Anda di halaman 1dari 10

MATERI TUTORIAL KE-2 (PEMBELAJARAN PKn DI SD)

MODUL 4
KONSEP SERTA PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, SEMANGAT KEBANGSAAN,
CINTA TANAH AIR, DAN BELA NEGARA.
A. KEANEKARAGAMAN BANGSA INDONESIA SEBAGAI KEPRIBADIAN NASIONAL
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Hal itu dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu
secara horizontal dan secara vertikal.
1. Secara horizontal
Pemahaman ini didasarkan pada fakta yang menunjukan adanya satuan-satuan sosial
yang beranekaragam yakni adanya perbedaan, tetapi tidak menunjukan tingkatan seperti berikut
ini :
 Perbedaan fisik atau Ras
Penduduk Indonesia terdiri dari beberapa golongan, yaitu :
Golongan Papua Melanesoid (terdapat di Papua, Kai, dan Aru) memiliki ciri fisik rambut
kering, bibir tebal, dan kulit hitam.
Golongan Monggoloid (terdapat di sebagian besar Kepulauan Indonesia, Sunda Besar)
dengan ciri rambut ikal atau lurus, muka agak bulat, kulit putih sampai sawo matang.
Golongan Weddoid (orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano, dan Tomuna) dengan ciri fisik
perawakan kecil, kulit sawo matang, dan rambut berombak.
 Perbedaan Suku Bangsa
Di Indonesia kurang lebih hidup 300 suku bangsa dengan jumlah yang beragam. Suku yang
banyak jurnal penduduknya adalah Jawa, Sunda, Dayak, Batak, Minang, Melayu, Aceh, Bali,
Manado, dan Makasar. Dan jumlah jurnal yang sedikit yaitu Nias, Kubu, Mentawai, Asmat,
Dani, Tobati, Molof, dan banyak lagi yang lainnya.
 Perbedaan agama
Animisme dan dinamisme adalah kepercayaan yang paling tua, dan berkembang sejak zaman
pra-sejarah. Kemudian, Agama Hindu dan Budha datang dari India sekitar abad ke-5 SM dengan
salah satu buktinya di Kalimantan Timur (Kerajaan Kutai) dan Bogor (Tarumanegara). Dan
kemudian disusul dengan Islam yang datang dari Arab Saudi sekitar abad ke-7 dan menjadi
agama yang terbesar di Indonesia. Terakhir adalah nasrani yang dibawa oleh para orang Eropa
pada sekitar abad ke-20.
 Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan gender tidak merupakan suatu permasalahan yang besar bagi bangsa Indonesia sebab
disesuaikan dengan sistem nilai yang dianut oleh setiap suku bangsa masing-masing. Adapun
terdapat anggapan bahwa laki-laki lebih super dari perempuan adalah tidak benar, disebabkan
masing-masing memiliki peranan dan tanggungjawab yang saling melengkapi.

Secara Vertikal
Pemahaman ini didasarkan dengan menunjukan adanya tingkatan atau strata. Hal ini
ditunjukan denganKualitas yang berbeda diantara individu, misalnya :
Dengan adanya urutan/tingkat pendidikan SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi. Hal itu
pun mengakibatkan perbedaan pendapat. Secara singkat ditunjukan dengan tingkatan
gelar/pendidikan yang disandang, jabatan, pangkat, dan ada pula yang mendasarkan pada
keturunan/darah. Dari aspek ekonomi akan ditandai dengan adanya golongan atas, bawah, dan
menengah, strata kebangsawanan dan rakyat jelata.

B. LATAR BELAKANG KEMAJEMUKAN BANGSA INDONESIA


Bangsa Indonesia terbagi atas beberapa latar belakang, yaitu;
1. Latar belakang historis
Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan (Cina Selatan). Perpindaha itu terjadi pada
zaman es (Quartair), di mana saat itu daratan Kalimantan, Jawa, dan Sumatra bersatu dengan
Asia, sedangkan daratan Papua bersatu dengan Australia. Mereka datang ke kepulauan yang ada
di Indonesia dalam waktu yang cukup lama dan berbeda-beda, pada masa mereka
mempersiapkan perjalanan berikutnya, mereka berupaya untuk mempertahankan diri dan
menyesuaikan diri dengan kondisi alaam di sekitarnya sehingga berkembang biak sejalan
dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman yang mereka dapatkan dari hari ke hari.

2. Latar belakang geografis


Pada umumnya kondisi kepulauan di Indonesia berbeda, seperti perbedaan iklim, curah hujan,
suhu, kelembapan udara, jenis tanah, morfologi tata air, flora dan faunanya. Terdapat pula
daerah daratan (sawah dan ladang), pegunungan rawa-rawa, dan sungai. Pada tempat seperti
itulah pada akhirnya mereka berupaya untuk mempertahankan diri dan membangun dengan
perubahan demi perubahan. Dengan hal itu, tidak heran apabila ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin berkembang pesat. Pada saat itulah bangsa-bangsa lain, seperti India, Cina, Arab , dana
bangsa Eropa lainnya. Dengan datangnya mereka maka akan bisa melahirkan kebudayaan yang
beragam.

