menjadi lebih lunak, lebih enak, dan lebih awet. Pemberian suhu tinggi pada
pemberian panas yang cukup dapat membunuh sebagian besar mikroba dan
menginaktifkan enzim. Selain itu makanan menjadi lebih aman karena racun-
racun tertentu rusak karena pemanasan, misalnya racun dari bakteri Clostridium
botulinum.
tingginya suhu pemanasan ditentukan oleh sifat dan jenis bahan makanan serta
tujuan dari prosesnya. Setiap jenis pangan memerlukan pemanasan yang berbeda
maupun pemanggangan.
pengolahan yang telah lama digunakan orang dan merupakan metoda pengolahan
pangan yang paling populer digunakan di industri. Aplikasi panas pada proses
pengolahan pangan tentunya dimulai pada saat manusia menemukan api, yaitu
ketika manusia mulai memasak makanannya. Namun secara industri hal tersebut
113
menjadi sangat berkembang dengan ditemukannya proses pengalengan makanan
yang dapat memperpanjang masa simpan produk pangan beberapa bulan sampai
beberapa tahun.
terbentuknya tekstur dan cita rasa khas dan disukai; rusaknya atau hilangnya
beberapa komponen anti gizi (misalnya inhibitor tripsin pada produk leguminosa);
dan blansing. Dua faktor yang harus diperhatikan dalam pengawetan dengan
panas yaitu : (1) jumlah panas yang diberikan harus cukup untuk mematikan
mikroba pembusuk dan mikroba patogen dan (2) jumlah panas yang digunakan
tidak boleh menyebabkan penurunan gizi dan cita rasa makanan. Jumlah panas
yang diberikan dalam proses pengolahan pangan tidak boleh lebih dari jumlah
Dalam proses pemanasan ada hubungan antara panas dan waktu, yaitu jika suhu
yang digunakan rendah maka waktu pemanasan harus lebih lama, sedangkan jika
suhu tinggi waktu pemanasan singkat. Sebagai contoh misalnya jumlah panas
yang diterima bahan jika kita memanaskan selama 10 jam di dalam air mendidih
(1000C) kira-kira sama dengan memanaskan bahan tersebut selama 20 menit pada
suhu 1210C.
114
A. Metode Pengawetan Suhu Tinggi
A.1. Sterilisasi
beserta spora-sporanya hingga menjadi steril. Pada proses ini, bahan yang
disterilkan akan memiliki daya tahan hingga lebih dari 6 bulan pada suhu
pemanasan selama 15 menit pada suhu 121 oC. Penggunaan panas lembab
suhu jauh di atas titik didih. Ini berarti bahwa setiap partikel dari makanan
tersebut harus menerima jumlah panas yang sama. Misalnya jika suatu
makanan di dalam kaleng tersebut lebih lambat menerima panas. Waktu yang
digunakan dan kecepatan perambatan panas dari makanan tersebut. Proses ini
dapat menyebabkan sel mikroba hancur dengan cepat. Contoh produk hasil
sterilisasi antara lain : sarden, kornet, buah dalam kaleng, selai, sirup, saos,
115
Dalam pengolahan bahan pangan yang lazim dinamakan pengalengan,
sehingga tetap bernilai gizi tinggi. Sehubungan dengan hal ini dikenal 2
musnahnya segala macam kehidupan yang ada pada bahan yang dipanaskan
kaleng atau botol. Makanan yang steril secara komersil berarti semua mikroba
mungkin saja ada di dalam makanan tersebut tetapi berada di luar perhatian
kita. Di dalam makanan ini mungkin masih terdapat sedikit sekali spora
bakteri yang tahan panas, tetapi tidak dapat berkembang biak secara normal.
Jika spora tersebut diisolasi dari makanan dan diberikan kondisi yang sesuai
maka dapat hidup seperti biasa. Dengan demikian produk pangan yang telah
mengalami sterilisasi akan mempunyai daya awet yang tinggi serta umur
116
diproses dengan sterilisasi komersial sebaiknya disimpan pada kondisi
penyimpanan pada suhu yang lebih tinggi (sekitar 500C), karena jika ada spora
bakteri yang sangat tahan panas masih terdapat di dalam kaleng dapat tumbuh
bahan pangan yang sifatnya tidak asam atau bahan pangan berasam rendah.
