
cukup baik, udara dan cahaya dapat masuk
d. Keadaan dapur : Dapur pada rumah keluarga Ny. T rapi dan
tertata. Ny. T mengatakan ia memasak menggunakan kompor gas.
e. Kebersihan : Kebersihan rumah pada keluarga Ny. T cukup
baik mempunyai penampungan sampah sementara di dapur dan

33
diruang keluarga yang tertutup. Ny. T mengatakan bahwa ia setiap
pagi selalu menyapu rumah dan halaman rumahnya.
3. Keadaan lingkungan di luar rumah
a. Pemanfaatan halaman : Ny. T tidak memiliki pekarangan, akan
tetapi terdapat tanaman obat-obatan seperti (brotowali, lidah buaya,
kamboja, Sirih) pada depan rumahnya.
b. Sumber air minum : Keluarga Ny. T mengatakan air minum
yang dikonsumsi sehari-hari berasal dari sumur gali yang telah
dimasak terlebih dahulu.
c. Pembuangan air kotor rumah tangga dan air hujan : Ny. T
mengatakan membuang air kotoran rumah tangga di sumur
pembuangan air dengan pipa-pipa
d. Pembuangan sampah : Ny. T mengatakan membuang sampah
pada tempat sampa sementara didalam rumah yang tertutup lalu
dibuang pada tempat pembuangan akhir yang telah disediakan.
e. Jamban : Kamar mandi Ny. T menggunakan
jamban leher angsa/jongkok. Jamban cukup bersih.
f. Sumber pencemaran : Ny. T mengatakan sumber pencemaran
dari sekolan
g. Sanitasi : Jika ada air limbah air seperti air bekas
cuci biasanya terbuang ke sumur pembuangan air.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Lingkungan tetangga umumnya berasal dari beragam macam suku yang
berbeda, tetapi hubungan antar tetangga cukup baik, keluarga sering
terlihat duduk bersama-sama di waktu siang dan sore hari. Dan ada
beberapa tetangga yang rumahnya dekat dengan Ny. T memiliki
penyakit Diabetes Melitus juga.
c. Mobilitas geografis keluarga

34
Sejak suami dan Ny. T menikah, mereka tinggal di Sleman. Lalu ketika
suaminya meninggal Ny. T pindah ke Imogiri bersama anak-anaknya
yang sudah dewasa.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Setiap hari, namun biasanya pada malam hari. Ny. T berkumpul dengan
keluarganya, selalu meluangkan waktu untuk berkumpul. Keluarga Ny.
T juga berinteraksi sangat baik dengan masyarakat disekitar.
e. Sistem pendukung keluarga
Pada saat dilakukan pengkajian, semua anggota keluarga Ny. T dalam
keadaan sehat.  Anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain.
Keluarga Ny. T memiliki sarana MCK, dan sumber air bersih.
f. Struktur keluarga
a. Pola Komunikasi
Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa Jawa. Pola
komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka. Setiap
anggota keluarga bebas menyampaikan keluhannya. Bila ada masalah,
mereka selalu membicarakanya bersama. Komunikasi antar keluarga
setiap hari, walaupun anak-anaknya berkerja, ia masih sempat
meluangakan waktu istirahatnya pada malam hari untuk berkumpul. Jika
ada yang tidak sesuai, anggota keluarga menyamapaikan secara terbuka.
b. Struktur kekuatan
Keluarga Ny. T dalam mengambil keputusan diambil dengan cara
musyawarah, keputusan terakhir tetap pada Ny. T sebagai Kepala
Keluarga.
c. Struktur peran formal dan informal
1. Ny. T
Peran formal : sebagai kepala keluarga, ibu
Peran informal : aktif dalam Dasa Wisma, Arisan
2. An. E

35
Peran formal : sebagai anak ketiga
Peran informal : aktif sebagai anggota Karang Taruna di Desa
d. Nilai dan norma
Keluarga Ny. T hidup dalam nilai dan norma budaya jawa. Ny. T
bertindak sebagai kepala keluarga. Keluarga menjalankan kewajiban
sebagai muslim. Keluarga saling menghargai dan menghormati satu
sama lain.
g. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
1. Keadaan kesehatan
Anggota keluarga Ny. T dalam keadaan sehat, hanya saja Ny. T sendiri
memiliki sakit Diabetes Melitus yang diketahui sejak tahun satu yang
lalu.
2. Kebersihan perorangan
a. Ny. T
Tampak rapi dan bersih, mandi rutin dua kali sehari menggunakan
sabun, keramas tiga kali perminggu dengan menggunakan shampoo,
dan sikat gigi dua kali sehari.

