STASE GERONTIK
DISUSUN OLEH :
FITRIA PUJI ARYANI, S.Kep
NIM : C03119020
MENGETAHUI
1. TGL : .....................................
TANGGAL 2. TEPAT WAKTU
PENGUMPULAN
3. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK
KONTRAK BELAJAR
Strategi
Sumber Hasil Yang
Tujuan Pembelajar Waktu
Pembelajaran diharapkan
an
Pada Akhir 1. Standar Untuk Dalam PBK saya Untuk
Praktik Diagnosis mencapai akan menunjukkan menjaga agar
Stase Keperawa tujuan kemampuan dalam saya dapat
Keperawata tan tersebut mengelola Lansia mencapai
n Gerontik, Indonesia, saya akan : yang mengalami tujuan saya
saya Edisi I, 1. Melaku gangguan.......: merencanakan
mampu Jakarta : kan 1. Mempresentasi waktu sebagia
memberika PPNI Studi kan hasil berikut
n Asuhan 2. Standar pustaka laporan kepada Hari Ke 1 :
keperawata Luaran 2. Merawa pembimbing 1. Membuat
n pada lansi Keperawa t lansia 2. Tersusunnya Kontrak
Tn. AR yg tan yang laporan kasus Belajar
mengalami Indonesia, mengala 3. Pengesahan 2. Melakukan
gangguan Edisi I, mi pembimbing Pre dan
system Jakarta : ganggua untuk mencapai Post
kardiovasku PPNI n kompetensi. Converenc
ler 3. Standar system/ 4. Mengumpulkan e
Luaran keb data riwayat 3. Melakukan
Keperawa utuhan kesehatan pengkajian
tan …… 5. Melakukan pada lansia
Indonesia, Pemeriksaan 4. Membuat
Edisi I, Fisik pada Laporan
Jakarta : Lansia yang Pendahulu
PPNI mengalami an
4. Manarung Gangguan.....
R.T Hari Ke 2 :
bolong 1. Membuat
Magdalen pengkajian
a Asuhan
chiristinaa keperawata
suhan n berbasis
keperawat kebutuhan
an system dasar atau
endokrin penyakit.
5. Nurarif A 2. Revisi LP
Kusuma
. Hari Ke 3:
1. Menyusuu
n Rencana
Tindakan
Keperawat
an
2. Melakuka
n Responsi
Laporan
pendahulu
an
Hari Ke 4:
1. Melakukan
Implemtasi
dan
Evaluasi
2. Membuat
Video
Intervensi
yang telah
di
rencanakan
pada lansia
kelolaan
3. Mengajark
an Senam
Lansia
pada
Lansia
kelolaan
Hari ke 5 :
1. Revisi
perbaikan
Askep
2. Membuat
media
edukasi( S
AP dan
leaflet )
3. Melakuka
n Mini
case
degan
preceptor
4. Respon
Askep
Hari Ke 6 :
1. Pengumpu
lan Tugas
harian
berdasark
an
masalah
kebutuhan
pada
lansia
2. Ujian
OSCE dan
penkes (di
video)
berdasark
an kasus
yang
dikelola
DISUSUN OLEH :
FITRIA PUJI ARYANI, S.Kep
NIM : C03119020
MENGETAHUI
1. TGL : .....................................
TANGGAL
PENGUMPULAN
4. TEPAT WAKTU
5. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK
Glukoneagenesis Hipovolemia
Kulit gatal-gatal
Luka
Diabetic foot pembedahan Hiperosmalita
Pengeluaran horman histamine Koma
Kalori Keluar
Ganggan integritas
kulit /jaringan Nyeri akut Poli pagi
Resiko deficit
nutrisi
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kadar glukosa darah Table : Kadar glukosa darah sewaktu dan
puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaringan
b. Criteria diagnostic WHO untuk DM pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan:
1) Glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
2) Glukosa plasma puasa > 140 mg/dL (7,8 mmol/L)
3) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam
kemudiansesudah mengkonsumsi 75 gram karbodhirat (2 jam
postprandial (pp) > 200 mg/dL).
