Anda di halaman 1dari 12

‫‪KALIMAH-KALIMAH SUCI‬‬

‫‪Ahad, 22 Februari 2015‬‬

‫‪AMIR UMAT AKHIR ZAMAN‬‬


‫‪Oleh : Abu Nihaa‬‬
‫‪Tahqiq : M. Irfan Fauzy Al-Hafidz‬‬

‫‪1. Perintah Setia Kepada Amir Di Akhir Zaman‬‬

‫اﻟﻨﺎس‬
‫ُ‬ ‫ﺎن‬ ‫‪َ  ‬ﻋ ْﻦ ُﺣ َﺬﻳْ َﻔ َﺔ ﺑْﻦ ْاﻟ َﻴ َﻤﺎن َر ِﺿﻲ ا ُ َﻋﻨ ُْﻪ اﻧ ُﻪ َﻗ َ‬
‫ﺎل ‪ :‬ﻛ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ِ‬

‫‪َ  ‬ﻳ ْﺴ َﺄ ُﻟ ْﻮ َن َر ُﺳ ْﻮ ُل ا ِ َﺻﻠﻰ ا ُ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ َﻋ ِﻦ ْاﻟ َﺨ ْﻴ ِﺮ َو ﻛُﻨ ُ‬


‫ْﺖ‬

‫‪ ‬ا ْﺳ َﺄ ُﻟ ُﻪ َﻋﻦ اﻟﺸﺮ َﻣ َﺨ َ‬


‫ﺎﻓ َﺔ ا ْن ﻳُ ﺪْ ِرﻛ َ ِﻨﻲ َﻓ ُﻘ ْﻠ ُﺖ َﻳﺎ َر ُﺳ ْﻮ ُل ا ِ ِأﻧﺎ‬ ‫ِ‬

‫ﺎء َﻧﺎا ُ ِﺑﻬَ َﺬا ْاﻟ َﺨ ْﻴ ِﺮ َﻓﻬَ ْﻞ ﺑَﻌْ ﺪَ َﻫ َﺬا‬


‫ﺎﻫ ِﻠﻴ ٍﺔ َو َﺷﺮ َﻓ َﺠ َ‬
‫‪ ‬ﻛُﻨﺎ ِﻓﻲ َﺟ ِ‬

‫ﺎل َﻧ َﻌ ْﻢ َﻓ ُﻘ ْﻠ ُﺖ َﻫ ْﻞ ﺑَﻌْ ﺪَ َذ ِﻟ َﻚ اﻟﺸﺮ ِﻣ ْﻦ َﺧ ْﻴﺮ َﻗ َ‬


‫ﺎل‬ ‫‪ْ  ‬اﻟ َﺨ ْﻴﺮ َﺷﺮ َﻗ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬

‫ﻨﻮ َن ِﺑ َﻐ ْﻴ ِﺮ ُﺳ ِ‬
‫ﻨﺘﻲ‬ ‫‪َ  ‬ﻧ َﻌ ْﻢ َو ِﻓ ْﻴ ِﻪ دَ َﺧ ٌﻦ َﻗ ْﻠ ُﺖ َو َﻣﺎدَ َﺧﻨ ُُﻪ َﻗ َ‬
‫ﺎل َﻗ ْﻮ ٌم َﻳ ْﺴﺘَ ْ‬

‫‪َ  ‬و َﻳﻬْ ﺪُ ْو َن ِﺑ َﻐ ْﻴ ِﺮ َﻫﺪْ ِﻳﻲ َﺗﻌْ ِﺮ ُف ِﻣﻨ ُْﻬ ْﻢ َو ُﺗﻨ ِْﻜ ُﺮ َﻓ ُﻘ ْﻠ ُﺖ َﻫ ْﻞ ﺑَﻌْ ﺪَ َذ ِﻟ َﻚ‬
‫ﻨﻢ َﻣ ْﻦ ا َﺟﺎ َﺑ ُﻬ ْﻢ‬
َ َ‫اب َﺟﻬ‬ َ ‫ ْاﻟ َﺨ ْﻴﺮ ِﻣ ْﻦ َﺷﺮ َﻗ‬ 
ِ ‫ﺎل َﻧ َﻌ ْﻢ دُ َﻋﺎ ٌة َﻋﻠَﻰ اﺑ َْﻮ‬ ِ

َ ‫اﻟَ ْﻴﻬَ ﺎ َﻗ َﺬ ُﻓ ْﻮ ُه ِﻓ ْﻴﻬَ ﺎ َﻓ ُﻘ ْﻠ ُﺖ َﻳﺎ َر ُﺳ ْﻮ ُل ا ِ ِﺻ ْﻔ ُﻬ ْﻢ ﻟَﻨَﺎ َﻗ‬ 


‫ﺎل َﻧ َﻌ ْﻢ َﻗ ْﻮ ٌم‬

ْ ‫ ِﻣ ْﻦ ِﺟ ْﻠﺪَ ِﺗﻨَﺎ َو َﻳﺘَ ﻜَﻠَ ُﻤ ْﻮ َن ِﺑ َﺄ ْﻟ ِﺴﻨ َِﺘﻨَﺎ‬ 


‫ﻗﺜﻠ ُﺖ َﻳﺎ َر ُﺳ ْﻮ ُل ا ِ َﻓ َﻤﺎ َﺗ َﺮى‬

‫ﺎﻣ ُﻬ ْﻢ َﻓ ُﻘ ْﻠ ُﺖ‬
َ ‫ﺎﻋ َﺔ ْاﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ ِﻤ ْﻴ َﻦ َوا َﻣ‬
َ ‫ﺎل َﺗ ْﻠ َﺰ ُم َﺟ َﻤ‬
َ ‫ا ْن ادْ َرﻛ َ ِﻨﻲ َذ ِﻟ َﻚ َﻗ‬ 

َ ‫ﺎل َﻓﺎﻋْ ﺘَ ِﺰ ُل ِﺗ‬


‫ﻠﻚ ْاﻟ ِﻔ َﺮ َق ﻛُﻠﻬَ ﺎ‬ َ ‫ﺎم َﻗ‬ َ ‫ َﻓ ِﺈ ْن ﻟَ ْﻢ َﺗﻜُ ْﻦ ﻟَ ُﻬ ْﻢ َﺟ َﻤ‬ 
ٌ ‫ﺎﻋ ٌﺔ َوﻻَ ا َﻣ‬

َ ‫ َوﻟَ ْﻮ ا ْن َﺗ َﻌﺾ َﻋﻠَﻰ ا ْﺻ ِﻞ َﺷ َﺠ َﺮ ٍة َﺣﺘﻰ ﻳُ ﺪْ ِرﻛ َ َﻚ ْاﻟ َﻤ ْﻮ ُت َوا ْﻧ‬ 


‫ﺖ‬

‫َﻋﻠَﻰ َذ ِﻟ َﻚ‬
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman r.a beliau berkata: “Dahulu manusia
bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku
bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk agar jangan
sampai menimpaku”

Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam


keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu ALLAH mendatangkan
kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan
datang kejelekan ?”

Beliau berkata: “Ya”


Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang
kebaikan?”

Beliau menjawab: “Ya, tetapi didalamnya ada asap


(tersamarkan)” aku bertanya: “Apa asapnya itu?”

Beliau menjawab: “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari


ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku.
Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan
memungkirinya” 

Aku bertanya: “Apakah setelah kebaikan ini akan datang


kejelekan lagi?”

Beliau menjawab: “Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru


ke neraka jahannam. Barang siapa yang menerima seruan
mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam
neraka” 

Aku bertanya: “Ya Rasulullah, sebutkan ciri-ciri mereka kepada


kami?”

Beliau menjawab: “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan


berbicara dengan bahasa kita”

Aku bertanya: “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku


temui keadaan seperti ini”

Beliau menjawab: “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan


imam mereka”

Aku bertanya: “Bagaimana jika tidak ada imam dan jama’ah kaum
muslimin?”
Beliau menjawab: “Tinggalkan semua kelompok-kelompok
sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal
mendatangimu” (Muttafaq ‘Alaih).

Dalam hadits diatas digambarkan bahwa fase umat islam ada 6.

