Prodi : S1 Keperawatan
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Keperawatan II
A. Definisi
Meningitis adalah infeksi ruang subaraknoid dan leptomeningen yang disebabkan oleh
berbagai organisme pathogen.
Meningitis merupakan infeksi parah pada selaput otak dan lebih sering ditemukan pada anak-
anak. Infeksi ini biasanya merupakan komplikasi dari penyakit lain, seperti campak,
gondong, batuk rejan atau infeksi telinga. (Jay Tureen, 2006)
Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus meningitis berasal
dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus tersebut dapat berpindah melalui
udara dan menularkan kepada orang lain yang menghirup udara tersebut (Anonim, 2007)
B. Etiologi
1. Bakteri :
a. Neonatus sampai 2 bulan: Escherichia coli, Liateriamonocytogenes, S. agalactiae
(streptokokus gram B).
b. 1 bulan sampai 6 tahun: Neisseria meningitidis (meningokokus),
Streptococcuspneumoniae, Hib.
c. > 6 tahun: Neisseria meningitides, Streptococcus pneumoniae, parotitis (pre-MMR).
d. Mycobacterium tuberculosis: dapat menyebabkan meningitis TB pada semua umur.
Paling sering pada anak umur 6 bulan sampai 6 tahun.
2. Virus: Hemofilus influenza dan herpes simplex.
C. Klasifikasi
1. Meningitis Purulenta: Radang selaput otak (araknoidea dan piameter) yang menimbulkan
eksudasi berupa pus,disebabkan oleh kuman nonspesifik dan nonvirus.
2. Meningitis Tuberkulosa: Terjadi akibat komplikasi penyebaran tuberculosis primer,
biasanya dari paru. Meningitis terjadibukan karena terimfeksinya selaput otak langsung
oleh penyebaran hematogen, tetapi biasanyasekunder melalui pembentukan tuberkel
pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atauvertebra yang kemudian pecah ke
rongga araknoid. Anak-anak yangibunya menderita TBC kadang-kadang mendapatkan
meningitis tuberkolusa pada bulan-bulanpertama setelah lahir. (Ngastiyah, 2005)
D. Komplikasi
Hidrosefalus obstruktif
Meningococcal septicemia (mengingocemia)
Efusi subdural
Kejang
Edema dan herniasi serebral
Cerebral Palsy
Gangguan mental
Gangguan belajar
E. Manifestasi Klinis
Demam dan menggigil, terutama pada bayi baru lahir dan anak-anak
Perubahan kondisi mental seperti kebingungan
Mual dan muntah
Sensitif terhadap cahaya (foto fobia)
Sakit kepala parah
Leher kaku (kaku kuduk)
Sering pingsan
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Kepala
2. Foto Thorax
3. CT-Scan
4. EEG
G. Penatalaksaan
Pengobatan
- Ampisilin-18 gr, kloramfenikol 4gr (intravena alam dosis terbagi 4x/hari)
- Trimetoprim 80 mg, sulfametoksazol 400 mg (intravena)
- Ceftriaxoze 4-6gr (intaravena)
Manajemen Terapi
1. Isolasi
2. Mempertahankan dehidrasi monitor balance cairan (hubungan
dengan edema serebral)
3. Mencegah dan mengobati komplikasi
4. Mengontrol kejang
5. Mengurangi meningkatnya tekanan intarakranial
Diagnosa Keperawatan
Perubahan perfusi jaringan otak berhubungna dengan gangguan
peningkatan TIK
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi
neuromuskuler
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan
kesadaran dan hipoventilasi