b. An. E
Tampak rapi dan bersih, mandi rutin dua kali sehari menggunakan
sabun, keramas tiga kali perminggu dengan menggunakan shampoo,
dan sikat gigi dua kali sehari.
3. Penyakit yang pernah diderita
Keluarga Ny. T tidak pernah mengalami sakit yang serius, sakit yang
dialami seperti batuk, pilek, pusing, pegal-pegal. Namun hanya Ny. T
yang memiliki sakit Diabetes Melitus yang diketahui sejak tahun satu
yang lalu.
4. Penyakit keturunan

36
Keluarga orang tua Ny. T tidak ada yang memiliki riwayat sakit seperti
Diabetes Melitus.
5. Penyakit kronis/menular
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit menular. Hanya
saja Ny. T memiliki penyakit diabetes melitus sejak tahun satu yang
lalu.
6. Kecatatan
Keluarga Ny. T tidak ada anggota keluarga yang memiliki kelainan
maupun kecacatan
7. Pola makan
Keluarga Ny. T biasanya makan tiga kali sehari menggunakan nasi,
lauk pauk seperti tempe, tahu, dan telur, serta sayur-sayuran seperti
bayam, kangkung, dan lain-lain. Ny. T mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang memiliki alergi terhadap makanan. Makanan yang tidak
disukai tidak ada, begitu pula makanan yang disukai. Khusus Ny. T
karena memiliki sakit diabetes mellitus membatasi konsumsi yang
manis-mansi Kebiasaan keluaraga makan menggunakan tangan dan
terkadang menggunakan sendok. Biasa mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan

8. Pola istirahat
a. Ny. T
Mengatakan jarang istirahat siang karena Ny. T mengerjakan
pekerjaan rumah. Tidur malam hari selam enam jam atau delapan
jam.
b. An. E
Mengatakan bahwa pada saat siang hari kadang-kadang beristirahat
saat pulang dari Kuliah, kurang lebih satu sampai dua jam. Jika

37
malam hari tidur dengan nyenyak kurang lebih tujuh sampai
delapan jam.
b. Fungsi Psikologis
1. Keadaan emosi
Ny. T mengatakan antara dirinya dan anak-anaknya kadang kadang
bertengkar karena masalah ringan, namun bertengkar tidak dalam
waktu yang lama.
2. Kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk Ny. T jika merasa sakit hanya diam saja atau jarang
memberitahukan ke keluarga.
3. Pengambilan keputusan
Keluarga Ny. T pengambilan keputusan diputuskan oleh Ny. T tetap
sebelumnya dimuyawarahkan terlebih dahulu.
4. Ketergantungan obat/bahan
Keluarga Ny. T tidak ada yang ketergantungan obat, hanya Ny. T
sendiri yang memiliki riwayat Diabetes Melitus rajin mengkonsumsi
obat metformin 3x sehari saat gulanya tinggi dan saat ini jarang
mengkonsumsi lagi.
5. Mencari pelayanan kesehatan
Jika ada anggota keluarga Ny. T yang sakit baik itu demam, flu, batuk
dan lain sebagainya, keluarga biasanya langsung memeriksakan diri ke
puskesmas, atau ke rumah sakit terdekat.

c. Fungsi Sosial
1. Tingkat pendidikan
Pasien mampu menyekolahkan anaknya sampai kuliah
2. Hubungan inter keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga baik-baik saja tidak ada masalah
3. Hubungan dengan orang lain

38
Hubungan pasien dengan tetangga baik-baik saja tidak ada masalah
4. Kegiatan organisasi social
Pasien setiap 1 bulan sekali ada pertemuan dengan ibu-ibu dasa wisma
d. Fungsi Spiritual
1. Ketaatan beribadah
Pasien dan keluarga selalu sholat 5 waktu secara berjamaah di rumah.
2. Keyakinan kesehatan
Pasien dan keluarga apabila sakit, menyerahkan semua kepada allah
e. Fungsi Kurtural
1. Pengambilan keputusan
Keluarga Ny. T pengambilan keputusan diputuskan oleh Ny. T tetap
sebelumnya dimusyawarahkan terlebih dahulu.
2. Adat yang berpengaruh terhadap kesehatan
Keluarga Ny. T lebih percaya untuk memeriksakan ke rumah sakit.
3. Tabu
Tidak terkaji
f. Fungsi reproduksi
Ny. T sudah masuk dalam tahap menopause , jumlah anak yang dimiliki
Ny. T ada 3 orang anak, laki-laki, perempuan, dan perempuan.
g. Fungsi Ekonomi
1. Tulang Punggung
Yang menjadi tulang punggung keluarga Ny. T adalah Ny. T

2. Penghasilan/pendapatan keluarga
Ny. T memiliki dua kontrakan yang sebulanya dikenakan biaya Rp
350.000 dari satu kontrakan. Hasil dari kontrakanya sebulan Rp
700.000.
3. Status ekonomi

39
Keluarga Ny. T merupakan keluarga dengan ststus ekonomi
menengah.
h. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Ny. T dan anggota keluarga yang lainnya mengetahui jika Ny. T
memiliki penyakit Diabetes Melitus, namun belum begitu detail
mengenal tentang Diabetes Melitus dan cara perawatannya.
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Saat Ny. T dan anggota keluarga cukup peka terhadap anggota
keluarganya yang sakit, namun terkadang masalah kesehatan itu
dianggap sepele. Jika ada yang sakit diantara keluarga, keluarga hanya
memberi obat di warung, namun keluarga tetap berusaha mencari
pengobatan ke puskesmas jika penyakit yang di derita keluarga tidak
sembuh-sembuh.  
3. Merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
Ny. T dalam melakukan perawatan terhadap sakitnya dilakukan secara
mandiri dan seadanya. Anggota keluarga yang lain hanya mengetahui
tentang merawat Ny. T dengan membatasi konsumsi makanan yang
manis serta goreng-gorengan, dan minum obat.
4. Memodifikasi lingkungan fisik dan psikologis
Ny. T menanam tanaman toga didepan rumahnya atau obat-obatan
antara lain brotowali, sirih, lidah buaya.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar keluarga
Jika Ny. T dan keluarga merasa sakit, atau mengecek gula darahnya
biasanya dilakukan pemeriksaan di puskesmas atau rumah sakit
terdekat.
III. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor jangka pendek

40
Ny. T adalah penyakit Diabetes Melitus dan An. E yang belum menikah
b. Stressor jangka panjang
Keluarga takut penyakit Ny. T akan semakin parah dan dirawat di rumah
sakit. Keluarga menganggap masalah kesehatan yang dialami Ny. T harus
mendapatkan penanganan segera agar tidak terjadi kondisi lebih buruk lagi.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Untuk mengatasi semua masalah yang dihadapi, keluarga hanya beusaha
membicarakan masalah dan saling memberikan nasehat
d. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah dalam keluarga Ny. T menyelesaikanya dengan
berdiskusi dengan anak-anaknya dan menantunya.
e. Strategi adaptasi disfungsi
Dari hasil pengkajian dalam keluarga Ny. T tidak pernah menggunkan
kekerasan dalam menyelesaikan masalah

41
IV. Pemeriksaan Fisik
N TB BB LLA
Nama TD N R S Keterangan keluhan
o (cm) (Kg) (cm)
1. Ny. T 153 75 30 180/100 mmHg 98 x/menit 20 x/menit 36,6oC Ny. T mengatakan sering mengalami
sakit kepala, tegang pada leher dan
terasa berat, skala nyeri 3, nyeri yang
dirasakan hilang timbul.
o
2. An. E 155 45 25 90/70 mmHg 80 x/menit 20 x/menit 36,5 C Tidak ada keluhan

42
V. Harapan keluarga terhadap Asuhan keperawatan keluarga
a. Terhadap masalah kesehatannya
Ny. T dan Keluarga berharap agar ia dan keluarganya sehat wal’afiat.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik,
mampu memberikan pelayanan kesehatan, tidak membeda-bedakan
dalam memberikan pelayanan antara masyarakat miskin dengan yang
kaya.

Yogyakarta, 23 Maret 2020

Menik Lansiatun

43
C. Analisa Data
ANALISA DATA
No DATA MASALAH
1. DS: Kesiapan Meningkatkan
Ny. T mengatakan : Mananjemen
a. Senang jika ada mahasiswa yang akan Kesehatan pada Ny. T
memberi penyuluhan
b. Gula Darahnya mencapai 320 mg/dl saat
pertama kali tahu menderita DM
c. Sudah mengurangi teh manis dan garam
saat tau gula darahnya tinggi
d. Kurang mengerti secara mendalam
mengenai penyakit DM
e. An. E mengatakan selalu mengingatkan
pola makan klien
DO:
a. Ny. T dan keluarga tampak antusias
untuk menambah pengetahuan
b. GDS : 250 mg/dl (23 Maret 2020)

2. Ny. T mengatakan: Ketidakefektifan Pemeliharaan


a. Jarang melakukan senam dan berolahraga Kesehtan pada Ny. T
b. Klien mengatakan sering kesemutan,
kaku di kakinya
c. Istirahat Teratur, siang kadang kadang
tidur jika tidak ada aktifitas, saat malam
tidur Nyenyak.
d. Dulu berat badan 70 kg sekarang menjadi
60 kg, turun 10 kg dalam waktu 1 tahun
DO:
a. Klien nampak duduk santai di depan tv
saat siang hari
b. Pola istirahat
c. Siang ( 14.00 – 15.00 ) kadang-kadang
Malam ( 23.00 – 04.30 ) Tidur nyenyak
Bangun jam 04.30 untuk sholat subuh
dan mempersiapkan sarapan pagi dan
membersihkan rumah.

3. DS: Perilaku Kesehatan Cenderung


Ny. T mengatakan : Beresiko pada Ny. T
a. Suka jajan diluar saat anaknya
mengajak makan diluar
b. Kadang-kadang masih mengkonsumsi
makanan bersantan, teh manis yang
berlebihan
c. Tahu jika makanan bersantan dan
manis-manis itu tidak baik jika terus

44
No DATA MASALAH
mengkonsumsi namun, akhir-akhir ini
tetap suka makan yang bersantan dan
manis apalagi gudeg
d. Dirinya sudah merasa lebih sehat
walaupun gula darahnya tinggi
DO:
a. Terlihat ada makanan dari luar di atas
meja

D. Skoring
SKORING MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa keperawatan: Kesiapan Meningkatkan Mananjemen Kesehatan pada
Ny. T
Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran

45
Sifat masalah 1 3/3 x 1 1 Ny. T mengatakan
Aktual (3) selalu mengontrol gula
Risiko (2) darah agar tidak naik
Potensial (1)
Kemungkinan 2 1/2 x 2 1 Ny. T ingin
diubah mengetahui obat herbal
Mudah (2) mengenai penyakitnya
& makanan yang harus
Sebagian (1)
dibatasi
Tidak dapat (0)
Kemungkinan 1 3/3 x 1 1 Ny. T ingin
dicegah mengurangi makanan
Tinggi (3) manis & mengontrol
pola makan
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya 1 2/2 x 1 1 Ny. T takut jika gula
masalah darahnya naik dan
Segera (2) menimbulkan
komplikasi
Tidak perlu (1)
Tidak
dirasakan (0)
TOTAL 4

SKORING MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa keperawatan: Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehtan pada Ny. T

Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran

46
Sifat masalah 1 3/3 x 1 1 Ny. T mengatakan kurang
Aktual (3) melakukan olahraga
Risiko (2)
Potensial (1)
Kemungkinan 2 2/2 x 2 2 Ny. T mengatakan akhir-
diubah akhir ini kurang
Mudah (2) mengontrol pola makan
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
Kemungkinan 1 3/3 x 1 2/3 Ny. T mengatakan akhir
dicegah akhir ini makan
Tinggi (3) sembarangan
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya 1 2/2 x 1 1 Ny. T takut jika gula
masalah darahnya naik dan
Segera (2) menimbulkan komplikasi
Tidak perlu (1)
Tidak
dirasakan (0)
TOTAL 4 2/3