c. Tes laboratorium DM Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes
sering, tes diagnostic, pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi
komplikasi.
d. Tes sering Tes-tes sering pada DM adalah:
1) GDP, GDS
2) Tes glukosa urin:
a) Tes konvensional (metode reduksi benedict)
b) Tes carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase)
e. Tes diagnostic Tes-tes diagnostic pada DM adalah: GDP, GDS,
GD2PP (glukosa darah 2 jam post prandial), glukosa jam ke 2
TTGO f. Tes monitoring terapi Tes-tes monitoring teraoi DM
adalah:
1) GDP: plasma vena, darah kapiler
2) GD2PP: plasma vena
3) A1C: darah vena, darah kapiler
g. Tes untuk mendeteksi komplikasi Tes-tes untuk mendeteksi
komplikasi adalah:
1) Microalbuminuria: urin
2) Ureum, creatinin, asam urat
7. Komplikasi
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang dapat
menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain :
a. Komplikasi Metabolik Akut Kompikasi metabolik akut pada
penyakit diabetes melitus terdapat tiga macam yang berhubungan
dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka
pendek, diantaranya:
1) Hipoglikemia Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah)
timbul sebagai komplikasi diabetes yang disebabkan karena
pengobatan yang kurang tepat (Smeltzer & Bare, 2008).
2) Ketoasidosis Diabetik Ketoasidosis diabetik (KAD) disebabkan
karena kelebihan kadar glukosa dalam darah sedangkan kadar
insulin dalam tubuh sangat menurun sehingga mengakibatkan
kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia,
asidosis dan ketosis (Soewondo, 2006).
3) Sindrom HHDK (Koma Hiperglikemia Hiperosmoler
Nonketotik) Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus
yang ditandai dengan hiperglikemia berat dengan kadar glukosa
serum lebih dari 600 mg/dl (Price & Wilson, 2006).
8. Penatalaksanaan
a. Insulin Insulin merupakan protein yang berukuran kecil dengan
berat molekul 5808 pada manusia. Insulin mengandung 51 asam
amino yang tersusun dalam 2 rantai yang dihubungkan dengan
jembatan disulfida. Insulin diproduksi langsung di dalam sel β
pankreas (Nolte dan Karam, 2002).
Pada individu sehat, sekresi insulin mengimbangi jumlah asupan
makanan yang bermacam-macam dengan latihan fisik. Namun
pada penderita diabetes tidak mampu mensekresi jumlah insulin
yang cukup untuk mempertahankan euglikemia. Akibatnya kadar
glukosa dalam 12 darah meningkat tinggi sebagai respon
terhadap makanan dan tetap tinggi pada keadaan puasa
(Schteingart,2006).
Terdapat empat tipe utama insulin yang tersedia, yaitu insulin
kerja cepat (rapid acting insulin), insulin kerja pendek (short
acting insulin), insulin kerja menengah (intermediate acting
insulin) dan insulin kerja panjang (long acting insulin) (Anonim,
2006a).
1) Rapid acting insulin, yaitu insulin lispro, asprat, gluisine.
Diabsorbsi sangat cepat ketika disuntikkan secara subkutan dan
mencapai puncak dalam serum dalam jangka waktu 1 jam. Masa
kerja insulin lispro tidak lebih dari 3-4 jam. Insulin jenis ini
biasanya digunakan untuk mengontrol kadar gula darah padien
Yang Naik setelah makan (Nolte dan Karam,2002).
2) Short acting insulin, insulin reguler dengan masa kerja pendek
yang efeknya terjadi dalam waktu 30 menit setelah penyuntikan
subkutan dan berlangsung selama 5-7 jam. Yaitu Regular (R)
atau novolin, yang mampu mencapai pembuluh darah serta
bekerja dengan cepat dan mempertahankan kadar gula darah.
(Nolte dan Karam, 2002).
3) Intermediate acting insulin dan long acting insulin, yaitu insulin
levemir, mencapai pembuluh darah sekitar 1-2 jam dan bekerja
selama 24 jam dan glargine insulin lente dengan mula kerja yang
lebih lambat dan dengan masa kerja yang panjang. Atau insulin
ultralente, yangmasuk ke pembuluh darah dalam waktu 30-90
menit dan bekerja Selma 24 jam. Insulin jenis ini dapat bekerja
selam seharian, oleh karena itu penggunaan insulin ini lebih
banyak digunakan setiap malam hari dan hanya satu kali saja
perhari sehingga dapat memberikan efek dalam jangka waktu
yang panjang. (Nolte dan Karam, 2002).
3. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah
2) Hipovolemia
3) Nyeri akut
4) Gangguan onteritaskulit/ jaringan
5) Ganggan pola tidur
6) Intoleran aktivitas
7) Resiko deficit nutrisi
1. Rencana Intervensi Keperawatan
N Luaran Intervensi
Diagnosa Keperawatan
o Keperawatan Keperawatan
1 Nyeri Akut b/d Agen Setelah Manajemen Nyeri
Pencedera Fisik dilakukan a. Observasi
tindakan 1. Identifikasi lokasi,
Gejalah dan tanda mayor keperawatan karakteristik,
Subjektif : selama …..x24 durasi, frekuensi,
1. Mengeluh nyeri jam diharapkan kualitas, intensitas
Objektif : Tingkat Nyeri nyeri
1. Tampak meringis menurun 2. Identifikasi skala
2. Bersikap protektif (Mis. Kriteria hasil: nyeri
Waspada, posisi 1. Kemampuan 3. Identifikasi respon
menghindari nyeri menuntaskan nyeri non verbal
3. Gelisah aktivitas 4. Identifikasi factor
4. Frekuensi nadi meningkat meningkat yang memperberat
5. Sulit tidur 2. Keluhan nyeri dan memperingan
Gejalah Dan Tanda Minor menurun nyeri
Objektif : - 3. Meringis 5. Identifikasi
Subjektif : menurun pengetahuan dan
1. Tekanan darah meningkat 4. Sikap keyakinan tentang
2. Pola napas berubah protektif nyeri
3. Napsu makan berubah menurun 6. Identifikasi
4. Proses berfikir 5. Gelisah pengaruh budaya
5. Menari diri menurun terhadap respons
6. Berfokus pada diri sendiri 6. Kesulitan nyeri
7. diaforesis tidur menurun 7. Identifikasi
7. Menarik diri pengaruh nyeri
menurun pada kualitas hidup
8. Berfokus 8. Monitor
pada diri keberhasilan terapi
sendiri komplementer
menurun yang sudah
9. Diaforesis diberikan
menurun 9. Monitor efek
10. Perasaan samping
depresi penggunaan
(tertekan) analgetik
menurun
11. Perasaan b. Terapeutik
takut 1. Berikan teknik
mengalami nonfarmakologis
cedera untuk mengurangi
berulang rasa nyeri (mis.
menurun TENS, hypnosis,
12. Anoreksia aupresur, terapi
menurun music,
13. Perineum biofeedback, terapi
terasa pijat, aromaterapi,
tertekan teknik imajinasi
menurun terbimbing,
14. Uterus kompres
teraba hangat/dingin,
membulat terapi bermain)
menurun 2. Kontrol
15. Ketegangan lingkungan yang
otot memperberat rasa
menurun nyeri (mis. suhu
16. Pupil ruangan,
dilatasi pencahayaan,
menurun kebisingan)
17. Muntah 3. Fasilitasi istirahat
menurun dan tidur
18. Mual 4. Petimbangkan
menurun jenis dan sumber
19. Frekuensi nyeri dalam
nadi pemilihan strategi
membaik meredakan nyeri
20. Proses c. Edukasi
berpikir 1. Jelaskan,
membaik penyebab, periode,
21. Focus dan pemicu nyeri
membaik 2. Jelaskan strategi
22. Fungsi meredakan nyeri
berkemih 3. Anjurkan
membaik memonitor nyeri
23. Perilaku secara mendiri
membaik 4. Anjurkan
24. Nafsu menggunakan
makan analgetik secara
membaik tepat
25. Pola napas 5. Ajarkan teknik
membaik nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyer
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
2 Ketidakstabilan Kadar Setelah Manajemen
Glukosa Darah b/d Resistensi dilakukan Hiperglikemia
Insulin tindakan a. Observasi
intervensi 1. Identifikasi
Gejala dan Tanda mayor keperawatan kemungkinan
Subjektif : diharapkan penyebab
Hipoglikemia Kestabilan hiperglikemia
1. Mengantuk Kadar Glukosa 2. Identifikasi
2. Pusing darah situasi yang
Hiperglikemia meningkat menyebabkan
1. Lelah atau lesu dengan kebutuhan insulin
Objektif : Kriteria Hasil : meningkat
Hiperglikemia 1. Koordinasi (mis.penyakit
1. Gangguan koordinasi meningkat kambuhan)
2. Kadar glukosa dalam 2. Tingkat 3. Monitor kadar
darah/urin rendah kesadaran glukosa darah,
Gejala dan Tanda Minor meningkat jika perlu
Subjektif : 3. Menagntuk 4. Monitor tanda
Hipoglikemia menurun dan gejala
1. Palpitasi 4. Pusing hiperglikemia
2. mengeluh lapar menurun (mis. Poliuria,
Hiperglikemia 5. Lelah/lesu polidipsia,
1. Mulut kering menurun polifagia,
2. Haus meningkat 6. Rasa lapar kelemahan,
Objektif : menurun malaise,
Hipoglikemia 7. Gemetar pandangan kabur,
1. Gemetar menurun sakit kepala)
2. Kesadaran Menurun 8. Berkeringat 5. Monitor intake
3. Perilaku aneh menurun dan otput cairan
4. Sulit bicara 9. Mulut kering 6. Monitor keton
5. Berkeringat menurun urin, kadar
Hiperglikemia 10. Rasa haus analisa gas darah,
1. Jumlah urin meningkat menurun elektrolit, tekanan
11. Perilaku aneh darah ortostaltik
menurun dan frekuensi
12. kesulitan nadi
bicara b. Terapeutik
menurun 1. Berikan asupan
13. kadar cairan oral
glukosa 2. Konsultasi
dalam darah dengan medis
membaik jika tanda dan
14. Kadar gejalahiperglikem
glukosa ia tetap ada atau
dalam urin memburuk
membaik 3. Fasilitasi
15. Papitasi ambulansi jika
mambaik ada hipotensi
16. Perilaku ortostatik
membaik c. Edukasi
17. Jumlah urine 1. Anjurkan
membaik menghindari
Luaran olahraga saat
tambahan kadar glukosa
1. Kontrol darah lebih dari
risiko 250mg/dl
2. Perilaku 2. Anjurkan monitor
mempertaha kadar glukosa
nkan berat darah secara
badan mandiri
3. Perilaku 3. Anjurkan
menurunkan kepatuhan
berat badan terhadap diet dan
4. Status olahraga
anpertum 4. Ajarkan indikasi
5. Status dan pentingnya
intrapartum pengujian keton
6. Status unrine, jika perlu
nutrisi 5. Ajarkan
7. Status pengelolaan
pascapartum diabetes (mis.
8. Tingkat Penggunaan
penegtahuan insulin, obat oral,
monitor asupan
cairan,
penggantian
karbohidrat, dan
bantuan
professional
kesehatan
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
insulin, jika perlu
2. Kolaborasi
pemberian cairan
iv, jika perlu
3. Kolaborasi
pemberian
kalium, jika perlu
Manajemen
hipoglikemi
Definisi :
mengidentifikasi dan
mengelola kadar
glukosa darah rendah
a. Observasi
1. Identifikasi
tanda dan
gejala
hipoglikemia
2. Identifikasi
kemungkinan
penyebab
hipoglikemia
b. Terapeutik
1. Berikan
karbohidrat
sederhana, jika
perlu
2. Berikan
glucagon, jika
perlu
3. Berikan
karbohidrat
kompleks dan
protein sesuai
diet
4. Pertahankan
kepatenan
jalan nafas
5. Pertahankan
akses IV, jika
perlu
6. Hubungi
layanan medis
darurat jika
perlu
c. Edukasi
1. Anjurkn
membawa
karbohidrat
sederhana tiap
hari
2. Anjurkan
memakai
identitas yang
tepat
3. Anjurkan
monitor kadar
glukosa darah
4. Anjurkan
berdiskusi
dengan tim
perawatan
diabetes
tentang
penyesuaian
program
pengobatan
5. Jelaskan
interaksi antara
diet,
insulin/agen
oral, dan
olahraga
6. Ajarkan
pengelolaan
hipoglikemia
(mis : tanda
dan gejala,
factor risiko,
dan
pengobatan
hipoglikemia
7. Ajarkan
perawatan
mandiri untuk
mencegah
hipoglikemi
( mis:
mengurangi
insulin/agen
oral, dan/ atau
meningkatkan
asupan
makanan dan
berolahraga
d. Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
dekstrose , jika
perlu
2. Kolaborasi
pemberian
glucagon, jika
perlu
Intervensi
Tambahan
1. Dukungan
kepatuhan program
pengobatan
2. Edukasi diet
3. Edukasi kesehatan
4. Edukasi latihan
fisik
5. Edukasi program
pengobatan
6. Edukasi prosedur
tindakan
7. Edukasi proses
penyakit
8. Identifikasi risisko
9. Konseling nutrisi
10. Konsultasi
11. Manajemen
medikasi
12. Manajemen
teknologi
kesehatan
13. Pelinbatan
keluarga
14. Pemantauan nutrisi
15. Pemberian obat
16. Pemberian obat
intravena
17. Pemberian obat
oral
18. Pemberian obat
subcutan
19. Perawatan
kehamilan resiko
tinggi
20. Promosi erat badan
21. Promosi dukungan
keluarga
22. Promosi kesadaran
diri
23. Surveilan
24. yoga
3 Hipovolemia Setelah Manajemen
b.d Kekurangan Intake Cairan dilakukan Hipovolemia
tindakan a. Observasi
keperawatan 1. Periksa tanda dan
selama ……x24 gejala hipovolemia
jam diharapkan (mis. Frekuensi
status cairan nadi meningkat,
membaik nadi teraba lemah,
Kriteria hasil: tekanan darah
1. Kekuatan menurun, tekanan
nadi nadi
meningkat menyempit,turgor
2. Output urine kulit menurun,
meningkat membrane mukosa
3. Membran kering, volume urin
mukosa menurun,
lembap hematokrit
meningkat meningkat, haus,
4. Pengisian lemah.)
vena 2. Monitor intake dan
meningkat output cairan
5. Ortopnea b. Terapeutik
menurun 1. Hitung kebutuhan
6. Dispnea cairan
menurun 2. Berikan posisi
7. Paroxysmal modified
nocturnal trendelenbrug
dyspnea 3. Berikan asupan
(PND) cairan oral
Menurun
8. Edema c. Edukasi
anasarka 1. Anjurkan
menurun memperbanyak
9. Edema asupan cairan oral
perife 2. Anjurkan
rmenurun menghindari
10. Berat badan perubahan posisi
menurun mendadak
11. Distensi d. Kolaborasi
vena 1. Kolaborasi
jagularis pemberian cairan
menurun IV isotonis ( mis.
