BAB 1. PENDAHULUAN
6 Isu yang diteliti Pengaruh faktor intelligence terhadap kinerja akuntan.
7 Gap (kesenjangan):
a. Teori dengan -
Teori
b. Teori dengan Teori :
Praktik Jasa profesi akuntan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada pihak-pihak pengguna. Baik atau tidaknya bentuk
pertanggungjawaban yang diberikan tergantung dengan
kinerja akuntan.
Praktik :
Adanya akuntan yang mempunyai kinerja yang kurang
memuaskan.
c. Praktik -
dengan
Praktik
8 Perbedaan dengan 1. I Gusti Ayu Puspita Dewi & Agus Indra Tenaya
penelitian (2017) “Pengaruh Etika Profesi, Efikasi Diri,
sebelumnya (posisi Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Intelektual dan
N PERIHAL YANG JAWABAN
O DIIDENTIFIKASI
penelitian) Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja
Auditor”
Perbedaannya : Responden dan Lokasi Penelitian, Variabel
Etika Profesi, Efikasi Diri dan kecerdasan spiritual
9 Alasan mengapa isu Karena penelitian terkait faktor intelligence terhadap kinerja
ini penting untuk akuntan masih sangat terbatas dan dalam menilai kualitas
diteliti kinerja seseorang tidak hanya dapat dinilai dengan satu
faktor intelligence tetapi masih ada beberapa faktor
intelligence lain nya yang mempengaruhi kualitas kinerja.
10 Identifikasi masalah 1. Adanya penurunan kinerja akuntan.
2. Adanya akuntan yang tidak bisa memaksimalkan faktor
intelligence.
3. Adanya akuntan yang mengalami kinerja buruk
4. Adanya akuntan yang tidak menerapkan etos kerja islam.
5. Adanya akuntan yang bekerja tidak sesuai dengan nilai-
nilai islam yang berdampak kepada kinerja akuntan
11 Pembatasan masalah 1. Menguji intellectual, emotional, adversity intelligence dan
dampak etos kerja islam serta pengaruhnya terhadap kinerja
akuntan.
2. Responden merupakan seluruh profesi akuntan yang ada
di Indonesia.
12 Perumusan masalah 1. Apakah Intellectual Intelligence, Emotional Intelligence,
Adversity Intelligence berpengaruh secara parsial terhadap
Etos Kerja Islam?
2. Apakah Intellectual Intelligence, Emotional Intelligence,
Adversity Intelligence berpengaruh secara parsial atau
simultan terhadap Kinerja Akuntan?
3. Apakah Intellectual Intelligence, Emotional Intelligence,
Adversity Intelligence berpengaruh secara parsial terhadap
Etos kerja islam dan dampaknya terhadap Kinerja akuntan?
13 Tujuan Penelitian 1. Menguji dan mengetahui pengaruh Intellectual
Intelligence, Emotional Intelligence, Adversity Intelligence
secara parsial dan simultan terhadap Etos Kerja Islam.
2. Menguji dan mengetahui pengaruh Intellectual
Intelligence, Emotional Intelligence, Adversity Intelligence
secara parsial dan simultan terhadap Kinerja Akuntan.
3. Menguji dan mengetahui pengaruh Intellectual
Intelligence, Emotional Intelligence, Adversity Intelligence
secara parsial dan simultan terhadap Etos Kerja Islam dan
dampaknya terhadap Kinerja Akuntan.
N PERIHAL YANG JAWABAN
O DIIDENTIFIKASI
14 Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan dibidang akuntansi dan diharapkan dapat
menjadi referensi juga perbandingan untuk penelitian
selanjutnya terkait dengan faktor intelligence, etos kerja
islam dan kinerja akuntan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kelompok responden Diharapkan sebagai
informasi bagi kelompok responden mengenai faktor yang
mempengaruhi kinerja akuntan.
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menjadi informasi untuk melakukan
penelitian selanjutnya terkait dengan faktor intelligence, etos
kerja islam dan kinerja akuntan.
2. Intellectual intelligence
Kecerdasan intelektual atau dikenal dengan Intellegence
Quotient (IQ) adalah kemampuan kognitif yang dimiliki
organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada
lingkungan yang kompleks dan selalu berubah serta
dipengaruhi oleh faktor genetic (Trihandini 2005, Akib
2016).
3. Emotional Intelligence
Eman (1995) mengatakan bahwa emotional intelligence atau
kecerdasan emosional adalah kemampuan individu dalam
memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan,
mengendalikan emosi, menunda kepuasan dan mengatur
suasana hati.
4. Adversity Intelligence
Adversity intelligence (AQ) atau kecerdasan adversitas
adalah suatu kapasitas atau ketahanan individu dalam
menghadapi kesulitan hidupnya (Marie, 2014).
5. Kinerja Akuntan
Kinerja adalah tingkat keberhasilan individu terhadap tugas
yang menjadi tanggung jawabnya serta kemampuan untuk
mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan (Akib dan
Nur Asni, 2016).
7. Profesi Akuntan
Profesi akuntansi adalah bidang pekerjaan yang
menggunakan keahlian di bidang akuntansi (Amilin,2016).
Menurut PMK No 25 tahun 2014 tentang akuntan beregister
negara, akuntan adalah seseorang yang telah terdaftar pada
Register negara akuntan yang diselenggarakan oleh Menteri.
5. Kinerja Akuntan
Adalah tingkat keberhasilan akuntan terhadap tugas yang
menjadi tanggung jawabnya yang telah sesuai dengan kriteria
yang telah di tentukan sebelumnya. Diukur dengan
menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Linda
Koopmans (2016) disesuaikan dengan topik penelitian
dimana pertanyaan diukur dengan menggunakan skala
Ordinal (Likert), 1 sampai 5.
BAB IV HASIL
PENELITIAN &
PEMBAHASAN
24 Hasil Penelitian H1 =
Koefisien jalur Adversity intelligence terhadap Islamic work
ethic sebesar 0.1 dengan arah positif. Nilai t-hitung lebih kecil
dari t-kritis menunjukan bahwa intellectual intelligence tidak
berpengaruh terhadap Islamic work ethic. Koefisien jalur
sebesar 0,1 menunjukan bahwa besarnya pengaruh
intellectual intelligence terhadap Islamic work ethic hanya
sebesar 10%.
H2 =
koefisien jalur emotional intelligence terhadap Islamic work
ethic sebesar 0.38 dengan arah positif. Nilai t-hitung lebih
besar dari t-kritis menunjukan bahwa emotional intelligence
berpengaruh terhadap Islamic work ethic. Koefisien jalur
sebesar 0,38 menunjukan bahwa besarnya pengaruh
emotional intelligence terhadap Islamic work ethic sebesar
38%.
H3 =
koefisien jalur adversity intelligence terhadap Islamic work
ethic sebesar 0.20 dengan arah positif. Nilai t-hitung lebih
besar dari t-kritis menunjukan bahwa adversity intelligence
berpengaruh terhadap Islamic work ethic. Koefisien jalur
sebesar 0,20 menunjukan bahwa besarnya pengaruh adveristy
intelligence terhadap Islamic work ethic sebesar 20%.
H4 =
koefisien jalur intellectual intelligence terhadap kinerja
akuntan sebesar 0.17 dengan arah positif. Nilai t-hitung lebih
kecil dari t-kritis menunjukan bahwa intellectual intelligence
tidak berpengaruh terhadap kinerja akuntan. Koefisien jalur
sebesar 0,17 menunjukan bahwa besarnya pengaruh
intellectual intelligence terhadap kinerja akuntan sebesar
17%.
H5 =
koefisien jalur emotional intelligence terhadap kinerja
akuntan sebesar 0.37 dengan arah positif. Nilai t-hitung lebih
besar dari t-kritis menunjukan bahwa emotional intelligence
berpengaruh terhadap kinerja akuntan. Koefisien jalur sebesar
0,37 menunjukan bahwa besarnya pengaruh intellectual
intelligence terhadap kinerja akuntan sebesar 37%.
H6 =
koefisien jalur Adversity intelligence terhadap kinerja
akuntan sebesar 0.26 dengan arah positif. Nilai t-hitung lebih
besar dari t-kritis menunjukan bahwa adversity intelligence
berpengaruh terhadap kinerja akuntan. Koefisien jalur sebesar
N PERIHAL YANG JAWABAN
O DIIDENTIFIKASI
0,26 menunjukan bahwa besarnya pengaruh adversity
intelligence terhadap kinerja akuntan sebesar 26%.
H7 =
koefisien jalur Islamic work ethic terhadap kinerja akuntan
sebesar 0.10 dengan arah positif. Nilai t-hitung lebih kecil
dari t-kritis menunjukan bahwa Islamic work ethic tidak
berpengaruh terhadap kinerja akuntan. Koefisien jalur sebesar
0,1 menunjukan bahwa besarnya pengaruh Islamic work ethic
terhadap Islamic work ethic hanya sebesar 10%.
H8 =
koefisien jalur intellectual intelligence terhadap kinerja
akuntan melalui Islamic work ethic sebesar 0.20 dengan arah
positif. Nilai t-hitung lebih besar dari t-kritis menunjukan
bahwa intellectual intelligence berpengaruh terhadap kinerja
akuntan melalui Islamic work ethic . Koefisien jalur sebesar
0,20 menunjukan bahwa besarnya pengaruh intellectual
intelligence terhadap kinerja akuntan melalui Islamic work
ethic sebesar 20%.
H9 =
koefisien jalur emotional intelligence terhadap kinerja
akuntan melalui Islamic work ethic sebesar 0.48 dengan arah
positif. Nilai t-hitung lebih besar dari t-kritis menunjukan
bahwa emotional intelligence berpengaruh terhadap kinerja
akuntan melalui Islamic work ethic . Koefisien jalur sebesar
0,48 menunjukan bahwa besarnya pengaruh intellectual
intelligence terhadap kinerja akuntan melalui Islamic work
ethic sebesar 48%.
H10 =
koefisien jalur adversity intelligence terhadap kinerja akuntan
melalui Islamic work ethic sebesar 0.30 dengan arah positif.
Nilai t-hitung lebih besar dari t-kritis menunjukan bahwa
adversity intelligence berpengaruh terhadap kinerja akuntan
melalui Islamic work ethic . Koefisien jalur sebesar 0,30
menunjukan bahwa besarnya pengaruh intellectual
intelligence terhadap kinerja akuntan melalui Islamic work
ethic sebesar 30%.
25 Konsistensi dengan:
a. Teori yang H1 = Tidak disebutkan
digunakan
H2 & H3 =
- Teori yang menyatakan bahwa Islamic work ethic
atau etos kerja islam adalah ekspetasi islam terhadap
perilaku manusia dalam bekerja dan didasarkan pada
prinsip-prinsip islam (Aji,2013).
- Dan Etos kerja islam yang bersumber dari Al-Qur’an,
Hadist, Ijma dan Qiyas memandang kerja sebagai
suatu ibadah. Nilai kerja dalam etika kerja islam lebih
bersumber dari niat daripada hasil dari kerja (Yousef,
2001 & Aji, 2013).
H4 =
- Goleman (2007;37) bahwa terdapat hubungan antara
N PERIHAL YANG JAWABAN
O DIIDENTIFIKASI
nalar dan emosi. Hal ini berhubungan dengan
emotional intelligence seseorang dan akan
berpengaruh terhadap keputusankeputusan yang
diambil oleh akuntan dalam setiap pekerjaan yang
akan berpengaruh nantinya terhadap kinerja akuntan
itu sendiri.
- Stoltz adversity intelligence atau kecerdasan
adversitas adalah suatu tolak ukur dalam hal respon
seseorang dalam menghadapi kesulitan.
H5 =
- Goleman (2007;37)
- Emosi sangat penting bagirasionalitas karena dapat
menunjukan arah terhadap keputusan yang dibuat oleh
individu dari waktu ke waktu pada saat melakukan
pekerjaan yang dapat membuat kinerja individu
tersebut meningkat atau menurun, karena itu
intelektual saja tidak dapat bekerja dengan baik tanpa
menggunakan kecerdasan emosional (Ari, 2013)
H6 =
teori yang disampaikan Stoltz (2000) dalam Laura (2009)
AQ atau kecerdasan adversitas adalah suatu kerangka
konseptual untuk meningkatkan kesuksesan.
H7 = Tidak disebutkan
H8 = Tidak disebutkan
H9 = Tidak Disebutkan
H10 = Tidak Disebutkan
H5 =
hipotesis kelima didukung Sebagaimana Hasil penelitian ini
didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Ayu (2017) & Sugena (2016) yang menunjukan hasil
bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan dan kinerja auditor.
H6 =
N PERIHAL YANG JAWABAN
O DIIDENTIFIKASI
hipotesis keenam (H6) didukung Sebagaimana Hasil
penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Sukardewi (2013) yang meneliti terkait
variabel kecerdasan adversitas dan pengaruhnya terhadap
kinerja guru menunjukan hasil bahwa kecerdasan adversity
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Lalu
penelitian yang dilakukan oleh Laura (2009) yang meneliti
terkait kecerdasan adversitas terhadap kinerja karyawan
menunjukan hasil bahwa kecerdasan adversitas berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
H8 =
hipotesis kedelapan didukung Sebagaimana Hasil penelitian
ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Ayu (2017)
& Sugena (2016) yang meneliti terkait variabel intellectual
intelligence terhadap kinerja auditor dan karyawan dan
menunjukan hasil bahwa intellectual intelligence atau
kecerdasan intelektual berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja.
H9 =
hipotesis kesembilan didukung Sebagaimana Hasil penelitian
ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Ayu (2017) & Sugena (2016) yang menunjukan hasil
bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan dan kinerja auditor.
Lalu sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Beladina (2016) yang meneliti terkait pengaruh kecerdasan
emosional terhadap Islamic work ethic menunjukan hasil
bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Islamic work ethic.
H10 =
hipotesis kesepuluh didukung Hasil ini didukung oleh
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sukardewi (2013)
yang meneliti terkait variabel kecerdasan adversitas dan
pengaruhnya terhadap kinerja guru menunjukan hasil bahwa
kecerdasan adversity berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja guru.
BAB V.
KESIMPULAN
26 Kesimpulan 1. Intellectual intelligence tidak berpengaruh terhadap
kinerja akuntan