Anda di halaman 1dari 16

Pemurnian Dan Pembaharuan di Dunia Islam

Disusun Oleh :
1. Israwati (18074)
2. Pirda (18092)
3. Endang Mutiya (18063)
4. Oki Musalam Sangadji (18091)
5. Debi Winda Wulandari (18061)
6. Ade Riska Riantini (18052)
7. Yusrin (18100)
8. Muhammad Akram (18079)

Dosen : Samsuar, S.Ag, M,Pd.I.

POLTEKKES MUHAMMADIYAH MAKASSAR


PRODI RADIOLOGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peradaban Islam yang berlangsung sejak masa pemerintahan Rasulullah
SAW di Madinah (abad ke-7 M) yang dilanjutkan oleh kaum muslimin
sampai masa Kekhilafahan Bani Utsmani di Istanbul (abad ke-19 M) telah
menorehkan serangkaian kejayaan dalam berbagai bidang. Perkembangan
kemajuan Islam tersebut memang diwarnai dengan beberapa konflik antar
penguasa yang tidak jarang disertai dengan pertumpahan darah. Meskipun
demikian, para penguasa Islam umumnya menaruh perhatian besar terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan di wilayah kekuasaannya. Faktor perhatian
dari penguasa inilah yang membuat peradaban Islam menjadi berkembang
dengan pesat, disamping faktor pemikiran Islam yang mendukung dan
memotivasi kaum muslim untuk senantiasa melakukan penelitian dan
pengembangan ilmu.
Peninggalan pemikiran hasil pengembangan ilmu yang dilakukan oleh
kaum muslim tertuang dalam bentuk buku, karya sastra maupun artefak. Jika
kita mau merujuk kepada pemikiran dan penulisan, kita akan melihat bahwa
peradaban islam telah mencapai tingkatan yang tidak bisa dijangkau oleh
barat kecuali pada periode terakhir ini. Untuk mempelajari peradaban dan
berbagai tren yang ada di masa tersebut, maka perlu disertai dengan
membahas tentang situasi negara tersebut. Damaskus telah mencapai puncak
kejayaannya sewaktu kota tersebut dijadikan ibukota negara oleh Muawiyah,
mempunyai karya nyata berupa: Masjid Agung Umayyah, dll. Kota Kairo
tumbuh pesat setelah pada tahun 973 M, seiring dengan hijrahnya Khalifah
Mu'izz Lidinillah dari Qairawan ke Mesir. Sejak saat itu, Kairo mencapai
kejayaan sebagai pusat pemerintahan Dinasti Fatimiyah. Kota Baghdad
mengalami masa keemasan sebagai pusat kebudayaan dan perdagangan dunia
Islam. Begitu pula ketika khalifah dipegang oleh Al Ma'mun, seni literatur,
teologi, filosofi, matematika, dan ilmu pengetahuan. Kemajuan peradaban
diikuti oleh berbagai pusat negara seperti Sarai baru, Tabriz dan Cordova.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kemajuan peradaban Islam di berbagai bidang?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemunduran umat Islam?
3. Mengapa perlunya pemurnian dan pembaharuan?
4. Siapa saja tokoh- tokoh pembaharu dalam dunia islam?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui kemajuan peradaban Islam di berbagai bidang
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemunduran umat
Islam
3. Mengetahui perlunya pemurnian dan pembaharuan
4. Mengetahui siapa saja tokoh- tokoh pembaharu dalam dunia islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemajuan peradaban islam dalam berbagai bidang


1. Faktor di Bidang Agama, Politik, dan Ekonomi Islam di Dunia
Sesudah berakhirnya periode klasik Islam 650-1250 M kaum muslimin
memasuki masa kemunduran. Justru eropa bangkit dari politik, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bahkan kemajuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi itulah mendukung keberhasilan politik Eropa.
Kemajuan eropa tersebut sesungguhnya tidak bisa dipisahkan dari
perkembangan Islam di spanyol karena dari Islam spanyol, eropa banyak
menimba ilmu.
a. Dinasti Islam di Spanyol
Pada zaman Khalifah Al walid (705-715), salah seorang khalifah
dari bani umayyah yang berpusat di damaskus, telah sukses
memperkenalkan Islam di spanyol, bahkan pengaruhnya telah
menguasai Afrika utara. Penguasaan sepenuhnya atas afrika utara itu
terjadi di masa khalifah Abdul malik (685-705 M) yang mengagkat
Hasan ibnu Nu‟man Al gassani menjadi gubernur di daerah itu. Sejarah
panjang perjalanan Islam di Spanyol itu dibagi menjadi enam periode,
yaitu sebagai berikut:
1) Periode pertama (711-755 M), dimana spanyol berada di bawah
pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah bani
umayyah yang berpusat di damaskus. Dalam periode pertama ini
Islam spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan dibidang
peradapan dan kebudayaan. - Perioda kedua (755-912 M), di
mana spanyol berada dibawah pemerintahan seorang bergelar
Amir, tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang
ketika itu dipegang oleh khalifah abbasiyyah di bagdad. - Periode
ketiga (912-1013 M), dimana berlangsung mulai dari
pemerintahan Abdurrahman III sampai munculnya raja-raja
kelompok. Penguasaannya disebut dengan gelar khalifah yang
dipakai mulai tahun 929 M. khalifah khalifah besar pada periode
ini ada tiga orang yaitu, Abdurrahman an Nasir (951-961 M),
Hakam II (961-976 M), Hisyam II (976-1009 M). pada periode ini
umat Islam di spayol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan
menyaingi daulah abbasiyyah di bagdad di tandai dengan
berdirinya universitas di cordova. - Periode keempat (1013-1086
M) dimana spanyol terpecah menjadi lebih dar tiga puluh Negara
keciil di bawah pemerintahan raja raja yang berpusat di suatu
kota, seperti Seville, cordova, teledo, dan yang terbesar di
antaranya adalah Abbadiyyah di sevelli. Meskipun pada periode
ini kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual
terus berkembang. - Periode kelima (1086-1248 M) diaman meski
Islam di spanyol sudah terpecah pecah, tetapi terdapat satu
kekuatan yang dominan, yaitu dinasti Murabitun (1086-1143 M)
dan dinasti Muwahiddun (1146-1235 M). Pada periode ini Islam
menurun. - Periode keenam (1248-1492 M) pada periode ini
berekhirlah kekuasaan Islam di spanyol tahun 1492 m.
b. Dinasti Mamaliki di Mesir
Mesir adalah negeri Islam yang selamat dari kehancuran akibat
serangan bangsa mongol, baik serangan hulagu khan maupun timur
lenk. Pemimpinya, al malik As salih meninggal 1249 dan diganti
anaknya turansyah sebagai sultan 1250 m. mamalik di bawah pimpnan
aybak dan baybas berhasil membunuh turansyah. Kepemimpinan
dipegang oleh istri Al malik as salih yang bernama syajarah ad durr dan
berlangsung selama tiga bulan akrena menikah dengan seorang tokoh
mamalik yaitu aybak dan menyerahkan kepemimpiananya. Aybak
kemudian membunuh istrina sediri dan berkuasa secara penuh. Tentara
mamalik di bawah pimpinan qutus dan baybar berhasil merebut dan
menghancurkan pasukan mongol.
c. Masa 3 Kerajaan Besar (1500-1800 M)
Pengaruh dan perkembangan Islam pada masa ini diwakili oleh tiga
kerajaan besar Islam yaitu:
1) Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Safawi di Persia, Kerajaan
Mughal di india
2. Faktor di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Islam di Dunia
Kemajuan pemikiran Islam zaman tiga kerajaan besar kembali
berkembang, tetapi tidak sebanding dengan yang dicapai pada masa klasik
Islam. Umat Islam bertaklid kepada imam imam besar yang lahir pada masa
klasik Islam. Kalaupun ada mujtahid, maka yang dilakukan adalah ijtihad fil
mazhab, yaitu ijtihad yang masih berada dalam batas-batas mazhab tertentu.
Padamasa tiga kerajaan besar Islam. Tidak ada lagi ijtihad mutlak, hasil
pemikiran besar yang mandiri dan filsafat di anggap bidah. Kemjuan
kemajuan yang diperoleh, khususnya pada masa Turki Usmani yaitu:
a. Bidang kemiliteran dan pemerintah terdiri orang orang cerdas dan kuat,
berani, terampil, dan tangguh. Sultan sultan turki usmani bertindak
tegas, terhindar dari korupsi, amanipulasi dan nepotisme.
b. Bidang ilmu penegtahuan dan budaya memcatat beberapa kemajuan
diantaranya tumbuh bermacam perpaduan budaya
3. Faktor di Bidang Seni dan Budaya Islam di Dunia
Kedatangan Islam tidak mengubah semua budaya masyarakat yang ada.
Lagu dan syair tetap di hargai dan semakin dikembangkan. Perkembangan
budaya pada masa turki usmani memcatat banyaknya kemudahan
kemudahan berasimilasi dengan bangsa asing dan terbuka dalam menerima
kebudayaan luar. Berkembangnya seni arsitektur Islam berupa bangunan
mesjid yang indah. Bidang pembangunan fisik dan seni antara lain berhasil
menciptakan Isfahan, ibu kota kerajaan safawi menjadi kota yang indah.
Kerajaan mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan,
perdagangan, di bidang seni budaya juga berkembang karya seni seperti
gubahan penyair Islam.
B. Sebab sebab kemundurannya
Kemundruan umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun
1250 s/d tahun 1500 M. Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama
dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam, kemunduran itu
oleh sebagai diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola
pemikiran tradisional.
Dunia islam saat ini mempunyai luas wilayah mencapai sekitar 31,8 juta
km atau 25% dari seluruh luas dunia, dari Indonesia sebelah timur hingga
sinegal sebelah barat dan dari utara Turkestan hingga keselatan mozambik, dan
jumlah kaum muslimin lebih dari 1,3 miliyar orang.
Tapi kuantitas umat islam yang begitu besar belum di imbangi dengan
kualitasnya, sehimgga kondisi umat islam sangat tertinggal oleh dunia barat
(Kristen).
Kelemahan umat islam tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
1. Umat islam kurang menjalankan akidah islam yang luas.
2. Umat islam kurang melaksanakan hukum Allah.
3. Umat islam kurang menerapkan amar ma‟ruf nahi mungkar.
4. Umat islam kurang menjalankan jihad.Umat islam telah terjebak
dalam perbedaan-perbedaan internal ketamakanduniawi.
5. Umat islam terlalu santai dan kurang memperhatikan kepentingan
umat.
6. Umat islam terpengaruh arus pemikiran barat yang merusak.
7. Umat islam mengalami perpecahan dan pertikaian.
8. Upaya keras non Islam dalam mengalahkan umat islam.
Secara garis besar umat islam mengalami kemunduran dikarenakan kurang
memperhatikan pelaksanaan ajaran agamanya dan dominasi Negara-negara
barat dalam bidang politik dan peradaaban. Menyadari kondisi yang demikian
umat islam berusaha bangkit untuk mengejar ketinggalan.
a) Krisis dalam Bidang Sosial Politik
Awalnya adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama yang
terjadi dikalangan para penguasa. Bagi mereka ajaran Islam hanya
sekedar diamalkan dari segi formalitasnya belaka, bukan lagi dihayati
dan diamalkan sampai kepada hakekat dan ruhnya. Pada masa itu
ajaran Islam dapat diibaratkan bagaikan pakaian, dimana kalau
dikehendaki baru dikenakan, akan tetapi kalau tidak diperlukan ia bisa
digantungkan. Akibatnya para pengendali pemerintahan
memarjinalisasikan agama dalam kehidupannya, yang mengakibatkan
munculnya penyakit rohani yang sangat menjijikkan seperti
keserakahan dan tamak terhadap kekuasaan dan kehidupan duniawi,
dengki dan iri terhadap kehidupan orang lain yang kebetulan sedang
sukses. Akibat yang lebih jauh lagi adalah muncullah nafsu untuk
berebut kekuasaan tanpa disertai etika sama sekali. Kepada bawahan
diperas dan diinjak, sementara terhadap atasan berlaku menjilat dan
memuji berlebihan menjadi hiasan mereka.
”Syariat Islam adalah demokratis pada pokoknya, dan pada
prinsipnya musuh bagi absolutisme” (Stoddard, 1966: 119) Kata
Vambrey,” Bukanlah Islam dan ajarannya yang merusak bagian Barat
Asia dan membawanya kepada keadaan yang menyedihkan sekarang,
akan tetapi ke-tanganbesi-an amir-amir kaum muslimin yang
memegang kendali pemerintahan yang telah menyeleweng dari jalan
yang benar. Mereka menggunakan pentakwilan ayat-ayat al-Quran
sesuai dengan maksud-maksud despotis mereka”.

b) Krisis dalam Bidang Keagamaan


Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama jumud
(konservatif) yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Untuk
menghadapi berbagai permasalahan kehidupan umat Islam cukup
mengikuti pendapat dari para imam mazhab. Dengan adanya pendirian
tersebut mengakibatkan lahirnya sikap memutlakkan semua pendapat
imam-imam mujtahid, padahal pada hakekatnya imam-imam tersebut
masih tetap manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan.
Kondisi dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang
berkualitas dibuatnya redup dan pudarnya nur Islam yang di abad-abad
sebelumnya merupakan kekuatan yang mampu menyinari akal pikiran
umat manusia dengan terang benderang.

c) Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan


Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis
dalam bidang sosial politik dan bidang keagamaan. Pusat-pusat ilmu
pengetahuan baik yang berupa perpustakaan maupun lembaga-lembaga
pendidikan diporak-porandakan dan dibakar sampai punah tak berbekas.
Akibatnya adalah dunia pendidikan tidak mendapatkan ruang gerak yang
memadai. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang ada sama sekali tidak
memberikan ruang gerak kepada para mahasiswanya untuk melakukan
penelitian dan pengembangan ilmu. Kebebasan mimbar dan kebebasan
akademik yang menjadi ruh atau jantungnya pengembangan ilmu
pengetahuan Islam satu persatu surut dan sirna. Cordova dan Baghdad
yang semula menjadi lambang pusat peradaban dan ilmu pengetahuan
beralih ke kota-kota besar Eropa.

C. Perlunya pemurnian dan pembaharuan


Pemurnian dan pembaharuan perlu dilakukan seluruhnya akibat rapuhnya
kalangan Muslim dalam untuk menentukan masa depannya. Abduh
berpendapat bahwa untuk memulai pembaharuan dalam kalangan umat Islam,
harus mengembalikan pada pokok pokok keimanan yang dipandang sebagai
Islam yang sebenarnya. Abduh juga mengumandangkan agar tidak
mengimitasi buta segala bentuk kebudayaan Eropa yang telah mewabah ke
segala sektor.
Dan dalam menerapkan ajaran Islam, umat perlu selektif dalam
menerapkan ajaran-ajarannya. Artinya, Abduh menyerukan agar umat Islam
kembali dan berpegang kepada AlQur‟an yang sudah pasti menggambarkan
semua syariat Allah atas kehidupan manusia. Sebab Al-Quran secara
gamblang menerangkan siklus kemunduran, kehancuran, kejayaan, dan
kebinasaan suatu bangsa.
Dengan gambaran yang ada tersebut maka umat Islam diharapkan mampu
melihat keadaan dan kejadian yang telah silam sebagai cerminan yang akan ia
lakukan dikemudian hari. Disamping itu umat Islam juga berpegang teguh
pada ajaran Nabi yang telah Beliau sampaikan kepada umatnya. Maka
disinilah tugas para pembaharu untuk selalu mengedepankan
pembaharuannya dan memotivasi umat agar bangkit dari keterpurukannya
yang sudah begitu lama.
Ini perlu sekali diperhatikan oleh mereka sebab hingga saat ini kaum
Muslim di berbagai dunia telah kehilangan kemerdekaan dan kemampuan
untuk menentukan atau merancang nasib mereka sendiri. Oleh karena itu
perlu sekali ditekanan kepada Al-Mujadid untuk berani tampil di pentas
dunia dan membangun dengan gagasan-gagasan Qurani-nya sebagai
sebuah sumbangan nyata terhadap peradaban Islam yang besar. Maka dari
situlah. Muslim akan mampu kembali bangkit dan meraih posisi unggul
yang pernah dicapai oleh generasigenerasi sebelumnya pada masa
Rasulullah dan para sahabatnya.

D. Tokoh-tokoh pembaharuan dalam dunia islam


1. Al- Tahtawi
a) Biografi
Rifa‟ah Badawi Rafi‟ al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran
pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama
dari abad ke sembilan belas di Mesir. Dalam gerakan
pembaharuan Muhammad Ali Pasya, at-Tahtawi turut memainkan
peranan. Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang
terletak di Mesir bagian selatan, dan meninggal di Cairo pada
tahun 1873.
b) Pemikiran-pemikiran pembaharuan
1. Jika umat Islam ingin maju harus belajar ilmu pengetahuan
sebagaimana kemajuan yang terjadi Barat (Eropa). Untuk itu
umat Islam harus berani belajar dari Barat.
2. Negara yang baik adalah Negara yang pandai meningkatkan
ekonomi rakyat, sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman
Fir‟aun.
3. Umat Islam harus menguasai bahasa asing jika ingin maju di
samping bahasa Arab. Bahasa Arab adalah berfungsi untuk
memahami al-Qur‟an dan al-Hadits, bahasa asing berfungsi
untuk menerjemahkan dan memahami ilmu dan peradaban
Barat.
4. Ulama Islam harus memahami ilmu-ilmu pengetahuan modern
jika tidak ingin umat Islam ketinggalan.
5. Umat Islam tidak boleh bersikap fatalis (pasrah dengan
keadaan) tanpa berusaha sekuat tenaga untuk mencapai cita-
cita.

2. Jamaluddin al-Afghani (1839-1897)


a. Biografi
Jamaluddin al-Afghani adalah seorang pemimpin
pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan aktivitasnya
berpindah-pindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain. Ia
lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal pada tahun
tahun 1897 diIstanbul, Turki. Ia banyak berkiprah dalam
pembaharuan yang lebih terfokus pada dalam bidang politik di
samping persoalan keagamaan.
b. Pemikiran-pemikiran pembaharuannya.
1) Islam adalah agama yang sesuai dengan segala keadaan
dan waktu. Islam merupakan agama yang mengajarkan
dinamisme dalam berfikir dan berperilaku yang sesuai
dengan ajaran Islam.
2) Islam bukanlah agama yang mengajarkan faham fatalis
dan statis
3) Qadla dan Qadar Allah sesungguhnya merupakan
sesuatu yang terjadi karena sebab musabab, bukan
semata-mata langsung dari Tuhan. Artinya, bahwa
manusia bisa menentukan taqdirnya sendiri melalui
usaha yang maksimal.
4) Lemahnya persaudaraan di kalangan umat Islam juga
menyebabkan umat Islam mundur, dari kalangan awam
sampai ulama hingga raja tidak ada lagi rasa
persaudaraan, sehingga umat Islam lemah tidak memilki
kekuatan untuk maju bersama.
5) Sistem pemerintahan otokrasi harus diganti dengan
demokrasi yang berdasarkan musyawarah.
6) Umat Islam di setiap Negara harus membangun
semangat nasionalisme dan internasionalisme agar umat
Islam dapat bersatu. Hanya dengan persatuan umat
Islamlah, Islam dapat berkembang dan maju, tetapi tanpa
persatuan di kalangan umat Islam mustahillah kemajuan
dapat diraih.

3. K.H Ahmad Dahlan


a. Biografi
K.H. Ahmad Dahlan nama kecilnya Muhammad Darwis
putra K.H. Abu Bakar, lahir tahun 1285 H / 1869 di
Kauman Yogyakarta. Kedudukan ayahnya sebagai penghulu
Kraton dan khatib Masjid Agung Yogyakarta. K.H. Ahmad
Dahlan mendirikan organisasi yang bertujuan, ‘anyebaraken
piwucalipun Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Wonten ing
karesidenan Ngayogyokarto”. Sesuai dengan tujuan ini, nama
yang dianggap tepat bagi organisasi ini adalah
“Muhammadiyah” yang artinya umat Muhammad. Organisasi
ini didirikan pada tanggal 18 Dzulhijjah 1330 H bertepatan
dengan 12 Nopember 1912 M. di Yogyakarta.
b. Pemikiran-pemikirannya
1) Berkaitan dengan sosial kemasyarakatan yang ada di Jawa
khususnya, Ahmad Dahlan menawarkan 3 konsep
pemikiran, yaitu modernisme, tradisionalisme dan
jawanisme. Menghadapi modernisme Dahlan menyikapinya
dengan mendirikan sekolah-sekolah model Barat.
Tradisionalisme disikapi Ahmad Dahlan dengan
metode tabligh, yaitu mengunjungi murid-muridnya untuk
melakukan pengajian, ini merupakan perlawanan terhadap
pemujaan tokoh dan perlawanan terhadap mistisisme agama
yang bertentangan ajaran Islam.
2) Pembaharuan Islam dilakukan melalui agenda perbahan
sosial dengan metode ijtihad dan tajdidnya. Ahmad Dahlan
dalam melakukan proses ijtihad tanpa harus memperhatikan
berbagai persyaratan yang ketat bagi seorang mujtahid. Hal
penting dalam berijtihad adalah berpedoman kepada al-
Qur‟an dan al-Hadits.
3) Melakukan perbaikan kehidupan masyarakat Jawa agar
sesuai dengan pemahaman Islam yang benar yaitu kembali
kepada al-Qur‟an dan al-Hadits, pemurnian ajaran tauhid
dan tidak beriman secara taqlid.
4. Muhammad bin Abdul Wahhab
a. Biografi
Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di Nejad Arab Saudi pada
tahun 1115 Hijriah atau 1703 Masehi. Dan wafat di Daryah tahun
1206 H (1793M). Nama lengkapnya adalah Muhammad bin „Abd
Al-Wahhāb bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin
Rasyid bin Barid bin Muhammad bin Al-Masyarif At-Tamimi Al-
Hambali An-Najdi.
Muhammad bin Abdul Wahhab merupakan seorang ahli
teologi agama Islam. Dan seorang tokoh pemimpin gerakan
keagamaan yang pernah menjabat menjadi mufti Daulah
Su‟udiyyah. Yang kemudian berubah menjadi Kerajaan Arab Saudi
seperti saat ini. Dia juga merupakan seorang ulama besar yang
produktif. Karena buku-buku karangannya tentang Islam mencapai
puluhan buku. Diantaranya adalah buku yang berjudul Kitab At-
Tauhid yang isinya tentang pemberantasan syirik, khurafat,
takhayul,dan bid‟ah. Yang terdapat di golongan umat Islam dan
mengajak umat Islam agar kembali kepada ajaran tauhid yang
murni.

b. Pemikran Muhammad bin Abdul Wahhab


Salah satu pembaharu dalam dunia Islam arab adalah aliran yang
bernama Wahabiyah. Yang sangat berpengaruh di abad ke-19, pelopornya
adalah Muhammad Abdul Wahab. Pemikiran yang dikemukakan oleh
Muhammad Abdul Wahab adalah cara memperbaiki kedudukan umat
Islam. Terhadap pemahaman tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam
masa itu.
Pemahaman tauhid penduduk umat Islam pada waktu itu. Sudah
tercampur dengan ajaran-ajaran yang tarikat sejak abak ke-13 dan tersebar
luas di dunia Islam. Permasalahan tauhid memang merupakan ajaran yang
paling dasar dalam Islam. Maka dari itu, tidak mengherankan apabila
Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada persoalan ini.
Pokok-pokok pemikiran Muhammad Abdul Wahab sebagai berikut :
1. Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang
menyembah selain Allah SWT telah dinyatakan sebagai musyrik.
2. Mayoritas orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang
sebenarnya. Karena mereka meminta pertolongan tidak kepada
Allah SWT. Melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib.
Orang Islam yang melakukan seperti itu dinyatakan musyrik.
3. Meminta syafaat selain kepada Allah adalah perbuatan syrik.
4. Bernazar kepada selain Allah SWT merupakan syirik.
5. Memperoleh pengetahuan selain dari Al-Qur‟an, hadis, dan qiyas
merupakan kekufuran.
6. Tidak meyakin kepada Qada dan Qadar Allah SWT merupakan
kekufuran.
7. Menafsirkan Al Qur‟an dengan takwil atau pemahaman bebas
termasuk kekufuran.
8. Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif untuk
mewujudkan pemikiranya. Dia mendapat dukungan dari
Muhammad Ibn Su‟ud dan putranya Abdul Aziz. Pemahaman-
pemahaman Muhammad Abdul Wahab tersebar luas dan
pengikutnya bertambah banyak. Sehingga di tahun 1773 M mereka
dapat menjadi mayoritas di Kota Ryadh. Di tahun 1787 M beliau
meninggal dunia. Tetapi ajaran-ajarannya tetap hidup dan
memegang aliran yang dikenal dengan nama Wahabiyah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembaharuan Islam sebenarnya merupakan hakikat pembaharuan yang


merujuk kepada makna kata tajdid (gerakan pembaharuan), tajdid disnini
mencerminkan suatu tradisi yang berlanjut, yaitu suatu yang menghidupkan
kembali keimanan Islam beserta praktik-praktiknya dalam komunitas kaum
muslimin. Dengan tujuan pembaharuan Islam untuk mengembalikan semua
bentuk kehidupan keagamaan pada zaman awal Islam sebagaimana
dipraktikkan pada masa Nabi Muhammad SAW da menjawab tantanga
zaman.

B. Saran

Pembaharuan ini perlu dilakukan seluruhnya akibat rapuhnya kalangan


Muslim dalam untuk menentukan masa depannya. Dan dalam menerapkan
ajaran Islam, umat perlu selektif dalam menerapkan ajaran-ajarannya. Kita
sebagai umat muslim harus selalu mengedepankan pembaharuannya dan
memotivasi umat agar bangkit dari keterpuru-kannya yang sudah begitu lama.
Perlu sekali diperhatikan sebab hingga saat ini kaum muslim di berbagai
dunia telah kehilangan kemerdekaan dan kemampuan untuk menentukan atau
merancang nasibnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai