Anda di halaman 1dari 10

Nama : Vicky septiani

Nim : 020321535

Kelas : Manajemen Pemasaran

Tugas 2 dan 3 Manajemen Pemasaran

Teh Botol Sosro

Apakah kamu kenal dengan produk ini ? Produk ini memiliki

semboyan yang sangat unik dari masa kemasa semboyanya ialah

“Apapun makananya yang pentingya minumnya teh botol sosro”

perusahaan tersebut melakukan promosi yang sangat baik sekali

masyarakat sudah sangat mengenal sekali dengan produk teh botol

sosro dan bentukan kemanasanya pun beranekaragam. Perusahaan

tersebut selalau melakukan inovasi terbaru dan terbukti produk ini

sampai saat ini masih banyak di distribusikan di toko-toko bahkan

rumah makan sederhana pun ada produk ini.

1. Apa yang menjadi Segmentasi Pasar, Traget Pasar, Positioning

Teh botol Sosro ?

2. Membuat Tahapan Siklus Hidup Produk Teh Botol Sosro (


Tahap Perkenalan, Pertumbuhan, Kedewasaan, Kemunduran,)

3. Membuat Bauran Pemasaran / Marketing Mix (4P Product,

Price, Place, Promotion) Teh botol Sosro

Jawaban !!

1. SEGMENTASI

  Segmentation adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilah-milahkan konsumen


sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal,
penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk.

Teh Botol Sosro memiliki berbagai macam kemasan mulai dari kemasan botol kaca sampai
kemasan botol plastik yang bervariasi ukurannya. Jadi kita bisa memilih ukuran apa saja yang
sesuai dengan kebutuhan, suasana dan tentunya budget kita.

Demografis

Usia remaja hingga tua

Perempuan dan Laki-laki sama-sama bisa mengonsumsi produk ini.

Mulai dari Rp 3000,- saja sudah bisa mengonsumsi produk ini karena harga Teh Botol Sosro
sangat terjangkau.

Geografis

 Baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan.

Psikografis

Pelajar, Mahasiswa, Karyawan, PNS, Pengusaha, Buruh dan berbagai jenis pekerjaan lainnya
bisa mengonsumsi produk ini.

Gaya hidup: Penikmat teh yang bisa dinikmati kapanpun waktunya.

Mulai dari masyarakat menengah kebawah sampai masyarakat menengah keatas bisa
mengonsumsi minuman ini.

Ada beberapa strategi pemasaran yang tepat dijalankan untuk produk Teh Botol Sosro di
tengah-tengah kompetitor yang mulai bermunculan :
1.    Iklan di media cetak maupun televisi dengan jalan endors terhadap tokoh terkemuka yang
kompeten terhadap produk minuman ini

2.    Menekankan positioning bahwa Teh Botol Sosro bukan semata-mata minuman untuk
tertentu, tapi minuman yang bisa dipakai kapan saja dan dalam kondisi apa saja.

3.    Penambahan varian kemasan bukan pada rasa ataupun ingredient, dengan jalan
meluncurkan kemasan botol plastik isi 200 ml yang berharga hanya Rp. 2.500,-. Dengan
demikian, hal ini dapat memperluas Teh Botol Sosro ke segmen-segmen konsumen yang lebih
rendah

TARGET MARKET

 Setelah memetakan pasar, tahap targeting seperti namanya adalah membidik targetmarket
yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini tentu sajaserangkaian
program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak
kita tuju.

Target pasar yang dituju oleh Teh Botol Sosro terbagi dalam dua segmen inti yaitu:

 •  Kalangan usia 18-35 tahun dengan aktivitas yang dinamis.

Keluarga, khususnya membidik keluarga dari pasangan muda yang cenderung ingin menikmati
minum teh bersama-sama diruang keluarga. Ini terlihat dari kemasan produk family ukuran 1L.
Dalam komunikasi pemasarannya, pasar dididik untuk menyadari bahwa dalam aktivitas sehari-
hari minum teh dapat meningkatkan mood.

POSITIONING 

Teh untuk siapa saja.

Apabila target pasar sudah jelas, positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk
kepada konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja
keunggulannya.

Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk
meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal
kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan
panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga
Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran.
Dalam perkembangannya, untuk bersaing dengan competitor Sosro mulai melakukan
kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena  teh
mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.

Pengukuran terhadap kekuatan merek atau Top Brand Index (TBI) tersebut berdasarkan hasil
survei dari Frontier Consulting Group. Pengukuran ini menggunakan tiga parameter, yaitu mind
share, market share, dan commitment share. Mind share mengindikasikan kekuatan merek di
dalam benak konsumen kategori produk bersangkutan. Market share menunjukkan kekuatan
merek di dalam pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual dari konsumen.
Commitment share menjelaskan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli
merek terkait di masa mendatang.

2. Tahap Perkenalan

Teh botol sosro pertama kali dijual pada tahun 1940 di sebuah kota kecil yaitu Slawi, Jawa
Tengah dalam bentuk teh kering siap saji dengan cara diseduh. Pada tahun 1953, keluarga
Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk
memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah terkenal di Jawa Tengah.

Strategi yang digunakan oleh keluarga Sosrodjojo ialah dengan strategi cicip rasa, yaitu
memberikan beberapa sampling the untuk dicicipi oleh masyarakat di pasar Jakarta. Pada
alwalnya datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak
dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah siap maka akan di bagikan kepada orang-orang
dipasar. Strategi tersebut ternyata tidak berhasil karena teh yang diseduh terlalu panas dan
orang-orang tidak sabar untuk mencobanya.

Cara kedua, teh langsung dimasukkan kedalam sebuah panci, kemudian dibawa dengan mobil
bak terbuka untuk dipasarkan di pasar. Namun strategi itu tidak berhasil lagi karena teh yang
ada di dalam panci tumpah karena permukaan jalan yang tidak rata dan berlubang.

Munculah ide untuk membuat teh yang diseduh di kantor untuk disajikan dalam sebuah botol
yang sudah bersih. Ternyata strategi ini diterima dengan baik oleh masyarakat karena selain
praktis juga tidak membuat masyarakat harus menunggu lama.

Pada tahun 1969 teh tersebut di jual dalam kemasan botol secara luas dan pada tahun 1974 PT
Sinar Sosro memproduksi teh siap minum dalam kemasan botol untuk pertama kalinya di
Indonesia dan Dunia.

Tahap pertumbuhan
Pada tahap ini teh yang di jual dalam kemasan botol mengalami 3 kali pergantian model, versi
yang pertama pada tahun 1970 dengan cap TEHCAP BOTOL SOFT DRINK SOSRODJOJO, versi
yang kedua dengan cap TEH CAP BOTOL, dan versi yang ketiga dengan cap TEHBOTOL SOSRO.

Dilakukanlah promosi berkelanjutan kepada masyarakat mengenai TEH BOTOL SOSRO ini
hingga datanglah pesaingnya yaitu minuman Coca-Cola. Pada saat itu TEH BOTOL SOSRO ini
berhasil bersaing dengan Coca Cola dan merebut hati masyarakat Indonesia.

Pada tahun 1997 PT. Sinar Sosro mengeluarkan produk baru minuman Teh dengan berbagai
macam rasa buah dengan target kaum para remaja dengan berbagai rasa seperti apel,
blackcurrant, stoberi, dll.

Pada tahap ini promosi Tehbotol Sosro masih dilakukan di siaran televisi Indonesia dengan
slogan “Apapun Makanannya Minumnya Tehbotol Sosro”. Dan produk Tehbotol Sosro ini tidak
hanya dipasarkan di Indonesia, namun pemasarannya meluas hingga ke beberapa Negara di
penjuru dunia mulai dari Asia hingga Amerika.

Tahap pendewasaan

Pada tahap ini PT Sinar Sosro masih terus melakukan inovasi dengan menciptakan produk baru
pada tahun 2004 yaitu minuman teh sparkling dengan capTEBS yaitu minuman teh yang berjiwa
modern, trendy dan dinamis.

Setelah produk-produk teh PT Sinar Sosro di sajikan dalam bentuk kemasan botol, pada tahun
2015 beberapa produk teh mengalami pembaharuan model yaitu adanya kemasan Tehbotol
Sosro dan Fruit Tea dalam bentuk kemasan botol beling RGB dengan volume 230 ml, kemasan
kotak(Tetra Pak) dengan volume 200 ml, 250 ml, dan 330 ml, kemasan botol plastic PET dalam
volume 450 ml dan 380 ml, dan kemasan pouch dalam volume 230 ml.

Tahap kemunduran

Pada tahap ini minuman Tehbotol Sosro masih dapat bertahan di pasar tanah air setelah
mengalami pengembangan dalam hal pengemasan yang lebih modern. Walaupun promosi
produk Teh botol Sosro sudah jarang di lakukan namun hampir semua masyarakat sudah
mengenal minuman teh ini. PT Sinar Sosro terus melakukan inovasi agar tidak mengalami
kemunduran dengan terus memahami kebutuhan masyarakat, yaitu dengan menciptakan
kemasan Teh botol yang fresh, original, natural dan pure yaitu Tehbotol Sosro Tawar yang
diciptakan sebagai alternatif air putih karena tidak mengandung gula dan rasanya benar-benar
tawar. Demikian paparan lengkap seputar siklus hidup produk meliputi pengertian, tahapan,
hingga contoh kasus siklus hidup produk. Ulasan di atas bisa juga Anda jadikan referensi
makalah siklus hidup produk.
3.

a. PRODUCT STRATEGY

Strategi produk yang dilakukan oleh PT Sinar Sosro, sedikit banyak mengacu pada “developing
the positioning strategy” yang menurut Kotler diartikan sebagai tindakan merancang
tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (dibandingkan dengan para
Kompetitor) didalam benak pelanggan yang menjadi targetnya yang tujuannya adalah
menempatkan Brand dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan potensi manfaat
perusahaan, sehingga dengan menentukan positioning brand yang baik membantu strategi
marketing dalam hal mengklarifikasi esensi merek, tujuan, yang hasil akhirnya
adalah penciptaan Proporsi nilai yang berfokus pada pelanggan. Brand Sosro tersebut telah
terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah berhasil mengembangkan merek Teh Botol
Sosro menjadi merek dengan brand equity yang kuat.Beberapa hal yang dapat dicermati dalam
pembentukan brand equity ini adalah :

 Brand Awareness yang dimiliki Teh Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki
tingkatan top of mind. Hal ini dapat dilihat dari Teh Botol Sosro dapat menjadi
pemimpin pasar dalam kategori teh siap minum dalam kemasan botol.
 Perceived Quality dari Teh Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun.
 PT.Sinar Sosro telah berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan
baik dari konsumen.
 Brand Association dari Teh Botol Sosro kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang
menyebut teh botol kemudian yang menjadi maksud dari teh botol itu sendiri adalah
Teh Botol Sosro.
 Brand Loyalty dari Teh Botol Sosro hasil dari juga kuat.Ini merupakan pengembangan
saluran distribusi,menjaga kualitas,dan strategi promos yang dilakukan dengan jargon
“apapun makanannya minumannya teh botol sosro”. Hasil dari brand equity yang kuat
ini telah dirasakan oleh Sosro yaitu memudahkan PT. Sinar Sosro untuk melakukan
pengembangan pasar dengan mengenalkan produk Fruit Tea untuk kalangan muda dan
Tebs untuk pengkonsumsi minuman berkarbonasi, selain itu PT. Sinar Sosro juga
menikmati profit margin yang lebih besar, yang terlihat dari profit margin antara agen
dan distributornya. Ada Hal menarik untuk brand Teh Botol Sosro karena dengan
penggunaan kata “Teh Botol” kemudian memberikan asosiasi pada Sosro sendiri, yang
menjadi keunggulan dari brand ini, sehingga tidak menjadi merek biasa. Selain itu
kekuatan brand equity harus dijaga agar tetap bisa menghadapi kompetisi yang semakin
ketat, karena ketika sebuah poduk dari sebuah produsen berhasil maka kemudian
produsen lain akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada munculnya teh
dalam botol dari bermacam-macam produsen seperti tekita dan frestea yang di produksi
oleh coca cola dan pepsi .

Dalam melakukan pengembangan brand PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa


strategi. Diantaranya adalah :

 Line Extension (dengan mengeluarkan produk Fruit Tea dengan pangsa pasar.
Agar line extension mampu menjadi strategi yang efektif dalam memenangkan
persaingan, merek induk harus memiliki aset. Antara lain, top of mind dan atribut positif
yang kuat) generasi muda, dan juga peluncuran produk Tebs untuk menarik minat
pelanggan yang mengkonsumsi minuman berkarbonasi. Kedua produk ini dapat meraih
sukses di pasar, terutama untuk produk Fruit Tea yang kemudian mulai
menggerogoti pasar dari minuman berkarbonasi. Akibat dari itu, maka kemudian
produk ini diikuti oleh Coca-Cola yang merasa terancam dengan mengeluarkan produk
Fruitcy. Kesuksesan produk ini adalah karena kekuatan saluran distribusi dari PT. SInar
Sosro, dan dengan produk Fruit Tea dan Tebs sekali lagi PT. Sinar Sosro menghadirkan
inovasi dan menjadi pioneer dengan menyajikan produk teh dengan rasa buah
dan produk teh yang mengandung soda.
 Brand Extension (diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan sebuah usaha apapun
jenis usaha yang diusung. Bentuk sederhana untuk meningkatkan nilai usaha bisa
dengan menciptakan produk atau jasa baru. Pembentukan sebuah produk atau jasa
baru bisa diarahkan ke kategori produk yang berbeda ataupun yang sama. Bisa juga
membentuk kategori produk berbeda tetapi terkait dengan kategori produk yang
sedang diusung. ) dengan meluncurkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
dengan merek PRIMA. Walaupun dengan dukungan saluran distribusi yang baik namun
PRIMA tidak dapat merebut pasar AMDK yang sudah dikuasai oleh AQUA.
b. PRICE STRATEGY

Pertama kali mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol, Sosro memiliki target pasar
yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Pada waktu itu strategi
promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkanhargatidak lebih dari biaya parker pada
waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu
pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap
minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia. Selain itu, Teh Botol
Sosro hingga saat ini didistribusikan ke pelosok–pelosok daerah. Konsumen menjadi tidak sulit
membeli teh botol sosro karena mudah di cari dan harganya terjangkau. Yakni antara Rp
3000,00 hingga Rp 5000,00.

c. PLACE STRATEGY
Distribusi(penempatan) adalah bagian dari bauran pemasaran yang mempertimbangkan cara
menyampaikan produk-produk dari produsen kekonsumen. Perusahaan harus membuat
keputusan mengenai saluran (channel) yang akan digunakan dalam mendistribusikan produk-
produk mereka. PT Sinar Sosro merupakan salah satu contoh perusahaan terbaik yang sukses
mengolah minuman ringan (soft drink) teh, salah satu produk yang dihasilkan adalah teh dalam
kemasan botol dengan merek Teh Botol Sosro. Sukses pemasaran produk dan besarnya
keuntunganyangdiraih perusahaan tidak terlepasdari strategi distribusi yang jitu dalam
menjangkau pasar. Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan mengembangkan
saluran distribusi secara luas dan terus-menerus. Mengutamakan availability dan kualitas
produk sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan. Distribusi Sosro mencakup hampir seluruh
wilayah nasional mulai dari Batam, Jabotabek, Jabar, Jatim, hingga Kalimantan dan Sulawesi.
Bahkan teh dalam kemasan botol Sosro diekspor ke Australia, Vietnam, Brunei Darussalam dan
Amerika Serikat. Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat mengakar. Keputusan
mengenai pergudangan dan pengendalian persediaan juga merupakan keputusan distribusi.
Ketersediaan (availability) menjadi kunci sukses pemasaran.Pihak Sosro selalu memantau
outlet-outlet Sosro dari pengaruh pesaing (competitor) yang berniat menggantikan Teh Botol
Sosro.Survei AC Nielsen beberapa waktu lalu menemukan availability Sosro mencapai 100
persen. Namun Coca-Cola juga tidak kalah kuat dalam saluran distribusi. Database Coca-Cola
diketahui memiliki ratusan ribu warung pinggir jalan yang siap menjajakan produk Coca-Cola
termasuk Freshtea. Kini Coca Cola bersaing head to head dengan Sosro yang mengusung teh
botol dan Fruit Tea. Maka menarik melihat persaingan di antara kedua pemain besar ini.
Pengembangan proses yang dilakukan oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan supply
chain, seperti memiliki kebun teh sendiri. berbeda dengan proses distribusi produk dilakukan
dengan bekerja sama dengan banyak agen penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari
Sosro. Bahan baku teh untuk PT. Sinar Sosro berasal dari :

 Perkebunan Teh Gunung Rosa di Cianjur


 Perkebunan Teh Gunung Manik di Cianjur
 Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur
 Perkebunan Teh Gunung Satria di Garut
 Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut
 Perkebunan Teh Daerah Cukul di Pangalengan
 Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya
 Perkebunan Teh Gunung Rosa di Cianjur
 Perkebunan Teh Gunung Manik di Cianjur
 Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur
 Perkebunan Teh Gunung Satria di Garut
 Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut
 Perkebunan Teh Daerah Cukul di Pangalengan
 Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya
 Perkebunan Teh Gunung Rosa di Cianjur
 Perkebunan Teh Gunung Manik di Cianjur
 Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur
 Perkebunan Teh Gunung Satria di Garut
 Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut
 Perkebunan Teh Daerah Cukul di Pangalengan
 Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya
 Perkebunan teh Gunung Rosa Cianjur
 Perkebunan teh Gunung manik Cianjur
 Perkebunan teh Gunung Cempaka di cianjur
 Perkebunan teh Gunung Satria digarut
 Perkebunan teh daerah Neglasari di garut
 Perkebunan teh daerah sambawa di tasikmalaya
d. PROMOTION STRATEGY

Kesuksesesan sosro dalam merebut hati konsumen Indonesia sesungguhnya dilihat dari aspek
pemasaran cukup unik. Sosro dalam beberapa hal telah mengabaikan hukum- hukum umum
yang terdapat di ilmu pemasaran. Misalnya saja mengenai perlunya riset pasar sebelum
meluncurkan produk. Konon kabarnya sebelum sosro hadir, ada sebuah perusahaan asing yang
ingin mengeluarkan produk teh dalam botol seperti yang dilakukan sosro saat ini. Kala itu sang
perusahaan menyewa jasa sebuah biro riset pemasaran untuk menguji kelayakan dan prospek
produk tersebut di Indonesia. Setelah meneliti dan mengamati kebiasaan minum teh di
masyarakat sang biro pun menyimpulkan bahwa produk ini tidak memiliki prospek bagus untuk
dipasarkan di Indonesia. Biro itu beralasan bahwa budaya minum teh pada bangsa Indonesia
umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat sehingga kehadiran teh dalam
kemasan botol justru akan dianggap sebuah keanehan. Sosrodjojo, pendiri perusahaan sosro,
justru berpikir sebaliknya. Awalnya ide kemasan botol berasal dari pengalaman tes cicip (on
place test) di pasar-pasar tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Pada demonstrasi pertama
teh langsung diseduh di tempat dan disajikan pada calon konsumen yang menyaksikan. Namun
cara tersebut memakan waktu lama sehingga calon konsumen cenderung meninggalkan
tempat. Kemudian pada uji berikutnya teh telah diseduh dari pabrik dan kemudian dimasukkan
ke dalam tong-tong dan dibawa dengan mobil. Akan tetapi cara ini ternyata membuat banyak
teh tumpah selama perjalanan karena saat itu struktur jalan belum sebaik sekarang. Akhirnya
sosro mencoba untuk memasukkannya pada kemasan-kemasan botol limun agar mudah
dibawa.Beranglkat dari itu mereka berpikir bahwa penggunaan kemasan botol adalah alternatif
yang paling praktis dalam menghadirkan kenikmatan teh lansung ke konsumen. Dari awal
produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan
pejalan kaki sosro. Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan hadirnya
minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama
perjalanan. Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh
dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Untuk menambah
nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik
penjualannya (penggunaan kulkas pada saat itubelum lazim). Kini SOSRO telah menjadi
perusahaan minuman yang besar dan otomatis strategi pemasaran yang dipakai pun semakin
besar pula. Promosinya kini bukan menggunakan metode cicip rasa tetapi kini banyak iklan-
iklan sosro yang terlihat di berbagai stasiun televisi,internet, majalah, surat kabar, radio, dan
berbagai acara-acara besar maupun kecil.

Anda mungkin juga menyukai