SILIKA GEL
Oleh
Kelompok N
1. Siti Zulaicha NIM 141810301021
2. Yunita Wahyunityas 161810301046
3. Eva Gita Kasandra 161810301058
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
1.5 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian terkait aplikasi dari sekam padi
menjadi silica gel ialah:
1. Peningkatan nilai jual limbah sekam padi menjadi produk silica gel
2. Peningkatan efektivitas limbah produksi tanaman padi varietas padi lokal
Jember
3. Meningkatkan pengetahuan terkait aplikasi limbah sekam padi menjadi
silica gel
4. Meningkatkan peran serta kimiawan muda sebagai penggerak peningkatan
komoditas lokal
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Silika
Silika merupakan salah satu zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman,
terutama tanaman padi. Unsur Si (Silikon) dapat mendukung pertumbuhan padi
yang sehat dan menghindarkan tanaman dari serangan penyakit, radiasi matahari,
serta keracunan unsur hara. Silika merupakan unsur kedua terbesar di kerak bumi
setelah oksigen dan sebagian besar Si terdapat di dalam tanah. Dengan demikian,
semua jaringan perakaran tanaman dalam tanah mengandung Si. Tanaman
akumulator unsur Si membutuhkan unsur Si dalam jumlah banyak untuk
pertumbuhannya. Tanaman akumulator Si terutama berasal dari famili Gramineae
seperti padi, bambu, dan tebu serta tanaman tingkat rendah dari famili
Chlorophyta seperti alga. Silika (Si) dapat berfungsi salam meningkatkan
resistensi tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, silika memiliki manfaat
dalam suatu meningkatkan fotosintesis, meningkatkan daya tahan terhadap
kekeringan, salinitas, alkalinitas dan cuaca ekstrim (Husnain, 2010).
Silikon (Si) merupakan salah satu unsur golongan IVA yang merupakan
unsur semi logam. Silikon dapat berbentuk sebuk atau dalam bentuk kristal hitam
keabu-abuan. Silikon tidak bereaksi dengan asam nitrat, asam klorida, dan asam
sulfat, akan tetapi larut dalam asam hidrofluorik yang membentuk gas dan silikon
tetrafluorida (SiF4). Silikon dalam temperatur tinggi bersifat sebagai penghantar
panas dan listrik yang baik, namun pada temperatur rendah silikon bersifat
sebagai isolator panas dan listrik (Sunardi, 2006).
BAB 3. METODE PENELITIAN
Sekam padi yang telah dibersihkan dari pengotor kemudian dibakar dalam
furnace pada suhu 7000C selama 4 jam. Abu yang diperoleh dihaluskan diayak
menggunakan ayakan 150 mesh. Selanjutnya dilakukan ekstraksi menggunakan
larutan NaOH 1N pada suhu 800C selama 1 jam dilanjutkan penambahan larutan
asam pH 7, asam yang digunakan adalah HCl 1 N dan CH 3COOH p.a. Kemudian
dipanaskan menggunakan oven pada suhu 800C hingga berat silika sel konstan.
Selanjutnya dilakukan analisis FT-IR, analisis SAA, dan dilakukan uji adsorbsi
kelembaban udara terhadap silika gel yang dihasilkan.
BAB 4. PEMBAHASAN
Sekam padi digunakan sebagai bahan baku yang berasal dari tempat
penggilingan padi. Sekam padi dibersihkan dari pengotor seperti kerikil, pasir,
dedaunan, dan jerami padi. Sekam padi yang telah dibersihkan dari pengotor
kemudian dibakar dalam furnace pada suhu 700 0C selama 4 jam. Pembakaran
dilakukan pada suhu tinggi yang berfungsi untuk menghilangkan fraksi organik
dari sekam padi, sehingga yang tertinggal hanya fraksi anorganiknya saja. Abu
yang diperoleh dari pembakaran sekam padi memiliki rendemen sebesar 17,69 %.
4.1 Pembuatan Larutan Natrium Silikat dari Abu Sekam Padi
Natrium silikat diperoleh dengan mereaksikan abu sekam padi dengan
larutan alkali yaitu natrium hidroksida. Larutan natrium silikat yang dihasilkan
berwarna putih bening. Reaksi yang terjadi antara silika yang terkandung dalam
abu sekam padi dengan NaOH yang membentuk natrium silikat adalah sebagai
berikut:
SiO2 + 2 NaOH Na2SiO3 + H2O
Gambar 4.1 Spektra FT-IR Silika Gel dari Abu Sekam Padi
Berdasarkan Gambar 1 di atas, dapat diidentifikasi adanya gugus silanol (Si-OH)
dan gugus siloksan (Si-O-Si). Interpretasi selengkapnya disajikan pada tabel 4.1.
Pada spektrum di atas muncul puncak yang kuat pada silika gel dengan
penambahan HCl dan CH3COOH berturut-turut pada bilangan 1640,99 cm-1 dan
1570,96 cm-1 merupakan puncak untuk vibrasi gugus –OH dari Si-OH. Puncak
pada bilangan 3466,27 cm-1 dan 3412,68 cm-1 merupakan vibrasi dari ikatan
hidrogen. Kemunculan kedua puncak tersebut menunjukkan adanya adsorpsi air
selama proses ekstraksi (Yusmaniar, 2004).
Puncak-puncak yang kuat juga muncul pada bilangan gelombang 1084,53
cm-1; 798,21 cm-1; 478,43 cm-1 yang merupakan puncak khas dari gugus Si-O-Si
pada silika gel (A) dengan penambahan HCl, sedangkan puncak khas dari Si-O-Si
dari silika gel (B) dengan penambahan CH3COOH muncul pada bilangan
gelombang 1097,39 cm-1 dan 471 cm-1.
Tabel 4.1 Intrepretasi Spektra FTIR Silika Gel dari Abu Sekam Padi
1. Sintesis silika gel dengan penambahan asam kuat (HCl) menghasilkan yield
yang lebih kecil daripada sintesis dengan penambahan asam lemah
(CH3COOH).
2. Hasil analisis FT-IR menunjukkan adanya gugus fungsi Si-OH dan gugus Si-
O-Si pada silika gel dari abu sekam padi.
3. Silika gel dengan penambahan HCl memiliki surface area sebesar 65,558
m2/g, total pore volume 0,1935 cc/g, dan average pore size sebesar 59,0196
Å. Sedangkan silika gel dengan penambahan CH3COOH memiliki surface
area sebesar 9,685 m2/g, total pore volume 0,02118 cc/g, dan average pore
size sebesar 43,7357 Å.
4. Silika gel dengan penambahan CH3COOH memiliki kemampuan menyerap
uap air yang lebih baik daripada silika gel dengan penambahan HCl.
DAFTAR PUSTAKA
Husnain. 2010. ‘Mengenal Silika sebagai Unsur Hara’, Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Krishnarao, R.V. and Godkhindi, M.M. 1992. ‘Distribution of Silica in Rice
Husks and its Effect on the Formation of Silicon Carbide’, Ceramics
International, Vol. 18, pp. 243-249.
Luh, B.S. 1991.‘Rice Utilization’, Second Edition, Vol. 2, Van Nostrand
Reinhold, USA.
Sunardi, S.P. 2006. ‘116 Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya’, Yrama
Widya.
Astuti.H, Prima et al. 2014. Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Silika Gel.
Jurnal Bahan Alam Terbarukan. Vol.3 Edisi 2. ISSN2303-0623, ISSN:
2407-2370