Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

Tingkat Perputaran Piutang (Receivabel Turnover) dan Budget Pengumpulan Piutang


(Receivable Collection Budget)

Piutang sebagai elemen dan modal kerja selalu dalam keadaan berputar, periode
perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat
pembayarannya. Semakin lunak atau semakin lama syarat pembayaran, berarti semakin lama
modal terikat pada piutang, yang ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode
tertentu adalah semakin rendah.

Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan membagi jumlah penjualan kredit
(credit sales) selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivable).
Adapun rumus atau rasio finansial yang dapat digunakan yang berkaitan dengan piutang
yaitu:

Rata-rata Investasi dalam Piutang :

Total Cost of Sales


Average Receivable Investment =
Receivable Turnover

Perputaran Piutang :

Net Credit Sales


Receivable Turnover =
Average Investment

Hari Rata-rata Pengumpulan Piutang :

360
Average Collection Period =
Receivable Turnover

360 x Average Receivable


Average Collection Period =
Net Credit Sales

Tingkat Penjualan Harian Rata-rata = Day’s Sales Outstanding/ DSO :

Account Receivable Balance (Average )


DSO = x 360 day’s
Revenue(12 month)

Account Receivable
DSO = x 365 day’s
Net Credit Sales
Number of Days∈the Period
DSO =
Accounts Receivable Turnover

Biaya Tambahan Untuk Investasi (Cost of Marginal Investment = CMI) :


CMI = Rate of Return x Marginal Investment
Biaya Piutang Ragu-Ragu (Cost of Bad Debt = CBD) :
CBD = % Piutang ragu-ragu x Penjualan

Biaya Cash Discount = % Cash Discount x Penjualan

Pembahasan soal :

1) Suatu perusahaan mempunyai rencana penjualan atas dasar estimasi akhir


bulan sebagai berikut :
Bulan Jumlah
Juli Rp 28.000
Agustus Rp 35.000
September Rp 42.000
Syarat pembayaran yang ditetapkan adalah 3/20 net 30, ini artinya diberikan sebesar
discount 3 % bila dibayar dalam 20 hari sedang batas waktu yang diberikan adalah 30
hari. Estimasi akhir bulan.

Bulan
Penjualan 60% 30% 10 %

20 hari 10 hari

Juli Agustus September

Perhitungan :
Penjualan bulan Juli :
Penerimaan : Agustus = 60 % x Rp 28.000 = Rp 16.800
Discount = 3 % x Rp 16.800 = Rp 504
= Rp 16.292
30 % x Rp 28.000 = Rp 8.400
= Rp 24.696
September = 10 % x Rp 28.000 = Rp 2.800
Penjualan bulan Agustus :
Penerimaan : September = 60 % x Rp 35.000 = Rp 21.000
Discount = 3 % x Rp 21.000 = Rp 630
= Rp 20.370
30 % x Rp 35.000 = Rp 10.500
= Rp 30.870
Oktober = 10 % x Rp 35.000 = Rp 3.500
Penjualan bulan September :
Penerimaan : Oktober = 60 % x Rp 42.000 = Rp 25.200
Discount = 3 % x Rp 25.200 = Rp 756
= Rp 24.444
30 % x Rp 42.000 = Rp 12.600
= Rp 37.044
Nopember = 10 % x Rp 42.000 = Rp 4.200

Kumpulan piutang dalam tabel:

Waktu
Penjualan Tagihan Agustus September Oktober
Juli 28.000 24.696 2.800
Agustus 35.000 30.870 3.500
September 42.000 37.044
Jumlah 24.696 33.670 40.544
Jika pada soal diminta hanya sampai pada bulan Oktober maka bulan Nopember tak perlu
dibuat lagi.

2) Perusahaan "Widuri" dalam tahun 2004 mempunyai catatan tentang


penjualannya sebagai berikut :
a. Penjualan kredit (net credit sales) sebesar Rp 500.000
b. Piutang awal tahun 2004 adalah 4 kali lipat piutang piutang akhir tahun 2004
c. Piutang akhir tahun 2004 sebesar Rp 10.000
d. Jika 1 tahun = 360 hari
Hitunglah :
a. Perputaran piutang (receivable turnover)
b. Rata-rata pengumpulan piutang (average collection period)

Jawab :
Piutang awal = 4 x piutang akhir
= 4 x Rp 10.000
= Rp 40.000
Piutang rata-rata = piutang awal + piutang akhir
= 40.000 + 10.000 / 2
= Rp 25.000
Perputaran piutang = 500.000 / 25.000
= 20 kali
Rata-rata hari pengumpulan piutang = 360 / 20
= 18 hari.

3) Perusahaan "Erico" pada bulan Nopember dan Desember pada tahun 2008 berhasil
mengadakan penjualan barang masing-masing Rp 400.000 dan Rp 410.000. Rencana
penjualan pada bulan-bulan berikutnya adalah berdasarkan perhitungan akhir tahun.
Penjualan tersebut adalah :
Januari Rp 430.000 April Rp 500.000
Pebruari Rp 400.000 Mei Rp 470.000
Maret Rp 500.000 Juni Rp 460.000
Cara penjualan ditetapkan dengan syarat 5/20 net 30.
Berdasarkan pengalaman bulan yang lalu perusahaan akan menerima 60 % dari penjualan
dalam waktu 20 hari sesudah barang diserahkan, 25 % akan diterima dalam waktu sesudah
20 hari dalam bulan yang sama, sisanya akan diterima pada bulan berikutnya kecuali 5 %
dan sisa tersebut menjadi tidak terkumpul (bed debt). Dengan data tersebut susunlah
rencana pengumpulan piutang untuk bulan Januari sampai Juni tahun 2009.

Jawab:
Pola penjualan dalam persentase
Penjualan 100 %
60 % diterima dalam waktu 20 hari
25 % diterima dalam waktu 30 hari
85 % 15 % diterima pada bulan berikutnya
5 % merupakan bad debt

Perhitungan :
Rencana penerimaan piutang bulan Januari 2009
Penjualan bulan Nopember = 15 % x Rp 400.000 = Rp 60.000
Bad debt = 5 % x Rp 60.000 = Rp 3.000
= Rp 57.000

Penjualan bulan Desember = 60 % x Rp 410.000 = Rp 246.000


Discount = 5 % x Rp 246.000 = Rp 12.300
= Rp 233.700
= 25 % x Rp 410.000 = Rp 102.500
= Rp 336.200

Perhitungan :
Rencana penerimaan piutang bulan Februari 2009
Penjualan bulan Desember = 15 % x Rp 410.000 = Rp 61.500
Bad debt = 5 % x Rp 61.500 = Rp 3.075
= Rp 58.425

Penjualan bulan Januari = 60 % x Rp 430.000 = Rp 258.000


Discount = 5 % x Rp 258.000 = Rp 12.900
= Rp 245.100
= 25 % x Rp 430.000 = Rp 107.500
= Rp 352.600

Perhitungan :
Rencana penerimaan piutang bulan Maret 2009
Penjualan bulan Januari = 15 % x Rp 430.000 = Rp 64.500
Bad debt = 5 % x Rp 64.500 = Rp 3.225
= Rp 61.275

Penjualan bulan Pebruari = 60 % x Rp 460.000 = Rp 276.000


Discount = 5 % x Rp 276.000 = Rp 13.800
= Rp 262.200
= 25 % x Rp 460.000
= Rp 115.000
= Rp 377.200
Perhitungan :
Rencana penerimaan piutang bulan April 2009

Penjualan bulan Februari = 15 % x Rp 460.000 = Rp 69.000


Bad debt = 5 % x Rp 69.900 = Rp 3.450
= Rp 65.550

Penjualan bulan Maret = 60 % x Rp 500.000 = Rp 300.000


Discount = 5 % x Rp 300.000 = Rp 15.000
= Rp 285.000
= 25 % x Rp 500.000 = Rp 125.000
= Rp 410.000
Perhitungan :
Rencana penerimaan piutang bulan Mei 2009
Penjualan bulan Maret = 15 % x Rp 500.000 = Rp 75.000
Bad debt = 5 % x Rp 75.000 = Rp 3.750
= Rp 71.250

Penjualan bulan April = 60 % x Rp 500.000 = Rp 300.000


Discount = 5 % x Rp 300.000 = Rp 15.000
= Rp 285.000
= 25 % x Rp 500.000 = Rp 125.000
= Rp 410.000
Perhitungan :
Rencana penerimaan piutang bulan Juni 2009
Penjualan bulan April = 15 % x Rp 500.000 = Rp 75.000
Bad debt = 5 % x Rp 75.000 = Rp 3.750
= Rp 71.250

Penjualan bulan Mei = 60 % x Rp 470.000 = Rp 282.000


Discount = 5 % x Rp 282.000 = Rp 14.100
= Rp 267.900
= 25 % x Rp 470.000 = Rp 117.500
= Rp 385.400
Tabel 5.1 : Rencana penerimaan piutang

Waktu Taksiran Penerimaan Piutang


Penjualan Penjualan Januari Pebruari Maret April Mei Juni
Nopember 08 400.000 57.000
Desember 08 410.000 336.200 58.425
Januari 09 430.000 352.600 61.275
Pebruari 400.000 377.200 65.550
Maret 500.000 410.000 71.250
April 500.000 410.000 71.250
Mei 470.000 385.400
Juni 460.000
393.200 411.025 438.475 475.550 481.250 456.650
4) Perusahaan "ABC" dalam tahun 2004 telah menjual basil produksinya sebanyak
10.000 unit. Untuk tahun yang akan datang di usulkan agar periode kreditnya diubah
sehingga diharapkan penjualan akan naik 20 %. Data lain yaitu biaya tetap sebesar Rp
120.000,- biaya variabel sebesar Rp 16 per unit. Jika biaya dan harga jual per unit
tidak berubah, hitunglah:
a. Rata-rata biaya (average cost per unit) untuk tahun 2004 dan 2005
b. Kontribusi kenaikan penjualan terhadap profit dari rencana yang diusulkan.

Jawab :
a. Biaya rata-rata tahun
Total biaya = 120.000 + 16 (10.000 unit)
= 120.000 + 160.000
= Rp 280.000
Average cost per unit tahun 2004 adalah : 280.000 / 10.000 = Rp 28 per unit
Total biaya = 120.000 + 16 (12.000 unit
= 120.000 + 192.000
= Rp 312.000
Average cost per unit tahun 2005 adalah : 312.000 / 12.000 = Rp 26 per unit

b. Kontribusi kenaikan penjualan


Tahun 2004 :

Penjualan 10.000 unit x Rp 40 = Rp 400.000


Biaya tetap 120.000
Biaya variabel (10.000 unit x Rp 16) 160.000 +
Total biaya = Rp 280.000 -
Profit = Rp 120.000
Tahun 2005 :
Penjualan 12.000 unit x Rp 40 = Rp 480.000
Biaya tetap 120.000
Biaya variabel (12.000 unit x Rp 16) 192.000 +
Total biaya = Rp 312.000 -
Profit = Rp 168.000

Penjualan yang diharapkan naik sebesar 20 % adalah : 20 % x 10.000 unit =


2000 unit. Jadi penjualan pada tahun 2005 adalah 10.000 + 2.000 unit = 12.000 unit.
Dengan demikian tambahan profit yang diperoleh adalah sebesar = Rp 168.000 -
Rp 120.000 = Rp 48.000,-.
Kesimpulan
Perubahan periode kredit bisa dilakukan karena tambahan profit yang akan diperoleh
sebesar Rp 48.000,- atau 40 % dari profit tahun 2004.
5) Lanjutan dari soal 4 diatas, jika PT. ABC sekarang ini dianggap menjual secara kredit
dengan average collection period 30 hari dan di usulkan untuk diperpanjang menjadi
60 hari. Rate of return yang diharapkan menjadi 20 %, maka hitunglah biaya rata -rata
investasi tahun 2004 dan 2005, dan biaya tambahan pada investasi.

Jawab :
Average investment tahun 2004 :

Total cost : 280.000


Receivable turnover = 360 / 30 = 12 kali
Average investment = 280.000 / 12 = Rp 23.333

Average investment tahun 2005 :


Total cost : 312.000
Receivable turnover = 360 / 60 = 6 kali
Average investment = 312.000 / 12 = Rp 52.000

Marginal investment
Average investment tahun 2005 = Rp 52.000
Average investment tahun 2004 = Rp 23.333
= Rp 28.667

Jadi cost of marginal investment (CMI) adalah:


CMI = 20 % x Rp 28.667
= Rp 5.7333,40

Kesimpulan
Rencana memperpanjang periode kredit dari 30 hari menjadi 60 hari dapat
dilakukan karena profit tambahan (marginal profit) masih lebih besar dari CMI
(48.000 > 5.7333,40 ).

6) Lanjutan dari soal 5, bila PT. ABC ini mempunyai bad debt untuk tahun ini rata-rata 1
% dan tahun yang akan datang diperkirakan menjadi 3 % . Hitunglah :
a. Cost of marginal debt
b. Bagaimana akibatnya terhadap rencana yang diusulkan
Jawab :
a. Cost of marginal
Tahun 2005

Penjualan = Rp 480.000
Cost of bad debt = 3 % x Rp 480.000 = Rp 14.400
Tahun 2004
Penjualan = Rp 400.000
Cost of bad debt = 1% x Rp 400.000 = Rp 4.000 -
Cost of marginal = Rp 10.400

b. Akibat terhadap rencana penjualan


Cost of marginal bad debt = Rp 10.400
Cost of marginal investment = Rp 5.733,40 +
Total cost = Rp 16.133,40

Oleh karena tambahan yang akan diperoleh masih lebih besar dari pada total cost,
maka rencana yang akan diusulkan dapat diterima ( Rp 48.000 > Rp 16.133,40)

7) PT. Godadia selama tahun ini telah menjual barangnya sebanyak 5.000 unit dengan
harga Rp 2.000 per unit. Biaya tetap Rp 2.000.000 dan biaya variabel Rp 1.500 per
unit. Standard penjualan bahwa penjualan kredit tidak boleh lebih dari 60 % dari total
penjualan. Periode penjualan ditetapkan dengan syarat 2/10 net 30. Piutang pada
akhir tahun ini adalah sebesar Rp 750.000.
Dari data tersebut hitunglah :
a. Piutang yang seharusnya
b. Receivable turnover yang diharapkan dan kenyataannya
c. Periode kredit dalam kenyataannya
d. Kesimpulan yang dapat diambil dari basil perhitungan diatas.

Jawab :
a. Piutang seharusnya
Penjualan ( 5.000 unit x Rp 2.000) = Rp 10.000.000
Net credit sales (60 % x Rp 10.000.000) = Rp 6.000.000
Periode kredit yang diharapkan adalah 30 hari

6.000.000
Piutang seharusnya : Rp 6.000.000 (360
30 ) =
12
= Rp 500.000

b. Receivable turnover yang diharapkan = 360 / 30 = 12 kali


Kenyataannya 6.000.000 / 750.000 = 8 kali
c. Periode kredit dalam kenyataan = 360 / 8 = 45 hari

Keterangan Harapan Kenyataan


Receivable turnover 12 kali 8 kali
Account receivable Rp 500.000 Rp 750.000
Periode kredit 30 hari 45 hari

Kesimpulan
Bahwa langganan tidak menggunakan kesempatan untuk memperoleh discount dan
tidak mentaati peride kredit maksimum. Hal ini terlihat dalam perbandingan antara
rencana perusahaan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Waktu yang ditetapkan 30
hari tidak terpengaruhi sehingga receivable turnover menurun dan investasi dalam
piutang menjadi meningkat.

Anda mungkin juga menyukai