1. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan dalam laporan keuangan program manfaat purnakarya pada
saat penyusunan laporan keuangan tersebut. Program manfaat purnakarya kadang dikenal dalam
berbagai istilah, seperti: program pensiun, tunjangan hari tua, program purnabakti, dan program
purnakarya. Pernyataan ini mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya
untuk semua peserta sebagai suatu kelompok. Pernyataan ini tidak mengatur pelaporan peserta
secara individual tentang hak manfaat purnakaryanya. Program manfaat purnakarya dapat
berupa program iuran pasti atau program manfaat pasti. Dalam hal program manfaat purnakarya
diselenggarakan sebagai dana program terpisah, maka program ini harus sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam pernyataan ini:
a. Pendanaan adalah transfer aset kepada entitas (dana) yang terpisah dari entitas pemberi kerja
guna memenuhi kewajiban masa depan untuk pembayaran manfaat purnakarya.
1
b. Program imbalan pasti adalah program manfaat purnakarya dimana jumlah yang dibayarkan
sebagai manfaat purnakarya ditentukan dengan mengacu pada formula yang biasanya
didasarkan pada penghasilan karyawan dan/atau masa kerja.
c. Program iuran pasti adalah program manfaat purnakarya yang mana jumlah yang dibayarkan
sebagai manfaat purnakarya ditentukan oleh iuran kepada suatu dana bersama pendapatan
investasi.
d. Program manfaat purnakarya adalah pengaturan yang mana entitas yang menyediakan
manfaat purnakarya untuk karyawan pada saat atau setelah berhenti bekerja (baik dalam
bentuk iuran bulanan atau lumpsum).
5. Program Purnakarya
1) Nilai Kini Aktuaria dari Manfaat Purnakarya Terjanji
Nilai kini dari pembayaran yang diperkirakan oleh program manfaat purnakarya yang dapat
dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan tingkat gaji kini atau proyek gaji proyeksi sampai
dengan waktu purnakarya peserta. Alasan yang diberikan untuk menerapkan pendekatan gaji
kini antara lain:
a. Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji, merupakan penjumlahan dari seluruh gaji
saat ini dapat diatribusikan ke setiap peserta dalam program manfaat purnakarya, dapat
dihitung lebih obyektif daripada tingkat gaji proyeksi karena melibatkan lebih sedikit asumsi
b. Peningkatan manfaat yang dapat diatribusikan ke dalam kenaikan gaji menjadi kewajiban
program manfaat purnakarya pada saat kenaikan gaji; dan
c. Jumlah nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat gaji kini
yang secara umum lebih terkait erat dengan jumlah terutang pada peristiwa penghentian atau
pemutusan program purnakarya.
Alasan yang diberikan untuk menerapkan pendekatan proyeksi gaji mencakup:
a. Informasi keuangan seharusnya disajikan atas dasar kelangsungan usaha, terlepas dari asumsi-
asumsi dan estimasi yang harus dibuat;
b. Pada pembayaran akhir program manfaat purnakarya, manfaat ditentukan dengan mengacu
pada gaji saat atau mendekati tanggal purnakarya; oleh karena itu gaji, tingkat iuran dan
tingkat pengembalian harus diproyeksikan; dan
c. Gagal memasukkan proyeksi gaji, ketika sebagian besar pendanaan didasarkan proyek gaji,
dapat mengakibatkan pelaporan menampakkan kelebihan dana program tidak kelebihan dana
atau kecukupan dana ketika program kekurangan.
3
2) Penilaian Aktuaris
Jika penilaian aktuaris belum disajikan pada tanggal pelaporan keuangan, penilaian terakhir
digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan yang bersangkutan dan tanggal penilaian
tersebut diungkapkan.
Pada program imbalan pasti, informasi disajikan dalam salah satu format berikut, yang
mencerminkan perbedaan praktek pengungkapan dan penyajian informasi aktuaris:
a. Suatu laporan dimasukkan dalam laporan keuangan yang memperlihatkan aset neto tersedia
untuk manfaat purnakarya. Laporan keuangan program manfaat purn\akarya juga berisi
laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan perubahan nilai kini
aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji.
b. Laporan keuangan termasuk laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan
laporan perubahan aset tersedia untuk manfaat purnakarya. Nilai kini aktuaria atas manfaat
purnakarya terjanji diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan
dapat juga disertai laporan aktuaris yang mendukung nilai kini aktuaria atas manfaat
purnakarya terjanji.
c. Laporan keuangan termasuk laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dan
laporan perubahan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya dengan nilai kini aktuaria
dari manfaat purnakarya terjanji yang terdapat dalam laporan aktuaris terpisah.
1. Tujuan
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur pelaporan keuangan entitas yang
melakukan transaksi pembayaran berbasis saham. Secara khusus, pernyataan ini
mempersyaratkan entitas untuk menyajikan dalam laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan
4
dampak transaksi pembayaran berbasis saham, termasuk biaya yang berhubungan dengan
transaksi pemberian opsi saham kepada karyawan.
2. Ruang Lingkup
Entitas harus menerapkan Pernyataan ini untuk akuntansi seluruh transaksi pembayaran
berbasis saham, apakah entitas dapat mengidentifikasikan secara khusus beberapa atau seluruh
barang dan jasa yang diterima, termasuk:
3. Pengakuan
Entitas harus mengakui barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi
pembayaran berbasis saham pada saat memperoleh barang atau pada saat jasa diterima. Entitas
juga harus mengakui kenaikan nilai ekuitas terkait jika barang atau jasa diterima dalam transaksi
pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas, atau kenaikan nilai
liabilitas jika barang atau jasa diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham yang
diselesaikan dengan kas.
Ketika barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran
berbasis saham tidak memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai aset, maka barang atau jasa
tersebut harus diakui sebagai beban.
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas.
Entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima, dan kenaikan ekuitas terkait, secara
langsung, pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali jika nilai wajar tersebut tidak
5
dapat diestimasi secara andal. Jika entitas tidak dapat mengestimasi nilai wajar barang atau jasa
yang diterima secara andal, maka entitas harus mengukur nilai barang dan jasa tersebut, dan
kenaikan ekuitas terkait, secara tidak langsung, dengan mengacu pada nilai wajar instrumen
ekuitas yang diberikan. Transaksi atas jasa yang diterima terjadi jika instrumen ekuitas yang
diberikan vesting dengan segera, maka pihak lawan tidak disyaratkan untuk menyelesaikan
periode pemberian jasa tertentu sebelum berhak tanpa syarat atas instrumen ekuitas. Pada tanggal
pemberian entitas mengakui jasa yang diterima secara penuh beserta dengan kenaikan terkait
ekuitas. Dan jika instrumen ekuitas yang diberikan tidak vesting sampai dengan pihak lawan
menyelesaikan periode pemberian jasa tertentu, maka entitas mengasumsikan bahwa jasa yang
diberikan pihak lawan sebagai imbalan atas pemberian instrumen ekuitas yang akan diterima di
masa depan selama periode vesting.
6
6. Pengungkapan
Entitas harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk memahami bagaimana nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai
wajar instrumen ekuitas yang diberikan, dalam suatu periode yang telah ditentukan. Entitas harus
mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk memahami
sifat dan lingkup perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada dalam suatu periode. Untuk
memberi gambaran implementasi tersebut, entitas harus mengungkapkan sekurang-kurangnya
hal-hal sebagai berikut:
a) Penjelasan mengenai setiap jenis perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada pada suatu
periode, termasuk syarat dan ketentuan umum setiap perjanjian, seperti kondisi vesting,
jangka waktu maksimum atas opsi yang diberikan, dan metode penyelesaian (misalnya
dengan kas atau ekuitas).
b) Jumlah dan rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi saham untuk setiap kelompok opsi saham
berikut ini: (i) opsi yang beredar pada awal periode; (ii) opsi yang diberikan dalam suatu
periode; (iii) opsi yang hangus dalam suatu periode; (iv) opsi yang dieksekusi dalam suatu
periode; (v) opsi yang telah jatuh tempo dalam suatu periode; (vi) opsi yang beredar pada
akhir periode; dan (vii) opsi yang dapat dieksekusi pada akhir periode.
c) Untuk opsi saham yang dieksekusi dalam suatu periode, rata-rata tertimbang harga saham
pada tanggal eksekusi. Jika opsi dieksekusi secara berkala selama periode tersebut, sebagai
alternatif, entitas dapat mengungkapkan rata-rata tertimbang harga saham selama periode
tersebut.
d) Untuk opsi saham yang beredar pada akhir periode, kisaran harga eksekusi dan rata-rata
tertimbang sisa umur kontrak. Jika kisaran harga eksekusi sangat besar, opsi yang beredar
harus dibagi ke dalam beberapa kisaran yang dapat digunakan untuk menilai waktu dan
jumlah tambahan saham yang dapat diterbitkan dan kas yang dapat diterima pada saat
eksekusi opsi tersebut.
7. Ketentuan Transisi
Entitas dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan, untuk menerapkan PSAK ini untuk pemberian
lain selain instrumen ekuitas jika entitas telah mempublikasikan nilai wajar instrumen ekuitas
tersebut, yang ditentukan pada tanggal pengukuran. Untuk seluruh pemberian instrumen ekuitas
7
yang menerapkan PSAK ini, entitas menyajikan kembali informasi komparatif dan, jika dapat
diterapkan, menyesuaikan saldo laba awal periode sajian. Untuk seluruh pemberian instrumen
ekuitas yang belum menerapkan PSAK ini, maka entitas tetap mengungkapkan informasi yang
disyaratkan di oaragraf 44 dan 45. Jika PSAK ini telah efektif, entitas memodifikasi syarat dan
ketentuan pemberian instrumen ekuitas yang belum menerapkan PSAK ini, maka entitas tetap
menerpakan pargraf 26-29 untuk mencatat modifikasi tersebut.
8. Tanggal Efektif
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2012.
9. Penarikan
Pernyataan ini menggantikan PSAK 53 : Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Pernyataan Standar Akuntansi No. 18 (Revisi 2010) tentang Akuntansi
Dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Pernyataan Standar Akuntansi No. 53 (Revisi 2010) tentang Pembayaran
Berbasis Saham