PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Cost Effectiveness Analysis (CEA) ?
2. Bagaimana tahapan perhitungan Cost Effectiveness Analysis (CEA) ?
3. Bagaimana contoh dari implementasiCost Effectiveness Analysis (CEA) ?
1.3 Tujuan
1. Memahami tentang Cost Effectiveness Analysis(CEA)
2. Memahami tahapan Cost Effectiveness Analysis(CEA)
3. Memahami contoh implementasi Cost Effectiveness Analysis(CEA)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
memilih dan menilai suatu program dengan membandingkan efektifitas dari
output yang diperoleh dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan
program dengan tujuan yang sama.
2.1.2 Prinsip Dasar CEA
Beberapa ciri pokok CEA menurut Azwar, A (2010) adalah sebagai
berikut :
a. Bermanfaat untuk mengambil keputusan.
CEA berguna untuk membantu pengambilan keputusan
dalam menetapkan program terbaik yang akan dilaksanakan.
Dengan ciri ini jelaslah bahwa CEA terutama diterapkan sebelum
suatu program dilaksanakan, jadi masuk dalam tahap perencanaan.
b. Berlaku jika tersedia dua atau lebih program.
CEA merupakan suatu metode analisis biaya dimana didalam
metode tersebut tidak dapat hanya menggunakan satu program
dalam pelaksanaannya, namun harus lebih dari satu program.
Sehingga program tersebut dapat menjadi pembanding yang
kemudian dapat dilihat mana yang lebih efektif untuk digunakan
didalam suatu organisasi dengan pengeluaran biaya yang sama di
tiap program.
c. Mengutamakan unsur input (masukan) dan unsur output (keluaran).
Pada CEA yang diutamakan hanya unsur masukan yang
dibutuhkan oleh program serta unsur keluaran yang dihasilkan
oleh program. Unsur lainnya, seperti proses, umpan balik dan
lingkungan agak diabaikan.
d. CEA terdiri dari tiga proses, yaitu :
1) Analisis biaya dari setiap alternatif atau program.
2) Analisis efektifitas dari tiap alternatif atau program.
3) Analisis hubungan atau ratio antara biaya dan efektifitas
alternatif atau program.
2.1.3 Jenis CEA
Ada 2 macam analisis efektivitas biaya, yaitu :
a. Analisis jangka pendek
Merupakan analisis yang dilakukan untuk jangka waktu kurang
dari 1 tahun.Analisis jangka pendek ini merupakan analisis yang
4
paling banyak dan sering dilakukan.Dalam analisis jangka pendek ini
biaya satuan (unit cost) dihitung dari biaya depresiasi.
b. Analisis jangka panjang
Merupakan analisis yang dilakukan untuk jangka waktu lebih
dari 1 tahun. Dalam analisis jangka panjang ini biaya satuan (unit
cost) yang digunakan adalah berupa nilai discounted unit cost,
dimana dalam perhitungannya tanpa mempertimbangkan biaya
depresiasi.
2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan CEA
a. Kelebihan
1. Mengatasi kekurangan dalam Cost Benefit Analysis
Saatbenefit sulit ditransformasikan dalam bentuk uang sebab dalam
CEA dilakukan perhitungan perbandingan outcome kesehatan dan
biaya yang digunakan jadi tetap dapat memilih program yang lebih
efektif untuk dilaksanakan meskipun benefitnya sulit untuk diukur.
2. Hemat waktu dan sumber daya intensif
CEA memiliki tahap perhitungan yang lebih sederhana sehingga lebih
dapat menghemat waktu dan tidak memerlukan banyak sumber daya
untuk melakukan analisis.
3. Lebih mudah untuk memahami perhitungan unsur biaya
DalamCEA lebih sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami.
Meskipun demikian CEA masih cukup peka sebagai salah satu alat
pengambil keputusan.
4. Cocok untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan program.
CEA merupakan cara memilih program yang terbaik bila beberapa
program yang berbedadengan tujuan yang sama tersedia untuk
dipilih. Sebab, CEA memberikan penilaian alternatif program mana
yang paling tepat dan murah dalam menghasilkan output tertentu.
Dalam hal ini CEA membantu penentuan prioritas dari sumber daya
yang terbatas.
5. Membantu penentuan prioritas dari sumber daya
b. Kekurangan
1. Alternatif tidak dapat dibandingkan dengan tepat
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sulitnya ditemui CEA yang
ideal, dimana tiap-tiap alternatif identik pada semua kriteria, sehingga
5
analisis dalam mendesain suatu CEA, harus sedapat mungkin
membandingkan alternatif- alternatif tersebut.