1). Fase jahiliyyah dan kejelekan: Dalam Al-Quran, kata jahiliyah


disebutkan oleh ALLAH sebanyak empat kali. Masing-masing
disebutkan dalam konteks sebagai sebuah keyakinan, sistem,
perilaku dan watak.  Salah satunya: “Ketika orang-orang kafir
menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu)
kesombongan (hamiyyah) jahiliah lalu ALLAH menurunkan
ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu'min
dan ALLAH mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan
adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut
memilikinya. Dan adalah ALLAH Maha Mengetahui segala
sesuatu” (QS. Al-Fath : 26)

Ayat ini menggambarkan kondisi hati kaum musyrikin yang


dipenuhi watak kesombongan dan fanatisme kelompok. Reputasi
semu ke-kaum-an yang mereka banggakan membuatnya merasa
tidak pantas memakai sesuatu di luar tradisinya. Sikap
pembelaan atas dasar kelompoknya telah membutakan hati
mereka dari kebenaran. Itulah kaum musyrikin Quraisy dulu yang
sombong, angkuh dan keras kepala.

2). Fase diutusnya Rasulullah SAW dan shahabat r.hum sampai


para tabiin dan ini adalah sebaik-baik fase. Dari hadits ‘Abdullah
bin Mas’ud r.a, bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda:

ُ ‫ﻳﻦ َﻳ ُﻠﻮ َﻧ ُﻬ ْﻢ ُﺛﻢ َﻳ ِﺠ‬


‫ﻲء‬ َ ‫ﻳﻦ َﻳ ُﻠﻮ َﻧ ُﻬ ْﻢ ُﺛﻢ اﻟ ِﺬ‬
َ ‫اﻟﻨﺎس َﻗ ْﺮ ِﻧﻲ ُﺛﻢ اﻟ ِﺬ‬
ِ ‫ َﺧ ْﻴ ُﺮ‬ 

‫َﻗ ْﻮ ٌم َﺗ ْﺴ ِﺒ ُﻖ َﺷﻬَ ﺎدَ ُة ا َﺣ ِﺪ ِﻫ ْﻢ َﻳ ِﻤﻴﻨ َُﻪ َو َﻳ ِﻤﻴﻨ ُُﻪ َﺷﻬَ ﺎدَ َﺗ ُﻪ‬
Sebaik-baik manusia ialah pada zamanku, kemudian zaman
berikutnya, dan kemudian zaman berikutnya. Lalu akan datang
suatu kaum yang persaksiannya mendahului sumpah, dan
sumpahnya mendahului persaksian. (H.R. Bukhari & Muslim)

3). Fase kejelekan, dalam hadits lain digambarkan sebagai fase


mulkan 'adlan atau penguasa yang menjajah sampai mulkan
jabbariyyan kebebasan tanpa batas.

Hadits Hudzaifah bin Yaman r.a:

‫إذا‬ ‫ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ا‬, ‫أن ﺗﻜﻮن‬ ‫ﺗﻜﻮن اﻟﻨﺒﻮة ﻓﻴﻜﻢ ﻣﺎ ﺷﺎء ا‬ 

‫ ﻓﺘﻜﻮن‬, ‫ﺷﺎء أن ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺛﻢ ﺗﻜﻮن ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺎج اﻟﻨﺒﻮة‬ 

‫ ﺛﻢ‬, ‫ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ إذا ﺷﺎء أن ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ‬, ‫أن ﺗﻜﻮن‬ ‫ﻣﺎ ﺷﺎء ا‬ 

‫ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ‬, ‫أن ﺗﻜﻮن‬ ‫ﺗﻜﻮن ﻣﻠﻜﺎ ﻋﺎﺿﺎ ﻓﻴﻜﻮن ﻣﺎ ﺷﺎء ا‬ 

‫ ﺛﻢ ﺗﻜﻮن ﻣﻠﻜﺎ ﺟﺒﺮﻳﺎ ﻓﺘﻜﻮن ﻣﺎ‬, ‫أن ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ‬ ‫إذا ﺷﺎء ا‬ 

‫ ﺛﻢ‬, ‫ ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ إذا ﺷﺎء أن ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ‬, ‫أن ﺗﻜﻮن‬ ‫ﺷﺎء ا‬ 

‫ ﺛﻢ ﺳﻜﺖ‬. ‫ " ﺗﻜﻮن ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺎج اﻟﻨﺒﻮة‬.


