Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peradaban manusia yang semakin maju mengakibatkan perkembangan


terhadap ilmu pengetahuan semakin cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan juga
akan berdampak pesat pada teknologi. Salah satu bentuk ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang saat ini adalah bioteknologi.

Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya


harus dilakukan dalam mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang
mungkin ditimbulkan. Pengkajian mendalam melalui dasar-dasar pengetahuan,
penalaran, logika, moral,agama, serta kriteria kebenarannya, tentu akan sangat
membantu menuntun kita pada tujuan pengembangan IPTEK yang sebenarnya.

Penerapan bioteknologi akan berhasil bila dilakukan pengintegrasian


beberapa disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam
tersebut ialah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia,
rekayasa genetika dan teknik kimia.

Walaupun terdengar sebagai sesuatu yang baru, bioteknologi sebenarnya


telah diterapkan manusia sejak jaman dahulu. Tidak dapat dipastikan apakah
penerapan bioteknologi tersebut secara sadar atau tidak sadar dan apakah proses
mikrobial tersebut diketahui secara kebetulan atau berdasarkan suatu percobaan
intuitif. Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah salah satu contoh dari
kemampuan manusia menggunakan aktivitas penting sutau mikroorganisme guna
memenuhi kebutuhannya.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Setiap inivasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif
bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru
dalam melakukan aktivitas manusia.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana yang dimaksud dengan Bioteknologi?


2. Jelaskan sejarah perkembangan bioteknologi secara singkat?
3. Jelaskan tentang bioteknologi modern?
4. Jelaskan tentang penerapan bioteknologi?
5. Jelaskan dampak negatif penerapan bioteknologi?
6. Jelaskan dampak-dampak positif bioteknologi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami pengertian bioteknologi.


2. Mengetahui sejarah perkembangan bioteknologi.
3. Memgetahui bioteknologi modern.
4. Memahami tentang penerapan-penerapan bioteknologi.
5. Memahami dampak negatif dari penerapan bioteknologi.
6. Memahami dampak-dampak positif bioteknologi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bioteknologi

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan bioteknologi? Bioteknologi


berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan “teknologi” yang berarti
cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan secara bebas dapat didefinisikan
secara bebas sebagai pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan produk
dan jasa yang bermanfaat bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang


insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam
skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada
perkembangannya sampai pada tahun 1970, bioteknologi selalu berasosiasi
dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering). Dari paduan dua kata
tersebut (bio dan teknologi) European Federation of Biotechnology (1989)
mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan
ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian
dari organisme hidup dan analog mulekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.

Bioteknologi sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun


yang lalu, karena manusia telah bertahun-tahun lamanya menggunakan
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur ragi untuk membuat makanan
bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan yoghurt. Namun istilah
bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses fermentasi
dalam pembuatan anggur (Kuswanti, 2008:113).

Perkembangan yang pesatdalam bidang biologi sel dan biologi molekuler


sejak tahun 1960-an mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat. Dewasa
ini, manusia telah mampu memanipulasi, mengubah, dan/atau menambahkan sifat
tertentu pada suatu organisme (Kuswanti, 2008:112).

3
2.2 Sejarah Singkat Perkembangan Bioteknologi

Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu yang baru dalam peradaban


manusia. Bioteknologi telah dilakukan sejak zaman dahulu, antara lain untuk
menghasilkan minuman beralkohol dan makanan yang difermentasikan.
Bioteknologi mengalami perkembangan secara bertahap. Semenjak awal
diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era bioteknologo non-mikrobal”. Disebut
era bioteknologi non-mikrobal, karena pada saat itu belum diketahui bahwa
makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme.

Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobal) dimulai sejak 1857


setelah Louis Pasteur menemukan bahwa fermentasiyang terjadi dalam pembuatan
anggur merupakan hasil kerja mikroorganisme. Makanan atau minuman yang
diproduksi melalui proses fermentasi antara lain tempe, tape, sake (berasal dari
Jepang), tuak, anggur, dan yoghurt (Kuswanti, 2008:114).

Pada tahun 1920 proses fermentasi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme


mulai digunakan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton, butanol, etanol, dan
gliserin. Fermentasi juga digunakan untuk memproduksi asam laktat, asam sitrat,
dan asam asetat dengan menggunakan jasa bakteri.

Setelah perang dunia ke-2, dihasilkan produk bioteknologi lain misalnya


penesilin dari jamur penecillium nonatum. Keberhasilan ini diikuti dengan
penelitian kemapuan mikroorganisme lain yang menghasilkan antibiotic dan zat-
zat lain seperti steroid, vitamin, enzim, asam amino, dan senyawa-senyawa
protein tertentu

Perkembangan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan perkembangan di


bidang biokimia, biologi seluler, dan biologi molekuler melahirkan teknologi
enzim dan rekayasa genetika yang akhirnya mengantarkan kita ke suatu era
modern. Kini bioteknologi telah benar-benar digunakan untuk menjawab berbagai
tantangan kehidupan manusia.

Catatan peristiwa dalam perkembangan bioteknologi, antara lain:

1. Ragi untuk pembuatan anggur, sebelum 6000 SM.

4
2. Ragi untuk pengembangan roti, sekitar 4000 SM.
3. Mikroba untuk menmbang tembaga (Spanyol), sebelum 1670.
4. Mikroba pertama dilihat Antonie Van Leewenhoek, 1880.
5. Mikroba kontaminan pertama penggagal fermentasi ditemukan oleh Lois
Pasteur, 1876.
6. Enzim diekstrak dari ragi yang dapat membuat alcohol oleh Eduard
Buchner, 1897.
7. Bakteri penghasil aseton, butanol, gliserol, 1910.
8. Struktur rantai DNA terungkap, 1928.
9. Penemuan bakteri antibiotik baru (streptomycin, spalosporin, dll), 1953.
10. Mikroba untuk menambang uranium di Kanada, 1950-an.
11. DNA rokombinan ditemukan dan percobaan rekayasa genetika pertama
berhasil, 1973.
12. Hibridoma menghasilkan antibodi monoclonal, 1973.
13. Insulin hasil rekayasa genetika diperbolehkan digunakan pada manusia,
1981.
14. Interferon, hormone tumbuh, vaksin hepatitis, dihasilkan dari rekayasa,
pertengahan 1980-an.
15. Bahan mentah industry plastik dari mikroba, interferon untuk kanker, akhir
1980-an.
16. Mikroba hasil rekayasa membantu mengekstrak minyak dari tanah, 1990.

2.3 Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada


manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar mikrobiologi dan
biokimia. Penerapan bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek
kehidupan, misalnya ternak unggul hasil manipulasi genetik (peternakan), buah
tomat hasil manipulasi genetik yang tahan lama (pangan), tanaman jagung dan
kapas yang resisten terhadap serangan penyakit tertentu (pertanian), hormone
insulin yang dihasilkan oleh E.Coli (kedokteran dan farmasi).

5
2.4 Penerapan Bioteknologi

Dalam rangka memenuhi dan meningkatkan mutu kebutuhan hidup,


manusia memanfaatkan biologi terapan yang digabungkan dengan teknologi
modern sehingga tercipta ilmu baru yang dikenal dengan sebutan “Bioteknologi”
dan terkadang ada yang menyebut “Biomasadepan”. Beberapa ahli dan badan
internasional memberikan batasan bioteknologi sebagai: (1) Kegiatan yang
menitikberatkan pemanfaatan aktivitas biologi dalam lingkup teknologi proses
dan produksi secara besar-besaran dalam industry yang dikaitkan dengan produksi
masal. (2) Pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap jasad,
system, atau proses biologi untuk memproduksi benda hidup, benda mati, atau
jasad bagi kepentingan manusia. Dalam perkembangan lebih lanjut, lahirlah
bioteknologi kedoktoran, bioteknologi farmasi, bioteknologi pertanian,
bioteknologi peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).

a. Bioteknologi Kedokteran

Dalam rekayasa genetika dapat diciptakan vaksin yang dapat menghasilkan


zat immunoglobulium (zat kebal) terhadap beberapa penyakit. Misalnya hepatitis,
kanker hati, lepra, dan sebagainya. Dapat pula dilakukan pengambilan informasi
genetik yang ada pada manusia untuk “dicangkok” pada bakteri agar bakteri
tersebut dapat mensintesa insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas yang berguna untuk menurunkan kadar gula dalam darah. Pada
penderita diabetes, kelenjar pankreas ini kurang berfungsi sehingga kadar gula
dalam darahnya tinggi. Dengan bantuan rekayasa gentika maka dapat diproduksi
insulin dalam jumlah besar oleh bakteri, yang kemudian dapat diinjeksikan pada
penderita diabetes (Harmoni, 1992:104).

Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedoktoran, misalnya


dalam pembuatan antibodi dan hormon (Anonim, 2013).

1. Pembuatan Antibodi Monoklonal


Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber
tunggal. Manfaat antibodi monoklonal antara lain:

6
 Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urin
wanita hamil.
 Mengikat racun dan menonaktifkannya.
 Mencegah penolakan tubuh terhadap hasil transplantasi jaringan lain
(Anonim, 2013).

2. Pembuatan Vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap
tubuh yang berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan
bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil dari
mikroorganisme tersebut (Anonim, 2013).
3. Pembuatan Antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu
dan berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada
disekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang
diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai diproduksi secara
besar-besaran pada Perang Dunia ke-2 oleh para ahli dari Amerika Serikat
dan Inggris (Anonim, 2013).
4. Pembuatan Hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme
untuk memproduksi hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi,
misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan testosterone
(Anonim, 2013).

b. Bioteknologi Farmasi

Dalam memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh antigen atau


bibit penyakit digunakanlah berbagai macam obat, yang pada zaman dahulu
digunakan ramuan beberapa macam tumbuhan yang berupa sari atau ekstrak.
Tetapi pada saat ini, sesuai dengan kemajuan teknologi dibuat zat sintesis dan
pada saat mutakhir, melalui biologi molekular dan rekayasa genetika, tubuh
dipacu untuk memproduksi obat-obatan sendiri. Obat-obatan hasil bioteknologi
tersebut antara lain humulin untuk diabetes, protopin yang merupakan hormone

7
pertumbuhan untuk memperbaiki anak-anak yang mengalami kelatarbelakangan
pertumbuhan, alfainterferon untuk pengobatan sejenis leukemia, dan sejenisnya
(Maskoeri, 2013:218).

c. Bioteknologi Pertanian

Dalam rangka mencukupi pangan penduduk dunia yang bertumbuh terus,


maka produksi pangan secara konvensional tidak dapat mengejarnya. Oleh karena
itu, dicari jalan melalui bioteknologi pertanian yang antara lain. (1) Penggunaan
hormon pertumbuhan yang mengubah tumbuha dari diploid menjadi poliploid
sehingga dihasilkan produk yang “rekayasa”. Misalnya buah tomat dan cabe
menjadi besar, dan lainnya. (2) Kultur jaringan. Pada keadaan biasa, siklus
pertumbuhan memerlukan waktu yang cukup panjang, tetapi melalui kultur
jaringan siklus itu dapat diperpendek, misalnya bunga anggrek yang secara biasa
dari biji sampai menjadi tumbuhan dewasa hingga berbunga memerlukan waktu
yang cukup lama. Tetapi melalui kultur jaringan akan diperoleh tumbuhan baru
dengan cepat dan segera dapat berbunga. Dalam mempercepat pembibitan
tumbuhan, kultur jaringan lebih cepat tiga puluh kali lipat dari pada cara
tradisional. Dengan demikian, dapat mengatasi kekurangan dan ketrlambatan bibit
dalam masa tanam dan juga meningkatkan kualitas panen. Dalam memperbanyak
tumbuhan secara kloning (cloning) pada tumbuhan hias dan tumbuhan bernilai
ekonomi tinggi dapat dilakukan secara besar-besaran dengan kultur jaringan.
Misalnya pada kelapa sawit, kelapa kopyor, dan sebagainya (Maskoeri,
2013:219).

d. Bioteknologi Peternakan

Seperti halnya tumbuhan, hewan ternak diperlukan juga dalam memenuhi


kebutuhan pangan manusia. Dengan perkawinan silang, dapat dihasilkan hewan-
hewan yang berkualitas lebih baik. Tetapi tampaknya juga tidak dapat mengejar
kebutuhan manusia yang selalu meningkat. Oleh karena itu, para ahli peternakan
juga memanfaatkan bioteknologipeternakan, yaitu (1) Untuk memproduksi obat
dan vaksin serta hormon pertumbuhan ternak, dan (2) Melibatkan hewan dapat

8
tumbuh lebih cepat dan makannya lebih sedikit, atau menjadi ternak yang lebih
unggul (maskoeri, 2013:221).

2.5 Dampak Negatif Penerapan Bioteknologi


Bioteknologi, terutama rakayasa genetika, pada awalnya diharapkan dapat
menjelaskan berbagai macam persoalan dunia, seperti polusi, penyakit, pertanian,
dan sebagainya. Akan tetapi, dalam kenyataannya juga menimbulkan dampak
yang membawa kerugian (Wariyono, 2008:106).
1. Dampak terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme trangenik (berubah secara genetik) kealam bebas
dapat menimbulkan dampak berupa pencemaran biologi yang dapat lebih
berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir. Dengan keberadaan
rekayasa genetika, perubahan genotype tidak tejadi secara alami sesuai
dengan dinamika populasi. Melainkan menurut kebutuhan pelaku
bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya, bahkan
kehancuran. “Menciptakan” makhluk hidup yang seragam bertentangan
dengan prinsip di dalam biologi itu sendiri, yaitu keanekaragaman
(Wariyono, 2008:106).
2. Dampak terhadap Kesehatan
Produk rekayasa dibidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah
serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa telah
menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flayr Sayrt diketahui
mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang disuntik
dengan hormon BGH disinyalir mengandung bahan kimia baruyang punya
potensi berbahaya bagi kesehatan manusia (Wariyono, 2008:106).
3. Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi
mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh pada kehidupan
masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil. Penggunaan
hormon pertumbuhan sapi (boyine growth hormone = BGH) dapat
meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan menggususr
peternak kecil. Dengan demikian, bioteknologi dapat menimbulkan
kesenjangan ekonomi (Wariyono, 2008:106).

9
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat, kopi,
gula, kelapa, vanili, gingseng, dan opium akan dapat dihasilkan melalui
modifikasi genetika tanaman lain, sehingga akan menyingkirkan tanaman
aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil tanaman-tanaman tadi akan
menderita kerugian besar (Wariyono, 2008:106).
4. Dampak tehadap Etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang
serius. Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap
melanggar hokum alam dan sulit diterima masyarakat. Mayoritas orang
Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis. 90% menentang
pemindahan gen manusia ke hewan. 75% menentang pemindahan gen
hewan ke manusia (Wariyono, 2008:107).
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa
konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya bagi
penganut agama Islam, kalau gen babi dimasukkan ke dalam buah
semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup hasil rekayasa
merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk hidup. Hal itu bertentangan
dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai intrinsik makhluk
hidup.

2.6 Dampak Positif Bioteknologi

Beberapa dampak positif (akibat baik, hal-hal yang menguntungkan) dari


perkembangan bioteknologi hingga saat ini, antara lain:

- Meningkatkan sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit


tanaman, misalnya tanaman transgenic kebal hama.
- Meningkatkan produk-produk (baik kualitas maupun kuantitas) pertanian,
perkebunan, peternakan, maupun perikanan dengan temuan bibit unggul.
- Meningkatkan nilai tambah makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu,
seperti air susu menjadi yoghurt., mentega, dan keju.

10
- Membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan logam
(biohidrometalurgi).
- Membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan,
seperti: bakteri pemakan plastik dan paraffin, bakteri penghasil bahan
plastik biodegradable.
- Membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energy, misalnya
bioethanol, dan biogas.
- Membantu dunia kedokteran dan medis mengatasi penyakit-penyakit
tertentu, misalnya penyakit kelainan genetis dengan terapi gen, hormon
insulin, antibiotik, antibodi monoklonal, dan vaksin.
- Mengatasi masalah pelestarian spesies langka dan hamper punah. Dengan
teknologi transplantasi nucleus, hewan dan/atau tumbuhan langka bisa
dilestarikan.
- Dan lain sebagainya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bioteknologi berasal dari kata “bio” yang berarti makhluk hidup dan
“teknologi” yang berarti cara untuk memproduksi barang dan jasa, dan
secara bebas dapat didefinisikan secara bebas sebagai pemanfaatan
organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat
bagi manusia (Kuswanti, 2008:113).
Semenjak awal diterapkan, sampai tahun 1857 disebut “era
bioteknologo non-mikrobal”. Disebut era bioteknologi non-mikrobal,
karena pada saat itu belum diketahui bahwa makanan produk fermentasi
merupakan hasil kerja mikroorganisme.
Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky,
seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan
produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai
sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun 1970,
bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical
engineering).
Bioteknologi mempunyai dua jenis, yaitu bioteknologi konvesional
dan bioteknologi modern. Dalam perkembanganya, lahirlah bioteknologi
kedoktoran, bioteknologi farmasi, bioteknologi pertanian, bioteknologi
peternakan dan sebagainya (Maskoeri, 2013:216).
Dalam penerapannya, bioteknologi mempunyai beberapa dampak
negatif, diantaranya adalah dampak terhadap lingkungan, kesehatan, sosial
dan ekonomi, serta dampak terhadap etika.
Dalam perkembangnya, bioteknologi didukung oleh beberapa ilmu
penunjang, seperti mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel,
enzimologi, dan virologi.

12
3.2 Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi
pengetahuan dalam mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar yang membahas
tentang Bioteknologi Modern. Namun, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan, karena melihat masih banyak hal-hal yang belum bisa
dikaji lebih mendalam pada makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Bioteknologi Modern.

Harmoni, Ati. 1992. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Depok: Gunadarma.

Jasin, Maskoeri. 2013. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

14

Anda mungkin juga menyukai