Pengertianfastfood
Pengertianfastfood
Fast food sering disebut sebagai makanan siap saji. Makanan siap saji yang dimaksud adalah
jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana.
Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi
dan mengandung berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk
tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau
juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan..
Bertram (1975) mendefinisikan fast food sebagai makanan yang dapat disiapkan dan dikonsumsi
dalam waktu yang singkat. Oxford dictionary mendefinisikan fast food sebagai makanan yang
dapat diolah dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah dalam hitungan beberapa menit,
terutama di snack bar atau rumah makan. Makanan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600
jenis.
Beberapa jenis fast food kaya akan minyak dan mentega, dan hampir tidak tersedia pilihan fast
food dengan kadar lemak yang dikurangi. Di samping itu, fast food juga cenderung hanya
mengandung sedikit sayur dan buah. Berikut ini adalah zat-zat yang tidak baik yang terkandung
Zat Aditif. Zat ini diperuntukkan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga. Zat yang sangat
sering di gunakan untuk hal ini adalah penyedap rasa (mono sodium glutamate), pengawet seperti
BHA, K-nitrit dll, anti kempal, pemutif dan pematang tepung (aseton peroksida)dan sekustran (asam
fosfat).
Lemak yang tinggi, termasuk kolesterol yang mencapai 70% serta hanya sedikit mengandung serat
Kalori yang tinggi. Menurut peneliti, jumlah kalori dari fast food lebih tinggi dari makanan yang
dimasak sendiri di rumah. Jumlah kalori yang seharusnya dikonsumsi dalam sehari bisa dipenuhi
hanya dengan sekali makan di fast food outlet dengan mengonsumsi makanan seperti burger,
Natrium yang berlebihan. Menurut hasil penelitian Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya
Keluarga IPB Bogor, seporsi fried chicken bagian dada dari Kentucky Fried Chicken (KFC)
mengandung 2.520 mg natrium, California Fried Chicken (CFC) 1.469 mg, dan Texas Fried Chicken
(Texas) 2.460 mg. Jika dinikmati bersama seporsi kentang goreng, KFC 1.530 mg natrium, CFC 650
mg, Texas 1.080 mg, dan McDonald’s 1.220 mg. Berarti kita setidaknya telah menyantap 2.275 mg
natrium. Padahal konsumsi natrium yang disarankan dikonsumsi dalam sehari tdk lebih dari 2000
mg.
2. Dampak Negatif Mengonsumsi Fast Food bagi Kesehatan
Zat-zat yang terkandung dalam fast food dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan
tubuh kita. Berikut ini akan diuraikan apa saja dampak negatif dari zat-zat yang ada dalam fast food
Zat adiktif yang biasa terkandung dalam pegawet maupun pewarna makanan jika
dikonsumsi secara terus menerus ternyata bisa mengakibatkan kerusakan hati baik
sorosis hingga kanker hati. Celakanya, dampak yang bisa ditimbulkan zat berbahaya
ini sifatnya jangka panjang dan akan menyerang manusia akibat rusaknya fungsi hati.
Hati merupakan organ yang berguna menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh
termasuk zat adiktif dalam pengawet makanan, pewarna, pemanis buatan maupun zat
kimia lainnya. Jika jumlah racun tersebut semakin banyak dan bertumpuk secara
otomatis akan mempengaruhi kinerja hati sehinnga mengakibatkan kerusakan.
Dampak dari penggunaan MSG menurut laporan Federation of the American Society for
Experimental Biologi adalah rasa terbakar di bagian leher, mati rasa di bagian belakang leher, stress
dan tegang pada kulit wajah, dada terasa sakit, sakit kepala, detak jantung yang cepat, rasa
lemah/cepat lelah dan lain-lain. Memang kita tidak langsung merasakan dampak ini ketika
mengkonsumsi makanan cepat saji yang menggunakan MSG. Tapi, pada ambang batas tertentu
karena tubuh tidak sanggup lagi menahan zat ini maka dampak diatas akan menyerang kita. 12 gram
MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan
beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja
MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan
kecerdasan.
Kemudian BHA. BHA, anti oksidan di dalam makanan diberikan agar kandungan di dalam makanan
tersebut tidak cepat hilang seperti vitamin, penyedap. Ini sering digunakan pada lemak dan minyak.
Protein hewaninya yang cukup ‘kaya’ bisa menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium di
dalam tubuh. Jika penyerapan kalsium terjadi maka kondisi ini dapat merangsang cepatnya
terjadi osteoporosis.
Kandungan kolesterol dan kalori yang cukup tinggi juga dapat menyebabkan kegemukan dan
berbagai gangguan metabolisme dan jantung. Kolesterol sendiri didapat dengan dua cara, yaitu
oleh tubuh sendiri dan ada juga yang berasal dari produk hewan yang kita makan. Ada banyak
kolesterol dalam daging, ikan ayam,, telur, mentega, susu, dan keju. Jika dikonsumsi berlebihan,
dapat menutup pembuluh darah dari oksigen yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh. Tingginya
jumlah lemak penjenuhan akan menyebabkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara.
Kolesterol dapat masuk kedalam darah dan menyumbat pembuluh darah. Salah satu pembuluh
darah yang dapat disumbat adalah pembuluh darah arteri koroner pada jantung. Jika arteri ini
Kekurangan kalium akan terjadi apabila asupan natrium berlebihan. Hal ini dapat menebabkan
penurunan fungsi otot jantung dan melambatnya proses penghantaran impuls oleh saraf. Dengan
menurunnya fungsi otot jantung resiko seranagan jantung pun meningkat. Lambat dalam
menanggapi rangsangan dan lambat dalam berpikir dapat terjadi karena melambatnya
Menurut para pakar biologi, makan fast food berlebih dapat memicu terjadinya perubahan
psikologis yang bisa menghentikan kerja hormon-hormon dalam mengirim sinyal kenyang. Karena
itu, kita akan terus makan tanpa sadar bahwa kita sudah kenyang. Dalam kondisi normal, hormon-
hormon ini mengontrol proses makan dan berat badan. Leptin misalnya, akan secara terus-menerus
dikeluarkan oleh sel-sel lemak. Kadar leptin dalam darah mengindikasikan status persediaan lemak
tubuh. Sinyal ini selanjutnya akan dibaca oleh area di otak yang mengatur mengenai kebiasaan
makan yaitu hypothalamus, dan menjadikan ini sebagai panduan dalam menjaga kestabilan
persediaan.
akan timbul pada mereka yang kelebihan berat badan. Mereka yang obesitas, menurut Schwartz,
akan kebal terhadap leptin. "Otak akan kehilangan kemampuan dalam merespon hormon-hormon
ini jika lemak tubuh meningkat," tutur Schwartz, seperti dikutip situs womenfitness.
Hypatalamus akan semakin tidak sensitif seiring dengan semakin banyaknya lemak yang
terdapat dalam tubuh. Pada akhirnya, jumlah lemak yang berlebih akan dianggap normal oleh
hypothalamus. Dan selanjutnya, setiap penurunan jumlah leptin dibaca sebagai isyarat lapar. Dengan
Kesimpulan
Dalam fast food terkandung banyak sekali zat-zat yang berbahaya dan dapat menimbulkan
penyakit bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Sudah banyak penelitian yang dilakukan oleh para
ahli yang memmbuktikan hal ini. Fast food mengandung banyak sekali kalori,lemak, protein hewani
dan zat-zat kimia berbahaya yang tidak baik jika dikonsumsi berlebihan. Banyak jenis fast food hanya
mengandung sedikit bahan sayur dan buah yang justru dibutuhkan oleh tubuh. Bukan hanya
penyakit yang dapat ditimbulkan tapi juga ganguan fungsi persafan yang dapat menyebabkan kita
lambat dalam berpikir ataupun bertindak. Tidak hanya itu, perubahan psikologis juga dapat terjadi
karena berlebihan mengonsumsi fast food. Penyakit, gangguan, ataupun perubahan psikologis tidak
akan langsung kita rasakan saat kita mengonsumsi fast food. Tapi itu semua akan terjadi bila kita
sering mengonsumsinya.