Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN


“Organisasi Jasa Profesional”

Dosen Pembimbing:
Diana Nova Lintong

Disusun Oleh
Kelompok II

Dwi Indah Ramadhani Wiyadi 18061104102


Ade Ayu Prita Dewi 18061104120
Aisah Ramdani 18061104124
Delonyx Regia Florentina 18061104117
Joshua Siahaan 18061104112
Reilin Oreilia Mare 18061104104

JURUSAN AKUNTANSI (4/C3)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO

1. Bagaimana penentuan harga jual pada perusahaan jasa professional?

Jawaban:
Secara umum, terdapat 4 metode untuk menetapkan harga yaitu, metode penetapan harga
berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba dan berbasis persaingan. 

 Berbasis Permintaan
Suatu metode yang menekankan pada berbagai faktor yang memengaruhi selera dan
kesukaan klien berdasarkan kemampuan dan kemauan klien untuk menggunakan jasa
perusahaan.

 Berbasis Biaya
Faktor penetapan yang dipengaruhi aspek penawaran atau biaya dan bukan aspek
permintaan. Harga akan ditentukan berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan di awal dan
pemasaran (promosi) jasa yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga menutupi
biaya langsung, overhead, dan juga laba/rugi.

 Berbasis Laba
Penetapan yang didasarkan pada keseimbangan biaya dan pendapatan. Metode ini
memiliki 3 pendekatan yaitu, target profit pricing (berdasarkan target keuntungan), target
return on sales pricing (berdasarkan penjualan) dan target return on investment
pricing sebuah perusahaan.

 Berbasis Persaingan
Penetapan yang dilakukan dengan mengikuti apa yang dilakukan pesaing. Metode ini
memiliki 3 pendekatan melalui sistem penjualan di bawah harga normal pesaing untuk
menarik konsumen, menyamakan harga agar persaingan tidak terlalu besar atau memberi
harga lebih tinggi dari pesaingnya dengan asumsi bahwa produk yang mereka tawarkan
memiliki kualitas lebih baik.

Tujuan Penetapan harga menurut Harini (2008):

1. Mencapai Penghasilan atas Investasi


2. Kestabilan Harga
3. Mempertahankan atau Meningkatkan Bagian dalam Pasar.
4. Menghadapi atau Mencegah Persaingan
5. Memaksimalkan Laba

2. Sistem Pengendalian Untuk Organisasi Perawatan Keselamatan


Jawaban:
Organisasi pelayanan kesehatan terdiri atas rumah sakit, klinik, dan organisasi kedokteran
serupa; organisasi pemeliharaan kesehatan; panti wreda dan rumah perawatan; organisasi
pelayanan rumah (home care); serta laboratorium medis adalah beberapa di antaranya.

Karakteristik Khusus
1) Kesulitan dalam masalah social
Masyarakat sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang tidak bagus,
tingginya tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-masalah lainnya. Dilain sisi
jumlah orang sakit terus bertambah karena kemajuan pengobatan memperpanjang
harapan hidup manusia, yang pada gilirannya membutuhkan perawatan. Pihak yang
menyediakan layanan kesehatan sebenarnya sadar akan masalah ini, namun
diperlukan mekanisme tertentu yang tidak saling merugikan antara penyedia dan
pemakai perawatan kesehatan.

2) Perubahan penyedia jasa perawatan kesehatan


Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan signifikan terjadi
dalam hal pelayanan perawatan, yang dulunya dilakukan oleh beberapa penyedia
perawatan kesehatan. Banyak jasa yang sebelumnya dilakukan oleh rumah
sakit,sekarang cukup dilakukan oleh klinik tertentu saja.