SKORING MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa keperawatan: Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada Ny. T

Kriteria Bobot Perhitungan Skor Pembenaran

47
Sifat masalah 1 3/3 x 1 1 Ny. T mengatakan suka
Aktual (3) jajan diluar saat diajak
Risiko (2) anaknya
Potensial (1)
Kemungkinan 2 2/2 x 2 2 Ny. T sangat antusias
diubah menerima pengetahuan
Mudah (2) baru, sehingga semua hal
yang baik akan ditiru
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
Kemungkinan 1 3/3 x 1 1 Ny. T ingin mengontrol
dicegah pola makannya
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya 1 2/2 x 1 1 Ny. T takut jika gula
masalah darahnya naik dan
Segera (2) menimbulkan komplikasi
Tidak perlu (1)
Tidak
dirasakan (0)
TOTAL 5

E. Diagnosa
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada Ny. T
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehtan pada Ny. T
3. Kesiapan Meningkatkan Mananjemen Kesehatan pada Ny. T

48
49
F. Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan Keluarga

DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI


NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1. Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan TUK 1 setelah 1.1 Penyebab dari Keluarga mampu 1. Meningkatkan
Cenderung 3x kunjungan dilakukan 1x Menjelaskan perilaku kesehatan mengenal masalah pemahaman
Beresiko pada Ny. rumah diharapkan kunjungan keluarga perilaku cenderung beresiko 1. Diskusikan tentang tentang perilaku
T perilaku kesehatan mampu mengenal kesehatan 1. Faktor perilaku perilaku kesehatan kesehatan
DS: cenderung beresiko masalah perilaku cenderung yang salah yang cenderung cenderung
Ny. T teratasi dengan kesehatan beresiko beresiko beresiko
mengatakan : kriteria hasil: 2. Anjurkan klien untuk 2. Mengevaluasi
a. Suka jajan diluar 1. Mengenal mengungkapkan pemahaman
saat anaknya masalah perilaku kesehatan keluarga dan
mengajak makan kesehatan klien
diluar 2. Mengambil
b.Kadang-kadang keptusuan
masih 3. Merawat
mengkonsumsi anggota
makanan keluarga yang
bersantan, teh sakit
manis yang 4. Memodifikasi
berlebihan lingkungan
c. Tahu jika 5. Memanfaatkan
makanan pelayanan
bersantan dan kesehatan
manis-manis itu
tidak baik jika
terus
mengkonsumsi
namun, akhir-

50
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
akhir ini tetap
suka makan yang
bersantan dan
manis apalagi
gudeg
d.Dirinya sudah
merasa lebih
sehat walaupun
gula darahnya
tinggi
DO:
Terlihat ada
makanan dari luar
di atas meja
TUK 2 setelah 2.1 Penanganan/penceg Keluarga mampu 1. Meningkatkan
dilakukan 1x Mengidentifikasi ahan makanan (Diit) Mengambil keptusuan pengetahuan
kunjungan selama 20 perilaku yang yang tidak dianjurkan 1. Diskusikan hal yang keluarga tentang
menit diharapkan dapat merusak untuk memperberat tidak dianjurkan hal yang tidak
keluarga mampu kesehatan kesehatan klien untuk memperberat diperbolehkan
menngambil kesehatan klien 2. Mengevaluasi
keputusan terkait 2. Anjurkan keluarga pemahaman
untuk keluarga
mengungkapkan dan klien
kembali
TUK 3 3.1 Keluarga mampu Keluarga mampu 1. Meningkatkan
Setelah dilakukan Meminum obat memberikan melakukan perawatan pemahaman
tindakan secara teratur dukungan serta Diabetes Mellitus klien tentang
keperawatan selama motivasi yang positif 1. Jelaskan kepada klien pentingnya