“Akan ada masa kenabian pada kalian selama yang ALLAH
kehendaki, ALLAH mengangkat/ menghilangkannya kalau ALLAH
kehendaki. Lalu akan ada masa khilafah di atas manhaj
Nubuwwah selama yang ALLAH kehendaki. Kemudian Allah
mengangkatnya jika ALLAH menghendaki. Lalu ada masa
penguasa yang sangat kuat (ada penjajahan) selama yang
ALLAH kehendaki, kemudian ALLAH mengangkatnya bila ALLAH
menghendaki. Lalu akan ada masa penguasa (tirani yang
mengatasnamakan kebebasan) selama yang ALLAH kehendaki,
kemudian ALLAH mengangkatnya bila ALLAH menghendaki. Lalu
akan ada lagi masa kekhilafahan di atas manhaj Nubuwwah”.
Kemudian beliau diam” (Diriwayatkan oleh Ahmad 4/273 dan
Ath-Thayalisi)

4). Fase kebaikan, dalam hadits dijelaskan sebagai kebangkitan


khilafah yang mengikuti jejak kenabian. Diawali dengan adanya
kelompok yang berdakwah 'ala minhajin nubuwwah. Dari
Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan r.ma: aku mendengar Nabi s.a.w
bersabda:

‫ال ِﻣ ْﻦ اﻣ ِﺘﻲ اﻣ ٌﺔ َﻗﺎ ِﺋ َﻤ ٌﺔ ِﺑ َﺄ ْﻣ ِﺮ ا ِ َﻻ َﻳ ُﻀﺮ ُﻫ ْﻢ َﻣ ْﻦ َﺧ َﺬﻟَ ُﻬ ْﻢ‬


ُ ‫ﻻ َﻳ َﺰ‬،َ  

‫َو َﻻ َﻣ ْﻦ َﺧﺎﻟَ َﻔ ُﻬ ْﻢ َﺣﺘﻰ َﻳ ْﺄ ِﺗ َﻴ ُﻬ ْﻢ ا ْﻣ ُﺮ ا ِ َو ُﻫ ْﻢ َﻋﻠَﻰ َذ ِﻟ َﻚ‬


“Akan senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang
menegakkan perintah ALLAH. Tidak memudlaratkan mereka
orang yang menelantarkan mereka dan orang yang menyelisihi
mereka, hingga datang ketentuan ALLAH, dan mereka tetap
dalam keadaan seperti itu”. (Muttafaq 'Alaih)

Akan tetapi fase ini tersamarkan yang Nabi SAW


mengibaratkannya sebagai asap yang menghalangi pandangan
kebenaran. Samar karena umat saat itu kebanyakan
meninggalkan sunnah Nabi SAW, sedangkan kelompok yang
mendakwahkan sunnah dalam keadaan minoritas sehingga
dianggap asing.
Dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w bersabda,

ِ ‫ﻼ ُم َﻏ ِﺮﻳ ًﺒﺎ َو َﺳ َﻴﻌُ ﻮدُ ﻛ َ َﻤﺎ ﺑَﺪَ ا َﻏ ِﺮﻳ ًﺒﺎ َﻓ ُﻄﻮ َﺑﻰ ِﻟ ْﻠ ُﻐ َﺮ َﺑ‬
‫ﺎء‬ َ ‫اﻹ ْﺳ‬
ِ ‫ﺑَﺪَ ا‬
“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula
dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing”
(HR. Muslim no. 145).

Al Qadhi ‘Iyadh menyebutkan makna hadits di atas sebagaimana


disebutkan oleh Imam Nawawi,

‫ ُﺛﻢ ِا ْﻧﺘَ َﺸ َﺮ َو َﻇﻬَ َﺮ‬، ‫آﺣﺎد ِﻣ ْﻦ اﻟﻨﺎس َو ِﻗﻠﺔ‬


َ ‫اﻹ ْﺳﻼم ﺑَﺪَ ا ِﻓﻲ‬
ِ ‫ان‬ 

َ ‫ َﺣﺘﻰ ﻻ َﻳ ْﺒ َﻘﻰ اﻻ ِﻓﻲ‬، ‫اﻹ ْﺧﻼل‬


، ‫آﺣﺎد‬ ْ ‫ ُﺛﻢ َﺳ َﻴ ْﻠ َﺤ ُﻘ ُﻪ‬ 
ِ ‫اﻟﻨﻘﺺ َو‬

‫َو ِﻗﻠﺔ اﻳْ ًﻀﺎ ﻛ َ َﻤﺎ ﺑَﺪَ ا‬


“Islam dimulai dari segelintir orang dari sedikitnya manusia. Lalu
Islam menyebar dan menampakkan kebesarannya. Kemudian
keadaannya akan surut. Sampai Islam berada di tengah
keterasingan kembali, berada pada segelintir orang dari
sedikitnya manusia pula sebagaimana awalanya. ” (Syarh Shahih
Muslim, 2: 143)

5). Fase kejelekan, ditengah-tengah perjalanan dakwah 'ala


minhajin nubuwwah muncullah kelompok yang berbaju da'i-da'i
akan tetapi menyeru kepada neraka jahannam, pada zaman itu
umat Islam diperintahkan untuk tetap setia kepada amir dan
jamaah kaum muslimin yang berdakwah 'ala minhajin nubuwwah
sampai keamiran dipegang oleh imam mahdi dan sampai
turunnya nabi isa a.s.
Dari Jabir bin ’Abdillah, Nabi s.a.w bersabda,
‫ﻳﻦ اﻟَﻰ‬ َ ‫ال َﻃﺎ ِﺋ َﻔ ٌﺔ ِﻣ ْﻦ اﻣ ِﺘﻰ ﻳُ َﻘﺎ ِﺗ ُﻠ‬
ِ ‫ﻮن َﻋﻠَﻰ ْاﻟ َﺤﻖ َﻇ‬
َ ‫ﺎﻫ ِﺮ‬ ُ ‫ﻻَ َﺗ َﺰ‬ 

َ ‫ﺎل – َﻓ َﻴﻨ ِْﺰ ُل ِﻋ‬


‫ ﺻﻠﻰ ا‬- ‫ﻴﺴﻰ اﺑ ُْﻦ َﻣ ْﺮ َﻳ َﻢ‬ َ ‫ َﻳ ْﻮ ِم ْاﻟ ِﻘ َﻴ‬ 
َ ‫ﺎﻣ ِﺔ – َﻗ‬

ُ ‫ َﻓ َﻴ ُﻘ‬. ‫ﺎل َﺻﻞ ﻟَﻨَﺎ‬


‫ ان‬. َ‫ﻮل ﻻ‬ َ ‫ﻴﺮ ُﻫ ْﻢ َﺗ َﻌ‬ ُ ‫ َﻓ َﻴ ُﻘ‬- ‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬ 
ُ ‫ﻮل ا ِﻣ‬

‫ َﺗﻜْ ِﺮ َﻣ َﺔ ا ِ َﻫ ِﺬ ِه اﻷُﻣ َﺔ‬. ‫اء‬


ُ ‫ﺑَﻌْ َﻀﻜُ ْﻢ َﻋﻠَﻰ ﺑَﻌْ ٍﺾ ا َﻣ َﺮ‬
“Sekelompok dari umatku ada yang akan terus membela
kebenaran hingga hari kiamat. Menjelang hari kiamat turunlah
’Isa bin Maryam. Kemudian amir umat Islam saat itu berkata,
”(Wahai Nabi Isa), pimpinlah shalat bersama kami.” Nabi ’Isa pun
menjawab, ”Tidak. Sesungguhnya sudah ada di antara kalian
yang pantas menjadi imam (pemimpin). Sungguh, ALLAH telah
memuliakan umat ini. ” (H.R. Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a ia berkata : Rasulullah s.a.w bersabda :

‫ﻛﻴﻒ أﻧﺘﻢ إذا ﻧﺰل ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ ﻓﻴﻜﻢ وإﻣﺎﻣﻜﻢ ﻣﻨﻜﻢ‬


“Bagaimana keadaanmu jika telah diturunkan (’Isa) Ibn Maryam
padamu sedangkan imam/pemimpinmu adalah orang yang
berasal darimu sendiri” [HR. Al-Bukhari no. 3449 dan Muslim no.
155].

