Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM PENGUJIAN KEKERASAN

NAMA : FATHUR AL KHANSA

NO BP : 2018130017

JURUSAN : TEKNIK MESIN

DOSEN : MASTARIYANTO PERDANA, S.T., M.Eng

FAKULTAS TEKNIKNOLOGI INDUSTRI

2019
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pengujian kekerasan merupakan pengujian yang relatif mudah dilakukan untuk


mengetahui sifat mekanik suatu material. Sifat mekanik ini sangat erat kaitanya dengan
performa dari suatu material, jika sifat mekanik tersebut bagus maka performa dari suatu
material bagus pula.

Uji keras dapat digunakan sebagai metode untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas
dan perlakuan dingin terhadap material. Material yang telah mengalami Cold Working, Hot
Working, dan Heat Treatment, dapat diketahui perubahan kekuatan, dengan mengukur
kekerasan permukaan suatu material. Sehingga dengan uji keras, kita dapat dengan mudah
melakukan quality control terhadap suatu material.

I.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan metode pengukuran kekerasan menurut Rockwell?
2. Bagaimanakah analisis hasil pengujian kekerasan yang telah saudara lakukan?
3. Jelaskan hubungan antara kekerasan dengan kekuatan?

I.3 Tujuan Pengujian


Tujuan dari pengujian bahan adlah untuk mengetahui seberapa kuat bahan tersebut
menopang suatu beban tertentu. Maka dari itu dilakukanlah suatu pengujian terhadap bahan
tersebut, seberapa keras bahan dapat digunakan dalam suatu konstruksi.

1.Melakukan pengujian kekerasan baja dan alumunium


2.Mengetahui angka kekerasan baja dan alumunium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Dasar Kekerasan


Kekerasan merupakan kemampuan material untuk menahan deformasi plastis yang
sifatnya terlokalisasi pada suatu material yang dapat disebabkan oleh tusukan maupun
goresan. Untuk mengetahui kekerasan suatu material, diperlukan adanya suatu pengujian
kekerasan. Pengujian kekerasan dilakukan dengan cara digores atau ditusuk dengan material
lainnya yang sifatnya lebih keras dibanding material yang diuji. Oleh karena itu diciptakanlah
skala Mohs yang menentukan tingkat kekerasan suatu material dengan skala 1-10, nilai 1
untuk yang terlunak yaitu talc dan yang terkeras adalah intan yaitu pada index 10.

II.2 Pengujian Kekerasan

Cara pengujian kekerasan material telah bertahun- tahun diuji yaitu dengan
menggunakan indentor kecil yang ditekan pada permukaan benda uji dibawah kondisi
terkontrol dari pembebanan dan laju penggunaan. Setelah ditusuk, kedalaman atau ukuran
indentasi akan dihitung . Semakin lunak suatu material maka hasil indentasi  memiliki
kedalaman dan ukuran yang besar dan semakin kecil pula indeks kekerasannya dan
sebaliknya, jika kedalaman dan ukuran hasil indentasi kecil maka material yang diuji semakin
tinggi sifat kekerasannya dan indeks kekerasan semakin besar.

II.2.1 Metode Pengujian Rockwell Hardness

Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell merupakan yang paling banyak


dilakukan. Ini dikarenakan pengujiannya yang sederhana dan tidak memerlukan kemampuan
khusus dalam pengoperasiannya. Beberapa skala yang berbeda dihasilkan dari penggunaan
variasi indentor dan tingkat pembebabanan yang berbeda. Indentor yang digunakan dalam
pengujian ini ada dua yaitu kerucut berbahan intan dan bola baja yang dikeraskan dengan
ukuran 1/16, 1/8, ¼, dan ½ inci dan sebuah indentor berlian untuk material yang lebih keras.

Cara pengujian kekerasan dengan menggunakan metode Rockwell dilakukan  dengan


dua kali pembebanan yaitu dengan beban minor terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan
beban mayor. Penggunaan beban minor ditujukan untuk memperbesar akurasi pengukuran.
Metode Rockwell sendiri terdiri atas dua yaitu Pengujian Rockwell dan Superficial Rockwell.
Pengujian Rockwell dilakukan dengan cara memberikan beban minor sebesar 10 kg
dilanjutkan dengan memberikan beban mayor dengan variasi pembebanan sebesar 60, 100,
dan 150 kg dan diikuti dengan alfabet. Sedangkan superficial Rockwell menggunakan beban
minor sebesar 3 kg dengan variasi pembebaban mayor sebesar 15, 30, dan 45 kg diikuti
dengan alphabet N, T, W, X, dan Y . Hasil dari pembebanan ditampilkan dengan
menggunakan skala HR diikuti dengan  identifikasi skala. Misalnya adalah 80 HRB, itu
artinya kekerasan Rockwell sebesar 80 pada skala B.

Pengujian kekerasan ini memiliki skala dengan kisaran 20-100. Hal ini merupakan sebuah
kelemahan dari pengujian ini karena terdapat benda dengan kekerasan mencapai angka 130
dan bahkan kurang dari 20. Apalagi jika benda uji yang digunakan terlalu tipis maka akan
mempengaruhi hasil pengukuran.

Gambar 2.1 Metode pengujian kekerasan dengan Rockwell. (Santoso.Arif)

Gambar 2.2 Tabel Kekerasan Rockwell. (Santoso,Arif)


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menyiapkan bahan spesimen yang akan di uji


(baja karbon rendah+alumunium)

Memilih indentor yang sesuai dengan spesimen uji

Memasang indentor dengan cincin (ring) ke plunger rod

Memilih permukaan spesimen yang rata dan bersih

Memutar handwhell mendekati indentor (untuk menaikan


spesimen hingga spesimen menyentuh indentor).

Memberi beban awal sebesar 150N yang ditandai dengan


angka 3 atau titik merah pada skala minor

Menekan crank handle kedepan beberapa detik

Menarik kembali crank handle ke posisi awal

Membaca nilai kekerasan pada skala mayor


dan mencatatnya di tabel hasil

Melakukan percobaan selama 5 kali

SELESAI
III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat: Alat Uji kekerasan (Hardness Tester)

Gambar 3.1 Alat Uji Kekerasan


Alat Uji Kekerasan berfungsi untuk mengetahui ukuran sebuah kekerasan
pada suatu bahan spesimen.

III.1.2 Amplas

Gambar 3.2 Ampelas


Amplas berfungsi untuk menghaluskan dan meratakan bahan specimen dengan
cara menggosokkan ke salah satu permukaan amplas yang telah ditambahkan bahan
yang kasar kepada permukaan benda spesimen tersebut.
III.1.3 Bahan: Baja

Gambar 3.3 Baja


Bahan Baja berfungsi sebagai alat spesimen pertama. Baja adalah logam
paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur dengan beberapa elemen
lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat terbentuk menjadi dua bentuk kristal yaitu Body
Center Cubic dan Face Center Cubic, tergantung dari temperaturnya ketika ditempa.
(Wikipedia)

III.1.4 Aluminum

Gambar 3.4 Aluminium


Aluminium berfungsi sebagai alat spesimen kedua. Aluminium murni adalah
unsur yang sangat reaktif dan jarang ditemukan di Bumi dalam bentuk bebas. Aluminium
bertindak sebagai konduktor yang sangat baik listrik dan panas, tetapi non-magnetik. Ketika
aluminium terkena udara, lapisan tipis aluminium oksida terbentuk pada permukaan logam.
(Wikipedia)

III.2 Prosedur Percobaan


• Ratakan Spesimen dengan amplas jika dirasa kurang rata
• Pasang spesimen ditempat yang datar
• Atur Hardness Tester dengan menggunakan metode Rockwell
• Lakukan proses pengujian dengan menekan benda uji
• Lakukan percobaan sebanyak 5x atas dan bawah
III.3 Metode Pengujian
1.Jenis Metode Pengujian: Rockwell
2.Jenis Mesin: Hardness Tester
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Data Hasil Pengujian

Kekerasan
No. Bahan
Sisi atas sisi samping
1. 33,9 29,5
2. 33,9 27,5
3. Baja 34 31,3
4. 34,5 32
5. 33,5 29,3
Rata – Rata 33,96 29,92
Tabel 4.1 hasil pengujian metode Rockwell pada Baja

Kekerasan
No. Bahan
sisi atas sisi bawah
1. 43,8 34
2. 44 35
3. Aluminium 38 37
4. 41 34
5. 38 36,5
Rata – Rata 40,96 35,3
Tabel 4.2 Hasil pengujian Rockwell pada Aluminium

IV.2 Grafik Uji Kekerasan


kekerasan
34,5
34
33,9
33,5
29,5
1 2 3 4 5 titik
Gambar 4.1 Grafik uji kekerasan dengan bahan baja sisi atas

IV.2.1 Grafik Uji kekerasan dengan bahan baja sisi samping


kekerasan

33,9
32
31,3
29,5
2 7,5
1 2 3 4 5 titik
Gambar 4.2 Grafik uji kekerasan dengan bahan baja sisi samping

IV.2.2 Grafik uji kekerasan dengan Bahan aluminium sisi atas

kekerasan
43,8
44
41
38

1 2 3 4 5 titik
Gambar 4.3 grafik kekerasan pada bahan aluminium bagian atas

IV.2.3 Grafik uji kekerasan dengan bahan Aluminium sisi atas


kekerasan
37
36,5
35
34

1 2 3 4 5 titik
Gambar 4.4 Grafik kekerasan pada bahan Aluminium bagian atas.
Gambar 4.1 sampai dengan Gambar 4.4 menjelaskan bahwa pada pengujian dilakukan
pada 5 titik yang berbeda-beda dalam dua benda spesimen. Pada percobaan ini menggunakan
dua jenis bahan yang berbeda yaitu Baja dan Aluminium. Nilai yang didapatkan pada
penyimpangan jarum menunjukan adanya pembebanan yang diberikan melalui identor
setelah gaya yang diberikan kemudian dilepaskan. Semakin jauh pergeseran jarum
menunjukan bahwa material tersebut memiliki kekerasan yang cukup tinggi. Dari hasil
pengujian di 5 titik yang berbeda didapatkan hasil yang juga berbeda-beda meskipun dalam
satu benda yang sama, hal itu dikarenakan homogenitas bahan. Contoh nya pada baja,baja
merupakan perpaduan Carbon dengan Besi sehingga homogenitas pada bahan disetiap
titiknya berbeda.

IV.2.4 Rata – rata uji kekerasaan baja dan aluminium

40,96
35,3
33,96
29,92
Baja aluminium
Gambar 3.5 Grafik rata – rata kekerasan baja dan aluminium

Sisi bawah aluminium Sisi atas Aluminium


Sisi samping baja Sisi atas Baja
Pada Gambar 3.5 dijelaskan dalam teori bahwa Aluminium lebih keras dari pada Baja
sesungguhnya pada teori besar bahwasannya Baja-lah yang lebih keras daripada
Aluminium. Penyebab Aluminium lebih keras dari Baja pada gambar 3.5 dikarenakan
Aluminium tersebut terbuat dari Aluminium paduan. Jadi karena itu Aluminium lebih
keras daripada Baja.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diberikan setelah praktikum adalah sebagai berikut:
V.1.1 Rata-rata nilai kekerasan Rockwell sisi atas baja 33,96
V.1.2 Rata-rata nilai kekerasan Rockwell sisi samping baja 29,92
V.1.3 Rata-rata nilai kekerasan Rockwell sisi atas alumunium 40,96
V.1.4 Rata-rata nilai kekerasan Rockwell sisi bawah alumunium 35,3
V.1.5 Semakin keras material maka akan semakin kuat pula material tersebut.
V.1.6 Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan saat melakukan pengujian
kekerasan:
 Permukaan spesimen yang terlalu kecil.
 Permukaaan benda uji yang tidak rata (pada Alumunium).

 Pengukuran dilakukan pada pinggir specimen.

 Kesalahan paralaks ketika pengambilan data..


 Banyaknya titik spesimen yang dilakukan pada satu benda mengakibatkan
salah titik.
V.2 Saran
Adapun saran yang diberikan setelah praktikum adalah sebagai berikut:

1.Sebaiknya gunakanlah jas laboratorium sebelum memasuki ruangan laboratorium.

2.Pahami apa saja yang dijelaskan oleh dosen dan catatlah.


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai