Dosen Pembimbing:
Popy Siti Aisyah, S. Kep., Ners., M. Kep
Oleh
YANTI KOMARIYAH
102017050
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada kaki kanan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sebelum masuk rumah sakit pasien pada hari Sabtu tanggal 29-02-2020
pasien mengalami kecelakaan tertabrak mobil colt di daerah Cikalong Bandung
Barat setelah kejadian itu pasien tidak sadarkan diri lalu oleh pihak keluarga
dibawa ke RS Cikalong, karena dirasa fasilitasnya kurang memadai untuk
penanganan maka pasien dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Setelah tiba di
RSHS pasien baru sadar dengan kaki tidak bisa digerakan diiringi rasa nyeri,
nyeri terasa seperti sesenudan, nyeri terjadi saat kaki bergerak, letaknya di area
kaki sebelah kanan sakitnya sampai merambat ke kepala, skala 3 dan nyeri
mereda sesaat setelah minum obat. Pasien dioperasi pertama pada tanggal 29
Februari 2020 dan langsung masuk ke Ruangan Kana. Kemudian pasien
dipasangkan oref pada tanggal 6 Maret 2020.
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengeluh nyeri dengan skala 3 (0-10)
pada area terpasang oref, kualitas nyeri Pasien tampak meringis kesakitan.
Pasien tampak gelisah. Pasien juga mengeluh nyeri seperi sesenudan, terasa dari
kaki hingga kepala, saat istirahat nyeri juga masi terasa. Namun, nyeri sangat
dirasakan saat pasien berusaha untuk bergerak di tempat tidur. Pasien juga
mengleuh ingin bisa bergerak kanan kiri namun ia tak is karen takut dengan
kakinya yang sedang terapasang alat.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit turunan
2. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluaga dan lingkungan sekitar baik, terlihat dengan
kehadiran keluarga yang selalu disamping untuk mensuport pasien
3. Data Spiritual
1) Praktik Ibadah Di Rumah
Pasien mengatakan melaksanakan ibadah shalat saat ingat saja
4) Konsep Ketuhanan
Pasien meyakini bahwa Allah SWT adalah tuhan satu-satunya dan maha
pemberi rezeki bagi hambanya
5) Makna Hidup
Tidak Dapat dikaji Karena pasien tidak mengerti
8) Dukungan Komunitas
Pasien mendapat dukungan dari sanak keluarga dan tetangga yang selalu
mensuportnya
4 Kebiasaan diri
Mandi 2 kali sehari 1 kali sehari (di washlap)
Perawatan kuku 1 minggu sekali belum
Perawatan gigi 2 kali sehari 1 kali sehari
Perawatan rambut 2 hari sekali Belum keramas
Ketergantungan Mandiri Ketergantungan
Keluhan/gangguan Tidak ada Badan terasa lengket dan
rambut kusam
7. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum
Penampilan umum : Meringis kesakitan
Kesadaran : Compos Mentis - GCS 15 (E4M6V5)
Tanda-tanda vital : TD = 110/70 mmHg
HR = 79 kali/menit
RR = 20 kali/menit
S = 36,5 OC
Status Antopometri : BB = 62 kg
TB = 168 cm
IMT = 21, 96 (ideal)
b. Sistem Pernapasan
Hidung pasien bersih, bentuk dada simetris, irama napas reguler, pengembangan
dada seimbang. Pasien tidak tepasang oksigen
c. Sistem Kardiovaskular
Frekuensi HR 20x/menit, irama teratur. Tidak terdengar bunyi jantung
tambahan. CRT < 2 detik
d. Sistem Pencernaan
Warna bibir merah, lidah klien bersih, tidak ada luka pada daerah bibir, bentuk
bibir simetris, abdomen datar lembut, tidak terdapat pembengkakan dan nyeri
tekan pada hepar dan lien, tidak terdapat asites, pasien tidak merasa kembung
dan mual,.
e. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening
f. Sistem Perkemihan
Kandung kemih tidak distensi, tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada rasa nyeri,
tidak terjadi inkontensia urine.
g. Sistem Persarafan
N1 (Olfaktorius): pasien dapat membedakan bau kopi.
N2 (Optikus): pasien mampu membaca tulisan dalam jarak 30 cm tanpa
mengguanakan alat bantu.
N3, N4, N6 (Okulomotoris, Trokhealis, Abdusen): Gerak bola mata ke segala
arah, respon pupil miosis (mengecil)
N5 (Trigeminus): pasien dapat membedakan sensasi kasar, halus, tajam, dan
tumpul pada area wajah. Reflek mengedip (+).
N7 (Fasialis): wajah simetris, tidak ada kelumpuhan di muka
N8 (Auditorius): kemempuan mendengar (+) namun harus dengan suara dan
intonasi yang jelas dan agak keras agar dapat mendengar dengan baik.
N9 dan N10 (Glosofaringeus): klien dapat menelan dengan baik saat minum
N11 (Asesorius): klien dapat menoleh ke kanan dan ke kiri dengan normal.
Kekuatan otot sternokleidomastoideus dan trapezius (+).
N12 (Vagus): klien dapat menggerakan lidahnya ke segala arah dengan
bebas.
h. Sistem Muskuloskeletal
- Look: tidak terdapat pembengkakan pada kedua kaki, pada kaki kanan pada
area luka berwarna kemerahan, tidak ada pus.
- Feel: akral kaki hangat, terasa nyeri terutama area kaki kanan yang
terpasang oref
- Move: kaki kanan tidak bisa digerakkan selain putar kanan dan putar kiri
Ektremitas atas: ROM kedua tangan kiri dan kanan dapat digerakan dengan
bebas ke segala arah. Dapat melakukan fleksi dan ekstensi pada persendian
tidak ada nyeri pada area tangan. Kekuatan otot kanan dan kiri: 5/5
Ektremitas bawah: akral hangat, ROM kaki kiri dapat digerakan dengan bebas
ke segala arah. Terdapat kelemahan dan edema pada kaki kanan dengan
kekuatan otot kaki kanan dan kiri: 0/5.
i. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, kebersihan kulit bersih, kulit kepala bersih, rambut
dikuncir, terdapat tatto di dada pasien dan turgor kulit elastis tidak kering tidak
ada lesi/ dekubitus.
j. Sistem Reproduksi
Tidak ada gangguan pada area genital
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan X-Ray
Kesan:
- Kardiomegali Tanpa Bendungan Paru
- Tidak Tampak Metastasis Intra Pulmonal
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Tanggal 6 Maret 2019
Hematologi
- Hemoglobin 9,4 13,5 ~ 17,5 g/dL
- Hematokrit 26,2 40 ~ 52 %
- Eritrosit 2,86 4,5 ~ 6,5 juta/uL
- Lekosit 102100 4400 ~ 11300 /mm3
- Trombosit 306000 150000 ~ 450000 /mm3
Index Eritorsit
- MCV 91,6 80 ~ 100 fL
- MCH 32,9 26 ~ 34 pg
- MCHC 35,9 32 ~ 36 %
Hitung Jenis Lekosit
- Basofil 0 0~1 %
- Eosinofil 1 1~6 %
- Batang 2 3~5 %
- Segmen 71 40 ~ 70 %
- Limfosit 17 30 ~ 45 %
- Monosit 9 2 ~ 16 %
c. Program Terapi
Tanggal 06 Maret 2019
No Terapi Via
1. Infus RL IV
2. Ceftriaxone IV
3. Ketorolac IV
4. Paracetamol PO
A. Analisa Data
Mediator nyeri
↓
Nyeri akut
- Parastesia : tidak
terdapat pembengkakan
pada kedua kaki, tidak
terdapat pus
- Pulse :
- Paralisis :
ketidakmampuan
bergerak, atau merubah
posisi
DO = Fraktur Gangguan mobilitas fisik
↓
- terpasang OREF di kaki
sebelah kanan Pergeseran pragmen tulang
↓
- Kaki kanan tidak bisa
digerakan selain putar Merusak jaringan sekitar
↓
kanan putar kiri
- Terdapat kelemahan Menembus kulit
(yang terpasang OREF)
pada kaki kanan dengan
kekuatan otot kaki ↓
kanan dan kiri 0/5
Luka
↓
DS=
Kerusakan integritas jaringan
- Pasien juga mengeluh ↓
ingin bisa bergerak
Kekuatan otot lemah
kanan kiri namun tak ↓
bisa karena takut dengan
Gangguan mobilitas fisik
kakinya yang sedang
terasang alat.
- Parastesia : tidak
terdapat pembengkakan
pada kedua kaki, tidak
terdapat pus
- Pulse :
- Paralisis :
ketidakmampuan
bergerak, atau merubah
posisi
B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan prioritas
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik
2. Resiko infeksi b.d sulai respon inflamasi
3. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama pasien : Tn. D Ruangan : kana
No medrek : 000182502 Diagnosa medis : open fraktur right tibia
Kaloborasi
4. Kaloborasi pemberian imunsisasi,
jika perlu
3. Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan Observasi : 1. Untuk mengetahui
Fisik keperawatan 3x24 jam klien 1. Monitor kondisi umum sebelum keadaan pasien
diharapkan mampu menggerakan dan sesudah mengubah posisi 2. Untuk memberikan rasa
fisik dengan mandiri, dengan Terapetik : nyaman kepada pasien
kriteria hasil : 2. Tinggikan tempat tidur bagian 3. Untuk meningkatkan
kepala (semi fowler) setiap 2 kali kelemahan otot pada
- Tidak ada dekubitus pertemuan ekstremitas
- Tidak ada kotraktor 3. Ajarkan keluarga untuk 4. Untuk mencegah
- Kekuatan otot (0-5) melakukan ROM aktif pada dekubitus
anggota gerak yang sehat, setiap 2 5. Agar tidak ada
kali pertemuan setiap pagi kekakuan pada anggota
4. Ajarkan rom pasif ada area tubuh.
sekitar fraktur berupa membantu
fleksi jari jari , setiap 2 kali
pertemuan setiap pagi.
5. Ubah posisi dalam setiap 2 jam
sekali
Edukasi :
6. Hindari posisi yang menimbulkan
ketegangan pada luka
Kaloborasi :
7. Kaloborasi dengan ahli terapi
fisik untuk program latihan