2. CEA terkadang terlalu disederhanakan.
Pada umumnya CEA berdasarkan dari analisis suatu biaya dan suatu
pengaruh misalnya rupiah/anak yang diimunisasi.Padahal banyak
program-program yang mempunyai efek berganda.Apabila CEA
hanya berdasarkan pada satu ukuran keefektifan (satu biaya dan satu
pengaruh) mungkin menghasilkan satu kesimpulan yang tidak
lengkap dan menyesatkan.
3. Belum adanya pembobotan terhadap tujuan dari setiap program.
Akibat belum adanya pembobotan pada tujuan dari setiap program
sehingga muncul pertanyaan “biaya dan pengaruh mana yang harus
diukur?”. Pertanyaan ini timbul mengingat belum adanya kesepakatan
diantara para analis atau ahli.Disatu pihak menghendaki semua biaya
dan pengaruh diukur, sedangkan yang lainnya sepakat hanya
mengukur biaya dan pengaruh-pengaruh tertentu saja.
4. Cost Effectiveness Analysis terkadang terlalu disederhanakan
5. Seharusnya ada pembobotan terhadap tujuan dari setiap proyek
karena beberapa tujuan harus diprioritaskan..
6
2.2 Tahapan Perhitungan Cost Effectiveness Analysis (CEA)
Tahap 1 :
Menentukan tujuan CEA (Objektive)
1) Memilih atau menentukan tipe program yang akan di evaluasi
2) Mengapa CEA harus dilakukan
Tahap 2 :
Mengidentifikasi unsur-unsur biaya dari alternatif program yang
akan dianalisi.
Unsur-unsur biaya yang bias diidentifikasi adalah unsur biaya tetap dan
biaya variabel atau biaya investasi dan biaya operasional atau biaya
langsung dan tidak langsung dari setiap alternative program yang akan
dianalisis.
Untuk keperluan analisis, biaya dikelompokkan menjadi beberapa kriteria,
yaitu :
7
biaya tetap yang harus dikeluarkan dalam suatu proses produksi
tergantung dari jumlah input tersebut yang digunakan dalam
proses produksi dan berapa harganya (Algifari, 2002). Contoh
biaya tetap adalah biaya gedung, biaya non medis tidak habis
pakai, dan biaya medis tidak habis pakai.
b. Biaya variabel (variabel cost)
Biaya variabel adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh
banyaknya output. Menurut Algifari (2002), besarnya biaya
variabel (pengeluaran perusahaan untuk membeli input variabel)
dipengaruhi oleh jumlah input variabel yang digunakan dan
harga input variabel. Contoh yang termasuk biaya variabel
adalah biaya non medis habis pakai, biaya medis habis pakai,
dan biaya pemeliharaan. (Algifari, 2002)
2. Berdasarkan Lama Penggunaannya
Dibedakan menjadi :
a. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat
berlangsung dalam waktu yang relative lama (biasanya lebih
dari 1 tahun). Contoh yang termasuk biaya investasi adalah
biaya pembangunan gedung dan biaya pembelian mobil. Biaya
investasi dihitung dari nilai barang investasi yang disetahunkan
(Annualized Investment Cost atau biaya penyusutan).
b. Biaya Operaasional
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk
melaksankan kegiatan dalam suatu proses produksi dan
memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu singkat (kurang
dari 1 tahun). Contohnya adalah biaya obat, gaji pegawai, air,
dan listrik.
3. Bersadarkan Fungsi atau Aktivitas Sumber Biaya
Biaya berdasarkan fungsi atau aktivitas sumber biaya dibedakan
menadi :
a. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dibebankan pada sumber
biaya yang mempunyai fungsi (aktifitas) langsung terhdap
output.
8
b. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang dibebankan pada
sumber biaya yang mempunyai fungsi penunjang (aktifitas tak
langsung) terhadap output dan dikeluarkan oleh pasien secara
tidak langsung saat mendapatn pelayanan.
Tahap 3:
Menghitung Total Cost (Biaya Total)
Terlebih dahulu menghitung nilai Annual Investment Cost (AIC) atau
biaya penyusutan
Rumus AIC :
Biaya total diperoleh dari penjumlahan seluruh unsur biaya yang telah di
identifikasi sebelumnya
CE Ratio = ∑
Keterangan :
Total cost : biaya total (variabel & fix cost)
Objectiveness : jumlah tujuan yang berhasil tercapai
9
Tahap 6 :
Membandingkan nilai CER dari masing-masing alternatif program
Dari nilai rasio yang sudah diketahui, membandingkan nilai CER dari
masing-masing alternatif program.
Tahap 7 :
Memilih nilai CER yang terendah untuk direkomendasikan
Nilai rasio CER yang yang terkecil merupakan nilai yang efektif dan
menjadi alternatif program yang direkomendasikan.
10
Tahapan
Kerangka Operasional Kasus
Mengidentifikasi karakteristik akseptor KB IUD dan KB Suntik di Rumah
Bersalin dan BKIA Tiara Sidoarja tahun 2008
Menghitung besar total biaya tetap pelaksanaan Menghitung besar total biaya variabel
pelayanan KB IUD dan KB Suntik di Rumah pelaksanaan pelayanan KB IUD dan KB
Besalin dan BKIA Tiara Sidoarjo tahun 2008, Suntik di rumah bersalin dan BKIA Tiara
yang meliputi biaya gedung , biaya alat non Sidoarjo tahun 2008 yang meliputi biaya alat
medis tidak habis pakai, biaya alat tidak habis non medis habis pakai, biaya alat medis habis
pakai, dan biaya gaji pegawai pakai, dan biaya pemeliharaan
11
Tabel. Annual Invesment Cost Ruang Periksa dan Ruang Tindakan di
Rumah Rumah Bersalin & BKIA 2008
Tabel Nilai AIC untuk seluruh pelayanan yang menggunakan alat non
medis tidak habis pakai di RUmah Bersalin & BKIA Tiara tahun 2008
12
Tabel Nilai Proporsi Pegawai untuk Kegiatan Pelayanan KB IUD dan KB
Suntk di Rumah Bersalin BKIA Tiara pada tahun 2008
No Kegiatan Waktu Jumlah Waktu Waktu Nlai
Pelayana Aksepto pelayana kerja Proporsi
n tiap r rahun n keselur (%)
akseptor 2008 Akseptor uhan
1 Pelayan
2.880 219.00
an KB 90 menit 32 1,31
menit 0 menit
IUD
2 Pelayan
15.529 219.00
an KB 20 menit 626 5,2
menit 0 menit
Suntik
13
c. Kursi 199 18.964
d. Timbangan 296 28.698
detecto-scale 17 1.688
e. Timbangan biasa 505 37.403
f. Rak 607 44.884
g. Lemari
4 Gaji pegawai 471.600 2.059.200
Total 1.354.989 2.777.338
14
4. Menghitung Output (objective) yang berhasil
Jenis Output (jumlah seluruh Objective (akseptor yang
Pelayanan KB akseptor) tidak hamil)
IUD 32 5
Suntik 626 29
15
biaya (cost-effective) yang lebih besar dibandingkan dengan pelayanan
KB IUD bagi Rumah Bersalin BKIA Tiara.
Secara umum, beberapa faktor yang menyebabkan pelayanan KB
Suntik merupakan metode cost effective antara lain :
a. Keterjangkauan informasi mengenai kelebihan dan kelemahan KB
suntik di masyarakat sehingga banyak masyarakat yang lebih
memilih menggunakan metode KB suntik
b. Biaya yang diperlukan untuk pelayanan KB suntik relatif lebih
sedikit dibandingkan biaya yang diperlukan untuk metode Kb
lainnya
KB suntik apabila hanya dilihat dari segi biaya memang metode
KB yang lebih efektif dan lebih disarankan dibandingkan metode IUD.
Namun hal ini bisa berubah apabila dilihat juga dari sisi masyarakat yaitu
salah satunya riwayat efek samping masing-masing metode. Akseptor KB
suntik lebih memiliki peluang untuk merasakan efek samping dengan
berbagai jenis sehingga belum bisa dipastikan keefektifan KB suntik
apabila dilihat dari sudut pandang masyarakat.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Yulia Angelina. 2010. Analisis Peluang Expansi Studi Kasus Tom Salon
di Yogyakarta.http://e-journal.uajy.ac.id/4845/3/2EA17975.pdf. Diakses
tanggal 12 Mei 2016.
Algifari. 2002. Ekonomi Mikro Teori dan Kasus. Yogyakarta Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Sewell, Meg and Mary Marczack. 2011. Using Cost Analysis in Evaluation.
http://ag.arizona.edu/sfcs/cyfernet/cyfar/Costben2.htm Diakses pada 24
april 2016.
18
Tjiptoherijanto, Prijono dan Soesetyo, Budhi. 1994. Ekonomi Kesehatan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
19