3) Pembayaran pihak ketiga


Semakin banyak organisasi pemeliharaan kesehatan (health maintenance
organization – HMO) yang mengganti dokter, rumah sakit, dan penyedia lain.
Organisasi-organisasi tersebut membuat kontrak dengan perusahaan-perusahaan
untuk menyediakan layanan medis kepada karyawan pada harga yang tetap per orang
yang dicakup. Pada gilirannya, HMO membuat kontrak dengan rumah sakit dan
penyedia lainnya, pada beberapa kasus pada jumlah tertentu per DRG. Oleh karena
itu, HMO memiliki tugas yang sulit untuk mengendalikan pembayaran-
pembayarannya agar tidak melampaui iuran yang mereka terima, tetapi dengan
memastikan bahwa layanan kesehatan yang memadai tetap disediakan.

4) Profesional
Pada tahun 2003, industri layanan kesehatan mempekerjakan lebih dari 3 juta
profesional (dokter, dokter gigi, perawat terdaftar, dan ahli terapi), dimana jumlah ini
adalah lebih banyak dibandingkan dengan industri lainnya kecuali pendidikan.
Loyalitas utama mereka adalah kepada organisasi profesi. Para manajer departemen
biasanya adalah profesional yang fungsi manajemennya hanya bersifat paruh waktu
(misalnya kepala bedah juga melakukan operasi pembedahan). Secara historis, para
dokter cenderung memberikan tekanan yang relatif kecil terhadap pengendalian
biaya. Khususnya, terdapat kesan bahwa mereka meresepkan lebih dari jumlah tes
yang optimum, sebagian disebabkan oleh bahaya gugatan malpraktik jika mereka
tidak mendeteksi semua gejala penyakit pasien.
5) Pentingnya pengendalian kualitas
Industri layanan kesehatan berurusan dengan nyawa manusia, jadi kualitas layanan
yang diberikannya merupakan hal yang paling penting. Terdapat peninjauan jaringan
dari prosedur pembedahan, peninjauan rekan sejawat atas dokter individual, dan agen
peninjau luar yang diharuskan oleh pemerintah pusat.

Sistem Pengendalian Manajemen


Karena pergeseran dalam bauran produk dan karena peningkatan kuantitas serta biaya
peralatan baru, proses perencanaan strategis di rumah sakit menjadi penting. Proses
penyusunan anggaran tahunan masih menjadi perdebatan. Sejumlah besar informasi
tersedia dengan cepat untuk pengendalian aktivitas operasi. Kinerja keuangan dianalisis
dengan membandingkan pendapat dan beban aktual dengan anggaran, dengan
mengidentifikasikan varian-varian penting, dan mengambil tindakan yang sesuai atas
varian-varian tersebut.

3. Bagaimana SPM yang diterapkan untuk penanggulangan Covid-19 ?

Jawab :

 Contoh Khasus Covid-19

Pekerja Terdampak Corona, Produk Rokok Sampoerna Surabaya Dikarantina

Manajemen PT HM Sampoerna Tbk tetap memberi gaji kepada pekerjanya yang terdampak Virus
Corona (Covid-19) selama produksi disetop. Produksi rokok Sampoerna di Rungkut 2, Surabaya juga
dikarantina sebelum diedarkan.

"Langkah ini kami ambil dengan terus memastikan dukungan kepada karyawan dan melakukan
tanggungjawab sosial terhadap komunitas, antara lain dengan memberikan cuti dan tetap menerima
gaji seperti biasa," kata Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Elvira Lianita melalui siaran pers yang
diterima jatimnow.com, Kamis (30/4/2020).

Elvira menegaskan, pemberian cuti dan gaji itu dieruntukan bagi karyawan yang terdampak Covid-
19.

"Karyawan yang perlu melakukan karantina mandiri dan karyawan yang perlu merawat anggota
keluarga mereka yang terdampak," ungkapnya.

Menurut Elvira, selain mematuhi semua peraturan yang berlaku dan menjalankan protokol
kesehatan, Sampoerna juga ingin memastikan dan memprioritaskan kualitas produk.

Karantina produk yang diterapkan itu dua hari lebih lama dari batas atas stabilitas lingkungan Covid-
19 yang disarankan European CDC (European Centre for Disease Prevention and Control) dan World
Health Organization (WHO), yang menyebut bahwa Covid-19 dapat bertahan selama 72 jam pada
permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada
kardus.
"Sejak pemerintah melakukan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di pertengahan Maret 2020,
Sampoerna juga telah melakukan berbagai upaya dan menerapkan praktik protokol kesehatan
secara ketat di seluruh area kantor dan fasilitas produksi," tambah Elvira.

Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Jawa Timur menyampaikan ada dua pekerja pabrik rokok
Sampoerna di Surabaya dengan status positif Corona meninggal dunia. Tercatat pula 9 pekerja di
sana berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

Setelah mendapati itu, 323 pekerja pabrik rokok Sampoerna di Surabaya itu dirapid test. 100 orang
dari jumlah itu hasilnya reaktif atau positif.

 Strategi Penanggulangan Covid-19 di Indonesia


Strategi 1:
Penanganan penanggulangan berbasis kabupaten/kota. Keberhasilan penanggulangan
Covid-19 sangat tergantung pada manajemen kendali di tingkat kabupaten/kota. Sumber
daya dan rentang kendali manajemen memungkinkan. Saat ini tampak peran Gubernur,
terutama di Jawa sangat kentara.

Strategi 2:
Penyediaan tiga jenis fasilitas dengan kebutuhan berbeda. Pertama, pusat karantina untuk
merawat ODP dan PDP. Kedua, rumah sakit khusus Covid-19 untuk merawat kasus
konfirmasi dengan gejala ringan dan sedang. Ketiga, penyediaan rumah sakit rujukan untuk
kasus konfirmasi dengan gejala klinis serius atau berat. Pusat karantina dapat dibangun dari
pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada.
Strategi 3:
Penemuan atau deteksi kasus sedini mungkin dengan rapid test pada orang dengan suhu
lebih atau sama dengan 38 derajat celsius, OTG, ODP, dan PDP serta perluasan pemeriksaan
diagnostik. Pembiayaan tidak boleh menjadi hambatan.
Strategi 4:
Di bawah kendali manajemen kabupaten/kota dibentuk Desa Siaga Covid-19. Untuk wilayah
perkotaan dapat di bentuk RT siaga covid-19. Satuan tugas tingkat desa ini membutuhkan
tenaga pendukung dapat dengan memanfaatkan para kader atau tenaga relawan.

Fungsi terpenting adalah memantau status demam harian warga, memberi arahan istirahat di
rumah, memantau pergerakan warga, membantu proses diagnostik dini, membantu proses rujukan
dan memantau status suhu OTG yang berasal dari daerah tertular. Proses pemantauan dapat
memanfaatkan kemajuan internet atau menggunakan instrumen sederhana berupa simbol status
kesehatan.
Penerapan strategi di atas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari langkah pembatasan
mobilitas umum dan strategi lainnya yang sudah dijalankan termasuk tata kelola sumber daya,
logistik, tata kelola relawan medis dan non-medis.
Patut dipertimbangkan apapun langkah strategis yang diambil di hari-hari mendatang, termasuk
opsi karantina wilayah, hendaknya mampu meminimalkan dampak sosial ekonomi masyarakat yang
sudah menderita akibat kehilangan mata pencaharian. Penerapan kendali manajemen yang baik di
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten, serta didukung organisasi masyarakat dengan segala potensi
kerelawanannya diharapkan Indonesia mampu melewati masa sulit ini.

 Kesimpulan
Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik itu dapat dilakukan oleh pengawas internal
dan eksternal, masyarakat yang merupakan pengawas eksternal dapat melakukan tugas
pengawasannya dengan melalui laporan atau pengaduan, akan tetapi masyarakat tidak bisa
menilai atau melakukan pengawasan secara penuh terkait standar layanan, dikarenakan
kondisi sekarang masih tidak normal.
Pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat ini dilakukan dengan memastikan apakah
pembatasan pelayanan publik yang dilakukan oleh penyelenggara ini masih memenuhi
komponen-komponen dalam standar pelayanan, sesuai dengan yang diatur dalam Pasal 21,
serta masyarakat masih mendapatkan haknya sebagaimana diatur juga dalam Pasal 18. 

Anda mungkin juga menyukai