Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk
hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan.
Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan
yang optimal, karena berbagai masalah secara global diantaranya adalah
kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan
pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama
merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi
semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka
mencapai derajad kesehatan yang optimal.(Depkes RI, 1992)
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu
mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan
telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui 
Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Upaya untuk
mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran
serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan dasar
Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga
Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan,
Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan sebagainya.
Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan
dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada 2010 sebagai tujuan
pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Di Wilayah  RT 02 RW 02 Kelurahan Nagrak Kota Bogor terdiri dari 50
KK dan yang dipakai dalam proses pengambilan data terdiri dari 18 KK
dengan jumlah 508 jiwa (laki-laki 49 jiwa dan perempuan 47 jiwa), kondisi

1
lingkungan di RW 02 merupakan daerah pemukiman tidak begitu padat, tanah
termasuk kering dengan luas daerah 20 Ha, lingkungan termasuk sejuk,
ventilasi dan pencahayaan sudah memadai, bentuk rumah kokoh,kondisi jalan
yang rata, 300 m berdekatan dengan sungai, pembuangan sampah yang masih
sangat minim karena kurangnya ketersediaan tempat sampah pada setiap rumah
tangga sehingga warga kurang memperhatikan hal tersebut, dan terdapat
sumber polusi yaitu berupa udara yang kurang sehat karena berkaitan dengan
aktivitas warga yang sering membakar sampah rumah tanggahal ini bisa
menjadi pemicu timbulnya beberapa bibit penyakit dan kerusakaan lingkungan.
Seorang perawat yang kompeten sangatlah dibutuhkan dalam memberikan
asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal
dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh
pengalaman adalah melalui Prakek Komunitas Masyarakat Desa di RW 02
Kelurahan Nagrak, Kota Bogor

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana  proses pemberian asuhan keperawatan komunitas pada
individu, keluarga dan masyarakat
2. Bagaimana menemukan masalah dalam suatu lingkungan ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri tentang
masalah kesehatan di RW 02 Kelurahan Nagrak, Kota Bogor
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data komunitas yang berhubungan dengan
kesehatan bersama masyarakat dengan menggunakan format pengkajian
keperawatan komunitas
b. Menganalisa data kesehatan yang didapatkan di masyarakat
c. Merumuskan diagnosa / masalah kesehatan

2
d. Melakukan tindakan keperawatan
1) Menggerakan masyarakat melakukan kegiatan yang telah
direncanakan
2) Mengubah perilaku kesehatan masyarakat
3) Melakukan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat
4) Bersama-sama instansi terkait melakukan pembinaan Pos Kesehatan
Desa
5) Melakukan koordinasi atau kerjasama dengan limtas program dan
lintas sektoral.
D. Manfaat
1. Masyarakat RW 02
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk,
kesehatan lingkungan perumahan, pendidikan, keselamatan dan
permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada /
kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat RW 02.
3. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keparawatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas khususnya di RW 02Kelurahan Nagrak, Kota Bogor

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas


Menurut Kontjaraningrat (1990) Komunitas adalah, sekumpulan manusia
yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Betty Neuman
(1989) berpendapat bahwa, komunitas juga dipandang sebagai klien “ Client is
an interacting open system in total interface with both internal and external
forces or stressors “.
Sedangkan Logan dan Dawkin (1987) menuliskan bahwa pengertian
keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kepeawatan.
Pernyataan lain menurut Soerjono Soekanto (1982) komunitas adalah
menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah
(dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi
dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya,
dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
Adapun menurut WHO (1974) komunitas adalah kelompok sosial yang di
tentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama
serta adanya saling mengenal dan interaksi antar anggota masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan
utama yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuan
atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan
dasar komunitas. Salah satunya adalah konsep menurut keperawatan
dikarakteristikkan oleh 4 (empat) konsep pokok, yang meliputi konsep
manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan. Paradigma keperawatan ini
menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang

4
mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga
menimbulkan hal-hal yang perlu di selidiki (Christine Ibrahim, !986).
Adapaun Ilmu kesehatan masyarakat dan Ilmu sosial ang merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan saat melakukan pengkajian lapangan.
1. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dalam mengaplikasikan praktik asuhan keperawatan dalam komunitas
diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat, dalam melihat perspektif proses terjadinya masalah kesehatan
masyarakat yang erat kaitannya dengan ilmu epidemiologi, ilmu statistik
kesehatan sehingga masalah tersebut diketahui faktor penyebab dan
alternatif pemecahannya. Termasuk juga diperlukan pemahaman tentang
konsep puskesmas, PHC atau posyandu dan untuk merubah perilaku
masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan
kesehatan masyarakat (Soekidjo Notoadmojo, 2003).
2. Ilmu Sosial (Peran Serta Masyarakat)
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting untuk dipahami oleh seorang
perawat kesehatan masyarakat dalam menjalankan tugasnya, sebab dia akan
berhadapan dengan kelompok–kelompok sosial dalam masyarakat.
Pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu pengembangan dan
pengorganisasian masyarakat, pendekatan edukatif dan teori tentang
pendekatan perubahan perilaku. (Nasrul Effendi, 1999).
 Terdapat tiga tingkat pencegahan menurut Neuman
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau
diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya
masalah kesehatan.
3. Pencegahan Tersier

5
Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah
terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan
pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses penyakitnya,
tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi yang
optimal dari ketidakmampuannya.
 Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila indvidu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan kerena ketidakmampuan
dalam merawat dirinya sendiri oleh suatu hal dan sebab,maka akan
mempengaruhi anggota keluarga lainya baik secara fisik mental dan
soaial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi, Bila
salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan
/ keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota
keluarga lain
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individuyang mempunyai kesamaan
jenis kelaminn, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangat rawan terhadap masalah kesehatan contohnya adalah Ibu hamil,
bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah dan usia lanjut.

B. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)


1. Sebagai Pendidik (Health Education)
Memberikan pedidikan kesehatan kepada individu keluarga dan
kelompoks serta masyarakat baik dirumah, puskesmas secara terorgnisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat sehingga terjadi perubahan

6
perilaku seperti diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)
Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak
terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-
pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
3. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat
dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama
dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam
sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikianpelayanan kesehatan yang
diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-
pisah antara satu dengan yang lainnya.
4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)
5. Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam
merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan
dan pemeliharaan kesehatan.
6. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organisator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan
motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan
posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai
dengan tahap penilaian, sehingga ikut dalam berpartisipasi dalam kegiatan
pengembangan pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.
7. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan

7
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
di contoh oleh masyarakat.
8. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat membantu
memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi.
9. Sebagai Pengelola (Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

C. Langkah-Langkah Proses Keperawatan Komunitas


Menurut beberapa ahli yang membagi langkah-langkah dalam melakukan
proses keperawatan menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
1. Pengkajian
Untuk dapat mengenal masyarakat untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang positif dan negatif agar dapat meningkatkan promosi kesehatan.
Pengkajian data dasar merupakan pengkajian inti komunitas lalu dilakukan
dengan singkat mengenai data penduduk sebagai struktur inti
 Riyawat Kesehatan
Bagaimana terjadi risiko penyakit, jenis penyakit, siapa saja yang terkena,
beapa lama, didaerah mana bagaimana upaya masyarakat dalam
menghadapi masalah tersebut, bagaimana dengan program yang ada
 Konsep diri
Bagaimana persepsi anggota terhadap masyarakat/kelompok itu sendiri
dan bagaimana koping masyarakat terhadap masalah
 Kultur

8
Perkembangan masyarakat, nilai/keyakinan, adakah tradisi khusus dalam
meyakini sehat-salit
 Support
Adakah dukungan dari profesi, masyarakat dan bagaimana bentuk
dukungan yang ada
 Statistik
Distribusi usia (lansia lebih banyak yang tidak produktif), jenis
kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan, pekerjaan, suku, mortalitas,
morbiditas dll.

a. Metode Pengumpulan data


- Interview
- Observasi Partisispasi (Keadaan Lingkungan)
- Analisa data sekunder
- Wwinshield Survey dengan 8 sub sistem
- Survey Terstruktur
- Angket dalam bentuk koding/kuisioner

b. Jenis data secara umum


 Data subyektif yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah
yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
 Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.

c. Interaksi 8 sub sistem


1. Lingkungan Fisik (Interview/Observasi)
Bentuk rumah, konsisi halaman, pembuangan sampah, MCK sumber
air, denah daerah, batas wilayah, bagaimana lingkungan sekitarnya,

9
geografisnya, kepadatan (luas daerah/jumlah penduduk) kualitas
hidup binatang dan tumbuh-tumbuhan, binatang pelihraan,
keindahan alam, kondisi air dll.
2. Pelayanan Kesehatan/sosial
Ada puskesmas/tidak, Posyandu, Klinik, RS, karakteristiknya (sering
dipakai masyarakat atau tidak) petugas pelayana ada atau tidak,
statistik
3. Ekonomi
Sejauh mana mempengaruhi kehidupan masyatrakat, jumlah
pengagguran persentase masyarakat yang hidup dibawah garis
kemiskinan
4. Keamanan dan Transpirtasi
Keadaan keamanan masyarakat, pelayanan keamanan , tingkat
kriminalitas, jenis transportasi, situasi jalananya.
5. Politik dan Pemerintahan
Peran serta parpol dan yankes.
6. Komunikasi
Ketersediaan informasi dengan adanya papan informasi, jenis
perkumpulan, pertemuan dan alat komunikasi
7. Pendidikan
Prosentasi masyarkat yang sekolah lembaga pendidikan yang
tersedia, masyarakat yang membutuhkan pengetahuan khusus
8. Rekreasi
Berpengaruh pada tingkat psikologis masyarakat, fasilitas yang
terjangkau atau tidak.

d. Data Lingkungan Fisik


1. Pemukiman
 Luas bangunan
 Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
 Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen

10
 Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
 Dinding : tembok, kayu, bambu
 Lantai                   : semen, keramik, tanah
 Ventilasi                : ± 15 – 20% dari luas lantai
 Pencahayaan : kurang, baik
 Penerangan : kurang, baik
 Kebersihan : kurang, baik
 Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
 Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik
2. Sanitasi
 Penyediaan air bersih (MCK)
 Penyediaan air minum
 Pengelolaan jamban: bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
 Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
 Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara
lainnya
 Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
 Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry
3. Fasilitas
 Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
 Pekarangan
 Sarana olahraga
 Taman, lapangan
 Ruang pertemuan
 Sarana hiburan
 Sarana ibadah
4. Batas – batas wilayah

11
Sebelah utara, barat, timur dan selatan
5. Kondisi geografis
6. Pelayanan kesehatan dan sosial
 Pelayanan kesehatan
 Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
 Jumlah kunjungan
 Sistem rujukan
7. Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
 Lokasi
 Kepemilikan
 Kecukupan
8. Ekonomi
 Jenis pekerjaan
 Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
 Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan
 Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
9. Keamanan dan transportasi
Keamanan
 System keamanan lingkungan
 Penanggulangan kebakaran
 Penanggulangan bencana
 Transportasi
 Kondisi jalan
 Jenis transportasi yang dimiliki
 Sarana transportasi yang ada
10. Politik dan pemerintahan
 Sistem pengorganisasian
 Struktur organisasi
 Kelompok organisasi dalam komunitas
 Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

12
11. Sistem komunikasi
 Sarana umum komunikasi
 Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
 Cara penyebaran informasi
12. Pendidikan
 Tingkat pendidikan komunitas
 Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
 Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
 Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
 Jenis bahasa yang digunakan
13. Rekreasi
 Kebiasaan rekreasi
 Fasilitas tempat rekreasi

e. Pengumpulan data
1. Data Inti : Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas Data dikaji
melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas
dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk
data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek
keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas
(masyarakat rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik,
distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
2. Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, agama dan komposisi keluarga.
3. Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.

13
f. Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistik antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR,
cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan
berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan
lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industry,
kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapaun pengkajian
selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :

1. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas


2. Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
3. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) :
a.   ISPA
b.   Penyakit asma
c.   TBC paru
d.   Penyakit kulit
e.   Penyakit mata
f.   Penyakit rheumatik
g.   Penyakit jantung
h.   Penyakit gangguan jiwa
i.    Kelumpuhan
j.    Penyakit menahun lainnya
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
a.   Pola pemenuhan nutrisi
b.   Pola pemenuhan cairan elektrolit
c.   Pola istirahat tidur
d.   Pola eliminasi
e.   Pola aktivitas gerak
f.   Pola pemenuhan kebersihan diri

14
6. Status psikososial
7. Status pertumbuhan dan perkembangan
8. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
9. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
10.Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi
yangberlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak
dan purin.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual (status kesehatan masyarakat baik yang nyata) dan
potensial (yang mungkin terjadi). Diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status dan masalah kesehatan
pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. (American Nurses
of Association) Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama
yaitu:
a. Problem atau masalah : Problem merupakan kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadi
b. Etiologi atau penyebab : Penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan, yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat, lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial,
serta interaksi perilaku dan lingkungan.
c. Symptom atau gejala :
Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
Serangkaian petunjuk timbulnya masalah

Selain menggunakan teknik PES yang harus diperhatika dalam


menentukan suatu msalah dalam komunitas adalah sbb :

 Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah

15
 Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
 Partisipasi dan peran serta masyarakat

Sedangkan diagnosis keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri


dari :

- Masalah…………sehat………..sakit
- Karakteristik populasi
- Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)

Logan & Dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family centered Nursing in


the

COMMUNITY

Diagnosis resiko : ………………………….(masalah)

Diantara : ………………………….(community)

Sehubungan dengan : .....................(karakteristik community dan

lingkungan)

Yang dimanifestasikan oleh/didemonstrasi : ………………(indikator

kesehatan/analisa data)  

Contoh

Resiko terjadinya diare di .... berhubungan dengan : ....

- Sumber air tidak memenuhi syarat


- Kebersihan perorangan kurang
- Lingkungan yang buruk dimanifestasikan oleh : banyaknya sampah
yang berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi,
dan pembuangan kotoran (buang air besar)

Prioritas Masalah
1. Sesuaikan dengan peran perawat
2. Risisko terjadi masalah lain yang lebih besar
3. Risiko keparahan

16
4. Dampak yang timbul
5. Kemungkinan akan dilakuan pendidikan kesehatan
6. Ketersediaan sumber : Tmpat, waktu dll...

3. Intervensi
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. (Pusdiklat DJJ Keperawatan)
Prioritas Masalah
1. Sesuaikan dengan peran perawat
2. Risisko terjadi masalah lain yang lebih besar
3. Risiko keparahan
4. Dampak yang timbul
5. Kemungkinan akan dilakuan pendidikan kesehatan
6. Ketersediaan sumber : Tempat, waktu dll..

Selain dengan prioritas masalah hal lain yang harus dilihat dan sebagai
suatu kriteria adlah sebagai berikut :

 Berfokus pada masyarakat


 Jelas dan singkat
 Dapat diukur dan diobservasi
 Realistk
 Ada target waktu
 Melibatkan peran serta masyarakat

Selain itu dalam perumusan tujuan yang dibuat berdasarkan goal =


sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan perilaku yang diharapkan
berubah

S : Specific/ tidak menimbulkan arti ganda

M : Measurable atau dapat diukur

17
A : Attainable atau dapat dicapai

R : Relevant/Realistic atau sesuai

T : Time-Bound atau waktu tertentu

S : Sustainable atau berkelanjutan

Dalam pencapaian tujuan dengan menggunakan formulasi criteria yang


mencakup :
T = S + P + K.1 + K.2
Keterangan :
S : Subyek
P : Predikat
K.1 : Kondisi
K.2 : Kriteria

Strategi intervensi adalah

1. Merencanakan
2. Memperhatikan program yang ada
*Contoh :

Goal dan Tujuan

Nama komuniti           :

Masalah                       :

Goal                            :

No Tanggal ditetapkan Tujuan Tanggal


dicapai

(Anderson dan Mc. Farlane, 1988 : 265.)

18
Contoh kasus :

Mahasiswa Stikes X melaksanakan praktek keperawatan komunitas di desa


Y membuat TPS secara gotong-royong dalam waktu 1,5 bulan.

Jadi dikaitkan dengan rumus diatas dapat diketahui bahwa :

Subyek : Mahasiswa X

Predikat : Membuat TPS

Kondisi : gotong-royong

Kriteria : Waktu 1,5 bulan

 Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan dalam perencanaan


keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan kata kerja yang tepat
b. Dapat dimodifikasikan
c. Bersifat spesifik
d. Siapa yang melakukan?
e. Apa yang dilakukan?
f. Di mana dilakukan?
g. Kapan dilakukan?
h. Bagaimana melakukan?
i. Frekuensi melakukan?

4. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah

19
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan dalam
penilaian menurut Nasrul Effendy, 1998
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 02 NAGRAK BOGOR

Asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan di Rukun Warga RW 02


adalah berkesinambungan. Sesuai dengan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Tahap kegiatan, kelompok kerja komunitas yang akan dilaporkan meliputi


tahap-tahap sebagai berikut : pengkajian, Intervensi, Implementasi dan
evaluasi serta rencana tindak lanjut

A. Pengkajian Keperawatan Komunitas


Pengkajian dilakukan dengan menggunakan Whienshield survey,
wawancara langsung, TOGA, TOMA dan 18 KK yang dibina oleh
mahasiswa , observasi dan penyebaran angket ke sejumlah masyarakat
melalui perhitungan sampel. Diagnosa keperawatan ditetapkan setelah
hasil pengkajian yang didapat, dikumpul, lalu diolah. Data angket
kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik. Perencanaan dibuat bersama
masyarakat RW 02 dengan menyepakati kegiatan yang akan
dilaksanakan. Implementasi yaitu melaksanakan apa yang telah disusun
di perencanaan dan evaluasi menyampaikan kepada masyarakat bahwa
didalam perencanaan ada beberapa kegiatan yang telah kita laksanakan
dengan segala pendukung dan hambatannya, serta kegiatan yang belum
dapat kita lakukan. Pada tugas ini berkaitan dengan amanat dari dosen
pembimbing mahasiswa hanya melakukan proses keperawatan komunitas
sampai pada intervensi/perencanaan.
Adapun bentuk yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan kemasyarakat

20
Sebelum ke masyarakat kami mengajukan perizinan terlebih dahulu
kepada ketua RT beserta perangkatnya, kebetulan ketua RT di desa
Nagrak adalah kerabat dari salah satu tim pelaksana sehingga kami
dipermudahkan dalam pegkajian ke masyarakat. Setelah mendapatkan
izin dari ketua RT. Kami mulai melakukan pengkajian dengan
mengenal karakteristik wilayah RW 02 dengan cara Whienshield
Survey. 18 kuisioener dibagikan kesetiap KK dibimbing oleh 1
mahasiswa dalam pengesian kuisioner tersebut. Setelah didapatkan
data demografi kemudian melanjutkan mancari data atau informasi
kesehatan. Waktu pengkajian dilakukan hanya 1 hari karena
berdasarkan hasil paparan dari ketua RT yang menyatakan bahwa di
desa Nagrak tidak terdapat masalah kesehatan yang serius seperti
diare, dbd, tipes, TB jika ada namun jarang sekali terjadi karena
musiman. Kami kemudian menelusuri setiap bangunan/rumah warga
yang ada kemudian di observasi, hasil observasi menunjukan bahwa
aktivitas masyarakat berjalan dengan baik dan untuk memperkuat
keluhan-keluhan kesehatan yang ada di masyarakat, kami sering
berdiskusi dengan ketua RT dan hasilnya didapatkan salah satu
masalah di wilayah RW 02 adalah adanya masalah pembuangan
sampah yang tidak pada tempatnya namun dikumpulkan di salah satu
tempat dan dibakar oleh masyarakat sendiri.

2. Persiapan teknis
Untuk mempermudah mendapatkan data maka di buat alat
pengumpul data berupa kuisioner. Maka dengan melihat dan
mempertimbangkan hal tersebut pengambilan sampel diambil sebesar
20-30% dengan rasional bahwa persentase tersebut ditujukan untuk
jumlah total populasi  1000 (Nursalam, 2003). Jadi pengambilan
sampel menggunakan persentase 20% dengan perhitungan sebagai
berikut:

21
20 X 498 KK = 99.6  100 sampel

100

Teknik pengambilan data dengan Winshield surveydengan


menggunakan pengkajian 8 subsistem

a. Perumahan lingkungan atau daerah


Hampir semua kondisi perumahan masyarakat RW 15 rata-rata
sudah permanen dengan konstruksi dinding terbuat dari tembok,
atap terbuat dari genteng tanah/asbes/ seng, lanatai rumah
terbaut dari keramik atau semen plester. Jarak antara bangunan
dari satu rumahtidak berdekatan. Bentuk rumah petak-petak,
kontrakan, dan rumah biasa atau bertingkat. Sebagian besar
warga RW 02 memiliki halaman yang tidak begitu sempit
namun ada beberapa yang tidak punya halaman sama sekali.
Sebagian besar juga rumah di RW 02 memilki pencahayaan dan
ventilasi yang cukup baik,
b. Lingkungan terbuka
Lingkunan di sekitar RW masih bisa ditemukan seperti ladang
atau kebun, terdapat 1 lapangan sepak bola. Aliran air baik 300
meter dari pemukiman warga RW 03 terdapat sebuah suangi
yang bermuara ke sungai ciliwung, tempat-tempat sampah tidak
ditemukan disepanjang jalan ini membuktikan bahwa kurangnya
kepekaan masyarakat dalam mebuat TPS warga mengaku bahwa
mereka biasanya mengumpulkan sampah disalah satu lahan
kosong kemudian membakarnya hal ini mungkin saja
menyebabkan polusi udara yang mengandung carbon
berlebihan, warga mengatakan bahwa hal ini tidak mengganggu
aktivitasnya mereka.
c. Batas wilayah
Sebelah utara berbatasan dengan Jalan raya Cibedug raden

22
d. Kebiasaan masyarakat
Tidak ada kebiasaan khusus untuk RW 02 secara serempak
hanya ada kegiatan seperti pengajian yang dilaksanakan setiap
malam jumat di mesjid. Lalu pertemuan tingkat RT dilakukan
dirumah ketua RT setiap bulannya.
e. Transportasi
Alat transportasi yang ada di RW 02 bervariasi mulai dari
angkot, mobil atau motor pribadi sampai ojeg motor. Angkot
yang melintasi RW 02 beroperasi pada pukul 06.00-20.00
WIB. Jalan yang melintasi RW 15 adalah jalan Margonda
Raya, jalan ini beraspal dan lebarnya  8 m.
f. Pusat-pusat
Pelayanan kesehatan yang tersedia yang biasa digunakan oleh
penduduk RW 02 adalah Puskesmas, klinik, Posyandu yang
dilaksanakan pada setiap tanggal 10, tidak terdapat bangunan
sekolah. Rekreasi biasanya dalam bentuk jalan-jalan ke mall
BTM, Botani yang letaknya 4- 5 km daari RW 02. Tempat
ibadah ada 2, yaitu 1 mesjid, 1 musholadan 1
g. Toko/ warung/ pusat perbelanjaan
Masyarakat RW 02 biasa menggunakan pasar yang paling
dekat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Terdapat banyak
toko yang menjual macamp-macam barang seperti, terdapat 5
warung yang ada di RW 05
h. Orang-orang dijalan atau kegiatan masyarakat
Pada pukul 07.00-10.00 WIB banyak ibu-ibu dan anak-anak
sekolah yang hendak ke sekolah dan anak balita atau preschool
yang bermain di jalan dan di halaman rumah. Ibu-ibu biasanya
banyak keluar rumah menunggui anaknya yang masih balita
sedang bermain atau berbelanja di tukang sayur yang lewat.
Pukul 16.00-17.00 banyak ibu-ibu yang berkumpul didepan
rumah sambil mengasuh anaknya. Setelah maghrib jalanan

23
agak sepi karena warga kebanyakan berada di dalam rumah
beristirahat dengan keluarga.

i. Suku
RW 02 terdiri dari berbagai macam suku yaitu dari suku Jawa
dan Sunda. Tetapi dari hasil survey didapat kebanyakan RW
02 berasal dari suku sunda.
j. Kesehatan
Penyakit akut yang sering diderita anak-anak dan orang
dewasa adalah diare dan gatal-gatal namun hanya pada musim
penghujan. Penyakit kronik sering diderita oleh orang dewasa
seperti Hipertensi, TB Paru 1 orang namun penderita tealah
mengkonsumsi obat secara rutin, Asam urat diderita oleh 4
orang wanita usia lanjut. dsb.
k. Pendidikan
Dari 96 kepala keluarga didapatkan hasil belum sekolah 7
orang, 63 orang (SD), 6 orang (SMP), 15 orang (SMA), 5
orang (PT)
l. Politik dan Pemerintahan
Terdapat 1 poster yang terpajang di sepanjang RW 02 yang
berkaitan dengan politik dan tidak ada peran serta partai politik
dalam pelayanan kesehatan. Struktur pemerintahan terdiri dari
camat, lurah, RT, RW dst.
m. Media
Rata-rata media atau fasilitas yang dimiliki masyarakat RW 02
adalah Televisi dan radio, ada juga sebagian besar yang suka
membaca Koran. Dan untuk papan pengumuman ada di RT 02.

Data Demografi atau Data penunjang Masalah Kesehatan

24
Data Demografi dari hasil pengumpulan data dengan kuisioner
dijabarkan sebagai berikut:

Diagram
1.KomposisiPendudukMenurutJumlahAnggotaKeluarga
Di RW 02Nagrak Bogor, September 2017

Umur Laki-laki Perempuan


> 60 3 2
21-60 17 23
31-20 15 6
6-12 9 14
0-5 4 3

Diagram ini menunjukkan pertumbuhan penduduk usia dewasa


di RW 02 besar. Hal ini mungkinmenjadipeluangakan
timbulnya hipertensi pada usia dewasa. Peluang untuk terjadi
ISPA yang biasanya di derita balita akan meningkat dilihat
berdasarkan polusi udara pembakaran sampah yang sudah
dijadikan rutinitas masyarakat RT 02 pula karena RW 02
memiliki 7% balita.

25
4th Qtr 1
100%

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa presentase


terbesar untuk agama adalah agama Islam 100 %. Dimana
untuk masyarakat RW 02 yang beragama islam adalah semua
warga desa Nagrak.

Jawa 0.35 35%


Sunda
Jawa

Sunda 0.65 65%

Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat bahwa presentase


terbesar untuk suku sunda 65% dan suku jawa 35%.

26
ISPA; 53%
Hipertensi;
41.6%

Jumlah
Diare; 7.3%

Diagram diatas menunjukan bahwa resiko penyakit yang


mungkin terjadi pada warga Desa Nagrek RW 02 dengan hasil
terbanyak terdapa penyakit ISPA dengan presentase 53%.

Buruh; 55%

Wiraswasta;
Jumlah

25.3%
Tidak Bekerja;
PNS; 10.3% 10.7%

Pemeriksaan

Dari diagram diatas menunjukan bahwa pekerjaan terbanyak


adalah buruh dengan persentase 55%. Pekerjaan lain seperti
Wiraswasta 25,3%, PNS 10,3%, dan tidak bekerja 10,7%

27
Dipinggir
sungai 10%
10%
Dikubur
10% 10%
Dibakar
Dibakar Dikubur
80% 80% TPU
Dipinggir sungai

Dengan diagram diatas menunjukan bahwa persentase cara


pembungan sampah warga terbanyak dengan cara dibakar,
sehingga menyebabkan terjadinya polusi udara yang
meningkat.

B. Analisa Data

NO Data Fokus Problem Etiologi


1 DS: Dari hasil wawancara Resiko tinggi - Kurangnya
dengan warga RW 02 terjadinya pengetahuan
didesa Nagrek penyakit ISPA masyarakat
mengatakan bahwa rata- - kebiasaan
rata mereka membuang membakar
sampah dengan cara sampah
dibakar.

DO:  Berdasarkan hasil


pengamatan terdapat
banyak sampah yang
dibakar di pinggir sungai

C. Diagnosa Keperawatan Komunitas

28
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa scoring antara
mahasiswa, maka didapatkan prioritas masalah yang ada yaitu
1. Resiko meningkatnya angka kesakitan ISPA di Desa Nagrak
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan
membakar sampah yang berada di pinggir sungai, sehingga
menyebabkan terjadinya polusi udara yang akan berdampak
buruk bagi kesehatan masyarakat di desa tersebut.

D. Intervensi Kep Komunitas

N Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Tujuan


O
1 Resiko meningkatnya 1.menjelaskan 1.agar masyarakat tahu

angka kesakitan ISPA bagaimana cara bahwa lingkungan yang


untuk membuang bersih itu sangat
di Desa Nagrak
sampah yang benar penting untuk kesehatan
berhubungan dengan
dan tepat 2. agar angka kejadian
kurangnya 2. memberikan penyakit ISPA tidak
pengetahuan dan penkes tentang semakin bertambah
kebiasaan membakar mencegah dan 3. agar kader bisa

sampah mengobati ISPA memberikan


3. memberikan penyuluhan kepada
pelatihan kepada masyarakat akan
kader tentang pentingnya kesehatan
penyuluhan cara dan lingkungan yang
mencegah dan bersih
mengatasi ispa 4. agar masyarakat
4. memberikan termotivasi dan mampu

29
motivasi kepada merubah pola hidup
masyarakat agar yang buruk menjadi
hidup sehat dan sehat.
bersih

Daftar Pustaka

1. Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas


Teori dan praktik, edisi 3. Jakarta : EGC.
2. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori.
Jakarta : Sagung Seto.
3. Dermawan. Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
4. Rineka Cipta. 2011 Sanitasi Lingkungan.
5. Patonah S.2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas teori dan
aplikasi dalam praktik dengan pendekatan asuhan keperawatan
komunitas.

30

Anda mungkin juga menyukai