Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ALVINA PUTRI PRATAMA

NIM : 1804277041

KELAS : 2B FARMASI

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN FARMASI

RESUME

“MEDICAL REFRESENTATIV”

Medical representatives atau biasa disebut medical reps adalah petugas lapangan
produsen farmasi yang merupakan ujung tombak perusahaan dipasar. Melalui petugas lapangan
ini, perusahaan dapat mengetahui keinginan dan tuntutan yang sedang bekembang di praktisi
kedokteran, termasuk tuntutan para dokter terhadap penyediaan produk farmasi yang dipasarkan
perusahaan.

Ukuran keberhasilan seorang medical reps adalah jika dokter yang dikunjunginya benar –
benar menulis resep obat yang dipromosikan kepadanya. Dengan demikian resep yang tiba di
apotek akan memberi persediaannya kembali ke pedagang besar farmasi. Dengan demikian
efektivitas seorang medical reps dapat diukur dari mendetail suatu obat.

Tugas dan jenjang karier medical reps

1. Mengkomunikasikan keunggulan produk yang detail kepada dokter dengan tujuan agar
dokter meresepkannya untuk pasien
Biasanya perusahaan membekali medical reps dengan ilmu seni menjual seperti AIDA
(dasar ilmu menjual) atau UP5 yang agresif. Tugas utama ini sekaligus memikul target
penjualan dalam rupiah atau unit setiap bulan, meskipun setiap hari mereka tidak
melakukan penjualan langsung kepada dokter.
2. Beberapa perusahaan farmasi menugaskan medical reps-nya langsung kepada dokter
Meski penjulan langsung dari PBF ke dokter dan pemberian atau penjualan obat dari
dokter ke pasien (untuk suatu daerah yang telah memiliki apotek) dlarang pemerintah,
tetapi praktik seperti ini masih berlangsung, dengan memasok kedokter tetap atas nama
apotek yang merupakan mitra bisnis PBF yang berkepentingan.
3. Memberikan berbagai pelayanan kepada dokter dan pelanggan lain (klinik, institusi,
rumah sakit, rumah bersalin) dengan membantu mereka dengan mencari literature yang
mendukung pengobatan dengan produk yang menjadi tanggung jawabnya
4. Mendapatkan informasi aktivitas pesaing di lapangan, seperti perubahan brosur,
gimmick, harga, atau kegiatan round table discussion/ malam malam atau siang klinik
untuk diampaikan kemanajemen agar dapat diolah menjadi strategi atau taktik
mendatang.
5. Membantu supervisor menentukan pengalokasian produk saat terjadi keterbatasan
persediaan apotek diarea kerjanya akan mendapatkan stok dengan “adil” begitu
persediaan tiba dalam jumlah yang kurang memadai.
6. Mencari dokter prospek untuk menjadi penulis resep produknya yang baru.
Jenjang karir medical reps

MARKETING
DIRECTOR

SALES DIRECTOR MARKETING MGR

NATIONAL SALES GRUP PM


MGR

REGIONAL SALES TRAINING MGR PRODUK MGR


MGR

AREA SALES MANAGER/ SALES MANAGER


DISTRICT

SALES
SUPERVISOR

MEDICAL
REPRESENTATIVES

SUMBER : BUKU JENJANG KARIER MEDICAL REPRESENTATIV MENUJU KURSI


DIREKTUR
RESUME

“KEWIRAUSAHAAN DI BIDANG FARMASI”

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai kemampuan
(abbility) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang
dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Sedangkan
pengertian kreatifitas di sini adalah berfikir sesuatu yang baru sedang keinovasian adalah
bertindak melakukan sesuatu yang baru.

Salah satu contoh usaha dibidang farmasi adalah membuat produk kosemtik. Hal ini seperti
dalam artikel yang berjudul “Dari Apoteker Diana Sukses Bangun Perusahaan Kosmetik”.
Adalah Diana Anggriani yang berhasil memadukan penampilan dan kecerdasan dalam
membangun bisnis. Melalui brand produk kosmetik EnvyMe, finalis model salah satu majalah
remaja pada 2001 ini menawarkan produk kecantikan yang aman bagi kesehatan.

Berlatar belakang keluarga di bidang bisnis apotek, mojang priangan ini mengambil pendidikan
jurusan Sarjana Farmasi di Universitas Padjadjaran pada 2004-2009. Kemudian, dia melanjutkan
pendidikan Apoteker di Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran pada 2009-2010. Berbekal
pendidikan di bidang farmasi dan apoteker, dia bekerja selama 3,5 tahun di salah satu perusahaan
kosmetik ternama di Bandung, sebagai apoteker penanggung jawab divisi riset dan
pengembangan produk.

Pada 2011, dia memutuskan untuk membangun usaha sendiri. Berbagai acara berlatar belakang
industri kreatif dia ikuti. Berkat ketekunannya, perlahan berbagai prestasi diraih.

Diana dengan EnvyMe-nya mengikuti ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) pada 2012.
Diana merebut gelar dalam gerakan wirausaha nasional Business Plan Competition Onein20
Movement (OIM) 2014/2015 yang diselenggarakan Pro Indonesia dan Sindonews, dalam
kategori fashion dan kosmetik.
Dalam memproduksi kosmetik, Diana membagi ke dalam beberapa jenis bagian, di antaranya
ada sabun pembersih wajah, krim pelembab, serum dan peeling. Adapun produk dari EnvyMe
Cosmetics awalnya memiliki dua varian bahan, yaitu bahan pepaya dan kiwi. Kemudian
launching berbagai varian untuk wajah dari tea tree oil, stemcell apel, perawatan tubuh
menggunakan bahan mango dan sunflower. semua bahan dari produknya menurut Diana terbuat
dari bahan-bahan alami. Dalam produksi dia sudah melakukan tes keamanan produk dari Balai
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan pabrik kosmestik tempat produksi EnvyMe memiliki
sertifikat Cara Pembuatan Kosmetik Baik (CPKB).

Adapun sosok panutan dalam berbisnis Diana adalah Anita Roddick, founder The Body Shop
dan Nurhayati Subakat, pendiri Wardah Kosmetik. Awalnya dia membangun usaha sendiri.
Seiring dengan perkembangan usaha, Diana membangun tim menjadi empat orang.

Berbicara pemasaran, dara kelahiran September 1985 ini awalnya memilih menggunakan toko
online untuk memasarkan sebagian besar produknya. Dalam perjalanan waktu Diana mencoba
memasok hasil produknya ke klinik-klinik kecantikan yang ada di Bandung.

Dia juga memasarkan dalam bentuk reseller bagi yang ingin menjadi agen dari EnvyMe
Cosmetics. Saat ini, Diana sudah memasarkan produknya hampir di seluruh Indonesia. Tren
penjualan EnvyMe pun berada di jalur positif, pada 2012 tumbuh sebesar 20%, pada 2013
meningkat menjadi 30% dan pada 2014 meroket hingga 100%. Pada 2015, Diana memasang
target pertumbuhan penjualan hingga 200%. Go global adalah cita-cita Diana menjadikan
EnvyMe lebih besar. Dalam pendistribusian produk, EnvyMe kini sudah memiliki 40 reseller
yang tersebar di Indonesia. Bahkan, pembelinya ada yang datang dari luar negeri, seperti Hong
Kong, Australia dan Belanda.

SUMBER : https://ekbis.sindonews.com/berita/999115/36/dari-apoteker-diana-sukses-bangun-
perusahaan-kosmetik

Anda mungkin juga menyukai