Anda di halaman 1dari 8

A.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, guru terlebih dahulu harus
menentukan metode dan pendekatan yang akan digunakan agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Pemilihan metode dan pendekatan harus disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi objek
pembelajaran. Pada hakikatnya tidak pernah ada satu materi pelajaran yang
disajikan hanya dengan menggunakan satu metode pembelajaran. Pembelajaran
yang dilaksanakan dengan menggunakan berbagai metode akan mempermudah
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Metode dan pendekatan pembelajaran dalam pendidikan diciptakan manusia
dengan berorientasi pada aspek hasil belajar yang diharapkan dapat dimiliki oleh
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Metode berbeda dengan
pendekatan. Metode (method) lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya,
sedangkan pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam
perencanaannya. Satu pendekatan yang direncanakan untuk suatu pembelajaran
mungkin dalam pelaksanaannya digunakan beberapa metode.1
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Berdasarkan
kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal
pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek kajian.
Pendekatan akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk
menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian
yang akan dipelajari. Roy Kellen (1998) mencatat bahwa terdapat dua pendekatan
dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered
approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered
approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Adapun, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada

1
Maulana, M.PD., Drs. Dadan Djuanda, M.PD., dkk. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar
(Edisi ke-2) (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2015), hlm. 124
siswa menurunkan strategi pembelajaran inkuiri dan diskoveri serta pembelajaran
induktif.
Menurut Sanjaya (2008: 127) “Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.” Istilah pendekatan
meurujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan
merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu
masalah atau objek kajian. Pendekatan ini akan menentukan arah pelaksaan ide
tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau
objek kajian yang akan ditangani.2

B. JENIS-JENIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN


Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa. Tidak
akan terjadi kegiatan pembelajaran apabila kedua variabel ini tidak ada.
Berdasarkan hal tersebut, maka pendekatan dalam pembelajaran secara umum
dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru
(teacher centered approaches) dan pendekatan pembelajaran berorientasi pada
siswa (student centered approaches). Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Killen, Roy dalam bukunya yang berjudul Effective
Teaching Strategies (1998) mengemukakan bahwa ada dua pendekatan
pembelajaran, yaitu:
1. Pendekatan Pembelajaran Ditinjau dari Segi Proses
Pendekatan pembelajaran ditinjau dari segi proses, menurut
Percival dan Ellington, 1984), meliputi:
a. Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Guru (Teacher Centered
Approaches)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru, yaitu
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan
kegiatan belajar bersifat klasik. Dalam pendekatan ini, guru menempatkan
diri sebagai orang yang serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber
belajar.
2
Dr. Rusman, M.pd. Belajar dan Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta: PT. Kencana, 2017), hlm. 209.
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki ciri
bahwa manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan sepenuhnya
oleh guru. Peran siswa pada pendekatan ini hanya melakukan aktivitas
sesuai dengan petunjuk guru. Siswa hampir tidak memiliki kesempatan
untuk melakukan aktivitas sesuai dengan minat dan keinginannya.
Selanjutnya, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pada strategi ini
peran guru sangat menentukan baik dalam pilihan isi atau materi pelajaran
maupun penentuan proses pembelajaran.
Pendekatan yang berorientasi kepada guru merupakan sistem
pembelajaran yang konvensional di mana hampir semua kegiatan
pembelajaran dikendalikan oleh guru dari staf lembaga pendidikan
(sekolah). Guru mengomunikasikan pengetahuannya kepada peserta didik
berdasarkan tuntutan silabus. Karakteristik pendekatan yang berorientasi
pada guru bahwa proses belajar mengajar atau proses komunikasi
berlangsung di dalam kelas dengan metode ceramah secara tatap muka
(face to face) yang dijadwalkan oleh sekolah. Selama proses pembelajaran
peserta didik hanya menerima apa saja yang disampaikan oleh guru dan
hanya sekali-kali diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
Kelebihan pendekatan ini bahwa guru memiliki kebebasan dalam
mengatur alokasi waktu dan fasilitas pembelajaran untuk dapat
menyelesaikan tuntutan silabus. Sedang kelemahannya bahwa peserta
didik terkesan pasif selama proses pembelajaran. Interaksi pembelajaran
yang terbangun mencerminkan terjadinya komunikasi satu-arah, peserta
didik lebih bergantung pada bahan apa saja yang disajikan oleh guru,
sehingga perolehan pengalaman dalam belajar pun juga sebatas
kemampuan guru tentang bahan yang diajarkan sebagai tuntutan silabus.
Struktur pendekatan yang beroritentasi kepada guru/lembaga
pendidikan divisualisasikan, sebagai berikut:

SILABUS
GURU

Menentukan isi LEMBAGA PENDIDIKAN


materi, struktur dan
metode mengajar

b. Pendekatan Pembelajaran Berorientasi pada Siswa (Student


Centered Aprroaches)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah
pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar
dan kegiatan belajar bersifat modern. Pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada siswa, manajemen dan pengelolaannya ditentukan oleh
siswa. Pada pendekatan ini, siswa memiliki kesampatan yang terbuka
untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui
aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya.
Pendekatan ini, selanjutnya menurunkan strategi pembalajaran
discovery dan inkuiry serta strategi pembelajaran induktif, yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada strategi ini, peran guru lebih
menempatkan diri sebagai fasilitator, pembimbing sehingga kegiatan
belajar siswa menjadi lebih terarah.3
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik
merupakan sistem pembelajaran yang menunjukkan dominasi peserta
didik selama kegiatan pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator,
pembimbing dan pemimpin. Karakteristik pembelajaran dengan
pendekatan yang berorientasi pada peserta didik bahwa kegiatan
pembelajaran beragam dengan menggunakan berbagai macam sumber
3
Dr. Rusman, M.pd. Belajar dan Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta: PT. Kencana, 2017), hlm. 210-211.
belajar, metode, media, dan strategi secara bergantian sehingga selama
proses pembelajaran peserta didik berpartisipasi aktif baik secara individu
maupun kelompok. Cara pembelajaran ini juga sering dikenal sebagai
pendekatan CBSA.
Kelebihan pendekatan ini bahwa peserta didik memperoleh
kebebasan secara bertanggung-jawab dalam menentukan pengalaman
belajarnya dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Kompetensi yang
dicapai terkesan luas dan mendalam serta tidak mudah dilupakan, karena
mereka temukonstruktikan sendiri yang dipelajari dengan bimbingan dan
arahan dari guru. Sedangkan kelemahannya bahwa penggunaan alokasi
waktu terkesan kurang efisien dan guru tidak segera dapat mengetahui
ketercapaian kompetensi yang diharapkan, di samping tuntutan silabus
sulit untuk dipenuhi sesuai waktu yang ditetapkan dalam kalender
pendidikan. Karena kemajuan belajar peserta didik amat bergantung
kemampuannya, apalagi kalau peserta didik dalam kelas memiliki
kemampuan yang heterogen.
Struktur pendekatan yang berorientasi kepada guru/lembaga
pendidikan divisualisasikan, sebagai berikut:

2. Pendekatan Pembelajaran Ditinjau dari Segi Materi Pembelajaran


a) Pendekatan Konsep
Pada proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan konsep,
berarti guru membimbing siswa untuk memahami konsep-konsep yang
terdapat dalam materi pelajaran. Dalam pembelajaran tersebut, yang
menjadi fokusnya adalah menguasai konsep dan sub konsep yang terdapat
dalam materi pelajaran. Melalui beberapa metode, siswa dibimbing untuk
memahami konsep. Misalnya ketika seorang guru akan mengajarkan
konsep kemagnetan dengan menggunakan pendekatan konsep, berarti
melalui beberapa metode siswa diantarkan untuk memahami kemagnetan.
Guru dapat menggunakan metode demonstrasi, metode eksperimen atau
metode diskusi yang berkaitan dengan konsep kelarutan dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya. 4

b) Pendekatan Proses
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses atau
langkah-langkah ilmiah, seperti mengamati, berhipotesis, merencanakan,
menafsirkan, serta mengkomunikasikan. Meskipun tujuan utama dalam
proses pembelajaran adalah untuk mengembangkan keterampilan proses,
namun pada umumnya program dirancang untuk pemahaman konsep.
Penggunaan pendekatan keterampilan proses menuntut keterlibatan
langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga metode
pembelajaran yang tepat adalah metode eksperimen.5

c) Pendekatan Deduktif-Induktif
Pendekatan Deduktif dan Induktif termasuk dalam jenis
pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional merupakan pendekatan
dimana guru cenderung lebih aktif disbanding siswa dan metodenya
cenderung monoton. Pendekatan atau model pembelajaran tradisional
cenderung berasumsi bahwa siswa memiliki kebutuhan yang sama, dan
belajar dengan cara yang sama pada waktu yang sama, dalam ruang kelas
yang tenang, dengan kegiatan materi pembelajaran yang terstruktur secara
ketat dan didominasi oleh guru (Suhada, 2010: 60). Adapun pendekatan
induktif, diawali dari mengemukakan kenyataan-kenyataan yang ada di
dalam masyarakat berikut fakta dan datanya. Guru dapat mengangkat
contoh-contoh konkret dan kenyataan yang ada di dalam masyarakat
kemudian menarik generalisasi dari fakta dan data menjadi sebuah konsep.
Misalnya, tentang fenomena korupsi, kemiskinan, lapangan pekerjaan,
kesejehteraan social, dan sebagainya. Adapun pengolahan pesan secara
induktif bermula dari fakta atau peristiwa khusus, penyusunan konsep
4
Maulana, M.PD., Drs. Dadan Djuanda, M.PD., dkk. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar
(Edisi ke-2) (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2015), hlm. 125.
5
Maulana, M.PD., Drs. Dadan Djuanda, M.PD., dkk. Ragam Model Pembelajaran di Sekolah Dasar
(Edisi ke-2) (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2015), hlm. 128.
berdasarkan fakta-fakta, penyusunan generalisasi berdasarkan konsep-
konsep, terapan generalisasi pada data baru, dan penarikan kesimpulan.
Pendekatan deduktif diawali dari konsep-konsep yang telah
dipahami oleh siswa kemudian dicarikan contoh-contoh fakta dan data
pendukungnya di masyarakat. Pendekatan induktif dan deduktif menjadi
saling menunjang untuk menanamkan konsep pada siswa. Pemebalajaran
bisa dimulai dari yang konkret menuju hal yang konkret menuju hal yang
lebih abstrak; dari yang sederhana menuju kompleks; dari yang mudah
menuju sulit; dan dari yang dekat menuju ke yang jauh. Adapun
pengolahan pesan secara deduktif dimulai dengan: 1) guru mengemukakan
generalisasi; 2) penjelasan berkenaan dengan konsep-konsep; dan 3)
pencarian data yang dilakukan oleh siswa. Pengumpulan data tersebut
berguna untuk menguji kebenaran generalisasi (Dimyati dan Mudjiono,
2002: 180-185).6
d) Pendekatan Heuristik
Pada dasarnya setiap manusia akan senantiasa berusaha untuk
mampu memecahkan masalah yang ditemui dalam kehidupannya
sehari-hari. Rusyan (Sagala, 2010: 80) mendefinisikan kata
heuristic sebagai ‘fakta psikologis yang muncul sebagai kodrat
manusia yang memiliki nafsu untuk menyelidiki sejak bayi’.
Strategi belajar-mengajar heuristic adalah merancang pembelajaran
dari berbagai aspek dari pembentukan sistem instruksional
mengarah pada pengaktifan peserta didik mencari dan menemukan
sendiri fakta, prinsip dan konsep yang mereka butuhkan.
Pendekatan heuristic adalah pendekatan pengajaran yang
menyajikan sejumlah data dan siswa diminta untuk menganalisis
dan membuat kesimpulan menggunakan data tersebut.
Soal-soal pemecahan masalah matematis dapat berupa penyajian
masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
materi yang sedang dipelajari. Siswa harus mampu membuat
model materi yang tepat sehingga masalah yang ada dapat

6
diselesaikan menggunakan konsep materi yang berhubungan
dengan masalah tersebut. Berikut ini contoh bentuk soal
pemecahan masalah matematis.7

Anda mungkin juga menyukai