Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RUSNIATI

NIM : B1A11366

KELAS : 03

KIMIA MEDISINAL

A. DEFENISI KIMIA MEDISINAL

Kimia medisinal adalah ilmu yang berkaitan dengan penemuan atau


perancangan senyawa terapeutik baru dan pengembangannya menjadi obat yang
berguna. Ruang lingkup dari kimia medisinal meliputi

• Sintesis

• Hubungan struktur-aktivitas (HSA) / Structure-Activity Relationships


(SAR)

• Elusidasi model interaksi dengan reseptor

• Absorption, distribution, metabolism, and excretion (ADME)

B. SEJARAH KIMIA MEDISINAL

Kimia medisinal ini sudah dipraktekkan sejak beribu tahun yang lalu, sejak
dahulu manusia selalu berusaha mencari pengobatan saat sakit dengan
memanfaatkan berbagai tanaman : herba, buah, akar, kulit dari tanaman dan dari
berbagai catatan yang ditemukan menunjukkan efek terapi dari berbagai tanaman
yang ditemukan di Cina, India, Amerika Selatan, dan sekitar Lautan Tengah
(Mediterania).

Dua obat pertama ditemukan 5100 tahun yang lalu dalam buku tentang
tanaman Pen Ts’ao yang ditulis raja Cina Shen Nung :

1. Ch’ang Shan (Dichroa febrifuga), akarnya mengandung alkaloid; saat ini


digunakan untuk terapi malaria dan demam
2. Ma Huang (Ephedra sinica)- mengandung ephedrine; digunakan untuk
stimulan jantung, pereda batuk dan asma. Sekarang digunakan para atlit
karena secara cepat mengubah lemak menjadi energi dan meningkatkan
kekuatan serabut otot.

Dan ada juga berbagai tanaman—tanaman yang merupakan sumber obat yang
hingga kini masih digunakan sebagai obat antara lain:

a. Opium 
 Abad III SM Theophrastus: Penggunaannya sebagai analgesik. 
 Abad X Rhazes (Persia) menggunakan pil opium untuk terapi
batuk, gangguan mental, dan nyeri. Kemudian diketahui opium
mengandung : morfin (analgetik poten), codein (pereda batuk).

b. Daun koka.  
Daun koka dikunyah oleh pembawa surat (pelari) dan pencari perak suku
Inca di pegunungan Andes sebagai stimulan dan pemberi efek euphoria.
Kemudian diketahui bahwa daun koka mengandung :kokain (anestesi).

c. Akar Rauwolfia serpentina


Akar ini digunakan oleh masyarakat Hindu kuno untuk terapi hipertensi,
insomnia. Kemudian diketahui akar ini mengandung reserpin (obat
antihipertensi).

d. Colchicum autumnale
Alexander Tralles pada abad 6 merekomendasikannya untuk mengatasi
nyeri sendi. Selain itu juga digunakan Avicenna (Percia) abad 11 untuk
terapi gout. Benyamin Franklin mendengar tentang khasiat tanaman ini dan
membawanya ke Amerika. Kemudian diketahui tanaman ini mengandung
colchicine (alkaloid yang saat ini digunakan untuk terapi gout).

e. Kulit kayu kina


Penduduk asli Amerika Selatan menggunakan kulit kina untuk terapi
demam. Pada tahun 1633Calancha berlayar ke Amerika Selatan dan
membawanya ke Eropa dan digunakan untuk terapi demam dan malaria.
Pada tahun 1820 senyawa aktif berhasil diisolasi, mengandung kuinin (obat
antimalaria).
f. Daun Digitalis
Tahun 1542 Dokter Inggris sudah mulai menggunakan esktrak daun ini.
Tahun 1785 ekstrak digunakan untuk terapi gagal jantung. Kemudian
diketahui mengandung glikosida steroid, digitoxin dan digoxin.

C. CARA PENEMUAN OBAT


Cara penemuan obat tradisional/ klasik dilatar belakangi oleh:

1. Ketidaksengajaan

 Asetanilid (antipiretik) karena kesalahan pemberian resep untuk pasien


infeksi parasit intestinal,namun ternyata dapat menurunkan suhu tubuh
turun. 
 Fenilbutazon (antiinflamasi, analgetik,antipiretik) ditemukan saat
digunakan untuk menambah kelarutan aminopirin. 
 Penisilin (antibakteri)ditemukan pada kultur bakteri yang
terkontaminasi jamur. 
 Disulfiram (terapi alkoholisme) ditemukansaat pencarian antelmintik,
sebaliknya piperazin (antelmintik) justru ditemukan saat digunakan
untukterapi gout.

2. Skrining acak
Semua senyawa yang mungkin diuji aktivitasnya, dengan harapan ada
aktivitas. Metode ini tidak menguntungkan, karena penemuan 1 senyawa
antikonvulsan baru setelah pengujian 500.000senyawa kimia.

3. Ekstraksi senyawa aktif dari bahan alam


Beberapa obat yang digunakan saat ini, terutama antibiotik, vitamin dan
hormon, dihasilkan daripemurnian ekstrak, isolasi dan identifikasi
berdasarkan aktivitas utama. Bumi mempunyai ± 600.000spesies tanaman,
baru < 10% telah dipelajari aspek kimia dan farmakologi.  Keberhasilan
penemuan obat baru dari bahan alam didukung oleh : isolasi, rekayasa
genetika, manipulasi biokimia jalur biosintesis tertentu, metode deteksi dan
skrining bioaktivitas.

4. Modifikasi molekuler obat


Merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk penemuan obat
baru. Dasar modifikasimolekuler : pemilihan senyawa pemandu / lead
compound (senyawa dengan aktivitas biologis sudahdiketahui), kemudian
diuji senyawa lain yang mirip, homolog atau analog.
Contoh: sulfonamida (antibakteri), menghasilkan antimalaria, antilepra,
diuretik, antidiabetes,antitiroid dan urikosurik.

5. Seleksi atau sintesis obat tuak


Banyak obat berkhasiat tapi terlalu toksik bila digunakan secara klinis,
sementara dasar pemilihanobat bukan hanya berdasarkan aktivitas tapi
keamanan. Obat lunak (soft drug): bahan kimia yang mempunyai aktivitas
biologis dan manfaat terapeutik,mampu diubah secara in vivo
(dimetabolisme) secara terkontrol dan terprediksi menjadi senyawatidak
toksis, setelah memberikan efek dalam tubuh. Contoh : Sintesis analog setil
piridinium klorida (I,toksik) menjadi II yang tidak toksik.

6. Pra-obat / prodrug 
Prodrug bersifat labil, tidak mempunyai aktivitas farmakologis, tapi dalam
tubuh akan diubahmenjadi aktif. 
Contoh: Bioavailabilitas parasetamol ditingkatkan oleh ester propacetamol
dan sumacetamol.

Sedangkan penemuan obat secara modern dilakukan dengan rancangan obat


rasional. Rancangan obat terdiri dari serangkaian program dengan tujuan
penemuan senyawa kimia baruyang berguna sebagai obat, baik untuk pencegahan
penyakit atau pemulihan kesehatan fisik ataumental. Rancangan obat rasional
berarti pencarian obat baru secara logis dan teoretis, untukmenghasilkan obat
dengan efek farmakologi sangat spesifik. Hal ini memerlukan kerja sama berbagai
bidang ilmu : kimia, biokimia, biologi, fisiologi, mikrobiologi, parasitologi,
imunologi danfar makologi. Metode dalam ROR :

 CADD (Computer-assisted drug design) : fokus pada parameter


fisikakimia yang terlibat dalamaktivitas, HKSA, dan model kimia
kuantum, dengan tujuan untuk menentukan senyawa palingpotensial.
 Molecular modeling dan analisis konformasi, dimana konformasi dan
bentuk molekular obatdigunakan sebagai panduan dalam rancangan obat.
 Reseptor-fit, dimana dilakukan karakterisasi reseptor farmakologi untuk
menentukan bagaimanainteraksi obat-reseptor.

Anda mungkin juga menyukai