Anda di halaman 1dari 24

PENGORGANISASIAN

 Pengertian Pengorganisasian
 Struktur Organisasi
 Desain Organisasi
Pengertian Pengorganisasian
 Sebuah proses menentukan apa yang
perlu dilaksanakan, cara pelaksanaannya
dan siapa yang melaksanakan.
 Proses menciptakan struktur organisasi
 Tujuan Pengorganisasian:
 Membagi pekerjaan yang harus dilakukan
menjadi departemen dan jabatan terinci
Tujuan pengorganisasian (lanjt.)
 Membagi-bagi tugas dan tanggung jawab yang
berkaitan dengan masing-masing jabatan
 Mengkoordinasikan berbagai tugas organisasi
 Mengelompokkan pekerjaan ke dalam unit-unit
 Membangun hubungan di kalangan individu,
kelompok atau departemen
 Menetapkan garis wewenang formal
 Mengalokasikan dan memberikan sumber daya
organisasi
Struktur Organisasi
 Kerangka kerja formal organisasi yang dengan
kerangka itu tugas-tugas jabatan dibagi-bagi,
dikelompokkan dan dikoordinasikan.
 Bila mendesain struktur organisasi,manajer
perlu memperhatikan enam unsur penting :
 1. Spesialisasi pekerjaan
 2. Departementalisasi
 3. Rantai komando
 4. Rentang Kendali
 5. Sentralisasi dan desentralisasi
 6. Formalisasi
Desain Organisasi
 Ketika seorang manajer menyusun dan
mengubah struktur sebuah organisasi, mereka
terlibat dalam DESAIN ORGANISASI
 Desain Organisasi adalah : Pengembangan
atau pengubahan struktur suatu organisasi
 Suatu proses yang melibatkan keputusan-
keputusan mengenai keenam unsur penting
Spesialisasi Kerja
 Tingkat dimana tugas-tugas dalam suatu
organisasi dibagi menjadi pekerjaan-pekerjaan
terpisah
 Dikenal dengan sebutan Pembagian Kerja (Ingat
konsep Pembagian Kerja pada masa Adam
Smith tahun 1700an) yang menyimpulkan
dengan pembagian kerja menyebabkan
produktivitas karyawan meningkat.
Hakikat Spesialisasi kerja adalah bahwa
seluruh pekerjaan tidak dilakukan oleh satu
individu melainkan dipecah-pecah menjadi
langkah-langkah dengan setiap langkah
diselesaikan oleh orang yang berbeda
Kebaikan Spesialisasi kerja : ketrampilan
karyawan semakin baik, makin sedikit waktu
digunakan, meningkatkan efisiensi kerja dan
produktivitas dengan mendorong timbulnya
penemuan-penemuan dan mesin-mesin
khusus untuk mengerjakan tugas-tugas itu.
 Kelemahan spesialisasi pekerjaan :
 Kebosanan
 Kelelahan
 Stres
 Produktivitas rendah
 Mutu pekerjaan yang buruk
 Meningkatnya absensi
 Tingginya pergantian karyawan
Departementalisasi
 Landasan yang digunakan untuk
mengelompokkan tugas-tugas dan pekerjaan
dalam rangka mencapai sasaran organisasi
 Departementalisasi fungsional :
Mengelompokkan pekerjaan berdasarkan
fungsi yang dilakukan. mIsal dalam sebuah
pabrik ada ahli rekayasa, akuntansi,
pabrikasi,SDM, pembelian.
Departementalisasi fungsional

P e rk e b u n a n K e l a p a S a w i t

M a n a j e r P a b rik

M a n a je r R e k a y a s a M a n a je r A k u n ti n g M a n a j e r P a b rik a s i M a n a je r S D M M a n a j e r p e m b e li a n
Departementalisasi Produk
 Mengelompokkan pekerjaan berdasarkan
lini produk
 Masing-masing wilayah produk penting
dalam perusahaan ditempatkan di bawah
wewenang seorang pejabat yang ahli dan
bertanggung jawab atas segala sesuatu
yanga da kaitannya dengan jalur produknya
Departementalisasi Geografis
 Mengelompokkan produk berdasarkan
wilayah geografis
 Jenis departemen ini dapat berharga
apabila para pelanggan organisasi
tersebut tersebar di suatu wilayah
geografis
Departementalisasi Geografis

