Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada bagian pengantar ini, mahasiswa diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan
perjalanan pendidikan Pancasila di Indonesia. Bahasan materi ini penting untuk diketahui karena
berlakunya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi mengalami pasang surut. Selain itu,
kebijakan penyelenggaraaan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi tidak serta merta
diimplementasikan, baik di perguruan tinggi negeri maupun di perguruan tinggi swasta. Keadaan
tersebut terjadi karena dasar hukum yang mengatur berlakunya pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi selalu mengalami perubahan dan persepsi pengembang kurikulum di masing-
masing perguruan tinggi berganti-ganti.
Lahirnya ketentuan dalam pasal 35 ayat (5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 yang
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama,
pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa
Negara berkehendak agar pendidikan Pancasila dilaksanakan dan wajib dimuat dalam kurikulum
peguruan tinggi sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri. Dengan demikian, mata kuliah
pendidikan Pancasila ini dapat lebih fokus dalam membina pemahaman dan penghayatan
mahasiswa mengenai ideology bangsa Indonesia. Artinya, pendidikan Pancasila diharapkan
menjadi ruh dalam membentuk jati diri mahasiswa dalam mengembangkan jiwa profesionalitas
mereka sesuai dengan bidang studi masing-masing. Selain itu, dengan mengacu kepada
ketentuan pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, sistem pendidikan tinggi di Indonesia
harus berdasarkan Pancasila. Implikasinya, sistem pendidikan tinggi (baca: perguruan tinggi) di
Indonesia harus terus mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai segi kebijakannya
dan menyelenggarakan mata kuliah pendidikan Pancasila secara sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab.
Mahasiswa diharapkan dapat menguasai kompetensi: bersyukur atas karunia
kemerdekaan dan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia; menunjukkan sikap positif terhadap
pentingnya pendidikan Pancasila; menjelaskan tujuan dan fungsi pendidikan Pancasila sebagai
komponen mata kuliah wajib umum pada program diploma dan sarjana; menalar dan menyusun
argumentasi pentingnya pendidikan Pancasila sebagai komponen mata kuliah wajib umum dalam
sistem pendidikan di Indonesia.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pendidikan pancasila itu?
2. Apasaja ruang lingkup pendidikan pancasila?
3. Apasaja tujuan dan fungsi pendidikan pancasila?
4. Bagaimana kompetensi pendidikan pancasila?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas matakuliah Pendidikan


Pancasila, selain itu dengan penyusunan makalah ini jugamerupakan sebagai suatu cara untuk
meningkatkan wawasan pemahaman penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya
mengenai Pendidikan Pancasila yang diterapkan dalam kampus.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Dalam tinjauan pedagogik, Pendidikan Pancasila merupakan bidang kajian keilmuan,


program kurikuler, dan aktivitas sosial-kultural yang bersifat multidimensional. Sifat
multidimensional ini menyebabkan Pendidikan Pancasila dapat disikapi sebagai: pendidikan nilai
dan moral, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan kebangsaan, pendidikan kewarganegaraan,
pendidikan politik, pendidikan hukum dan hak asasi manusia, serta pendidikan demokrasi.

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Pancasila tidak boleh keluar dari landasan
ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, dan landasan operasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Selain itu, tidak boleh juga keluar dari koridor Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini yang menyebabkan secara
terminologi untuk pendidikan kewarganegaraan di Indonesia digunakan istilah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan.
 Pengertian Pancasila Secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu panca yang artinya lima dan sila yang artinya
dasar.  Jadi secara etimologis kata pancasila memiliki arti secara harfiah dasar yang yang
memiliki lima unsur.
 Pengertian Pancasila Secara Historis
Sidang BPUKI pertama membahas tentang dasar negara yang akan diterapkan. Dalam
sidang tersebut muncul tiga pembicara yaitu M. Yamin, Mr Soepomo dan Ir. Soekarno yang
mengusulkan nama dasar negara indonesia disebut Pancasila. Dalam sidang tersebut ketiga
tokoh tersebut mengemukakan gagasanya mengenai rumusan pancasila.
 Pengertian Pancasila Secara Terminologis
Dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI
tercantum rumusan pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan Beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh warga negara Indonesia.
Rumusan pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 inilah yang secara
konstutisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia Sesuai dengan
ketetapan MPR No. XX/MPRS/1996 Dan Ketetapan MPR No. III/MPR/2000.

