Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PEMBAHASAN

Konsep dan Urgensi Pancasila

1. Konsep Pendidikan Pancasila


Dalam tinjauan pedagogik, Pendidikan Pancasila merupakan bidang kajian keilmuan, program
kurikuler, dan aktivitas sosial-kultural yang bersifat multidimensional. Sifat multidimensional ini
menyebabkan Pendidikan Pancasila dapat disikapi sebagai: pendidikan nilai dan moral, pendidikan
kemasyarakatan, pendidikan kebangsaan, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan
hukum dan hak asasi manusia, serta pendidikan demokrasi.

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila tidak boleh keluar
dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan landasan operasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Selain itu, tidak boleh juga keluar dari koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dan filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini yang menyebabkan secara terminologi untuk pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia digunakan istilah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mempunyai misi
sebagai pendidikan nilai dan moral Pancasila, penyadaran akan norma dan konstitusi UUD Negara
Republik IndonesiaI Tahun 1945, pengembangan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), dan penghayatan terhadap filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dimaksudkan sebagai upaya membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu, secara umum pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
sekolah adalah upaya mengembangkan kualitas warga negara secara utuh dalam berbagai aspek sebagai
berikut.
1. Kemelekwacanaan sebagai warga negara (civic literacy), yakni pemahaman peserta didik sebagai
warga negara tentang hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan demokrasi konstitusional
Indonesia serta menyesuaikan perilakunya dengan pemahaman dan kesadaran itu.
2. Komunikasi sosial kultural kewarganegaraan (civic engagement), yakni kemauan dan kemampuan
peserta didik sebagai warga negara untuk melibatkan diri dalam komunikasi sosial-kultural sesuai
dengan hak dan kewajibannya.

3. Kemampuan berpartisipasi sebagai warga negara (civic skill and participation), yakni kemauan,
kemampuan, dan keterampilan peserta didik sebagai warga negara dalam mengambil prakarsa dan/atau
turut serta dalam pemecahan masalah sosial-kultur kewarganegaraan di lingkungannya.
4. Penalaran kewarganegaraan (civic knowledge), yakni kemampuan peserta didik sebagai warga negara
untuk berpikir secara kritis dan bertanggungjawab tentang ide, instrumentasi, dan praksis demokrasi
konstitusional Indonesia.
5. Partisipasi kewarganegaraan secara bertanggung jawab (civic participation and civic responsibility),
yakni kesadaran dan kesiapan peserta didik sebagai warga negara untuk berpartisipasi aktif dan penuh
tanggung jawab dalam berkehidupan demokrasi konstitusional. (Dokumen Standar Kkompetensi Guru
Kelas mata pelajaran PKn Depdiknas, 2004)

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di tingkat persekolahan bertujuan untuk


mempersiapkan para peserta didik menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart dan good citizen)
berdasarka nilai-nilai Pancasila. Warga negara yang dimaksud adalah warga negara yang menguasai
pengetahuan (knowledge), sikap dan nilai (attitudes and values), keterampilan (skills) yang dapat
dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai wujud implementasi
dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila.

Tujuan akhir dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah terwujudnya warga negara
yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuh-kembangnya kepekaan, ketanggapan,
kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
secara tertib, damai, dan kreatif, sebagai cerminan dan pengejawantahan nilai, norma dan moral
Pancasila. Para peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai
anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan umat manusia di
lingkungannya secara cerdas dan baik.

Proses pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat (learning by doing),
belajar memecahkan masalah sosial (social problem solving learning), belajar melalui perlibatan sosial
(socio-participatory learning), dan belajar melalui interaksi sosial-kultural sesuai dengan konteks
kehidupan masyarakat.

2.Urgensi Pendidikan pancasila


   Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat
pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan
pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap
bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan
kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah,
pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi
mutlak harus dipersatukan.

      Begitu banyak permasalahan yang sedang bangsa kita hadapi, mulai dari yang sepeles amapi
ke persoalan yang vital. Salah satunya adalah masalah pendidikan dan substansi dalam
pendidikan tersebut. Sudah jelas bagi kita bahwa pendidikan yang murah masih sulit didapatkan
bagi masyarakat yang dalam taraf kesejahteraan yang masih “sulit”. Yang kedua adalah materi
pendidikan yang belum memenuhi kebutuhan dunia global. Selain belum sesuai dengan
kebutuhan globalisasi juga belum siap menghadapi globalisasi. Pada dasarnya materi atau
kurikulum yang masih sering berubah-ubah di tiap jenjang pendidikan menyebabkan tidak
stabilnya sistem pendidikan
        Permasalahannya kurikulum belum sempat dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh
Indonesia namun sudah dirubah ke kurikulum yang baru. Belum lagi isi materi yang diajarkan
berbeda-beda tiap daerah. Sehinga memunculkan ketidak merataan pendidikan bukan hanya dari
segi akses namun juga dari segi pemerataan kurikulum. Ada satu lagi yang cukup menjadi
perhatian saat ini adalah materi pendidikan kewarganegaraan khususnya Pancasila, muncul
sebuah fenomena yang umum yaitu Pancasila yanga hanya menjadi materi hafalan saja di
kalangan para pelajar

      Belum lama ini Dirjen Dikti mengeluarkan Keputusan No. 356/Dikti/ Kep/1995 tentang
Kurikulum Inti Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila pada Perguruan Tinggi di Indonesia.
Terhadap Keputusan Dirjen Dikti itu, beberapa perguruan tinggi mempertanyakan kedudukan
Matakuliah Filsafat Pancasila yang tidak lagi bersifat wajib bagi setiap program studi. Ada
perguruan tinggi dengan cepat menyatakan bahwa mata kuliah tersebut tidak perlu dicantumkan
dalamkurikulum, karena tidak ada ketentuan yang mewajibkannya. Namun ternyata ada juga
beberapa perguruan tinggi yang masih menyelenggarakan perkuliahan Filsafat Pancasila

        Hal yang cukup memprihatinkan bahwa di kalangan mahasiswa pengetahuan tentang


Pancasila sedemikian terbatas mulai dari segi akses tentang pendidikan Pancasila namun juga
pemahaman secara mendalam tentang nilai-nilai pancasila yang sesuai dengan kapsitas seorang
mahasiswa. Dari sini muncul persoalan lagi dimana nila-nilai dan esensi dari Pancasila telah
dipolitisr untuk kepentingan pihak tertentu dengan memanfaatkan sifat idealis mahasiswa yang
ditunjang dengan terbatasnya pengetahuan mereka tentang nilai-nilai Pancasila. Inilah yang
menyebabkan banyak aksi protes yang menggunakan Pancasila sebagai landasan atau sebagai
alasan. Sehingga peran mahasiswa yang seharusnya bisa menjadi problem solver  malah
menambah permasalahan dengan aksi atau aktivitas yang berbau politik dan kepentingan dari
pihak tertentu. Dari uraian diatas bisa diambil sebuah permasalahan yang berkaitan dengan
urgensi pendidikan pancasila di perguruan tinggi yaitu seberapa jauh pentingnya pendidikan
Pancasila bagi mahasiswa dilaksanakan di perguruan tinggi

Pancasila berarti memahami makna Pancasila dan posisinya. Artinya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara bahwa Pancasila mempunyai fungsi dan peranan tersendiri. Sudah jelas
bahwa Pancasila adalah dasar negara, namun disamping itu Pancasila mempunyai fungsi sebagai
pandangan hidup bangsa. Artinya bahwa pandangan hidup sebuah bangsa lahir dari kristalisasi
nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad
untuk mewujudkannya. Pandangan hidup merupakan masalah yang sangat asasi karena di
dalamnya merupakan perwujudan dari watak dan cita-cita moral yang sudah sejak lama tumbuh
dan berkembangg dalam kehidupan bangsa(Indonesia). Sehingga dikatakan bahwa Pancasila
sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia karena merupakan bentuk konkrit dari nilai-nilai
yang sudah turun-temurun dari nenek moyang dan kepribadian bangsa Indonesia. Selain itu
Pancasila sebagai dasar Negara disahkan dalam pembukaan UUD 1945 yang berrati kedudukan
pancasila yuridis-konstitusional yaitu bahwa Pancasila sebagai aturan dan norma tertinggi yang
harus dan memaksa semua yang ada dalam wilayah kekuasaan hukum negara RI mematuhinya,
mengembangkan dan melestarikannya. Dengan demikian kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara juga mempunyai makna bahwa Pancasila sebagai aturan tertinggi dimana semua
aturan wajib dan harus sesuai dengan Pancasila termasuk perturan perundang-undangan

 3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, agar memiliki motivasi
bahwa Pendidikan Pancasila berkaitan erat dengan peran dan kedudukan serta kepentingan
warganegara sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan sebagai warga negara
Indonesia yang terdidik, serta bertekad dan bersedia untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Serta mengembangkan potensi individu mereka sehingga memiliki wawasan, sikap, dan
keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas
dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Tujuan utama Pendidikan Pancasila adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran
berbangsa dan bernegara Indonesia, memiliki sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan
kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Indonesia,
mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan
kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ke-Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Secara konstitusional rakyat Indonesia, melalui MPR telah menyatakan bahwa : Pendidikan
Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia diarahkan untuk “meningkatkan kecerdasan
serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri, mampu membangun dirinya dan
masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa“. Disamping itu Pendidikan Pancasila juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,
cerdas, kreatif. Terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta
sehat jasmani dan rohani.

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya merupakan sumber
hukum dasar dalam negara Indonesia. Sebagai suatu sumber hukum dasar secara objektif Pancasila
merupakan suatu pandangan  hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang
meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah
dipadatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri negara ini menjadi  lima sila yang ditetapkan secara
yuridis formal menjadi dasar filsafat negara Republik Indonesia.

Unsur-unsur yang merupakan materi pendidikan Pancasila diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakann kausa materialis (asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga
Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Keanekaragaman suku,bangsa adat istiadat, dan agama yang berada pada ribuan pulau yang
berbeda sumber kekayaan alamnya, memungkinkan untuk terjadi keanekaragaman kehendak dalam
Negara karena tumbuhnya sikap premordalisme sempit, yang akhirnya memungkinkan dapat terjadi
konflik yang negatif, oleh karena itu dalam pendidikan dibutuhkan alat perekat bangsa dengan adanya
kesamaan cara pandang tentang visi dan misi negara melalui wawasan nusantara sekaligus akan menjadi
kemampuan menangkal ancaman pada berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kompentensi kehadiran Pendidikan Pancasila adalah dimana masyarakat dan pendidikan suatu


negara berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup serta kehidupan generasi penerusnya dan
bermakna. Generasi penerus tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan bangsa yang
senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, Negara, dan hubungan
internasional.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berupayamemberikan semangat perjuangan kepada


genegarasi muda bangsaIndonesia dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi globalisasi yang penuh
tantangan. Generasi muda  sebagai warga negara Indonesia dan sebagai penerus cita-cita bangsa  perlu
memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, bersikap dan berperilaku positif, cinta tanah air serta
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan peribadi dan golongan dalam
rangka bela negara demi utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan Pancasila dan memiliki peran penting  dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pendidikan Pancasila adalah bentuk pengemblengan individu-individu agar mendukung dan
memperkokoh komunitas politik sepanjang komunitas politik itu adalah hasil kesepakatan. 

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkontiribusi penting menunjang tujuan bernegara


Indonesia.  Pendidikan Pancasila dan Kewarga-negaraan secara sistematik adalah untuk mewujudkan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan berkaitan dan berjalan seiring dengan perjalanan pembangunan kehidupan berbangsa
dan bernegara Indonesia.

Generasi penerus melalui Pendidikan Pancasila diharapkanakan mampu mengantisipasi


hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa,
negara, dalam hubungan internasional serta memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela
negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku yang cinta tanah air berdasarkan
Pancasila. Semua itu diperlakukan demi tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Tujuan utama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air,
wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri warga negara Republik Indonesia.
Selain itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,
profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pengembangan nilai, sikap, dan kepribadian diperlukan pembekalan kepada peserta didik
di Indonesia yang diantaranya dilakukan melalui Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, Ilmu
Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dan Ilmu Alamiah Dasar (sebagai aplikasi nilai dalam
kehidupan) yang disebut kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) dalam
komponen kurikulum perguruan tinggi.
Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negaraakan terwujud dalam sikap dan
perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan hak asasi manusia sungguh–
sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan kehidupannya sehari–hari.

Pendidikan Pancasila yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh
rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku yang :
1.    Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai–nilai falsafah
bangsa
2.    Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.    Rasional, dinamis, dan sadar akanhak dan kewajiban sebagai warga negara.
4.    Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5.    Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan kemanusiaan,
bangsa dan negara.

Melalui Pendidikan Pancasila, warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu


“memahami, menganalisa, dan menjawab masalah–masalah yang dihadapi oleh masyarakat,
bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan dengan cita–cita dan tujuan
nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945 “.
Dalam perjuangan non fisik, harus tetap memegang teguh nilai–nilai ini disemua aspek
kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial,
korupsi, kolusi, dan nepotisme; menguasai IPTEK, meningkatkan kualitas sumber daya manusia
agar memiliki daya saing; memelihara serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; dan
berpikir obyektif rasional serta mandiri. 
C.   Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi
Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi berupaya menanamkan
sikap kepada mahasiswa sebagai calon intelektual dan penerus cita-cita bangsa agar;
1.    Memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan rasa cinta tanah air  sebagai perwujudan
warga negara Indonesia yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa dan negara
2.    Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap keanekaragaman masyarakat Indonesia
sehingga mampu berkomunikasi baik dalam rangka meperkuat integrasi nasional
3.    Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam melaksanakan hak, kewajiban,
tanggung jawab dan peran sertanya sebagai warga negara yang cerdas, trampil dan berkarakter
4.    Memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia serta kewajiban
dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warga negara secara adil dan tidak diskriminatif
5.    Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia yang  demokratis dengan
berlandaskan pada nilai dan budaya demokrasi  yang bersumber pada Pancasila
6.    Memiliki  pola sikap,  pola pikir dan pola perilaku yang mendukung ketahanan nasional
Indonesia serta mampu menyesuaikan dirinya dengan tuntutan perkembangan zaman demi
kemajuan bangsa

Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20 Tahun 2003: " Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
perguruan tinggi (Menurut SKep Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep./2002. Agar mahasiswa:
1.    Memiliki motivasi menguasai materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2.    Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan kedudukan serta
kepentingannya, sebagai individu, anggota keluarga/masyarakat dan warganegara yang terdidik.
3.    Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai berbangsa dan bernegara
untuk menciptakan masyarakat madani.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi harus terus ditingkatkan guna menjawab
tantangan masa depan, sehingga keluaran peserta didik memiliki semangat juang yang tinggi dan
kesadaran bela negara sesuai bidang profesi masing-masing demi tetap tegak dan utuhnya NKRI
dan mampu menerapkan niai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Perguruan Tinggi perlu mendapatkan Pendidikan Pancasila karena Perguruan Tinggi
sebagai institusi ilmiah bertugas secara terus menerus mengembangkan ilmu pengetahuan dan
Perguruan Tinggi sebagai instrumen nasional bertugas sebagai pencetak kader-kader pemimpin
bangsa.
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi diberikan pemahaman filosofi secara ilmiah
meliputi pokok-pokok bahasan Pancasila Dari uraian diatas, juga dapat di kemukakan bahwa
pendidikan Pancasila dan kewarganegaran mempunyai manfaat sebagai berikut :
a.       Membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukan tujuan dalam kehidupan
manusia.
b.      Sebagai bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitas dirinya.
c.       Dapat memberikan kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
d.      Untuk memahami, menghayati serta melakukan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan
nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila.

Saran
Dalam penyelesaian makalah ini masih banyak kesulitan yang dialami penulis maka pada
kesempatan ini penulis meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
menyempurnakan makalah ini dan untuk menulis makalah selanjutnya . 

Anda mungkin juga menyukai