W a k il P r e s id e n P e n ju a la n

D ir e k t u r P e n ju a la n D ir e k t u r P e n ju a la n D ir e k t u r P e n ju a la n
W ila y a h D I Y W ila y a h ja t e n g W ila y a h J a b a r
Departementalisasi Proses
 Mengelompokkan pekerjaan berdasarkan arus
produk atau arus pelanggan
 Pendekatan ini memberikan dasar bagi
pengelompokkan kegiatan kerja yang homogen.
 Dapat digunakan untuk memproses pelanggan
(ex. Proses pembuatan SIM) atau produk (ex.
Pembuatan lemari kayu).
Departementalisasi Proses

Pengawas Pabr i k

M anaj e r D ept . M anaj e r D ept . M anaj e r D ept . M anaj e r D ept M anaj e r D ept .
Pengger g aj i a n Penget a m an dan Pem bel a han Per a ki t a n Pengam pl a san dan pendem pul a n Penghal u san
Departementalisasi Pelanggan
 Pengelompokkan pekerjaan berdasarkan
pelanggan umumnya.
 Para pelanggan di setiap departemen
mempunyai serangkaian masalah dan
kebutuhan yang sama yang dapat dipenuhi
secara paling baik dengan memberikan
spesialis kepada masing-masingnya.
Departementalisasi Pelanggan

P e r u s a h a a n M e b e l " R e je k i L a n c a r

D ir e k tu r P e n ju a la n

M a n a je r P e la n g g a n E c e r a n M a n a je r P e la n g g a n G r o s ir M a n a je r P e la n g g a n P e m e r in ta h
Rantai Komando
 Sebuah garis wewenang yang tak terputus yang
membentang dari tingkat atas organisasi terus
sampai tingkat paling bawah dan menjelaskan siapa
melapor pada siapa.
 Tiga konsep rantai komando : wewenang, tanggung
jawab, kesatuan komando
 Wewenang : hak-hak yang melekat dalam sebuah
posisi manajerial untuk memberi perintah dan
mengharapkan perintah itu ditaati.
Rantai komando lanjt
 Tanggung jawab : kewajiban atau
harapan untuk melaksanakan
 Kesatuan komando : Prinsip manajemen
bahwa seorang bawahan harus
mempunyai satu saja atasan yang
kepadanya dia melepaskan langsung
pertanggungjawabannya.
Rentang Kendali
 Berapa banyak anak buah yang dapat diawasi
secara efektif dan efisien oleh seorang manajer.
 Semakin terlatih dan berpengalaman karyawan :
rentang kendali lebih lebar
 Konsep ini menentukan jumlah tingkatan dan jumlah
manajer yang dimiliki sebuah organisasi.
 Rentang kendali lebar lebih efisien dari segi biaya,
memangkas biaya overhead, mempercepat
pengambilan keputusan, meningkatkan keluwesan,
lebih dekat pada pelanggan, kekuasaan lebih kary.
Sentralisasi dan Desentralisasi
 Sentralisasi : kadar sampai dimana
pengambilan keputusan terkonsentrasi di
tingkat-tingkat atas organisasi tersebut
 Desentralisasi : Pengoperan wewenang
membuat keputusan ke tingkat yang
lebih rendah dalam suatu organisasi.
Lebih banyak sentralisasi
 Lingkungan stabil
 Manajer tingkat rendah tidak mahir dalam
pengambilan keputusan
 Manajer tingkat rendah tidak ingin ikut dalam
pengambilan keputusan
 Keputusan katagori penting
 Ada krisis atau risiko gagal dalam perusahaan
 Perusahaan terlampau besar
 Pelaksanaan srtategi efektif tergantung manajer
Lebih Desentralisasi
 Lingkungan kompleks, tidak pasti
 Manajer tingkat bawah mampu dan
pengalaman mengambil keputusan
 Manajer tingkat rendah menghendaki suara
 Keputusan kurang penting
 Budaya perusahaan terbuka, manajer
berpengaruh atas apa yang terjadi
 Perusahaan secara geografis terpencar
 Pelaksanaan strategi perush. yang efektif
tergantung keterlibatan manajer dan
fleksibilitasnya dalam mengambil keputusan
Formalisasi
 Sejauhmana pekerjaan-pekerjaan didalam
organisasi itu dibakukan dan sejauhmana
tingkah laku karyawan dibimbing oleh
peraturan dan prosedur.
 Pekerjaan yang formalisasi tinggi memberi
kebebasan minimum karyawan atas apa
yang harus dilakukan, kapan diselesaikan
dan bagaimana melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai