“KLASIFIKASI IKLIM
DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA”
Disusun Oleh :
Begitupun dengan Yogyakarta yang merupakan salah satu provinsi dengan tingkat
kesuburan tanah yang tinggi. Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh subur di wilayah ini seperti
tanaman pangan, tanaman hias, tanaman holtikultura dan lain sebagainya. Dalam penanaman
berbagai jenis tumbuhan pun harus melihat kondisi iklim pada setiap lahan yang tersedia.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana deskripsi daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
2. Apa saja klasifikasi iklim di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
3. Bagaimana kondisi iklim di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
4. Apa saja tanaman budidaya khas daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
Tujuan
Untuk mengetahui kondisi iklim dan tanaman budidaya di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
BAB II
ISI
Deskripsi daerah
A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta (bahasa Jawa: Dhaérah Istiméwa Ngayogyakarta)
adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan
Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman, Daerah Istimewa
Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa
Tengah dan Samudera Hindia, Daerah Istimewa yang memiliki luas 3,185,80 km 2 ini
terdiri atas satu kotamadya, dan empat kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78
kecamatan, dan 438 desa/kelurahan, Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi
3.452.390 jiwa dengan proporsi 1,705,404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta
memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084 jiwa per km2.
B. Geografi
DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, secara geografis terletak pada
8º 30' - 7º 20' Lintang Selatan, dan 109º 40' - 111º 0' Bujur Timur, Berdasarkan bentang
alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi empat satuan fisiografi, yaitu satuan
fisiografi Gunungapi Merapi, satuan fisiografi Pegunungan Sewu atau Pegunungan
Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi Dataran Rendah.
Dua daerah aliran sungai (DAS) yang cukup besar di DIY adalah DAS Progo di
barat, dan DAS Opak-Oya di timur, Sungai-sungai yang cukup terkenal di DIY antara
lain adalah Sungai Serang, Sungai Progo, Sungai 46 Bedog, Sungai Winongo, Sungai
Boyong-Code, Sungai Gajah Wong, Sungai Opak, dan Sungai Oya. Secara administratif
DIY terbagi dalam 5 wilayah daerah tingkat II, yaitu :
1. Kotamadya Yogyakarta dengan luas 32,5 km2
2. Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 km2
3. Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 km2
4. Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 km2
5. Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 km2.
Klasifikasi Iklim
a. Iklim Matahari
Dasar perhitungan untuk mengadakan pembagian daerah iklim matahari
ialah banyaknya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Menurut
teori, makin jauh dari khatulistiwa, makin besar sudut datang sinar matahari,
sehingga makin sedikit jumlah sinar matahari yang diterima oleh permukaan
bumi.
Pembagian daerah iklim matahari didasarkan pada letak lintang adalah
sebagai berikut :
1. Daerah Iklim Tropis : 0 derajat LU sampai 23,5 derajat LU dan 0
derajat LS sampai 23,5 derajat LS
2. Daerah Iklim Subtropis :23,5 derajat LS sampai 40 derajat LS dan
23,5 derajat LU sampai 40 derajat LU
3. Daerah Iklim Sedang : 23,5 derajat LU sampai 66,5 derajat Lu dan
23,5 derajat LS sampai 90 derajat LS
4. Daerah Iklim Dingin : 66,5 derajat LU sampai 90 derajat LU dan
66,5 derajat LS sampai 90 derajat LS
b. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi alam sekitar. Misalnya, daratan,
lautan, pegunungan , dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak
geografis. Berikut adalah pembagian Iklim fisis :
Iklim Kontinental atau Iklim Darat, iklim ini terjadi di daerah yang sangat
luas, sehingga angin yang terpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin
darat yang kering. Di daerah ini, pada siang hari terasa panas sekali dan pada
malam hari terasa sangat dingin. Curah hujannya sangat rendah, sehingga
kadang-kadang terbentuk gurun pasir. Misalnya Gobi, Tibet, Arab, Sahara,
Kalahari, Australia Tengah, dan Nevada.
Iklim Laut, iklim ini terdapat di daerah eropa tropis dan subtropis. Angin yang
berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin laut yang lembab. Ciri-ciri
iklim laut adalah curah hujan yang rata-rata tinggi. Suhu tahunan dan harian
yang hampir sama, sifatnya banyak hujan.
Iklim Dataran Tinggi, iklim ini mengalami perubahan suhu harian dan
tahunan, takanan rendah, sinar matahari terik dan hanya mengandung sedikit
uap air.
Iklim Pegunungan, iklim initerdapat di daerah pegunungan. Di daerah
pegunungan udaranya sejuk dan hujan sering turun. Hujan terjadi karena
awan yang naik ke lereng pegunungan mengalami kondensasi sehingga turun
hujan. Hujan seperti ini disebut hujan orografis.
c. Iklim Musim
Letak geografis indonesia yang diapit oleh Benua Asia di sebelah utara dan Benua
Australia di sebelah selatan, menyebabkan di indonesia terdapat Iklim musim.
Iklim musim ini erat kaitannya dengan pola angin musim di Indonesia. Pada bulan
April-Oktober, ketika bertiup angin musim timur, terjadi musim kemarau.
Sebaliknya ketika bertiup angin musim barat, terjadi musim penghujan.
e. Iklim Koppen
Berdasarkan peta hasil persebaran iklim klasifikasi Oldeman, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki enam tipe iklim Oldeman yaitu tipe B2, C2, C3, D3, D4, dan E4 yang
tersebar di seluruh wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berikut persebaran tipe iklim dan zona agroklimat klasifikasi Oldeman di Daerah
Istimewa Yogyakarta :
Tipe iklim B2 dengan zona agroklimat Dua kali padi varietas umur pendek,
musim kemarau yang pendek cukup untuk palawija. tersebar di wilayah :
Kecamatan Cangkringan, bagian barat Kecamatan Turi, bagian utara Kecamatan 4
Pakem, bagian barat Kecamatan temon, dan bagian tengah Kecamatan Lendah,
Gamping, dan Kasihan. Dengan total Pos curah hujan tipe iklim B2 sebanyak
5,3% dari total Pos Curah Hujan yang dijadikan objek pada penelitian ini.
Tipe iklim C2 dengan zona agroklimat Tanam padi sekali, palawija kedua jangan
jatuh pada musim kemarau. Tersebarh di wilayah : Kecamatan Pajangan,
Kecamatan Ngampilan, Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Mantijeron. bagian
selatan Kecamatan Sentolo, bagian timur Kecamatan Temon, bagian selatan
Kecamatan Pakem, bagian timur kecamatan Semin, bagian utara dan selatan
Kecamatan Turi, dan hampir seluruh Kecamatan Lendah, Gamping, dan Kasihan.
Dengan total Pos curah hujan tipe iklim C2 sebanyak 5,3% dari total Pos Curah
hujan yang dijadikan objek pada penelitian ini.
Tipe iklim C3 dengan zona agroklimat agroklimat Tanam padi sekali, palawija
kedua jangan jatuh pada musim kemarau. Tersebarh di wilayah : Kecamatan
Ngemplak, Sleman, Tempel, Sanden, Srandakan, Kecamatan Galur, Wates,
Panjatan, Pengasih, Nanggulan, Moyudan, Godean, Moyudan, Seyegan, Mlati,
Imogiri, Dlingo, Sewon, Bantul, Pandak, Bambanglipuro, Pundong, Kalibawang,
Pandak, Berbah, bagian tengah Kecamatan Tepus, Kecamatan Panggang, bagian
selatan Kecamatan Girimulyo, bagian tengah hingga utara Kecamatan Kokap,
bagian tengah Kecamatan Sentolo, seluruh wilayah kecamatan Ponjong dan
Karangmojo kecuali bagian selatan, bagian tengah bagian Kecamatan Semin,
bagian barat Kecamatan Depok, hampir seluruh wilayah Kota yogyakarta yang
meliputi Kecamatan Gondokusuman, jetis, Tegalrejo, Danurejan, pakualaman,
Umbulharjo, Mergangasan, dan Gondomanan. Dengan total Pos curah hujan tipe
iklim C3 sebanyak 58,9% dari total Pos Curah hujan yang dijadikan objek pada
penelitian ini.
Tipe iklim D3 dengan zona agroklimat Hanya satu kali padi atau satu kali
palawija, tersebar di wilayah : Kecamatan Prambanan, sebagian wilayah kecuali
bagian tengah pada kecamatan Tepus, Panggang, Paliyan, Playen, Nglipar,
Ngawen, Gedangsari, Banguntapan, Ngaglik, Girimulyo, bagian barat Kecamatan
Wonosari dan Tanjungsari, bagian selatan Kecamatan Karangmojo danPonjong,
dan sebagian kecil di pinggiran Kecamatan Girimulyo. Dengan total Pos curah
hujan tipe iklim D3 sebanyak 10,8% dari total Pos Curah hujan yang dijadikan
objek pada penelitian ini.
Tipe iklim D4 dengan zona agroklimat satu kali padi atau satu kali palawija,
tersebar di wilayah : Kecamatan Tepus, bagian tengah Kecamatan Ngawen,
Gedangsari, Nglipar, Banguntapan, Ngaglik, Playen, Paliyan, Bagian tenggara
Kecamatan Wonosari, bagian Timur Kecamatan Tanjungsari, Pinggiran
Kecamatan purwosari, Kalasan, Samigaluh, Rongkop, Semanu, dan seluruh
Kecamatan Girisubo kecuali bagian Selatan. Dengan total Pos curah hujan tipe
iklim D4 sebanyak 10,8% dari total Pos Curah hujan yang dijadikan objek pada
penelitian ini.
Tipe iklim E4 dengan zona agroklimat hanya mungkin satu kali palawija, tersebar
di wilayah : bagian tengah Kecamatan Purwosari, Kalasan, Samigaluh, Rongkop,
Samigaluh, dan bagian selatan Kecamatan Girisubo Dengan total Pos curah hujan
tipe iklim E4 sebanyak 8,9% dari total Pos Curah hujan yang dijadikan objek pada
penelitian ini.
Kondisi Iklim
Curah Hujan : Curah hujan rata- rata 2.012 mm/tahun dengan 119 hari
hujan.
Suhu Rata-Rata : Suhu rata- rata 27,2°
Suhu Minimum : 13.4 °C
Suhu Maksimum : 39.9 °C
Kecepatan Angin : 5-16 knot/jam
http://www.staklimyogyakarta.com/index.php/iklim/Suhu%20Minimum
http://eprints.ums.ac.id/32184/15/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
file:///C:/Users/hp/Downloads/BAB%20I.pdf
https://alamendah.org/2010/10/23/flora-identitas-kota-dan-kabupaten-di-yogyakarta/
http://blog.umy.ac.id/rezaagrisukses/2016/01/03/makalah-iklim/