Anda di halaman 1dari 9

BAB II

Tinjauan pustaka

2.1Tinjauan umum

Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan


oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah,
meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.

Menurut undang – undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan


atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok
badan atau bagian badan manusia.

2.2.1 Pengertian Obat Secara Khusus

1. Obat jadi, adalah obat dalam keadaa murni atau campuran dalam


bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain
yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau
buku lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Obat Patent, adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar
atas nama si pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus
asli dari pabrik yang memproduksinya.
3. Obat Asli, adalah obat yang didapat langsung dari bahan-bahan
alamiah Indonesia, terolah scara sederhana atas dasar pengalaman
dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
4. Obat Esensial, adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat terbanyak dan tercantuk dalam Daftar Obat
Esensial yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
5. Obat Generik, adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan
dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
2.2.2 Penggolongan Obat

Macam-macam penggolongan obat :

1. Menurut kegunaannya obat dapat dibagi :

 untuk menyembuhkan (terapeutic)


 untuk mencegah (prophylactic)
 untuk diagnosa (diagnostic)

2. Menurut cara penggunaan obat dapat dibagi :

 Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam),


adalah obat yang digunakan melalui orang dan diberi tanda
etiket putih.
 Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar),
adalah obat yang cara penggunaannya selain melalui oral dan
diberi tanda etiket biru. Contohnya implantasi, injeksi, topikal,
membran mukosal, rektal, vaginal, nasal, opthal, aurical,
collutio/gargarisma.

3. Menurut cara kerjanya obat dapat dibagi :

 Lokal, adalah obat yang bekerjanya pada jaringan setempat,


seperti obat – obat yang digunakan secara topikal pemakaian
topikal. Contohnya salep, linimenta dan cream
 Sistemis, adalah obat yang didistribusikan keseluruh tubuh.
Contohnya tablet, kapsul, obat minum dan lain – lain.

4. Menurut undang-undang kesehatan obat digolongkan dalam :

 Obat narkotika (obat bius)


Merupakan obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan
dan ilmu pengetahuan dan dapat pula menimbulkan
ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan
tanpa pembatasan dan pengawasan.
 Obat Psikotropika (obat berbahaya)
Obat yang mempengaruhi proses mental, merangsang atau
menenangkan, mengubah pikiran/perasaan / kelakuan orang.
 Obat keras adalah semua obat yang :
Mempunyai takaran maksimum atau yang tercantum dalam
daftar obat keras.diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna
merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang
menyentuh garis tepi.obat baru , kecuali dinyatakan oleh
Kementrian Kesehatan tidak membahayakansemua sediaan
parenteral
 Obat Bebas Terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan
tanpa resep dokter dengan penyerahan dalam bungkus aslinya
dan diberi tanda peringatan (P1 s/d P6)
 Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas, dan
tidak membahayakan bagi si pemakai dan diberi tanda
lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

2.2Asam Mefenamat

Asam mefenamat, atau mefenamic acid, adalah obat untuk


mengobati rasa sakit ringan hingga sedang. Sering digunakan sebagai obat
sakit gigi, sakit kepala, dan meringankan rasa nyeri pada saat
menstruasi.Asam mefenamat atau mefenamic acid dikenal sebagai
nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID). Obat ini juga dapat digunakan
untuk mengobati serangan asam urat.

2.2.1 Dosis

Berikut adalah dosis asam mefenamat atau mefenamic acid untuk


orang dewasa berusia 18 tahun ke atas:

 Dosis asam mefenamat untuk mengatasi rasa sakit


1) Dosis pertama adalah 500 mg. Kemudian, dilanjutkan
dengan 250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
2) Obat ini tidak boleh dikonsumsi lebih dari 7 hari.
 Dosis asam mefenamat untuk nyeri haid
1) Dosis pertama adalah 500 mg. Kemudian, dilanjutkan dengan
250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan
2) Obat ini tidak boleh dikonsumsi lebih dari 3 hari.
 Berikut adalah dosis asam mefenamat atau mefenamic acid
untuk anak-anak:
1) Dosis asam mefenamat untuk anak 14 – 18 tahun
2) Dosis pertama adalah 500 mg. Kemudian, dilanjutkan dengan
250 mg setiap 6 jam sesuai kebutuhan.
3) Obat ini tidak boleh dikonsumsi lebih dari 7 hari.
 Asam mefenamat atau mefenamic acid tidak disarankan untuk
dikonsumsi nak-anak di bawah usia 14 tahun.

2.2.2 Efek samping

Efek samping asam mefenamat yang tidak serius namun kadang


terjadi, antara lain adalah:

 Mual, mulas atau sakit perut, diare, sembelit, kembung


 Pusing, sakit kepala, gugup
 Kulit terasa gatal atau terdapat ruam
 Mulut kering
 Berkeringat, ingusan
 Pandangan kabur
 Dengung di telinga

Berhenti mengonsumsi mefenamic acid dan cari pertolongan medis


atau hubungi dokter Anda ketika Anda memiliki efek samping yang serius:

 Nyeri pada dada, lelah, napas pendek, kurang jelas berbicara,


bermasalah dengan penglihatan atau keseimbangan
 Tinja berwarna hitam, berdarah, batuk berdarah atau muntah
yang terlihat seperti bubuk kopi
 Jarang buang air kecil atau tidak sama sekali
 Nyeri, panas, atau berdarah saat buang air kecil
 Mual, sakit pada perut, demam, kehilangan nafsu makan, urine
berwarna gelap, feses berwarna seperti tanah liat, sakit kuning
(menguning pada kulit dan mata)
 Demam, sakit tenggorokan, serta sakit kepala, kulit melepuh,
mengelupas, dan terdapat ruam merah pada kulit
 Memar, kesemutan parah, mati rasa, otot terasa lemah

2.3Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah salah satu metode kimia analisis yang


digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif
maupun kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan
cahaya.

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur


absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian
dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang dilserap sebanding dengan konsentrasi larutan
di dalam kuvet.

Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis yaitu spektrofotometer


single-beam dan spektrofotometer double-beam. Perbedaan kedua jenis
spektrofotometer tersebut hanya pada pemberian cahaya, di mana pada
single-beam, cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh
hanya nilai absorbansi dari larutan yang dimasukan. Berbeda dengan single-
beam, pada spektrofotometer double-beam, nilai blanko dapat langsung
diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses
yang sama. Prinsipnya adalah dengan adanya chopper yang akan membagi
sinar menjadi dua, di mana salah satu melewati blanko (disebut juga
reference beam) dan yang lainnya melewati larutan (disebut juga sample
beam). Dari kedua jenis spektrofotometer tersebut, spektrofotometer double-
beam memiliki keunggulan lebih dibanding single-beam, karena nilai
absorbansi larutannya telah mengalami pengurangan terhadap nilai
absorbansi blanko.
2.3.1 Prinsip Spektrofotometer

Pada prinsipnya, alat ini adalah hasil penggabungan dari alat


spektrometer dan fotometer. Spektrometer adalah alat yang menghasilkan
sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Spektrometer
memiliki alat pengurai seperti prisma yang dapat menyeleksi panjang
gelombang dari sinar putih. Sedangkan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsikan. Pada fotometer
terdapat filter dari berbagai warna yang memiliki spesifikasi melewatkan
trayek panjang gelombang tertentu.

Prinsip kerja alat ini berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi
dipancarkan (It). Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang
ditransmisikan ketika melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-
mula sebelum melewati sampel (Io).

Persyaratan hukum Lambert Beer, antara lain:

1. Radiasi yang digunakan harus monokromatik,

2. Energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi


kimia,

3. Sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus homogen,

4. Tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi,dan

5. indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak


pekat (harus encer).

2.3.2 Bagian-bagian spektrofotometer

1. Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki
panacaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber cahaya
pada spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :

a. Lampu Tungsten (Wolfram)

Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah


tampak. Bentuk lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa.
Memiliki panjang gelombang antara 350-2200nm. Spektrum
radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000
jam pemakaian.

b. Lampu Deuterium

Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm.


Spektrum energi radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur
sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam
pemakaian.

2. Monokromator

Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya


polikromatis menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan
komponen panjang gelombang tertentu.

3. Kompartemen sampel

Kompartemen ini digunakan sebagai tempat diletakkannya


kuvet. Kuvet merupakan wadah yang digunakan untuk menaruh
sampel yang akan dianalisis. Pada spektrofotometer double beam,
terdapat dua tempat kuvet. Satu kuvet digunakan sebagai tempat
untuk menaruh sampel, sementara kuvet lain digunakan untuk
menaruh blanko. Sementara pada spektrofotometer single beam,
hanya terdapat satu kuvet.
4. Detektor

Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh


larutan. Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier
dan dalam rekorder dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka
pada reader(komputer). Syarat-syarat ideal sebuah detector
adalah:

 Mempunyai kepekaan tinggi

 Respon konstan pada berbagai panjang gelombang

 Waktu respon cepat dan sinyal mínimum tanpa radiasi

 Sinyal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga


radiasi

5. Visual display

Merupakan system baca yang memperagakan besarnya


isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk % transmitan maupun
absorbansi.

2.3.3 Jenis spektrofotometer

1. Spektrofotometer vis (visible)

Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar


tampak. Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat
dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata
manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm
dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol. Pada
spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya biasanya
menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram.
Wolfram merupakan salah satu unsur kimia, dalam tabel periodik
unsur wolfram termasuk golongan unsur transisi tepatnya golongan
VIB atau golongan 6 dengan simbol W dan nomor atom 74.
Wolfram digunakan sebagai lampu pada spektrofotometri tidak
terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didih yang sangat tinggi
yakni 5930 °C.

2. Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah


satu dari sekian banyak instrumen yang biasa digunakan dalam
menganalisa suatu senyawa kimia. Spektrofotometer umum
digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu
banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi
sampel apabila dibandingkan dengan beberapa metode analisa.
Spektrofotometri UV/Vis melibatkan energi elektronik yang cukup
besar saat analisis, sehingga spetrofotometer UV/Vis lebih banyak
dipakai untuk analisis kuantitatif dibanding kualitatif.
Spektrofotometri UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di
daerah ultraviolet (200 –350 nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm)
oleh suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak
mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron
dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital
keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Dimana detector dapat
mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan secara tidak
langsung cahaya yang diabsorbsi. Tiap media akan menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawa atau warna yang terbentuk.

3. Spektrofotometer infra merah

4. AAS (Spektrofotometri absorbsi atom)

Anda mungkin juga menyukai