3
Pendidikan pancasila adalah pendidikan yang memfokuskan pada pembentukan diri yang
beragam dari segi agama, social budaya, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga
yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan pancasila dapat juga diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur serta moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Pendidikan
kewarganegaraan digunakan sebagai pendidikan yang mengingatkan akan hak dan
kewajiban kita sebagai warga negara agar setiap hal yang dilakukan sesuai dengan tujuan
dan cita-cita bangsa Indonesia.

Landasan Pendidikan Pancasila

a.    Landasan Historis


Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila sebelum dirumuskan
dan disahkan menjadi dasar negara indonesia secara objektif historis telah dimiliki bangsa
indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai pancasila tersebut tidak lain adalah dari bangsa
indonesia sendiri yaitu melalui proses panjang pembentukan bangsa indonesia dari jaman
kerajaan-kerajaan sampai era orde baru.

b.    Landasan Kultural


Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya pada suatu asas kultural yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan dalam
pancasila merupakan suatu hasil karya sendiri yang diangkat dari nilai-nilai kultural melalui
proses refleksi filosofis para pendiri negara.

c.    Landasan Yuridis


Landasan yuridis (hukum) perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan tinggi diatur
dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 39 menyatakan : Isi
kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

d.    Landasan Filosofis


Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa indonesia, oleh
karena itu sudah suatu keharusan moral untuk secara konsisten merealisasikan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan berngara.

B. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup pendidikan kewarganegaraan meliputi beberapa aspek-aspek seperti:

 Persatuan dan kesatuan bangsa


 Norma, hukum dan peraturan
 Hak asasi manusia
 Kebutuhan warga negara
 Konstitusi negara

4
 Kekuasaan dan politik

C. TUJUAN DAN FUNGSI

Melalui forum sidang BPUPKI dan PPKI tahun 1945, oleh para pendiri negara
(The Founding Fathers) RI, diinginkan agar pancasila dapat menjadi “dasar yang kekal
dan abadi”, filosofisehe, gronslog, pengatur, pengisi, dan pengaruh hubungan hidup kita
terhadap pribadi sendiri, terhadap sesama bangsa,terhadap pemilikan materil, terhadap
alam semesta dan akhirnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun era reformasi
sekarang ini, gugatan terhadap Pancasila sedang ramai diperdebatkan dan dalam sidang
istimewa tanggal 13 Desember 1998, MPR telah mengeluarkan TAP MPR/NO.
II/MPR/1978 tentang P-4, namun kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara dan
ideologi negara disepakati oleh anak bangsa untuk tetap dipertahankan, malahan
mengusulkan agar reformasi itu diorintasikan pada upaya pengimplementasikan nilai-
nilai Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan.

Tujuan dari pengajaran Pancasila di kelas adalah untuk membangkitkan “daya


kritis” mahasiswa atau dosen dalam rangka untuk mencapai kebenaran dan kebaikan
yang terdalam. Maksudnya disini adalah pengajaran tidak boleh melakukan manipulasi
terhadap nilai kebaikan. Tafsir-tafsir terhadap Pancasila dan UU 1945 harus bersifat
argumentative , yang mengutamakan logika murni dan dasar-dasar verifikasi. Pengajaran
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi hendaknya dibawa menjadi “pendidikan dan
pengajaran Pancasila konsteksual”, yaitu menjadikan Pancasila berada dalam kondisi riil
dan fenomena faktual dalam kehidupan politik, ekonomi, hukum dan sosial budaya.
Artinya Pendidikan Pancasila dikaitkan/dihubungkan dengan masalah-masalah yang
aktual di masyarakat, negara, dan bangsa, lalu dikaji/dianalisis melalui analisis
mahasiswa itu sendiri. Dengan demikian dapat membangkitkan daya kritis mahasiswa
dalam rangka mencapai kebenaran dan kebaikan yang terdalam Pancasila haruslah
menjadi “lembaga kritis” terhadap segala kehidupan negara dan bangsa ini secara
emansipatoris.
Di era reformasi ini sebaiknya segala sesuatu yang bertalian dengan kehidupan berbangsa
dan bernegara haruslah dikembalikan ke kawasan “kedaulatan rakyat”. Reformasi moral
dan akhlak harus di tempatkan di depan, dalam masyarakat Indonesia. Pemahaman moral
dan akhlak sebagai dasar sistem politik, ekomoni, hukum dan sosial budaya hendaknya
dilandasi oleh pemahaman tentang pendekatan filsafat (ontology, pistemologi, dan
aksiologi). Haruslah dikembangkan keyakinan dan penghargaan terhadap nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan. Tanpa adanya tumpuan moral dan akhlak
yang baik takkan dapat dibangun masyarakat madani yang religius dan yang disiplin

5
a. KOMPETENSI PENDIDIKAN PANCASILA
Kompetensi pendidikan Pancasila adalah dikuasainya kemampuan berpikir, bersikap
rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual dan agamis.
Kompetensi pendidikan Pancasila  yaitu Mengantarkan mahasiswa untuk bisa mengambil
sikap yang bertanggung jawab sesuai hati nurani; Mengantarkan mahasiswa mengenali
masalah hidup dan kesejahteraan, serta cara pemecahannya; Mengantarkan mahasiswa
mengenali perubahan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;  Mengantarkan
mahasiswa memaknai peristiwa sejarah dan nilai budaya bangsa.

1. Menjadi warga negara yang memiliki wawasan berbangsa dan bernegara.


2. Menjadi warga negara yang komit terhadap nilai-nilai Hak Asasi manusia dan
demokrasi, berpikir kritis terhadap permasalahannya.
3. Berpartisipasi dalam:
a. Upaya menghentikan budaya kekerasan dengan damai dan menghormati supremasi
hukum.
b. Menyelesaikan konflik dalam masyarakat dilandasi sistem nilai Pancasila dan universal.
4. Berkontribusi terhadap berbagai persoalan dalam public policy.
5. Memiliki pengertian internasional tentang civil society dan menjadi warga negara
yang kosmopolit.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi harus terus ditingkatkan guna menjawab
tantangan masa depan, sehingga keluaran peserta didik memiliki semangat juang yang tinggi dan
kesadaran bela negara sesuai bidang profesi masing-masing demi tetap tegak dan utuhnya NKRI
dan mampu menerapkan niai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Perguruan Tinggi perlu mendapatkan Pendidikan Pancasila karena Perguruan Tinggi sebagai
institusi ilmiah bertugas secara terus menerus mengembangkan ilmu pengetahuan dan Perguruan
Tinggi sebagai instrumen nasional bertugas sebagai pencetak kader-kader pemimpin bangsa.
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi diberikan pemahaman filosofi secara ilmiah meliputi
pokok-pokok bahasan Pancasila Dari uraian diatas, juga dapat di kemukakan bahwa pendidikan
Pancasila dan kewarganegaran mempunyai manfaat sebagai berikut :
a.       Membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukan tujuan dalam kehidupan
manusia.
b.      Sebagai bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitas dirinya.
c.       Dapat memberikan kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
d.      Untuk memahami, menghayati serta melakukan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi
dan nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila.

B. SARAN
Dalam penyelesaian makalah ini masih banyak kesulitan yang dialami penulis maka pada
kesempatan ini penulis meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
menyempurnakan makalah ini dan untuk menulis makalah selanjutnya. 

7
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Djoko., 2012, Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, Jakarta
Ahmad, Intan., 2016, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi Cetakan I, Jakarta
https://www.pelajaran.id/2017/31/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan-tujuan-dan-
ruang-lingkup-pendidikan-kewarganegaraan-lengkap.html
http://dosenoscar.blogspot.com/2016/01/pengertian-tujuan-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai