Anda di halaman 1dari 3

PANCASILA SUMBER EKONOMI KERAKYATAN

(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila)

Dosen Pengampu:
Dr. Abdul Aziz Hsb M.Pd

BIMBI KARTINI
NIM. 11170163000063 / KELAS 4A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
PANCASILA SUMBER EKONOMI KERAKYATAN

Menurut Mubyarto (1994) dalam Sumodiningrat (1999) istilah ekonomi


rakyat dapat diartikan ekonomi usaha kecil sebagai upaya pemihakan. Upaya
pemihakan disini dimaksudkan agar pembangunan dapat memberikan kesejahteraan
yang adil dan merata. Tidak hanya kelompok-kelompok tertentu yang dapat menikmati
hasil-hasil pembangunan, akan tetapi seluruh warga negara yang mempunyai peran
dapat juga menikmati hasil pembangunan.
Sumodingrat (1999) menyatakan bahwa perekonomian rakyat merupakan
padanan istilah ekonomi rakyat yang berarti perekonomian yang diselenggarakan oleh
rakyat. Perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat merupakan usaha ekonomi
yang menjadi sumber penghasilan keluarga. Ekonomi rakyat berbeda dengan ekonomi
kerakyatan. Ekonomi rakyat merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rakyat
itu sendiri dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki dan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu pangan, sandang, dan papan. Sedangkan
ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan rakyat.
Ekonomi kerakyatan adalah sebuah konsep ekonomi lama, yakni konsep
ekonomi Pancasila, namun ekonomi kerakyatan lebih menekankan pada Sila Keempat
yakni Sila Kerakyatan. 6 Ekonomi kerakyatan adalah suatu situasi perekonomian
dimana berbagai kegiatan ekonomi diselenggarakan dengan melibatkan partisipasi
semua anggota masyarakat, sementara penyelenggaraan kegiatan-kegiatan ekonomi
itupun berada di bawah pengendalian atau pengawasan anggota-anggota masyarakat.
Bila dikaitkan dengan bunyi pasal 33 ayat 1 UUD 1945 tadi, maka situasi
perekonomian seperti itulah yang disebut sebagai perekonomian usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan.1
Ekonomi rakyat atau grass-rots economy adalah derivat dari doktrin
kerakyatan Indonesia. Doktrin kerakyatan adalah doktrin berdasarkan gospel bahwa
Tahta untuk Rakyat. Ekonomi rakyat adalah wujud dari ekonomi berbasis rakyat
(people-based economy), dan ekonomi terpusat pada kepentingan rakyat (people-
centered economy) yang merupakan inti dari pasal 33 UUD 1945, terutama ayat dua
dan tiga.2 Ekonomi kerakyatan merupakan bagian integral dari ekonomi Pancasila.
Bung Hatta berpandangan bahwa Indonesia menganut ekonomi sosialis Indonesia,
sosialisme yang timbul karena suruhan agama, karena adanya etika agama yang
menghendaki adanya rasa persaudaraan dan tolong menolong antar sesama manusia
dalam pergaulan hidup, orang terdorong ke sosialisme, pandangan seperti ini
disebutkan oleh Bung Hatta sebagai sosialisme-religius. Berdasarkan konsepnya,
sosialisme-religius Bung Hatta cenderung menerima istilah ekonomi Pancasila yang

1
Sritua Arif, Agenda Ekonomi Kerakyatan, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 1997), Cet 1, 3.
2
Sri Edi Swasono, Keindonesiaan, Demokrasi, Ekonomi, Keberdaulatan dan Kemandirian
(Yogyakarta: UST-PRESS, 2015), hlm. 101-102.
disamping mengingatkan dasar negara, juga sekaligus membawakan perangai
utamanya, yakni Ketuhanan yang Maha Esa.
Jadi secara konstitusional, sistem ekonomi Indonesia bukan kapitalisme dan
bukan pula sosialisme.3 Secara konstitusional, sistem ekonomi Pancasila mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
1. Roda perekonomian digerakan dengan rangsangan ekonomi, sosial, dan moral.
2. Adanya keinginan yang kuat dari seluruh masyarakat untuk memperoleh
pemerataan sosial yang sesuai dengan asas-asas kemanusiaan.
3. Kebijakan ekonomi diprioritaskan untuk menciptakan perekonomian nasional
yang tangguh. Ini berarti setiap kebijakan ekonomi harus dilandasi dengan jiwa
nasionalisme.
4. Unit usaha berbentuk koperasi dipandang sebagai sokoguru perekonomian dan
merupakan bentuk konkrit dari suatu usaha bersama.
5. Adanya keselarasan serta perimbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di
tingkat nasional dengan desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi. Ini
ditunjukan untuk menjamin terciptanya keadilan ekonomi dan sosial masyarakat. 4

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Sritua. 1997. Agenda Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dumairy. 1996. Perkonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Swasono, Sri Edi. 2015. Keindonesiaan, Demokrasi, Ekonomi, Keberdaulatan dan


Kemandirian. Yogyakarta: UST-PRESS.

Swasta, Basu dan Ibnu Sukotjo. 1998.Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty.

3
Dumairy, Perkonomian Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1996), hlm. 33.
4
Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1998), hlm. 19.

Anda mungkin juga menyukai