12. Suara napas NaCl, RL)
tambahan 2. Kolaborasi
menurun pemberian cairan
13. Perasaan IV hipotonis
lemah ( mis. Glukosa
menurun 2,5% ,
14. Rasa haus NaCl0,4%,)
menurun 3. Kolaborasi
15. Konsentrasi pemberian cairan
urine koloid ( mis.
menurun albumin
16. Frekuensi plsamanate
nadi 4. Kolaborasi
membaik pemberian produk
17. Tekanan darah.
darah
mmbaik
18. Tekanan
nadi
membaik
19. Turgor kulit
membaik
20. Jagular
venous
pressure
(JVP)
membaik
21. Hemoglobin
membaik
22. Hematokrit
membaik
23. Cental
venous
pressure
membaik
24. Repluks
hepatojagul
ar membaik
25. Berat badan
membaik
26. Oliguria
membaik
27. Intake
cairan
membaik
28. Status
mental
membaik
29. Suhu tubuh
membaik
DAFTAR PUSTAKA
Manarung R. T. Bolon Magdalena Christina. 2017. Asuhan Keperawatan Sistem
Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta
Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta
Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Ö
DISUSUN OLEH :
FITRIA PUJI ARYANI, S.Kep
NIM : C03119020
MENGETAHUI
1. TGL : .....................................
TANGGAL 6. TEPAT WAKTU
PENGUMPULAN
7. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas diri klien
Nama Lengkap : Ny .S
Tempat/Tanggal Lahir : Sukoharjo 05 januari 1960
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan Terakhir : Smp
Diagnosis Medis : Diabetes Militus DM
Alamat : Hunggalua , Kec Limboto Kab
Gorontalo
3. Aktivitas rekreasi
Hobi : Membaca al-quran
Bepergian / Wisata : Setiap setahun sekali pulang ke solo
Keanggotaan organisai : Organisasi keagamaan
Lain – lain : Beliau juga mengikuti program lansia di
puskesmas limboto
4. Riwayat keluarga
a. Saudara kandung
Frekuensi dan waktu gosok gig : 3 kali pagi sore dan malam
sebelum tidur
Menggunakan pasta gigi : yak lien mengosok gigi
menggunakan pasta gigi
c. Cuci rambut
C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam satu tahun terakhir : klien beberapa bulan
yang lalu merasa lemas ,pusing tapi untuk beberapa hari ini klien
b. Gejala yang dirasakan : sering buang air kecil dan
merasa lemas
c. Faktor pencetus : makanan dan keturunan
d. Timbulnya keluhan : (bertahap)
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : Dipagi atau Malam hari
f. Upaya mengatasi
Pergi ke RS /klinik pengobatan/dokter praktik : ya ketika
sudah mulai merasakan gejalanya
Pergi ke bidan/perawat : ya untuk
melakukan Tes GDSnya
g. Mulut, gigi, dan bibir : bersih lidah tidak kotor gigi belakang
tampak belubang mukosa bibir kering
d. Orientasi : baik
e. Kemampuan dalam penyelesaian masalah : kurang baik
F. Sosial Ekonomi
1. Sumber keuangan : klien bersumber dari anak-anak dan toko
beliau
2. Kesibukan dalam mengisi waktu : berolahraga dan melakukan
kegiatan lain seperti masak dan bersih –bersih
3. Teman tinggal : suami anak dan cucu
4. Kegiatan organisasi : keagamaan
5. Pandangan terhadap lingkungannya : baik
6. Hubungan dengan orang lain di luar rumah : baik
7. Yang biasa mengunjungi : keluarga dan kerabat dekat
8. Penyaluran hobi/keinginan sesuai fasilitas yang ada : baik
G. Spiritual
1. Kegiatan ibadah : klien sangat rajin melakukan ibadah seperti
sholat dan mengaji dank lien jga sering melakukan organisasi
megaji di masjid beliau
2. Kegiatan keagamaan : baik
3. Cara lanjut usia menyelesaikan masalah : baik dan sangat tenang
4. penampilan lansia : baik
H. Pengkajian
Fungsional
Klien (KATZ
Indeks)
Termasuk / kategori yang manakah klien :
h. Lain-lain :
Keterangan :
Yang Mengkaji
b. Data objektif
TTV Klien
b. Data objektif
TTV KLIEN
Penyakit (Diagnsa
Medis) Klien : DM ( diabetes militus)
Respon utama : lemas
Penyimpangan KDM : (Bagan Sistematis)
IV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
b. Data objektif
TTV KLIEN
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan Penyuluhan selama 30 menit, peserta mampu memahami
tentang penyakit diabetes mellitus.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan dilakukan peserta dapat :
a. Menjelaskan pengertian diabetes mellitus
b. Menyebutkan klasifikasi diabetes mellitus
c. Menyebutkan penyebab diabetes mellitus
d. Menyebutkan gejala diabetes mellitus
e. Menjelaskan pengobatan diabetes mellitus
f. Menyebutkan komplikasi diabetes mellitus
C. MATERI
a. Pengertian diabetes mellitus
b. Klasifikasi diabetes mellitus
c. Penyebab diabetes mellitus
d. Gejala diabetes mellitus
e. Pengobatan diabetes mellitus
f. Komplikasi diabetes mellitus
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. ALAT DAN MEDIA
1. Leaflet
F. SUSUNAN ACARA PENYULUHAN
N KEGIATAN
TAHAP Peserta
O Penyuluh
1. Menyampaikan salam 1. Menjawab Salam
pembuka 2. Mendengarkan
Pembukaan 2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
1
5 menit 3. Menyampaikan tujuan
penyuluhan
4. Kontrak waktu
1. Menggali pengetahuan peserta 1. Menjawab
tentang diabetes mellitus pertanyaan
2. Menyampaikan materi tentang : 2. Memperhatikan
a. Pengertian diabetes dan
mellitus mendengarkan
b. Klasifikasi diabetes
Pelaksanaa mellitus
2 n c. Penyebab diabetes
15 menit mellitus
d. Gejala diabetes
mellitus
e. Pengobatan diabetes
mellitus
f. Komplikasi diabetes
mellitus
1. Tanya jawab tentang materi yang 1. Bertanya dan
telah diberikan menjawab
2. Menanyakan kepada peserta : pertanyaan
a) Pengertian diabetes mellitus
b) Klasifikasi diabetes mellitus
Diskusi dan
c) Penyebab diabetes mellitus
3 Evaluasi
d) Gejala diabetes mellitus
8 menit
e) Pengobatan diabetes
mellitus
f) Komplikasi diabetes
mellitus
3. Membagikan Leaflet
1. Menyimpulkan kegiatan 1. Mendengarkan
penyuluhan 2. Menjawab salam
Terminasi 2. Mengucapkan terima kasih atas
4
2 menit peran serta peserta
3. Menyampaikan salam
penutup
G. PENGORGANISASIAN
Pembimbing :
Moderator : Eka Putri
H. DESKRIPSI PENGORGANISASIAN
1. Moderator
a. Mengatur jalannya penyuluhan
b. Menyampaikan judul materi
c. Mengatur kontrak waktu
d. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
e. Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator, memberi salam pembuka
2. Penyaji
a. Menyajikan materi penyuluhan dan
b. Menjawab pertanyaan dari peserta
3. Observer : Mengamati dan menilai proses penyuluhan
4. Fasilitator : Menstimulasi peserta yang tidak aktif
I. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di Ruang Pandan Wangi RSUD dr.
Soetomo Surabaya.
c. Pengorganisasian penyelenggara dilakukan sebelum peserta penyeluhan
diseleksi.
d. SAP dan leaflet dibuat 3 hari sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta yang hadir minimal 10 orang.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian diabetes mellitus
b. Peserta dapat menyebutkan klasifikasi diabetes mellitus
c. Peserta dapat menjelaskan penyebab diabetes mellitus
d. Peserta dapat menjelaskan gejala diabetes mellitus
e. Peserta dapat menjelaskan pengobatan diabetes mellitus
f. Peserta dapat menjelaskan komplikasi diabetes mellitus
MATERI PENYULUHAN
“DIABETES MELLITUS”
(5) S (Sigaret)
Bagi para perokok, usahakan berhenti merokok. Sekarang sudah ada obat anti rokok,
namanya: tablet Champix®, yang harus diminum selama 12 minggu.