3. Latar belakang secara sosiologis dan kultural


Secara sosiologi dan kultural, dampat teknologi manusia yang berkembang selama
berabad-abad menghasilkan peradaban yang berbeda. Perbedaan ini tampak dari beberapa hal
berikut:
Di sebagian besar pedalaman Pulau Jawa dan Bali, selama berabad-abad telah ditanami secra
inensif. Sistem pertanian yang diterapkan umumnya bersifat subsistem, untuk memenuhi
kebutuhan sendiri, luas lahan relatif kecil/sempit dan umumnya mengguanakan tenaga hewan.
Di sepanjang pantai Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi berkembang kota-kota Pantai,
pusat pertemuan antarbangsa, perdagangan sutra, keramik, emas, perak, dan rempah-rempah
serta barang lain.
· Di wilayah pedalaman Kalimantan, Sumatra, Papua, dan pulau lainnya, lahan yang belum
digarap masih luas, penduduknya masih jarang, pertanian, serta hidupnya sering berpindah-
pindah (nomaden). Walaupun Indonesia memiliki banyak keanekaragaman latar belakang,
terdapat beberapa kesamaan yang merujuk ke arah persatuan dan kesatuan, yaitu bahasa berada
dalam satu keluarga yang sama, dari sudut budaya, kebanyakan suku-suku di Indonesia menuju
kepada pola yang sama, yaitu berdasarkan tradisi dan ikatan keluarga, serta bangsa Indonesia
mempunyai kesamaan nenek moyang.
Heterogenitas suku di Indonesia selain merupakan potensi kekayaan bangsa, sekaligus juga
sangat rentan akan bahaya konflik. Apabila dilihat dari dimensi pemerintahan faktor pendorong
disintegrasi antar suku ataupun masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Dalam pembangunan bersikap tidak adil dan hanya mementingkan sekelompok kecil
masyarakat.
2. Pembangunan hanya terkonsentrasi di beberapa daerah saja, sehingga timbul
kesenjangan antara pusat dan daerah, antardaerah, dan antargolongan.
3. Sistem kekuasaan terpusat dengan campur tangan pemerintah yang terlampau besar di
daerah.
4. Sistem demokrasi yang semu, yang tercermin dari adanya sistem monopoli dan
pemusatan kekuatan ekonomi di tangan kelompok kecil.
5. Sistem kekuasaan yang bercorak absolut, wewnang dan kekuasaan pengusaha terlalu
berlebihan melahirkan KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme).
C. KEANEKARAGAMAN KEBUDAYAAN YANG MERUPAKAN UNSUR
KEBANGSAAN DAN KEPRIBADIAN NASIONAL
1. Kebudayaan Daerah sebagai unsur Kebudayaan nasional
Kebudayaan daerah dibagi atas unsur-unsur kebudayaan, sperti bahasa, kesenian,
kepercayaan, dan adat istiadat. Unsur-unsur itulah yang menjadi pembeda antara kelompok
masyarakat yang satu dengan kelompok masyarakat lainnya Kebudayaan daerah itumenjadi
unsur penentu kebudayaan nasional. Oleh karena itu, tidak akan ada kebudayaan nasional bila
tidak ditunjang oleh kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional harus merupakan cerminan
kebudayaan daerah agar kebudayaan tersebut tetap dekat dengan masyarakat pecinta dan
pemakainya. Agar kebudayaan nasional tetap dinamis dan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman, kebudayaan nasional harus mau menerima pengaruh kebudayaan-
kebudayaan asing yang bisa memperkaya kebudayaan nasional.
2. Pengenalan Keanekaragaman Budaya di indonesia
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budaya, yang berarti akal. Jadi
kebudayaan artinya semua hasil karya manusia yang berdasarkan cipta, rasa, karsa dan karya,
sedangkan karsa atau kehendak, manusia beragama, berkeyakinan.“Bhineka Tunggal Ika” yang
artinya walaupun berbeda-beda, tetapitetap satu jua, makna semboyan Bhineka Tunggal Ika,
yaitu Indonesia terdiri dari : bermacam-macam suku bangsa dan memiliki adat istiadat yang
berbeda, masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan daerahnya, masing-masing suku
bangsa memiliki bahasa daerah sendiri-sendiri.
Ciri-ciri umum kebudayaan daerah di Indonesia, diantaranya berikut ini :
a. Kesenian, seperti seni musik, seni tari dan seni wayang.
b. Bahasa, bahasa daerah digunakan oleh masyarakat daerah tersebut, sebagai bahasa sehari-hari
di lingkungan keluarga dansebagai bahasa penghubung.
c. Sistem kemasyarakatan. Merupakan tata cara kehidupan bermasyarakat di daerah-daerah yang
kemudian berkembang menjadi adat istiadat daerah, misalnya berpakaian, pernikahan, hidup
bermasyarakat.
d. Mata pencaharian. Faktor alam tanah air kita ini mempengaruhi mata pencaharian penduduk
di darah-daerah di indonesia. Ada yang bertani, nelayan, pengrajin daerah, sperti batik,
tenunan, anyaman dan ukiran.
e. Peninggalan sejarah di berbagai daerah di Indonesia, seperti borobudur, upacara ngaben di
Bali, penguburan mayat di tanah Toraja.
Arti dari kebudayaan nasional sebagai jati diri bangsa, bahwa kebudayaan nasional
merupakan alat penghubung antar daerah dan antar budaya, alat lambang identitasnasional,
lambang kebangsaan nasional, pemersatu berbagai suku bangsa dengan suku yang lain,
Bahasa indonesia alat pemersatu bangsa Indonesia serta ciri Khas bangsa Indonesia.
3. Suku-suku Bangsa Indonesia
1. Di Pulau Sumatera terdapat suku Aceh, Batak, Minangkabau, Lampung, Bengkulu, lengkap
dengan kebudayaan.
2. Di Pulau Jawa ada suku Sunda, Jawa dan Madura juga kebudayaan masing-masing.
3. Di Kalimantan suku Banjar, Dayak dengan kebudayaannya yang beragam
4. Di Sulawesi terdapat suku Bugis, Makassar, Toraja, Manado dan kebudayaannya pun
beragam.
5. Di Nusa Tenggara ada suku Bali, Lombok, Sumbawa, Sasak, Bima, Timor, dngan
keanekaragaman budayanya.
6. Di Irian ada Suku Domas, Suku dani dengan kebudayaannya yang unik.
7. Di Maluku ada suku Ambon, Ternate, Sangihe, Halmahera, dengan kebudayaannya yang
beraneka ragam.

Membina dan Melestarikan Budaya Daerah dan Nasional


Mengembangkan kesadaran membina dan melestarikan budaya daerah dan nasional,
antara lain mempelajari kebudayaan dari berbagai daerah baik secara formal maupun non-
formal, menyaring kebudayaan yang datang dariberbagai daerah dari luar (budaya asing),
membentuk perkumpulan-perkumpulan/ sanggar kebudayaan daerah, menggalakkan serta
memperbanyak tayangan kebudayaan daerah di berbagai media massa baik media cetak maupun
elektronik, serta mengembangkan mutu budaya daerah agar lebih menarik. Manfaat adanya
pembinaan dan pelestarian budaya daerah dan nasional, yaitu supaya bangsa Indonesia lebih
mengenal dan mencintai budaya sendiri, memperkuat kepribadian dan jati diri bangsa,
menangkal pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan nilai budaya bangsa dan negara,
mencegah sikap kedaerahan yang sempit, menumbuhkembangkan kemampuan generasi muda
untuk mengenal, memahami, dan meningkatkan nilai-nilai budaya bangsa yang luhur,
mempertinggi rasa kebanggaan berbudaya Indonesia, serta mempertinggi rasa persatuan dan
kesatuan Indonesia.
D. BHINEKA TUNGGAL IKA DAN ITEGRASI NASIONAL
Konsepsi Bhineka Tunggal ika lahir dilatarbelakangi oleh keanekaragaman suku bangsa
Indonesia yang ingin bersatu dalam wadah negara kesatuan RI. Menurut pandangan dari Prof.
Haryati Soedibjo, untuk menanggulangi keaneragaman perlu diperhatikan tiga hal sebagai
berikut : (1) Bahwa Indonesia merupakan kepulauan yang luas sekali, (2) Wilayah yang luas itu
terdiri dari belasan ribu pulau dengan penduduk yang beraneka ragam, (3) keanekaragaman
budaya dan bahasa setempat, memiliki dasar budaya dan bahasa yang sama.
Untuk mewujudkan suatu kesatuan nasional tersebut dikenal dengan istilah Inegrasi Nasional,
yaitu suatu proses dan hasil kehidupan sosial yang dicapai melalui beberapa tahap ; akomodasi,
kerja sama, koordinasi dan asimilasi. Integrasi nasional bisa terwujud apabila berikut ini.
Setia individu/kelompok berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain baik yang bersifat materi
maupun non-materi.
2. Tercapainya suatu konsesus mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial.
3. Norma-norma yang berlaku di masyarakat tidak berubah-ubah
4. Adanya keselarasan antara individu/kelompok tentang tujuan sosial yang ingin dicapai.
5. Sanksi yang ditentukan dapat dilaksanakan secara konsekuen
6. Tindakan masyarakat selalu berpegang pada norma-norma kelompok.
Oleh karena bangsa Indonesia sangat majemuk maka dalam menghadapi unsur-unsur
perubahan dari luar harus senantiasa di filter sehingga tidak merusak sendi-sendi budaya bangsa.
Intergrasi nasional memberikan dampak positif dalam proses pembangunan, antara lain
terpeliharanya stabilitas nasional, yaitu suatu keadaan negara yang aman, tentram, adil, makmur
lahir dan batin sehingga dapat mencapai tujuan pembangunan nasional.
Faktor Penunjanng Integrasi Nasional, yaitu
1. Bahasa Nasional
2. Pancasila sebagai Dasar negara
3. Kesadaran dan Solidaritas Kelompok
4. Perundang-undangan yang bersifat Nasional

E. LANDASAN HUKUM BHINEKA TUNGGAL IKA


1. Pancasila sila ketiga : Persatuan Indonesia
2. Pembukaan UUD 1945 alenia kedua : “ Dan perjuangan pergerakan kemerdekan Indonesia
telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat adil dan makmur.
3. Batang Tubuh UUD 1945 :
a. Pasal 1 ayat (1): “ Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik”
b. Pasal 32: “ Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional”.
c. Pasal 35: “ Bendera negara Indonesia ialah Sang Merah Putih”.
d. Pasal 36: “ Bahasa nasional ialah bahasa Indonesia”.
4. Pembinaan Kebudayaan
Pembangunan kebudayaan nasional diarahkan untuk memberikan wawasan budaya dan makna
pembangunan nasional Indonesia dalam segenap dimensi kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia serta
memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa.
Dalam pembangunan kebudayaan bangsa perlu makin ditumbuhkan pemahaman dan
pengamalan nilai budaya nasional dan nilai budaya daerah yang luhur dan beradab.
KONSEP DAN PRINSIP SEMANGAT KEBANGSAAN
A. Pengertian dan Unsur Terbentuknya Bangsa
Dalam istilah bahasa Indonesita nation berarti bangsa, yang digunakan untuk terjemahan Ras
(race) dan volk. Secara politis berbeda maknanya nation adalah bangsa.
Nasionalisme berasal dari kata nation ( Inggris ) yang berarti bangsa. Nasionalisme dapat
dipandang sebagai suatu paham rasa kebangsaan atau kesadaran sebagai bangsa yang
didasarkan pada adanya rasa cinta kepada tanah air untuk mencapai, mempertahankan,
mengabdikan identitas, dan integrasi kekuatan bangsa.
Dalam perkembangannya terdapat dua pengertian nasionalisme, yaitu yang didasarkan pada
perpaduan politik,ekonomi, social, dan budaya dan yang didasarkan pada factor kemanusiaan.
Joseph Ernest Renant ( 1823-1892 ) menganut aliran nasionalisme yang didasarkan pada factor
kemanusiaan yaitu bahwa munculnya suatu bangsa adalah karena factor satu kelompok manusia
yang mau bersatu, dengan syarat persatuan itu adalah kehendak untuk bersatu.
Otto Bauar ( 1882-1939 ) paham bangsa timbul karena persamaan perangai dan tingkah laku
dalam memperjuangkan persatuan dan nasib yang sama.
Kedua ahli tersebut berpendapat bahwa nasionalisme timbul akibat factor kemanusiaan, tetapi
keduanya memberikan tekanan yang berbeda. Perbedaan pertama, Ernest Renant menekankan
factor kemauan, sedangkan Otto Bauar menggariskan factor persamaan nasib.
Menurut Louis Sneyder, nasionalisme adalah hasil dari perpaduan factor-faktor politis, ekonomi,
social, dan intelektual pada suatu taraf didalam sejarah.
L. Stoddard, mengemukakan nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian
besar individu dimana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara
bersama didalam suatu bangsa.
Dari definisi tersebut, Nampak bahwa Negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang
memiliki cita-cita bersama yang mengikat warga Negara menjadi satu kesatuan, memiliki
sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib sepenanggungan, memilki adat,budaya, dan
kebiasaan yang sama.
Adapun unsure-unsur yang merupakan factor-faktor penting bagi pembentukan bangsa
Indonesia antara lain:
1. Persamaan asal keturunan bangsa ( etnik )
2. Persamaan pola kebudayaan
3. Persamaan tempat tinggal
4. Persamaan nasib kesejarahannya
5. Persamaan cita-cita

B. Menunjukkan semangat kebangsaan ( nasionalisme dan patriotisme )


1. Bangsa Indonesia Berpandangan
a. Monodualistik, yaitu suatu paham yang menganggap bahwa hakikat sesuatu merupakan
dua unsur yang terikat menjadi suatu kebulatan
b. Monopluralis, yaitu mengaku bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur yang
beraneka ragam
c. Integralistik, kebersamaan, kekeluargaan
2. Bhinneka Tunggal Ika
Kebudayaan adalah keseluruhan ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam bentuk kehidupan
masyarakat atau keseluruhan dari hasil tingkah laku manusia yang didapat dengan belajar.
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika mengharuskan kita untuk mengakui keanekaragaman bangsa
Indonesia, baik suku bangsam bahasa, agama. Hal ini mewajibkan kita untuk tetap bersatu
( tunggal ika ) sebagai bangsa Indonesia.
Prinsip-prinsip nasionalisme sangat berhubungan dengan prinsip wawasan nusantara yang
mengandung makna :
1. Indonesia merupakan satu kesatuan politik
2. Indonesia merupakan satu kesatuan social budaya
3. Indonesia merupakan satu kesatuan ekonomi
4. Indonesia merupakan satu kesatuan pertahanan keamanan
Bangsa Indonesia yang secara sadar ingin bersatu agar hidup kokoh sebagai bangsa yang
berdaulat, memiliki factor-faktor pemersatu bangsa sebagai perekat persatuan yaitu pancasila,
UUD 1945, bendera kebangsan merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa Indonesia,
satu kesatuan wilayah, satu pemerintahan Negara, satu cita-cita dan perjuangan, serta
pembangunan nasional.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa seperti berikut ini :
1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara diatas
kepentingan pribadi dan golongan
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesame manusia
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa
7. Tidak semena-mena terhadap orang lain
8. Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
9. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
10. Berani membela kebenaran

C. Patriotisme Sebagai Wujud Sikap Dan Perilaku Kebangsaan


Patriotisme diartikan sebagai pecinta/pembela tanah air, seorang pejuang sejati, pembela bangsa
yang mempunyai semangat, sikap, dan perilaku cinta tanah air, dimana ia mengorbankan untuk
kemajuan, kejayaan dan kemakmuran tanah air.
Tujuan dipahaminya makna patriotisme sesuai dengan tujuan pendidikan pendahuluan bela
Negara yaitu untuk mewujudkan warga Negara Indonesia yang memiliki tekad, sikap, dan
tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia.
Peranan patriotisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi motivasi spiritual yang
menjadi kepribadian dalam diri manusia dan dapat diungkapkan dalam bentuk perbuatan dan
tingkah laku yang rela berkorban dengan dilandasi oleh semangat persatuan.
Fungsi konsep patriotisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dapat menjadi
dasar moral dalam mempertahankan eksistensi bangsa dan Negara, serta dalam mengisi
kemerdekaan. Sikap patriotisme sesuai dengan ungkapan John F. Kennedy yang menyatakan “
jangan tanyakan apa yang dapat diberikan Negara kepada anda, tetapi tanyakanlah apa yang
anda berikan kepada Negara anda “
Patriotisme mengandung makna yang dalam bagi bangsa Indonesia, yaitu :
1. Merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia, yakni bangsa yang cinta tanah air,
bangsa dan Negara
2. Merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia, sebagaimana tercermin dalam nilai moral
yang terkandung pada sila ketiga pancasila
3. Merupakan alat pemersatu seluruh rakyat Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan pancasila.
Nilai-nilai yang terkandung dalam semangat angkatan ’45 sebagai perwujudan keikhlasan
adalah semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuknya, terutama penjajahan dan
suatu bangsa terhadap bangsa lain, semangat pengorbanan, seperti pengorbanan harta benda dan
jiwa raga, semangat tahan derita dan tahan uji, semangat kepahlawanan, semangat persatuan dan
kesatuan, percaya pada diri sendiri.
Nilai-nilai dasar meliputi semua nilai yang terdapat dalam proklamasi kemerdekaan. Adapun
nilai-nilai operasional adalah nilai-nilai yang lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa
Indonesia. Nilai-nilai operasional merupakan landasan yang kokoh dan daya dorong mental
spiritual yang kuat dalam setiap tahap perjuangan bangsa. Nilai-nilai operasional meliputi:
1. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Jiwa dan semangat merdeka
3. Nasionalisme
4. Patriotisme
5. Rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka
6. Pantang mundur dan tidak kenal menyerah
7. Persatuan dan kesatuan
8. Berani, rela dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa dan Negara

D. Nilai- nilai Semangat Kebangsaan


Dari perjuangan bangsa Indonesia, sebagai generasi muda harus mampu menggali nilai-nilai
kepahlawanan yang terdapat didalamnya. Adapun nilai-nilai yang terdapat didalam perjuangan
bangsa Indonesia dapat disimpulkan menjadi:

1. Nilai persatuan
Salah satu nilai kepahlawanan yang dimiliki oleh para pejuang bangsa Indonesia adalah mampu
menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan Negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan.
2. Nilai kecintaan
Kuatnya semangat pengorbanan dan persatuan para pahlawan dahulu karena didasari oleh rasa
cinta yang tinggi terhadap bangsa dan Negara Indonesia.
3. Nilai kebanggaan
Bangga sebagai bangsa Indonesia dapat menimbulkan sikap rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan Negara.penjajahan dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap bangsa lain. Oleh
karena itu, penjajahan harus dihapuskan,
4. Nilai pengorbanan
Nilai kepahlawanan yang mampu meruntuhkan belenggu penjajahan di Indonesia adalah nilai
pengorbanan yang dimiliki para pahlawan. Harta, jiwa, nyawa , tenaga dan hal-hal yang melekat
pada dirinya siap dikorbankan demi kepentingan bangsa dan Negara. Inilah yang mampu
mengantarkan bangsa Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan.
Sikap dan perilaku yang merugikan nilai-nilai nasionalisme
a. Kemiskinan, kesenjangan social, dan keterbelakangan
b. Korupsi, kolusi, nepotisme, pencemaran lingkungan hidup dan dekadensi moral
c. Apatisme, ketidakpedulian social, dan ketergantungan
d. Kemerosotan nilai upacara, nilai seni, dan kemerosotan sejarah
e. Kemerosotan kebajikan dan kemerosotan kesusilaan yang beradab
f. Kemerosotan penghormatan terhadap orang tua, persaudaraan, kesetiaan, dan kenakalan
remaja
g. Kecenderungan meniru budaya asing yang mementingkan unsure keduniawian dan
pergaulan bebas
MODUL 5
KONSEP HAK ASASI MANUSIA DALAM UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Kegiatan Belajar 1
A. PENGERTIAN HAM
·         Deklarasi Universal HAM (universal  Declaration of Human Right) pada tanggal 10
Desember 1948, pengertian HAM yaitu pengakuan harkat dan martabat manusia yang menyatu
dalam diri manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia. UU RI No.39
Tahun 1999 pasal 1 ayat(1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Mha Esa dan anugerahNya wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, dan pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan dan pperlindungan dan martabat manusia. HAM adalah hak dasar yang
dimiliki oleh setiap manusia yang telah diperoleh dan dibawa bersamaan dengan kelahirannya di
masyarakat.

Ciri khas Ham


a. Kodrat, artinya Ham adalah pemberian Tuhan kepada setiap manusia agar hidupnya
tetapterhormat.
b. Hakikki,artinya HAM melekat di setiap manusia tanpa melihat latar belakang kehidupan dan
status sosialnya.
c. Universar, artinya HAM berlaku umum, tidak membeda-bedakan manusia satu dengan yang
lainnya.
d. Tidak dapat dicabut, artinya dalam keaadaan apapun hak asasi setiap orang pasti ada.
e.  Tidak dapat di bagi, artinya HAM tidak dapat diwakilkan atau dialihkan kepada orang lain.

B.   NILAI-NILAI DASAR HAM  


a.    Kebebasan/kemerdekaan
b.   Kemnusiaan/perdamaian
c.    Keadilan/kesederajatan/persamaan

Kegiatan Belajar 2
HAM Dalam Undang-Undang Dasar 1945
UUD 1945 hanya memuat aturan-aturan pokok saja, sedanggkan aturan operasional dibentuk:
1.   TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM
2.   UU RI No.39 Tahun 1999 tentang pengadilan HAM
3.   Kepres No.50 Tahun 1993 tentang komisi nasional HAM
Semua ketentuan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk menjamin dalam upaya
penegakan HAM dapat berjalan secara efisien dan efektif yang di dukung oleh
penyelenggara Negara, pemimpin pemerintahan dan semua lapisan masyarakat umumm
bersama menekakkan HAM.

Pasal-Pasal mengenai HAM


1.   Pasal 28 UUD 1945
Kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (28 A s/d 28 J)
2.   Pasal 29 UUD 1945
Hak memeluk agama
3.   Pasal 30 UUD 1945
Hak usaha pertahanan dan keamanan Negara
4.   Pasal 31 UUD 1945
Hak mendapat pendidikan
5.   Pasal 32 UUD 1945
Negara menjamin kebebasan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya
6.   Pasal 33 UUD 1945
Perekonomian disusun sebagai usaha bersma atas dasr asas kekeluargaan
7.   Pasal 34 UUD 1945
Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.

HAM dalam UUD 1945


a.    Alinea pertama
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oeh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai denganperikemanusiaan dan perikeadilan.
b.   Alinea 4
Tertuang dalam rumusan dasar Negara pancasila
1.   Hak memeluk agama/kepercayaan.
2.   Hubungan antarmanusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur agar
dilaksanakan berlandaskan moralitas adil dan beradap.
3.   Sikap toleransi dalam perbadaan di lingkungan sekitar.
4.   Demokrasi berdasarkan pancasila dan mengedepankan keputusan musyawarah.
5.   Kebersamaan dalam upaya mencapai cita-cita masyarakat adil dan makmur.
HAM dalam UU RI No.39 tahun 1999
1.   Hak untuk hidup
2.   Hak berkeluarga
3.   Hak mengembangkan diri
4.   Hak memperoleh keadilan
5.   Hak kebebasan pribadi
6.   Hak atas rasa aman
7.   Hak atas kesejahteraan
8.   Hak turut serta dalam pemerintahan
9.   Hak wanita
10. Hak anak

Keiatan Belajar 3
Kasus-Kasus yang berkaitan dengan HAM
Pembangunan telah melaksanakan Ham apabila menunjukkan ciri-ciri:
Politik, berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk mengakui pluralism pendapat dan
kepentingan dalam masyarakat.
Sosial, ditandai adanya perlakuan yang sama dimata hokum terhhadap siapa saja dan adanya
toleransi dalam masyarakat terhadap perbedaan agama dan ras warga Indonesia
Ekonomi, tidak adanya monooli dalam system ekoonomi yang berlaku.

Penegakan HAM dalam Negara Hukum Republik Indonesia


UU RI No.39 Tahun 1999 tentang HAM
1.   Pasal 2 ayat (2)
Setiap manusia sama derajatnya untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dalam semangat persaudaraan.
2.   Pasal 2 ayat (20)
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,perlakuan dan perlindungan hokum.
3.   Pasal 6 ayat (1)
Hukum adat dipertahankan dan dilindungi oleh hokum masyarakat dan pemerintah.
4.   Pasal 8
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM terutama menjadi tanggung
jawab pemerintah.

Komisi Nasional HAM


Dibentuk melalui Kepres No.50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993. Tujuan Komnas HAM
dimuat dalam UU RI No. 93 Tahun 1993, yaitu:
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan pancasila,
UUD 1945, dan piagam PBB serta Deklarasi Universal HAM
2. Meningkatkan perlindungan dn penegakan HAM guna berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya. 

Anda mungkin juga menyukai