NIM : 188114130
Golongan : C2
TUGAS PRAKTIUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA
2. Rendemen adalah perbandingan berat kering produk yang dihasilkan dengan berat bahan
baku (Dewatisari, dkk., 2017). Ekstrak murni yang diperoleh ditimbang beratnya untuk
mengetahui rendemen ekstrak. Rendemen ekstrak dihitung berdasarkan:
3. Cara Identifikasi Kandungan Kimia dalam Temulawak berdasarkan FHI edisi 2 tahun
2017:
a. Kualitatif
Pola kromatografi 1:
Fase gerak : Toluen P-etil asetat P (93:7)
Fase diam : Silika gel 60 GF254
Larutan uji : 0,1% dalam toluen P, gunakan larutan uji KLT
seperti yang tertera pada kromatografi
Larutan pembanding : 0,1% xantorizol dalam toluen P
Volume penotolan : Totolkan 20 mikroliter larutan uji dan 5 mikroliter
larutan pembanding
Deteksi : Biru permanen LP dan ammonium hidroksida
Pola kromatografi 2:
Fase gerak : Kloroform P-metanol P (95:5)
Fase diam : Silika gel 60 GF254
Larutan uji : 0,1% dalam toluen P, gunakan larutan uji KLT
seperti yang tertera pada kromatografi
Larutan pembanding : 0,1% kurkumin dalam toluen P
Volume penotolan : Totolkan 10 mikroliter larutan uji dan 5 mikroliter
larutan pembanding
Deteksi : UV 356 nm
Kemudian disaring ke dalam labu terukur 50 mL, lalu kertas saring dibilas dengan
etanol 95% P secukupnya sampai tanda
Larutan pembanding 0,1% kurkumin dalam etanol 95% P, dibuat pengenceran hingga
diperoleh serapan yang mendekati serapan larutan uji
Ditotolkan masing-masing 25 mikroliter larutan uji dan hasil pengenceran larutan
pembanding pada lempeng silica gel 60 F254.
Parameter hasil: Rendemen tidak kurang dari 18,9%, kadar air tidak lebih dari 10%,
kadar abu total tidk lebih dari 7,8%, kadar abu tidak larut asam tidak lebih dari 1,6%,
kadar minyak atsiri tidak kurang dari 4,60% v/b dan kadar kurkuminoid tidak kurang
dari 14,20% dihitung sebagai kurkumin.
(Depkes, 2017)
4. Kurkuminoid:
a. KLT
Kualitatif
Skema Kerja:
Larutan yang telah disiapkan beserta standarnya, ditotolkan pada lempeng
silica gel 60 F254 dengan fase gerak kloroform : etanol : asam asetat glasial
(94:2,5:0,5)v/v.
Lalu direplikasi sebanyak 2 kali dalam jumlah yang sama. Kedua profil
kromatografi dari masing-masing ekstrak etanol akan dideteksi dengan sinar
tampak, UV 254 nm, dan UV 366nm.
Lalu direplikasi sebanyak 2 kali dalam jumlah yang sama. Kedua profil
kromatografi dari masing-masing ekstrak etanol akan dideteksi dengan sinar
tampak, UV 254 nm, dan UV 366nm.
Xantorizol
a. KLT
Kualitatif
Skema Kerja:
Ekstrak etanol temulawak diidentifikasi menggunakan KLT, silika gel 60 F254
(20x20 cm) dengan ketebalan 0,25 mm. Sebagai pelarut pengembang adalah
n-heksan: etil asetat (14: 1). Jarak eluen adalah 15 cm dari awal yang terlihat
titik.
Pelarut pengembang dimasukkan ke dalam bejana kromatografi, dan biarkan
sampai jenuh.
5. Prinsip kerja KLT densitometri adalah analit bergerak ke atas melewati lapisan tipis fase
diam (paling sering adalah silika gel) di bawah pengarauh fase gerak (biasanya campuran
pelarut organik) yang bergerak melalui fase diam oleh pengaruh gaya kapiler. Kadar
EGCG dalam eksrak ditetapkan dengan menggunakan fase diam silika gel F 254, dielusi
dengan fase gerak campuran n-butanol, asam asetat dan air pada perbandingan 4:1:5 (fase
atas) dan dilanjutkan pembacaan kadarnya pada panjang gelombang 303 nm. Volume
sampel yang ditotolkan sebanyak 5 µl (Sugihartini, dkk., 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Azimah, D., Yuswanto, Y., & Wahyono, W., 2016. Immunomodulator Effect of Combination of
Andrographis Paniculata (Burm. F.) Nees Herb and Ginger Rhizome (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) Ethanolic Extract on Cell Proliferation of Balb/c Mice
Lymphocytes in Vitro. Majalah Obat Tradisional (Traditional Medicine Journal).
21(3): 157-168.
Cahyono, B., Ariani, J., Failasufa, H., Suzery, M., Susanti, S., & Hadiyanto, H., 2019. Extraction
of Homologous Compounds of Curcuminoid Isolated from Temulawak (Curcuma
xanthorriza roxb.) Plant. Rasayan J. Chem. 12(1): 7-13.
Dewatisari, W. F., Rumiyanti, L., & Rakhmawati, I., 2018. Rendemen dan Skrining Fitokimia
pada Ekstrak Daun Sanseviera sp. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 17(3):
197-202.
Depkes, RI., 2017. Farmakoper Herbal Indonesia, Edisi 2. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Mangunwardoyo, W., & Usia, T., 2012. Antimicrobial and Identification of Active Compound
Curcuma xanthorrhiza Roxb. International Journal of Basic & Applied Sciences
IJBAS-IJENS. 12(1): 69-78.
Sani, R. N., Nisa, F. C., Andriani, R. D., & Maligan, J. M., 2013. Analisis rendemen dan skrining
fitokimia ekstrak etanol mikroalga laut Tetraselmis chuii. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 2(2): 121-126.
Sugihartini, N., Fudholi, A., Pramono, S., & Sismindari, S., 2012. Validasi Metode Analisa
Penetapan Kadar Epigalokatekin Galat Dengan KLT Densitometer. Jurnal
Pharmaciana. 2(1): 81-87.
Wahyuni, P. W. T., & Herdiyanto, M. R. Metode Ekstraksi dan Pemisahan Optimum Untuk
Isolasi Xantorizol dari Temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Jurnal Jamu
Indonesia. 2(2): 43-50.