PERBANKAN SYARIAH
HIWALAH, WAKALAH DAN KAFALAH
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat,
Karunia, serta Taufiq dan Hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hiwalah, Wakalah dan Kafalah” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangkah menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Hiwalah, Wakalah dan Kafalah.
Kami menyadari sepenuhnya bahawa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan
dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membaca. Sebelumnya kami
mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kiritik,
saran dan usulan untuk perbaikan dimasa akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi....................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
Bab II Pembahasan
A. Hiwalah
1. Pengertian..................................................................................... 3
2. Dasar hukum................................................................................. 3
3. Rukun Hiwalah............................................................................. 3
4. Faktor-faktor ysng memberhentikan hiwalah............................... 3
5. Contoh Hiwalah........................................................................... 4
B. Wakalah
1. Pengertian .................................................................................... 4
2. Dasar Hukum................................................................................ 5
3. Rukun dan Syarat......................................................................... 6
4. Berakhirnya wakalah.................................................................... 6
5. Aplikasi wakalah dalam lembaga keuangan syariah..................... 6
C. Kafalah
1. Pengertian..................................................................................... 7
2. Dasar Hukum................................................................................ 7
3. Rukun dan Syarat......................................................................... 8
4. Contoh kafalah............................................................................. 8
5. Jenis-jenis...................................................................................... 8
6. Berakhirnya aka kafalah............................................................... 8
7. Aplikasi dalam keuangan syariah................................................. 9
A. Kesimpulan....................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................. 11
Daftar Pustaka.............................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiwalah, Wakalah dan Kafalah sering kita dengar baik dalam ekonomi syariah maupun dalam
lembaga keuangan syariah. Hal-hal tersebut dalam dunia perbankan terdapat dalam produk jasa.
Masyarakat awam pada umumnya tidak begitu memahami apa yang dimaksud dengan hiwalah,
wakalah dan kafalah ini.
Untuk Indonesia sebagai Negara Muslim sudah seharusnya sistem keuangan yang digunakan
berlandaskan prinsip syariah. Namun, saat ini prinsip syariah belum begitu terealisasi
penggunaanya. Masih banyak sistem ekonomi Kapitalis yang digunakan dan mengandung unsur
Magrib didalamnya.
Hiwalah dapat digunakan untuk pemindahan utang dari seseorang kepada orang lain. Ini
sangat sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Seumpamannya, si A berutang kepada B
dan A berpiutang kepada C. Dan si A tidak bisa membayar utangnya kepada B lalu ia
mengalihkan pembayaran utanganya kepada si C.
Wakalah berupa penyerahan atau pendelegasian dari satu pihak kepihak lain dan harus
dilakukan dengan yang telah disepakati oleh sipemberi mandat. Hal ini terjadi karena pada
dasarnya tidak semua manusia dapat mengurusi segala urusannya secara pribadi, sehingga ia
butuh pendelegasian mandat kepada orang lain.
Kafalah dalam dunia perbankan yaitu pemebrian asuransi, berarti pemberian jaminan yang
diberikan satu pihak kepada pihak lain dimana pemberi jaminan bertanggungjawab atas
pembayaran kembali suatu utang ynag menjadi hak penerima jaminan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hiwalah?
2. Apa yang dimaksud dengan Wakalah?
3. Apa yang dimaksdu dengan Kafalah?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Hiwalah.
2. Mengetahu apa yang dimakud dengan Wakalah.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Kafalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hiwalah
1. Pengertian
Hiwalah adalah memindahkan utang dari tanggungan seseorang kepada tanggungan orang
lain. Berdasarkan sabda Nabi yang artinya “ Orang yang mampu membayar utang, haram
baginya melalaikan utangnya. Maka apabila seseorang diantara kamu memindahkan utangnya
kepada orang lain, memindahkan itu hendaklah diterima, asal yang lain itu mampu membayar”.
(HR. Ahmad dan Baihaq).
2. Dasar Hukum
Hiwalah sebagai salah satu bentuk transaksi antar sesama manusia dibenarkan oleh
Rasulullah SAW melalui sabda beliau:
Artinya : Memperlambat pembayaran hutang yang dilakukan oleh orang kaya merupakan
perbuatan dzalim, jika salah seorang kamu dialihkan kepada orang yang mudah membayar
hutang, hendaknya ia berani. (HR. Al jama’ah)
3. Rukun Hiwalah
a. Muhil : Pihak yang berutang pada transaksi hawalah;
b. Muhtal
c. Muhal ‘alaih
d. Utang Muhil kepada Muhtal
e. Utang muhal ‘alaih kepada muhil
f. Shighat
1. Pengertian
Wakalah menurut bahasa berarti penyerahan, pendelegasi, atau pemberian
mandat. Mandat ini harus dilakukan dengan yang telah disepakati oleh sipemberi mandat.
Menurut istilah para ulama berbeda-beda antara lain sebagai berikut:
Malikiah berpendapat wakalah adalah seseorang menggantikan (menempati) tempat yang lain
dalam hak (kewajiban), dia yang mengelolah pada posisi itu.
Hanafiyah berpendapat bahwa wakalah adalah suatu ibrah seseorang menyerahka sesuatu
kepada orang lain untuk dikerjakan ketika hidupnya.
Menurut Sayid Sabiq dalam buku fiqh sunnah mendefinisikan al wakalah sebagai
pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalm hal-hal yang dapat diwakilkan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan wakalah
adalah penyerahan diri seseorang kepada orang lain untuk mengerjakan sesuatu dalam hal-hal
yang dapat diwakilkan. Pada dasarnya tidak semua manusia dapat mengurusi segala ursannya
secara pribadi, sehingga ia butuh mendelegasikan mandat kepada orang lain untuk dapat
melakukannya sebagai wakil darinya. Penyebabnya bisa karena ketidak adaan waktu atau tidak
memiliki kemampuan tekhnik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2. Landasan Hukum
Dalam tataran teknis wakalah diatur dalam ketentuan pasal 36 huruf c poin pertama PBI no.
6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah, yang artinya menyatakan bahwa bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip
kehati-hatian dala kegiatan usahanya yang meliputi melakukan pemberian jasa pelayanan
perbankan berdasarkan akad wakalah.
Hadis yang memboleh kan wakalah diantaranya “Dan dari Sulaiman bin Yasar. Bahwa Nabi
SAW, mngutus Abu Rafi, hamba yang pernah dimerdekakanya dengan laki-laki Anshar, lalu
kedua orang itu menikahkan Nabi dengan Maimunah binti Haris dan pada saat itu (Nabi SAW)
dimadinah sebelum keluar (ke Meiqat Dzil Khulaifah). (HR. Maliki).
b. Sesuatu yang diwakilkan, syarat-syaratnya yaitu : 1) diketahui dengan jelas oleh orang yang
mewakili. 2) tidak bertentangan dengan syariat Islam. 3) Dapat diwakilkan menurut syariat
Islam.
b. Perbankan syariah
Implementasi akad wakalah dalam perbankan syariah biasanya digunakan sebagai
akad dalam menerbitkan Letter of credit atau penerusan permintaan akan barang dalam
negeri dari Bank diluar Negeri. Syariah adalah surat pernyataan akan membayara kepada
Eksportir yang diterbitkan oleh Bank demi kepentingan Importir dengan pemenuhan
persyaratan tertentu.
c. Asuransi Syariah
Implementasi akad wakalah dalam asuransi diantaranya adalah wakalah bin Ujrah.
Wakalah bin ujrah adalah pemeberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi
untuk mengelolah dana perserta dan melakukan kegiatan lain dengan imbalan pemberian
fee.
C. Kafalah
1. Pengertian
Menurut Madzhab Maliki, Syafi’i dan hambali, kafalah adalah menjadikan seseorang ikut
bertanggung jawab atas tanggung jawab seseorang dalam pelunasan / pembayaran utang.
Aplikasinya dalam dunia perbankan adalah penerbitan garansi bank. Kafalah adalah akad antara
dua pihka dimana pihak pertama menanggung beban dan tanggung jawab pihak kedua untu
menyelesaikan utang.
2. Dasar Hukum
Menurut QS. Yusuf ayat 66 “Ya’qub berkata : “aku sekali-kali akan melepaskannya
bersama-sama kamu, sebelum kamu memeberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah,
bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali kecuali jika kamu dikepung musuh.
Tatkla mereka memberikan janji mereka, maka yaqub berkata : Allah adalah saksi terhadap apa
yang kita ucapkan.
4. Contoh Kafalah
Kartu Kredit
Bank menjamin nasabah (pemegang kartu) untuk belanja tanpa uang cash kepada pihak ketiga
(merchant, supermarket, hypermarket). Dan karena penjaminan itu, maka bank selaku kafil dapat
mengenakan ujrah (fee) kepada nasabah.
5. Jenis-Jenis Kafalah
a.kafalah bin nash, yaitu akad memberikan jaminan atas diri sendiri sipenjamin.
b. kafalah bin maal, yaitu jaminan pembayaran atau pelunasan utang.
c. kafalah mulaqah dan munzanah, yaitu jaminan mutlak yang dibatasi olek kurun waktu dan
untuk tujuan tertentu.
d. kafalah bin taslim, yaitu penjaminan atas pengambalian barang sewa pada saat jangga waktu
habis.
6. Berakhirnya akad Kafalah
1) Harta telah diserahkan (ad-din)
2) Utang telah dibebaskan
3) Penyerahan diri orang yang dituntut
4) Pembebasan terhadap kafil oleh pemilik hak dan kewajiban kafalah bin nafs.
5) Meninggalnya wakful ‘Anhu
6) Penyerahan benda yang ditanggung, apabila barang nya masih ada. Atau persamaannya
atau harganya apabila barangnya telah rusak.
7) Pembebasan penjamin dari tugas kafalah.
A. Kesimpulan
Hiwalah adalah memindahkan utang dari tanggungan seseorang kepada tanggungan orang
lain. Berdasarkan sabda Nabi yang artinya “ Orang yang mampu membayar utang, haram
baginya melalaikan utangnya. Maka apabila seseorang diantara kamu memindahkan utangnya
kepada orang lain, memindahkan itu hendaklah diterima, asal yang lain itu mampu membayar”.
Wakalah menurut bahasa berarti penyerahan, pendelegasi, atau pemberian mandat. Mandat
ini harus dilakukan dengan yang telah disepakati oleh sipemberi mandat.
Menurut istilah para ulama berbeda-beda antara lain sebagai berikut:
Malikiah berpendapat wakalah adalah seseorang menggantikan (menempati) tempat yang
lain dalam hak (kewajiban), dia yang mengelolah pada posisi itu.
Hanafiyah berpendapat bahwa wakalah adalah suatu ibrah seseorang menyerahka sesuatu
kepada orang lain untuk dikerjakan ketika hidupnya.
Menurut Sayid Sabiq dalam buku fiqh sunnah mendefinisikan al wakalah sebagai pelimpahan
kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalm hal-hal yang dapat diwakilkan.
Menurut Madzhab Maliki, Syafi’i dan hambali, kafalah adalah menjadikan seseorang ikut
bertanggung jawab atas tanggung jawab seseorang dalam pelunasan / pembayaran utang.
Aplikasinya dalam dunia perbankan adalah penerbitan garansi bank. Kafalah adalah akad antara
dua pihka dimana pihak pertama menanggung beban dan tanggung jawab pihak kedua untu
menyelesaikan utang.
B. Saran
Karena kita telah membahas tentang hiwalah, wakalh, dan kafalah ini maka hendaklah terealisasi
dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA