0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan21 halaman
Dokumen tersebut membahas beberapa faktor penentu daya simpan bahan pangan seperti kadar air, suhu, kelembaban, oksigen, dan keberadaan serangga perusak. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip pengolahan, penyimpanan, dan pengawetan bahan pangan untuk mencegah kerusakan dan pencemaran.
Dokumen tersebut membahas beberapa faktor penentu daya simpan bahan pangan seperti kadar air, suhu, kelembaban, oksigen, dan keberadaan serangga perusak. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip pengolahan, penyimpanan, dan pengawetan bahan pangan untuk mencegah kerusakan dan pencemaran.
Dokumen tersebut membahas beberapa faktor penentu daya simpan bahan pangan seperti kadar air, suhu, kelembaban, oksigen, dan keberadaan serangga perusak. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip pengolahan, penyimpanan, dan pengawetan bahan pangan untuk mencegah kerusakan dan pencemaran.
ruhi daya simpannya, karena mikrobia akan tumbuh dg baik pada batasan kadar air tertentu. Bakteri dan yeast(ragi) membutuhkan kadar air yg lebih tinggi dari pada kapang, shg ka pang dapat tumbuh pd bahan setengah kering. Kebutuhan mikrobia akan air dinyatakan dlm Aw (water activity) yg berhubungan erat dg kelembaban nisbi (RH) RH (relative humidity) merupakan perbanding an antara tekanan uap air di udara dg tekanan uap air jenuh pada suhu yg sama. Nilai Aw menunjukkan keadaan larutan dlm bahan pangan yg merupakan perbandingan an tara tekanan uap air larutan dlm bahan pangan dengan tekanan uap air murni Kelembaban udara sekitar akan mempengaruhi kadar air suatu bahan pangan. Oksigen Udara di alam mengandung sekitar 21 % O2, yg dapat menyebabkan reaksi oksidasi pada lemak, vit A dan C Oksidasi menyebabkan lemak menjadi tengik (rancid), serta vit A dan C akan rusak. Bahan pangan segar terutama buah & sayur memerlukan O2 untuk proses respirasi Kapaang pd umumnya aerob,tp dpt tumbuh pd permukaan, maka pd sistem penyimpanan CAS (Controlled Atmospheric Storage), O2 dikurangi atau diganti dengan CO2 Temperatur Temperatur berpengaruh terhadap kecepatan reaksi kimia dalam bahan pangan yg dikatalisa tor oleh kerja enzim. Dalam kisaran suhu 100 C-380 C pada sayur dan buah segar, tiap kenaikan suhu 100 akan mempercepat reaksi 2 kalinya, demikian juga sebaliknya, bila suhu diturunkan 100 reaksi akan dihambat 2 kalinya. Temperatur penyimpanan bahan mentah berpengaruh thd kerusakan mikrobiologis, fisiologis, fisis dsb. Kebanyakan bakteri perusak & ragi mempunyai temperatur tumbuh optimum 250C – 300C Temperatur simpan yg terlalu rendah akan menyebabkan adanya kerusakan fisis spt chilling injury dan freezing injury Temperatur yg terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan zat gizi, seperti denaturasi protein, kerusakan vit dan lemak Serangga Perusak • Hidupnya serangga dan binatang pengerat yg sering terdapat pada ruang penyimpanan dipengaruhi terutama oleh kondisi kebersihan ruang penyimpanan/ gudang tersebut. • Keberadaan serangga selain merusak bahan yang disimpan juga akan menambah kekotorannya, misalnya dari kotoran yang dikeluarkan juga akan menyebabkan berkembang biaknya bakteri. • Pd bahan dg kadar air tinggi Pencegahan dapat dilakukan fumigasi dan penurunan kadar air bahan • fumigasi dg etilen dan propilen tidak boleh krn akan menghasilkan senyawa lain yg beracun • Penyimpanan dlm silo akan mengurangi kemungkinan masuk dan berkembang biaknya tikus Kondisi Penyimpanan
• Penyimpanan yang baik adalah
sistem yg bisa diatur kondisi nya seperti kelembaban, temperatur, ventilasi udara dsb. • Selain kondisi penyimpanan, waktu penyimpanan yg lama ju ga akan mengakibatkan keru sakan yg lebih besar, kecuali makanan yg sengaja diperam. TUGAS I
• Silahkan kunjungi beberapa
tempat penjualan hasil pertanian(pasar tradisional dan modern), baik bahan mentah maupun olahan, amati kerusakan yang telah terjadi dan ada kemungkinan terjadi, jelaskan menurut pendapat anda. DASAR 2 PENGAWETAN HASIL PERTANIAN • Higiene bahan pangan (food hygiene) • Prinsip-prinsip pengolahan dg panas • Teknologi makanan beku • Prinsip dehidrasi dan pengeringan dg sinar matahari • Pengawetan pangan dg garam, asam, gula dan bahan pengawet kimia Higiene Bahan Pangan • Merupakan usaha pengendalian penyakit yg ditularkan melalui bahan pangan • Kerusakan bahan pangan memberi peluang timbulnya penyakit • Kerusakan bahan pangan bisa diawali sebelum panen maupun setelah panen • Pencegahan Pencemaran Bahan Pangan • Penyimpanan bahan pangan & pengendalian mutu bahan pangan Pencegahan pencemaran bahan pangan • Sejak hasil pertanian belum dipanen(saat budidaya), dicegah dg penggunaan input produksi yg sedapat mungkin sudah disterilkan (pencegahan pencemaran primer) • Setelah dipanen(pencemaran sekunder), dicegah dg penanganan optimal. Baik saat panen, saat mengangkut, mengolah, menyimpan maupun saat mengangkut. Pencegahan pencemaran primer • Saat mengolah lahan bisa dilakukan proses suci hama/penyakit • Saat pemberian pupuk kandang, pupuknya diusahakan bebas hama/penyakit • Benih atau bibit yg digunakan diusahakan bebas hama/penyakit • Perawatan harus optimal shg hasil yg didapat tdk tercemar/terkandung hama/ penyakit Pencegahan pencemaran sekunder • Saat panen diusahakan tidak terjadi benturan dan perlukaan yg berlebihan pada jaringan hasil pertanian • Proses pembersihan awal(bila diperlukan) harus cermat dan hati-hati agar tdk merusak jaringan bahan • Proses pengangkutan harus hati-hati • Proses pencucian harus cermat dan hati- hati serta air yg digunakan sedapat mungkin bebas penyakit • Proses penyimpanan harus dikondisikan seoptimal mungkin untuk menekan kecepatan terjadinya kerusakan • Kemasan yang digunakan harus sesuai, memadai dan membantu menekan/mencegah pencemaran • Apabila dilakukan pengolahan sebelum di pasarkan, proses yg digunakan harus optimal • Kebiasaan pribadi (personal habit) para pekerja & konsumen dlm mengelola bahan pangan dpt menjadi sumber pencemaran sekunder. Penyimpanan Bahan Pangan • Cara penyimpanan selama berbagai proses pengolahan dan pada saat penjualan merupakan hal yg utama dalam menentukan keamanan bahan pangan dari aspek mikrobiologis. • Bakteri patogen dpt tumbuh pada kisaran suhu 40- 600C. Penyimpanan pd suhu<40C dan pada suhu >600C aman dari • Bahan pangan olahan harus dikonsumsi maksimal 2 jam setelah dimasak, apabila rencana konsumsi lebih lama maka sebaiknya segera dimasukkan ke lemari pendingin. Jangan menunggu semalaman(agar dingin) baru dimasukkan ke kulkas • Untuk produk olahan hewani, hal seperti di atas tidak aman lebih2 bila pengolahannya tidak sempurna sehingga masih mungkin mengandung sel-sel aktif bakteri jenis Salmonella & Clostridium perferingens. • Salmonella SP • Clostridium sp • Bahan pangan yg dimasak dlm ukuran besar sebaiknya dipotong2 dalam ukuran kecil agar lbh cepat dingin. • Bahan pangan yg hrs disimpan dlm keadaan panas (take-away food)hrs dikondisikan suhunya selalu >600C krn bakteri Clostridium pf bisa bertahan sampai suhu sekitar 550C • Bahan pangan yg dibekukan, hrs segera dimasak segera setelah dicairkan (thawing) Pengawasan mutu mikrobio logis suatu produk pangan • Mutu mikrobiologis produk pangan perlu perhatian utama. • Produk yg pernah menyebabkan penularan penyakit akan ditolak konsumen • Berikutnya perhatian terhadap efek samping penambahan bahan pengawet (food additive) • Produk yg pernah menyebabkan keracunan misalnya, akan ditolak oleh konsumen • Kedua hal itu mempunyai standar tertentu keberadaannya dlm bahan pangan.