Dalam riwayat Al Hakim juga dikatakan,

‫ َو ُﺗ ْﺨ ِﺮ ُج‬، ‫ﺚ‬ َ ُ ‫اﻟﻤﻬْ ِﺪي َﻳ ْﺴ ِﻘ ْﻴ ِﻪ ا‬


َ ‫اﻟﻐ ْﻴ‬ ِ ‫ َﻳ ْﺨ ُﺮ ُج ِﻓﻲ‬ 
َ ‫آﺧ ِﺮ اﻣ ِﺘﻲ‬
‫ﺎﺷ َﻴ ُﺔ‬ َ ‫ َو َﺗﻜْ ُﺜ ُﺮ‬، ‫ﺎﺣﺎ‬
ِ ‫اﻟﻤ‬ ً ‫ﺎل ِﺻ َﺤ‬ َ ‫ َوﻳُ ﻌْ ِﻄﻲ‬، ‫اﻷ َ ْر ُض َﻧ َﺒﺎ َﺗﻬَ ﺎ‬ 
َ ‫اﻟﻤ‬

‫ َﻳ ِﻌ ْﻴ ُﺶ َﺳ ْﺒﻌً ﺎ ا ْو َﺛ َﻤﺎ ِﻧ ًﻴﺎ « َﻳﻌْ ِﻨﻲ ِﺣ َﺠ ًﺠﺎ‬، ‫َو َﺗﻌْ ُﻈ ُﻢ اﻷُﻣ ُﺔ‬
“Al Mahdi akan keluar di akhir umatku. (Pada masanya), ALLAH
akan menurunkan hujan, akan menumbuhkan tanaman di muka
bumi, harta akan dibagi secara merata. Binatang ternak akan
semakin banyak, begitu juga umat akan bertambah besar. Imam
Mahdi hidup selama 7 atau 8 tahun”. Sebelum kedatangan al
mahdi, pemimpin umat islam yang berada pada jalan kebenaran
itu adalah bersuku quraisy yang taat kepada ALLAH. Baik dari
bani hasyim atau keturunannya, seperti Imam Ali bin Abi thalib,
atau bani Tamim seperti Abu Bakar r.a atau Bani Umayah seperti
khulafa' yang lain.
Berdasarkan sabda Rasulullah s.a.w:

‫اﻷ َ ِﺋﻤ ُﺔ ِﻣ ْﻦ ُﻗ َﺮﻳْ ٍﺶ‬


“Para pemimpin adalah dari Quraisy.” (H.R. ahmad)

Namun ada hadits khusus tentang keutamaan bani tamim.


Perhatikan hadits berikut:

ُ ‫ َﻻ ا َز‬: ‫ﺎل‬
‫ال ا ِﺣﺐ َﺑ ِﻨﻲ‬ َ ‫ َﻗ‬،‫ َﻋ ْﻦ ا ِﺑﻲ ُﻫ َﺮﻳْ َﺮ َة َر ِﺿﻲ ا ُ َﻋﻨ ُْﻪ‬ 
َ

‫ىﺎﻟﻠﻬ َﻌﻠَ ْﻴ ِﻬ َﻮ َﺳﻠ َﻢ‬


ُ ‫ﻮل ا ِ َﺻﻠ‬ َ
ِ ‫ﻴﻢ ﺑَﻌْ ﺪَ َﺛﻼ ٍث َﺳ ِﻤﻌْ ﺘُ ُﻪ ِﻣ ْﻦ َر ُﺳ‬
ٍ ‫ َﺗ ِﻤ‬ 

َ ُ
‫ َوﻛَﺎ َﻧ ْﺖ‬، " ‫ﺎل‬ ِ ‫ َﻳ ُﻘﻮﻟﻬَ ﺎ ِﻓ‬ 
ِ ‫ " ُﻫ ْﻢ ا َﺷﺪ اﻣ ِﺘﻲ َﻋﻠﻰ اﻟﺪﺟ‬: ‫ﻴﻬ ْﻢ‬
‫ َﻓ ِﺈﻧﻬَ ﺎ ِﻣ ْﻦ َوﻟَ ِﺪ‬،‫ اﻋْ ِﺘ ِﻘﻴﻬَ ﺎ‬: " ‫ﺎل‬
َ ‫ َﻓ َﻘ‬،‫ ِﻓﻴﻬ ْﻢ َﺳ ِﺒﻴ ٌﺔ ِﻋﻨْﺪَ َﻋﺎ ِﺋ َﺸ َﺔ‬ 
ِ