51
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1x kunjungan terhadap klien agar dan keluarga manfaat minum obat
selama 30 menit mau meminum obat minum obat 2. Memberikan
diharapkan keluarga 2. Beri pujian atas usaha energi positif
mampu merawat yang dilakukan
anggota keluarga
yang sakit
TUK 4 4.1 Pemberian tanaman Keluarga mampu 1. Meningkatkan
Setelah dilakukan Keluarga sirih merah memodifikasi pemahaman
tindakan mampu lingkungan klien tentang
keperawatan selama memodifikasi 1. Diskusikan kepada obat herbal
1x kunjungan 20 lingkungan keluarga dan anak obat Diabetes
menit diharapkan dengan menanam herbal untuk penderita Mellitus
keluarga mampu tanaman toga Diabetes Mellitus 2. Mengevaluasi
memodifikasi herbal yang dapat 2. Anjurkan keluarga pemahaman
lingkungan menurunkan mengungkapkan klien
gula darah kembali obat herbal
TUK 5 5.1 Pemeriksaan kontrol Memanfaatkan fasilitas 1. Meningkatkan
Setelah dilakukan Memanfaatkan dan pengobatan bisa kesehatan pemahama
tindakan fasilitas pelayanan dilakukan di : 1. Diskusikan tentang klien tentang
keperawatan kesehatan - Puskesmas fasilitas pelayanan fasilitas
selama 1x kunjungan masyarakat - Klinik yang tersedia pelayanan
20 menit diharapkan yang tersedia - Rumah sakit 2. Anjurkan keluarga kesehatan yang
keluarga mampu untuk memilih tersedia
memanfaatkan fasilitas kesehatan 2. Mengevaluasi
fasilitas kesehatan yang tepat pemahaman
klien

52
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
NO
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 3x TUK 1 1.1 Menjelaskan Penyakit gangguan Keluarga mampu 1. Meningkatkan
Pemeliharaan kunjungan rumah setelah dilakukan pengertian metabolisme gula mengenal masalah pemahaman
Kesehatan pada diharapkan 1x kunjungan Diabetes darah Penyebab Diabetes mellitus klien tentang
Ny. T Ketidakefektifan selama 20 menit Mellitus dari Diabetes 1. Diskusikan penyakit
Ny. T mengatakan: Pemeliharaan keluarga mampu 1.2 Menyebutkan Mellitus : pengertian Diabetes
a. Jarang Kesehatan teratasi mengenal masalah penyebab dari 1. Faktor Diabetes Mellitus Mellitus
melakukan dengan kriteria hasil: Diabetes mellitus Diabetes keturunan 2. Diskusikan penyebab 2. Mengevaluasi
senam dan 1) Mengenal masalah Mellitus 2. Lingkungan dari Diabetes pemahaman
berolahraga kesehatan 3. Pola hidup yang Mellitus klien tentang
b. Klien 2) Mengambil tidak sehat 3. Anjurkan keluarga penyakit
mengatakan keptusuan 4. Konsumsi gula untuk Diabetes
sering 3) Merawat anggota yang berlebih mengungkapkan Mellitus
kesemutan, kaku keluarga yang sakit kembali pengertian
di kakinya 4) Memodifikasi dan penyebab
c. Istirahat Teratur, lingkungan Diabetes Mellitus
siang kadang 5) Memanfaatkan
kadang tidur jika pelayanan
tidak ada kesehatan
aktifitas, saat
malam tidur
Nyenyak.
d. Dulu berat badan
70 kg sekarang
menjadi 60 kg,
turun 10 kg
dalam waktu 1
tahun
DO:

53
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
NO
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
a. Klien nampak
duduk santai di
depan tv saat
siang hari
b. Pola istirahat
Siang ( 14.00 –
15.00 ) kadang-
kadang
Malam ( 23.00 –
04.30 ) Tidur
nyenyak
c. Bangun jam
04.30 untuk
sholat subuh dan
mempersiapkan
sarapan pagi dan
membersihkan
rumah.