(6) H (Hipertensi)
Cegahlah konsumsi garam yang berlebihan, karena garam dapat memacu terjadinya
hipertensi (tekanan darah tinggi). Usahakan tensi tidak melebihi 130/80 mmHg.
(7) I (Inaktivitas)
Lakukan olahraga teratur setiap hari untuk menghilangkan kalori sekitar 300 kkal,
atau 2000 kkal/minggu, atau jalan kaki setiap hari kurang lebih sejauh 3 km, atau sit-
up dipinggir bed 50 – 200x/hari. Hindari inaktivitas (tidak berolahraga).
(8) S (Stres)
Usahakan tidur nyenyak minimal 6 jam sehari untuk dapat meredam stress dan
merangsang regenerasi sel-sel tubuh. Atau, usahakan ―tidur semu‖ meskipun di
dalam mobil (tiduran, tidak bergerak, pejamkan mata, usahakan melepas semua
masalah).
(9) A (Alkohol)
Berhentilah minum alkohol
(10) R (Regular Chek Up)
Lakukan chek up (kontrol) secara teratur juga untuk orang normal atau Non-DM,
terutama untuk umur diatas 40 tahun. Bagi Diabetisi atau penderita yang mengidap
penyakit kardiovaskuler lakukan check up setiap 1, 2, 3 bulan atau lebih sering lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony S. Fauci, 2008. Harrison’s Internal Medicine, 17th Edition, USA, McGraw –
Hill
Colledge, N.R., Walker, B.R. and Ralston, S.H. 2006. Davidson’s Principles and
Practise of Medicine. 20th Ed. Edinburgh : Churchill Livingstone
Tjokroprawiro, Askandar 2012, Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup sebagai
Pendukung Terapi Diabetes Mellitus, Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya,
RSUD Dr. Soetomo Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga: Surabaya
Faktor resiko:
Riwayat keluarga (Keturunan)
Usia
Aktifitas fisik kurang
Kegemukan
Gejala:
OLEH: Mudah haus
Mudah lapar
FITRIA PUJI ARYANI Sering kencing
C03119020 Berat badan turun drastic Komplikasi:
Mata kabur sampai
Kriteria Diagnosis Gejala klasik : kehilangan penglihatan
PROGRAM STUDI NERS
Mudah Haus Gangguan Ginjal
FAKULTAS KESEHATAN
Mudah Lapar Geringgingan , kesemutan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA Sering Kencin Penyakit jantung coroner
GORONTALO Stroke
Penyakit pembuluh darah lainnya
olahraga teratur , tanpa harus
Pencegahan Komplikasi: mengkonsumsi obat diabetes.
Pemeriksaan mata minimal 1tahun sekali o Obat Diabetes tidak merusak
Lakukan pemeriksaan laboratorium: ginjal justru melindungi ginjal
Secara teratur minimal 1 bulan Terapi :
sekali a. Diet
Gula darah puasa b. Latihan fisik
Gula darah 2jam pasca puasa c. Obat anti diabetes
(setelah makan) d. Insulin
Secara teratur setiap 3 bulan sekali TIPS:
Pemeriksaan HbA1c Konsultasikan kebutuhan kalori , porsi
Pemeriksaan profil lemak makan dan jenis makanan dengan
(Kolesterol, HDL, LDL, dokter atau ahli gizi
Trigliserida)minimal 6 bulan Makanlah secara teratur 3x sehari
sekali. Makanlah beragam makanan agar tubuh
Pemeriksaan dan perawatan gigi mendapatkan nutrisi yang diperlukan
minimal 6 bulan sekali . Kurangi makanan yang digoreng dan
Pencegahan luka dan perawatan mengandung lemak
kaki secara seksama.
Batasi gula dan makanan yang
Stop merokok
mengandung gula
Berolahraga secara teratur
Hindari minuman yang mengandung
alkohol karena mengakibatkan reaksI
PENATALAKSANAN :
yang berbahaya dengan obat yang anda
o Diabetes dapat dikendalikan
minum
dengan pengaturan pola makan dan