BAB IV
Penelitian tentang pengaruh air perasan labu siam terhadap kadar asam
urat serum ini telah dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri
Semarang. Sampel sebanyak 30 ekor tikus putih jantan galur wistar yang dibagi
menjadi 5 kelompok, tiap kelompoknya terdiri dari 6 ekor tikus. Proses adaptasi
tikus dilakukan selama 3 hari. Kelompok I adalah kelompok kontrol negatif yang
hanya diberikan otak kambing. Kelompok II adalah kelompok kontrol positif yang
diberikan ½ dosis air perasan labu siam sebanyak 0.27 ml. Kelompok IV adalah
kelompok yang diberikan 1 dosis air perasan labu siam sebanyak 0.54 ml. Dan
kelompok V adalah kelompok yang diberikan 2 dosis air perasan labu siam
Hasil pemeriksaan kadar asam urat tiap kelompok terdapat pada tabel 4.1
kadar asam urat paling tinggi diantara kelompok lain. Dan kelompok II (kontrol
positif) memiliki kadar asam urat paling rendah yaitu 0.75mg/dl. Hasil tersebut
sebaran data yang normal dengan nilai p>o,o5 pada semua kelompok (lampiran
2). Hasil uji homogenitas menggunakan levene statistik kadar asam urat
menunjukan data homogen dengan nlai p>0,05 (lampiran 2). Karena data yang
kadar asam urat dengan berbagai kelompok perlakuan dilakukan uji statistik
Dari uji oneway anova didapatkan hasil p=0.001 (p<0,05), artinya terdapat
perbedaan kadar asam urat paling tidak antara dua kelompok. Untuk mengetahui
48
perbedaan kadar asam urat antara kelompok perlakuan yang mana, maka
Tabel 4.2 Uji beda kadarasam urat dengan Post Hoc LSD
4.2 Pembahasan
Tabel 4.2 diatas merupakan hasil uji Post Hoc LSD didapatkan perbedaan
kadar asam urat bermakna antara kelompok I (kontrol negativ) dengan kelompok
labu siam 1.08ml). Kelompok II (kontrol positiv) dengan kelompok III (air
(air perasan labu siam 0.54ml). Kelompok III (air perasan labu siam 0.27ml)
dengan kelompok V (air perasan 1.08ml). Serta pada kelompok IV (air perasan
labu siam 0.54ml) dengan kelompok V (air perasan labu siam 1.08ml). Dan pada
uji Post Hoc LSD yang menunjukan p>0.05, artinya tidak ditemukan adanya
Hasil tersebut menunjukan bahwa air perasan labu siam dapat menurunkan
kadar asam urat serum yang sama pada pemberian allopurinol, sebab buah labu
siam mengandung flavonoid yang mampu menurunkan kadar asam urat serum ,
melalui penghambatan enzim xanthin oksidase (Van Hoorn et al. 2002), sehingga
proses pembentuk asam urat dapat dihambat. Flavonoid juga dapat mempengaruhi
efek diuretic yang memiliki fungsi sebagai ACE inhibitor, yang dapat
tubulus, yang kemudian menyebabkan sekresi natrium dan air lebih banyak dan
meningkatkan volume urin. Selain itu perasan labu siam juga mengandung
kalium yang berperan dalam mempengaruhi proses sekresi renin. Sehingga renin
sehingga sekresi natrium dan air menjadi lebih banyak dan menyebabkan
peningkatan volume urin. Perasan labu siam juga mengandung saponin dan
menyebabkan urin menjadi encer dan peningkatan volume urin (Guyton, 2008).
50
Efek diuretik ini menjadikan kristal monosodium urat terbawa keluar bersama
urin, dari proses ini maka penumpukan asam urat akan berkurang karena ikut
Pada penelitian ini terbukti bahwa air perasan labu siam dapat
mempengaruhi kadar asam urat serum pada tikus putih jantan galur wistar dengan
labu siam yang dapat menurunkan kadar asam urat serum secara signifikan (p
<0,001) dapat diturunkan pada tikus diabetes yang mendapat dosis dengan ekstrak
labu siam (200 mg / kg) (Bangladesh, 2013). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini memakai air perasan labu siam
untuk meniliti kadas asam urat serum dengan cara meningkatkan kadar asam urat
memakai ekstrak labu siam untuk mengetahui effek labu siam terhadap penurunan
kadar rata-rata asam urat serum sebelum perlakuan, sehingga kemungkinan ada
bias yang disebabkan perbedaan kadar asam urat sesudah perlakuan tetapi
ini adalah tidak bisa menyediakan air perasan labu siam setiap hari oleh karena
keterbatasan waktu, maka air perasan labu siam dibuat 3 hari sekali yang disimpan
dalam kulkas dengan suhu 4oc yang belum berubah warna, bau dan rasanya.
Karena, air perasan labu siam yang dapat dibuat setiap hari akan lebih segar dan
51
dimungkinkan memiliki efektivitas yang serta sarana dan prasarana kandang tikus
yang tidak dipisah tiap individu tikus, sehingga membuat sebaran pakan standar
BAB V
5.1 Kesimpulan
allopurinol.
dosis 0.27 ml dan K-IV dosis 0.54 ml) dengan K-V (dosis 1.08 ml),
5.2 Saran
5.2.1 Perlu dilakukan penelitian lanjut tentang efek toksisitas air perasan
labu siam.