I. REFERENSI
1. SNI 03-1750-1990, Mutu dan Cara Uji Agregat Beton;
II. TUJUAN
1. Mengetahui persyaratan umum dan persyaratan teknis perencanaan proporsi campuran
beton
2. Merencanakan proporsi beton tanpa bahan tambah untuk menghasilkan beton sesuai
rencana.
Gradasi agregat yang baik untuk beton adalah adalah agregat dimana susunan butirnya
(gradasi) terdiri dari butiran halus hingga kasar secara beraturan, karena butirannya akan
saling mengisi sehingga akan diperoleh beton dengan kepadatan yang tinggi, mudah
dikerjakan dan mudah dialirkan.
Mutu gradasi agregat, selain ditentukan terhadap distribusi butiran, beberapa standar
mensyaratkan atas dasar angka modulus kehalusan (Fineness Modulus/ FM). Modulus
Kehalusan adalah Jumlah persentase tertahan kumulatif untuk satu seri ukuran ayakan yang
kelipatan dua, dimulai dari ukuran terkecil 0,15 mm dibagi 100.
FM =
Persyaratan gradasi agregat halus menurut BS 882 : 1992 dan ASTM C 33-93 disajikan pada
Tabel 1 Persyaratan Susunan Butir Agregat Halus
Timbangan dengan
ketelitian 0.1 gram
1
kapasitas 30000 gram
Ayakan Standar BS
3 (Dari ukuran 40 mm-
10 mm)
Ayakan Standar BS
4 (Dari ukuran 5 mm-
0,075 mm)
LABORATORIUM UJI BAHAN KONSTRUKSI FORM LAPORAN HARIAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL Nomor Bagian :FLH/1.1/LUB-2019
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Tanggal/Revisi :1/1
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Bandung, PO Box. 6468 Tlp/Fax: 022-2016150 Tanggal Terbit : 22 maret 2019
POLBAN
Bahan Kajian : Pengujian Agregat Nomor Uji : 4
Pokok Bahasan Analisa ayak agregat Halaman : 5/20
2. Alat Bantu
Splitter,untuk
membagi agregat
agar
1
mendapatkan
ukuran yang
diinginkan
Mesin Penggetar,
2 untuk mengayak
agregat halus
Kuas, untuk
membersihkan debu
3 yang masih
menempel pada
cawan atau ayakan
B. Bahan
No. Nama Bahan Gambar Bahan
V. LANGKAH KERJA
3. Masukan agregat kasar pada susunan ayakan, pada tahap pertama, ayak agregat kasar
secara manual pada ukuran ayakan 4,75 mm, setelah itu pisahkan agregat yang lolos
ayakan 5 mm dengan agregat yang tertahan pada ayakan 4,75 mm.
LABORATORIUM UJI BAHAN KONSTRUKSI FORM LAPORAN HARIAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL Nomor Bagian :FLH/1.1/LUB-2019
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Tanggal/Revisi :1/1
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Bandung, PO Box. 6468 Tlp/Fax: 022-2016150 Tanggal Terbit : 22 maret 2019
POLBAN
Bahan Kajian : Pengujian Agregat Nomor Uji : 4
Pokok Bahasan Analisa ayak agregat Halaman : 9/20
4. Untuk agregat yang lolos ayakan ukuran 4,75 mm, maka masukan ke dalam mesin
penggetar mulai dari ukuran 4,75 mm, 2.36 mm, 1.18 mm, 0.6 mm, 0.3 mm, 0.15 mm
dan 0,075 mm
5. Meletakan agregat pada mesin penggetar, jalankan mesin selama ±15 menit
6. Untuk agregat yang tertahan pada ayakan ukuran 4,75 mm, maka di ayak secara manual
mulai dari ukuran 37,5 mm, 25 mm, 19 mm, 12,5 mm, 9,5 mm, dan 4,75 mm
7. Menimbang berat agregat yang tertahan pada masing-masing ukuran ayakan dengan
timbangan.
LABORATORIUM UJI BAHAN KONSTRUKSI FORM LAPORAN HARIAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL Nomor Bagian :FLH/1.1/LUB-2019
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Tanggal/Revisi :1/1
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Bandung, PO Box. 6468 Tlp/Fax: 022-2016150 Tanggal Terbit : 22 maret 2019
POLBAN
Bahan Kajian : Pengujian Agregat Nomor Uji : 4
Pokok Bahasan Analisa ayak agregat Halaman : 10/20
8. Masukan kedalam tabel, hitung persen tertahan dari ukuran ayakan, persen tertahan dan
lolos kumulatif dan angka kehalusannya.
9. Menggambarkan kurva gradasi dan memasukan spesifikasi ASTM.
2. Menimbang agregat halus yang sudah dingin. Yang merupakan jumlah berat keseluruhan.
3. Membagi agregat halus dengan cara quartering agar mendapat berat yang sesuai yang
diinginkan. (Gambar 6)
4. Mengayak agregat menggunakan ayakan ukuran 4,75 mm. Agregat yang tertahan,
disaring menggunakan ayakan ukuran 37,5 mm, 25 mm, 19 mm, 12,5 mm, 9,5 mm.
5. Agregat lolos ayakan 4,75 mm dimasukan ke dalam mesin penggetar yang sudah disusun
ayakan dari ukuran 4,75 mm, 2.36 mm, 1.18 mm, 0.6 mm, 0.3 mm, 0.15 mm, dan 0.075
mm. lalu jalankan mesin selama ±15 menit . (Gambar 7)
6. Menimbang masing-masing berat agregat dengan timbangan. (Gambar 8)
7. Masukkan data ke dalam tabel lalu hitung persentase lolos ayakan, persentase lolos
komulatif, persentase tertahan komulatif, dan FM (Fine Modulus)
8. Menggambarkan kurva gradasi dan memasukkan spesifikasi ASTM.
LABORATORIUM UJI BAHAN KONSTRUKSI FORM LAPORAN HARIAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL Nomor Bagian :FLH/1.1/LUB-2019
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Tanggal/Revisi :1/1
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Bandung, PO Box. 6468 Tlp/Fax: 022-2016150 Tanggal Terbit : 22 maret 2019
POLBAN
Bahan Kajian : Pengujian Agregat Nomor Uji : 4
Pokok Bahasan Analisa ayak agregat Halaman : 11/20
Dari Pengujian yang dilakukan oleh Kelompok 1 kelas 2A-KGE, berikut hasil data analisa
ayak agregat kasar (Tabel 1) dan kurva gradasi agregat kasar (Kurva 1)
70
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.15 2.25 33.75
UKURAN AYAKAN (mm), DALAM SKALA LOG.
LABORATORIUM UJI BAHAN KONSTRUKSI FORM LAPORAN HARIAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL Nomor Bagian :FLH/1.1/LUB-2019
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Tanggal/Revisi :1/1
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Bandung, PO Box. 6468 Tlp/Fax: 022-2016150 Tanggal Terbit : 22 maret 2019
POLBAN
Bahan Kajian : Pengujian Agregat Nomor Uji : 4
Pokok Bahasan Analisa ayak agregat Halaman : 14/20
AGREGAT HALUS
PENGUJIAN ANALISA AYAK AGREGAT HALUS
Dari Pengujian analisa ayak agregat halus yang dilakukan Kelompok 1 Kelas 2A-KGE,
berikut hasil data yang didapatkan (Tabel 3) dan kurva gradasi agregat halus (Kurva 3)
dengan Spesifikasi ASTM C. 136-96 :
70
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.15 2.25 33.75
UKURAN AYAKAN (mm), DALAM SKALA LOG.
938,8
= ×100 %
8682,5
= 10,81%
1. Agregat Kasar
Agregat kasar asli kurang memenuhi gradasi ASTM C. 136-96 karena FM = 5,40 tidak
memenuhi spesifikasi sesuai ASTM C. 136-96 yaitu berkisar antara 6-7,1.
2. Agregat Halus
Agregat halus asli dan hasil treatment kurang memenuhi gradasi ASTM C. 136-96. FM dari
gradasi agregat halus asli yaitu 4,05 tidak memenuhi spesifikasi yang berkisar 2,3-3,1.