‫ﺎت َﻗ ْﻮ ٍم‬ َ ‫ َﻓ َﻘ‬،‫ﺎء ْت َﺻﺪَ َﻗﺎ ُﺗ ُﻬ ْﻢ‬


ُ ‫ َﻫ ِﺬ ِه َﺻﺪَ َﻗ‬: " ‫ﺎل‬ َ ‫ﺎﻋ‬
َ ‫ َو َﺟ‬، " ‫ﻴﻞ‬ ِ ‫ا ْﺳ َﻤ‬ 

‫" ا ْو َﻗ ْﻮ ِﻣﻲ‬
Dari Abu Hurairah r.a, iaberkata : “Aku senantiasa mencintai Bani
Tamim setelah aku mendengar tiga hal dari Rasulullah s.a.w
yang berkata tentang mereka:

(1) Mereka adalah umatku yang paling keras permusuhannya


terhadap Dajjaal,

(2) Ada seorang tawanan wanita dari kalangan mereka yang ada
di sisi “Aaisyah, lalu beliau bersabda: “Bebaskanlah ia karena ia
merupakan keturunan Ismaa’iil’,

(3) Ketika datang shadaqah/zakat mereka, beliau bersabda: “Ini


adalah zakat kaumku (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4366)”.

Dan hadits-hadits lain yang menjelaskan tentang pemegang panji


hitam yang akan diserahkan kepada al-mahdi meskipun dalam
sanadnya ada kecacatan namun terangkat menjadi hasan karena
banyaknya riwayat yang saling menguatkan. Dan terakhir
keamiran dipegang oleh bani hasyim yaitu imam mahdi.
Tepatnya dari keturunan Fatimah r.ha sebagaimana dalam
hadits-hadits mutawatir.

Fase sebelum kedatangan imam mahdi kita diwajibkan untuk


tetap setia dan taat kepada pimpinan amir meskipun pimpinan
kita lebih muda dalam segi umur, yang jelas jangan sekali-kali
keluar dari jamaah kaum muslimin yang mendakwahkan agama
'ala minhajin nubuwwah. Kenapa disini ada pengkhususan
jamaah kaum muslimin yang mendakwahkan agama saja, bukan
kaum muslimin secara umum? Karena pengakuan tidak ada
artinya tanpa ada sifat yang melekat. Semua orang boleh saja
mengaku muslim, tapi yang benar-benar diakui umat Rasulullah
adalah yang mendakwahkan agama sesuai kemampuan masing-
masing.

‫ﻋﻠﻰ ﺑﺼﻴﺮة أﻧﺎ وﻣﻦ اﺗﺒﻌﻨﻲ‬ ‫ﻗﻞ ﻫﺬه ﺳﺒﻴﻠﻲ أدﻋﻮا اﻟﻰ ا‬ 

‫وﻣﺎ أﻧﺎ ﻣﻦ اﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ‬ ‫وﺳﺒﺤﺎن ا‬


ALLAH SWT berfirman dalam surat (Yusuf):108 - Katakanlah:
"Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada ALLAH dengan hujjah yang nyata,
Maha Suci ALLAH, dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik".

6). Fase tidak mau dipimpin amir dan jamaah kaum muslimin
yang mendakwahkan agama, pada saat itu manusia yang masih
ada iman dihatinya diperintahkan untuk uzlah mengasingkan diri
secara total meninggalkan manusia-manusia yang berhati setan.
Jangan sampai bercampur baur dengan mereka, istiqamah
dalam kebenaran bagaikan menggigit akar kayu yang kuat
dengan gigi geraham sampai maut datang.

Dalam riwayat Muslim Nabi s.a.w bersabda : “Akan muncul


manusia-manusia yang berhati setan”.

Fase ini setelah wafatnya al mahdi dan Nabi Isa a.s. dan setelah
munculnya beberapa tanda kiamat yang lain, yang berurutan
bagaikan lepasnya ikatan mutiara dalam kalung.

Maka istiqamahlah kita dalam kebenaran dan memegang sunnah


ketaatan pada Amir bagaikan menggigit akar kayu yang kuat
dengan gigi geraham sampai maut datang. Wallahu A’lam. Insyaa
ALLAH.

Pinangso Loro di 7:39 PTG

Kongsi

Tiada ulasan:

Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh
mencatat ulasan.

‹ Laman utama ›
Papar versi web

Dikuasakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai