PENDAHULUAN
A. Latar belakang
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pentingnya obat dalam keperawatan
2. Untuk mengetahui Standar reaksi obat
3. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi reaksi obat
4. Untuk mengetahui Masalah dalam pemberian obat dan intervensi
dalam keperawatan
5. Untuk mengetahui Perhitungan obat
6. Untuk mengetahui Konsep dan teknik cara pemberian obat
melalui oral,sublingual dan bukal
7. Untuk mengetahui Menyiapakan obat dari ampul dan vial
8. Untuk mengetahui Konsep dan teknik dan obat melalui intra
vascular (IV),intara cellular (IC),Subcutan (SC), intramuscular (IM).
9. Untuk mengetahui Konsep dan teknik pemberian obat secara
tropical
10. Untuk mengetahui Konsep dan teknik cara pemberian obat
melalui Anus/vagina.
11. Untuk mengetahui Konsep dan teknik melalui wadah cairan
intravena.
BAB II
PENDAHULUAN
A. Pentingnya Obat dalam Keperawatan
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia (UU No. 36 Thn 2009).
E. Perhitungan Obat
Perhitungan dosis obat dalam dihitung dengan menggunakan beberapa
rumus serta penggolongan keadaan yang telah di tentukan, berikut
adalah penjelasannya :
1. Berdasarkan Usia
Kurang akurat karena tidak mempertimbangkan sangat beragamnya
bobot dan ukuran anak-anak dalam satu kelompok usia obat bebas
untuk Pediatrik dosis dikelompokkan atas usia seperti 2-6 tahun, 6-12
tahun dan diatas 12 tahun. Kecil dari 2 tahun, (atas pertimbangan
dokter). Persamaan yang digunakan: a. Rumus Young (anak di bawah 8
tahun) Usia (tahun) / (Usia+12) Contoh : Dosis lazim parasetamol untuk
dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa dosis obat ini untuk
anak usia 7 tahun?
b. Rumus Dilling (anak di atas 8 tahun) Usia (tahun) / 20 Contoh : Dosis
lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali pakai.
Berapa dosis obat ini untuk anak usia 11 tahun?
c. Rumus Cowling (Usia dalam tahun) + 1) / 24 Contoh : Dosis lazim
parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa
dosis obat ini untuk anak usia 11 tahun?
d. Rumus Fried (khusus untuk bayi) Usia (dalam bulan) / 150 Contoh:
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali
pakai. Berapa dosis obat ini untuk bayi usia 5 bulan?
2. Berdasarkan Bobot
Dosis lazim obat umumnya dianggap sesuai untuk individu berbobot 70
kg (154 pon) Rasio antara jumlah obat yang diberikan dan ukuran tubuh
mempengaruhi konsentrasi obat di tempat kerjanya oleh karena itu,
dosis obat mungkin perlu disesuaikan dari dosis lazim untuk pasien
kurus atau gemuk yang tidak normal. Persamaan yang digunakan :
a. Rumus Clarck (Amerika Serikat) Bobot (dalam pon) / 150 Contoh:
Dosis lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali
pakai. Berapa dosis obat ini untuk anak berbobot 40 kg? 1 kg = 2,2
pon.
b. Rumus Thremich-Fier (Jerman) Bobot (dalam kg) / 70 Contoh: Dosis
lazim parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali pakai.
Berapa dosis obat ini untuk anak berbobot 40 kg?
c. Rumus Black (Belanda) Bobot (dalam kg) / 62 Contoh: Dosis lazim
parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg untuk 1 kali pakai. Berapa
dosis obat ini untuk anak berbobot 40 kg?
b. Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis,
tepat waktu, dan tepat tempat.
4) Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari
botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol
dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan.
Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadian tablet dalam bentuk
bubuk dan campur dengan minuman.
Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat
yang membutuhkan pengkajian.
5) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons
terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
6) Cuci tangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi
pasien, diantaranya : sub kutan, intra kutan, intra muscular, dan intra
vena. Dalam pemberian obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu
indikasi dan kontra indikasi pemberian obat.
Jelaslah bahwa pemberian obat pada klien merupakan fungsi dasar
keperawatan yang membutuhkan keterampilan teknik dan
pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang
memberikan obat-obatan pada klien diharapkan mempunyai
pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian
obat.
B. Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek
samping yang tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini
tentunya dapat menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal.
Oleh karena itu, kita sebagai perawat kiranya harus melaksanakan
tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah
yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.
DAFTAR ISI
Joyce, K & Everlyn, R.H. (1996). Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta : EGC
http://www.fkep.unpad.ac.id/2008/11/peran-perawat-dalam-
pemberian-obat/