ESAI
MATA PELAJARAN :
DOSEN :
Oleh :
ESAI
JUDUL :
I. PENDAHULUAN
Program Polri untuk membentuk kemitraan yang terjalin dengan
masyarakat didasari kebutuhan yang sama akan keamanan dan ketertiban.
Harapan masyarakat akan kondisi lingkungan yang aman dan tertib sejalan
dengan kepentingan Polri sesuai tugas dan tanggungjawabnya untuk
mewujudkan Kamtibmas. Kesamaan kebutuhan tersebut harus menjadi
pondasi yang kuat untuk dapat bekerja sama dalam rangka kemitraan. Melalui
jalinan kemitraan Polri dengan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan
stabilitas Kamtibmas sebagaimana termuat adalam Peraturan Kapolri Nomor
23 Tahun 2007 pasal 1 ayat 3 tentang Siskamling dan Pembinaan dan
pengendalian Potensi masyarakat untuk mewujudkan Kamtibmas, maka
diperlukan statregi kepolisian yaitu penerpan kepemimpinan Bhabinkamtibmas
dengan program 1 Desa/Kel 1 Bhabinkamtibmas yang memberdayakan
masyarakat sebagai mitra dalam menjalankan fungsi kepolisian melalui
Polmas. Strategi Polmas merupakan bentuk pemolisian proaktif yang
menekankan kemitraan sejajar antara Polisi dan masyarakat dalam upaya
mencegah tindak pidana dan gangguan keamanan yang berpotensi
menimbulkan gangguan Kamtibmas dalam rangka meningkatkan kepatuhan
hokum dan kualitas hidup masyarakat..
II. PEMBAHASAN
Seorang Bhabinkamtibmas diberikan dukungan yang besar dan baik
anggaran dan dukungan sarana, hal ini bertujuan untuk meningkatkan Peran
kepemimpinan dalam mendukung akselerasi Polmas, perlu disadari bahwa
kondisi Polmas yang sekarang ini dapat dikatakan berjalan di tempat. Salah
satu penyebabnya adalah peran dan fungsi pemimpin. Bhabin Kamtibmas
diharapkan mampu memaksimalkan perannya yaitu sebagai Deteksi dini,
Problem soulving dan Pembinaan atau Pengendalian Potensi masyarakat
yang ada diwilayah binaannya, pantauan atau sentuhan..Kegiatan Kepolisian
tersebut saat ini merupakan program utama Kepolisian dalam lingkup tugas
Polri yang dikenal dengan Pemolisian Masyarakat (Polmas). Dimana dalam
pelaksanaannya dilakukan dengan membangun kemitraan dan membina
masyarakat agar memiliki kemampuan daya tangkal dan daya cegah terhadap
timbulnya gangguan Kamtibmas.
Community Policing merupakan gaya perpolisian yang mendekatkan
Polisi kepada masyarakat yang dilayaninya, ini berarti meningkatkan
resiprositas antara polisi dan masyarakatnya dengan tindakan-tindakan : (1)
Polisi bersama-sama dengan masyarakat untuk mencari jalan keluar atau
menyelesaikan masalah sosial (terutama masalah keamanan) yang terjadi
dalam masyarakat. (2) Polisi senantiasa berupaya untuk mengurangi rasa
ketakutan masyarakat akan adanya gangguan kriminalitas, (3) Polisi lebih
mengutamakan pencegahan kriminalitas (crime prevention), (4) Polisi
senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Penerapannya
dengan mengedepankan untuk senantiasa memperbaiki dan menjaga
hubungan antara Polisi dengan warga komuniti sesuai dengan peran dan
fungsinya masing-masing.Hal tersebut hanya dianggap sebagai wacana saja
dalam rangka pencitraan Polri di mata masyarakat. Akan tetapi pada tataran
implementasinya masih terdapat permasalahan-permasalahan yang terjadi.
C. Analisa
Pembentukan forum kemitraan sangat penting karena dengan
dibentuknya forum kemitraan dapat mempermudah dan percepat
terwujudkan Kamtibmas serta menambah kepercayaan masyarakat
terhadap tujuan dari setiap program kerja Bhabinkamtibmas sehingga
mau ikut serta dalam program tersebut.Faktor-faktor yang menghambat
dan mempengaruhi kualitas pelaksanaan program kepemimpinan
Bhabinkamtibmas sebagaiPartnership And Law Enforcementdi
yaitudukungansumberdayamanusia
Bhabinkamtibmas diharapkan mampu mengendalikan dan
menggerakan seluruh Potensi masyarakat untuk mendukung
terciptanya Kamtibmas, dan ditunjukkan melalui Pemolisian dengan
memedomani prinsip demokrasi, antara lain: (1) Supremasi hukum, (2)
Mampu memberikan jaminan dan perlindungan HAM, (3) Transparansi,
(4) Pertanggungjawaban publik, dan (5) Pembatasan serta
pengawasan kewenangan Polisi. Dalam masyarakat yang demokratis
fungsi Polisi adalah sebagai perantara atau fasilitator yang adil dan
beradab dalam mengahadapi permasalahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat.
Tujuan utama kemitraan masyarakat adalah membangun
kepercayaan antara polisi, warga masyarakat, dan stake holders
lainnya. Community policing menekankan pentingnya kemitraan aktif
antara polisi, lembaga pemerintah, dan warga setempat. warga
diharapkan dapat berpartisipasi lebih aktif dalam masalah Kamtibmas
namun tetap harus memperhatikan ketentuan Undang-undang dan
keselamatan warga tersebut. Kemitraan dilakukan dalam bentuk
Siskamling, patroli, dan melaporkan secara aktif berbagai hal yang
mencurigakan.Peran kepemimpinan dalam mengakselerasi Polmas
menuntut suatu transformasi dari dalam (hati) dan perubahan
organisasi, peran kepemimpinan transformasional tersebut mencakup
peran komponen kharismatik, peran komponen inspirational motivation,
peran komponen stimulasi intelektual dan peran pertimbangan/
perhatian terhadap individu.
III. PENUTUP
A. Simpulan
Peran Bhabinkamtibmas sangat besar dalam mendukung
Kamtibmas jika peran dalam deteksi dini, membina dan memberikan
problem soulving bisa berjalan maksimal serta mampu memberdayakan
seluruh elemen masyarakat dan mampu membina hubungan dengan
para tokoh untuk bersinergi menjaga keamanan wilayah masing-masing
dengan mengoptimalkan Pengaman Swakarsa.
B. Rekomendasi
Mohon berkenan pimpinan Polri mendukung secara utuh
dengan membentuk kerangka kerja bagi Bhayangkara pengemban
Kamtibmas yang tidak harus dijabat oleh seorang bintara akan tetapi
bisa dijabat oleh perwira pertama, mengingat keamanan dilevel
desa/Kel merupakan sangat penting untuk mendukung keberhasilan
Kamtibmas di tiap tingkatan, sehingga sumber daya manusia seorang
Bhayangkara pengemban kamtibmas hendaknya yang mempunyai
karakter membangun, humanis, dan mampu komunikasi dengan baik
untuk membangun hubungan.