TUK 2 2.1 Latihan yang Keluarga mampu 1. Meningkatkan


Setelah dilakukan Mengetahui apa itu dilakukan oleh mengambil keputusan pemahaman
1x kunjungan senam kaki diabetik penderita Diabetes 1. Diskusikan klien tentang
selama 30 menit Mellitus untuk pengertian apa itu apa itu senam
diharapkan mencegah senam kaki diabetik kaki diabetik
keluarga mampu terjadinya luka dan 2. Anjurkan keluarga 2. Mengevaluasi
mengambil membantu untuk pemahaman
keputusan dalam melancarkan memeperagakan klien
peredaran darah kembali apa itu

54
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
NO
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
bagian kaki. senam kaki diabetik

TUK 3 3.1 Keluarga mampu Keluarga mampu 1. Meningkatkan


Setelah dilakukan Meminum obat memberikan melakukan perawatan pemahaman
tindakan secara dukungan serta Diabetes Mellitus klien tentang
keperawatan teratur motivasi yang 3. Jelaskan kepada pentingnya
selama positif terhadap klien dan keluarga minum obat
1x kunjungan klien agar mau manfaat minum obat 2. Memberikan
selama 30 menit meminum obat 4. Beri pujian atas energi positif
diharapkan usaha yang
keluarga mampu dilakukan
merawat anggota
keluarga yang
sakit

TUK 4 4.1 Memberikan Keluarga mampu 3. Meningkatkan


Setelah dilakukan Keluarga sirih merah memodifikasi pemahaman
tindakan mampu lingkungan klien tentang
keperawatan memodifikasi 3. Diskusikan kepada obat herbal
selama lingkungan keluarga dan anak Diabetes
1x kunjungan 20 dengan menanam obat herbal untuk Mellitus
menit diharapkan tanaman toga penderita Diabetes 4. Mengevaluasi
keluarga mampu herbal yang Mellitus pemahaman
memodifikasi dapat menurunkan 4. Anjurkan keluarga klien
lingkungan gula darah mengungkapkan
kembali obat herbal

TUK 5 5.1 Pemeriksaan Memanfaatkan fasilitas 3. Meningkatkan

55
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
NO
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
Setelah dilakukan Memanfaatkan kontrol kesehatan pemahama
tindakan fasilitas pelayanan dan pengobatan 3. Diskusikan tentang klien tentang
keperawatan kesehatan bisa fasilitas pelayanan fasilitas
selama 1x masyarakat dilakukan di : yang tersedia pelayanan
kunjungan 20 yang tersedia - Puskesmas 4. Anjurkan keluarga kesehatan yang
menit diharapkan - Klinik untuk memilih tersedia
keluarga mampu - Rumah sakit fasilitas kesehatan 4. Mengevaluasi
memanfaatkan yang tepat pemahaman
fasilitas kesehatan klien

56
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
3. Kesiapan Setelah dilakukan TUK 1 1.1 Penyakit Keluarga mampu 1. Meningkatkan
Meningkatkan 3x kunjungan Setelah dilakukan 1x Menjelaskan Gangguan mengenal masalah pemahaman
Manajemen rumah diharapkan kunjungan keluarga tentang penyakit metabolisme Gula Diabetes Mellitus pada klien tentang
Kesehatan Kesiapan mampu mengenal Diabetes Mellitus Darah Ny. T penyakit
pada Ny. T Meningkatkan masalah Diabetes 1. Diskusikan pengertian Diabetes
DS: Kesehatan teratasi mellitus dan penyebab Mellitus
Ny. T mengatakan : dengan kriteria Diabetes Mellitus 2. Mengevaluasi
a. Senang jika ada hasil: 2. Anjurkan keluarga pemahaman
mahasiswa yang 1) Mengenal untuk mengungkapkan klien tentang
akan memberi masalah kembali apa itu penyakit
penyuluhan kesehatan Diabetes mellitus dan Diabetes
b. Gula Darahnya 2) Mengambil penyebabnnya Mellittus
mencapai 320 keptusuan
mg/dl saat 3) Merawat
pertama kali tahu anggota
menderita DM keluarga yang
c. Sudah sakit
mengurangi teh 4) Memodifikasi
manis dan garam lingkungan
saat tau gula 5) Memanfaatkan
darahnya tinggi pelayanan
d. Kurang mengerti kesehatan
secara mendalam
mengenai
penyakit DM
e. An. E
mengatakan

57
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
selalu
mengingatkan
pola makan klien
DO:
a. Ny. T dan
keluarga tampak
antusias untuk
menambah
pengetahuan
b. GDS : 250 mg/dl
(23 Maret 2020)

TUK 2 2.1 Makan Keluarga mampu 1. Meningkatkan


Setelah dilakukan Mengidentifikasi makanan yang mengambil keputusan pemahaman
1x kunjungan selama Diit Diabetes diatur untuk 1. Diskusikan Diit klien dan
30 menit Mellitus penderita Diabetes Mellitus keluarga tentang
diharapkan keluarga Diabetes 2. Anjurkan keluarga Diit Diabetes
mampu mengambil Mellitus untuk Mellitus
keputusan yang mengungkapkan 2. Mengevaluasi
sesuai dengan Diit kembali Diit Diabetes pemahaman
Diabetes Mellitus Mellitus klien tentang
Diit Diabetes
Mellitus

TUK 3 3.1 Cara pengolahan Keluarga mampu 1. Meningkatkan


Setelah dilakukan Mampu buah tomat : merawat anggota pemahaman
1x kunjungan memperagakan 1. Potong dadu 1 keluarga yang sakit klien tentang
selama 20 menit kembali cara buah tomat 1. Diskusikan manfaat & cara-cara untuk

58
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
diharapkan keluarga pengolahan tomat 2. Siapkan blender cara cara pengolahan pengolahan
mampu untuk dan masukan tomat tomat
merawat angggota menstabilkan gula tomat 2. Anjurkan keluarga 2. Mengevaluasi
keluarga yang sakit darah 3. Tambahkan air 50 untuk mengungkapkan pemahaman
ml kembali cara yang klien
4. Blender selama 1 sudah diajarkan
menit
5. Tuang jus ke
dalam gelas
6. Jus siap di
konsumsi

TUK 4 4.1 Pemberian tanaman Keluarga mampu 1. Meningkatkan


Setelah dilakukan 1x Keluarga mampu toga herbal Sirih memodifikasi pemahaman
kunjungan memodifikasi Merah lingkungan klien tentang
selama 20x menit lingkungan 1. Diskusikan pelayanan
diharapkan keluarga dengan cara menyebutkan obat kesehatan
mampu memberikan Herbal 2. Mengevaluasi
memodifikasi tanaman toga 2. Anjurkan keluarga pemahaman
lingkungan herbal untuk untuk mengungkapkan klien
menstabilkan kembali menyebutkan
gula darah obat
herbal

TUK 5 5.1 1. Puskesmas keluarga mamppu 1. Meningkatkan


Setelah dilakukan 1x Keluarga 2. Dokter umum memanfaatkan fasilitas pemahaman
kunjungan mampu 3. Rumah sakit kesehatan klien tentang
selama 20 menit memanfaatkan 4. Bidan 1. Diskusikan tentang pelayanan

59
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
diharapkan keluarga pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan
mampu kesehatan yang tersedia 2. Mengevaluasi
memanfaatkan 2. Anjurkan keluarga pemahaman
fasilitas pelayanan memilih fasilitas klien
kesehatan kesehatan yang tepat

60
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC
Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan pendekatan keperawatan
transkultural. Jakarta: EGC
Johnson L. Dan Leny R. 2010. Keperawatan Keluarga: plus Contoh Askep
Keluarga. Cetakan I. Yogyakarta: Nuha Medika
Mubarok, W. I. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika
Harnilawati. 2013. Pengantar ilmu keperawatan komunitas. Jakarta: Pustaka AS
Salam
Herdman, T . H., & Kamitsuru, S. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi &
Klasifikasi2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: Pustaka Pelajar.
Yogyakarta
Kalimo. 2011. Psychosocial Factors at Work and Their Relation to Healt. Geven :
World Healt Organitation.
Munandar, A.S. 2009. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas
Indonesia
Prabowo ,H. 2009. Pengantar Psikologi Lingkungan, Seri Diktat Kuliah. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Pratjipto,V. 2007. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Pengasuhan Single
Parent.Thesis. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata.
Resick, P.A. 2010. Stress & Trauma. United Kingdom. Psychology Press Ltd
Smet, B. 2010. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia
Tafiah,F. 2011. Single Parent: Keluarga dan Kompleksitas Peran. Sosmud.
Kompasiana.

61
Pratjipto,V. 2007. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Pengasuhan Single
Parent. Thesis. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata.

62

Anda mungkin juga menyukai