Bahan pangan yang termasuk ke dalam kategori ini adalah bahan pangan
hewani seperti : daging, susu, telur, dan ikan serta beberapa jenis sayuran
seperti : buncis dan jagung. Bahan pangan berasam rendah mempunyai risiko
racun yang mematikan jika tumbuh dalam makanan kaleng. Oleh karena itu
dalam autoklaf akan membutuhkan waktu lebih lama dari 15 menit. Selama
Makanan tidak perlu dipanaskan hingga steril sempurna agar aman dan
memiliki daya tahan simpan yang cukup lama. Semua makanan kaleng
Biasanya daya tahan simpan makanan yang steril komersial adalah kira-kira 2
117
tahun. Kerusakan-kerusakan yang terjadi biasanya bukan akibat pertumbuhan
hubungannya dengan proses sterilisasi adalah nilai pH. Berdasarkan pada nilai
yaitu (i) produk pangan berasam tinggi (high acid foods) dengan pH 6, (ii)
produk pangan asam (acid foods) dengan nilai pH 3.7 sampai 4.5 dan (iii)
produk pangan berasam rendah (low acid foods) dengan nilai pH>4.5.
A.2. Pasteurisasi
misalnya pada susu) atau inaktivasi enzim-enzim yang dapat merusak mutu
(misalnya pada sari buah). Oleh karena itu harus diketahui terlebih dahulu
bakteri penyebab penyakit TBC, disentri, diare, dan penyakit perut lainnya
serta mikroba penyebab kebusukan telah mati, namun jenis mikroba lainnya
tetap hidup. Pasteurisasi biasanya digunakan untuk susu, sari buah, anggur,
makanan asam, serta makanan lain yang tidak tahan suhu tinggi.
118
Proses pasteurisasi tidak terlalu merusak kandungan gizi serta
mengubah aroma dan cita rasa. Tetapi karena tidak semua jenis mikroba mati
dengan proses ini, produk hasil pasteurisasi biasanya tidak memiliki umur
biasanya hanya tahan 1-2 hari dalam suhu kamar, sedangkan dalam suhu
bath. Wadah yang telah diisi dengan bahan dan ditutup (sebagian atau rapat)
dimasukkan ke dalam panci terbuka yang diisi dengan air. Kemudian air dalam
panci dipanaskan sampai suhu di bawah 1000C (71 – 850C), sehingga aroma
tinggi sekitar 750C dalam waktu 15 detik, menggunakan alat yang disebut
119
3. UHT (Ultra High Temperature), yaitu pemanasan dengan suhu tinggi
1300C selama hanya 0,5 detik, dan pemanasan dilakukan dengan tekanan
tinggi.
A.3. Blansir
sayur-sayuran.
blansing yaitu :
bahan.
120
6. Memperbaiki warna produk, antara lain memantapkan warna hijau sayur-
sayuran.
(merebus) atau dengan uap air (mengukus atau steam blanching). Merebus
yaitu memasukkan bahan ke dalam panci yang berisi air mendidih. Sayur-
dengan air.
air mendidih. kukusan ditutup dan langkah selanjutnya sama dengan cara
perebusan.
energi diantara dua macam benda yang berbeda suhunya. Perambatan panas atau
1. Konduksi, terjadi jika energi berpindah dengan jalan sentuhan antar molekul
atau perambatan panas terjadi dimana panas dialirkan dari satu partikel ke
partikel lainnya tanpa adanya gerakan atau sirkulasi. Perambatan panas secara
121
berbentuk padat, seperti daging, ikan, sayur- sayuran, buah-buahan, dan lain-
lain.
2. Konveksi, terjadi jika energi berpindah melalui aliran dalam media cair atau
sirkulasi molekul dari zat yang satu ke zat yang lainnya. Pemanasan secara
Pada bahan pangan yang dikalengkan, perambatan panas yang terjadi dapat secara
konduksi dan konveksi, contohnya buah-buahan dalam kaleng yang diberi sirup,
perambatan panasnya terjadi secara konduksi pada buahnya dan konveksi pada
sirupnya. Di dalam makanan kaleng atau bahan yang dipanaskan terdapat tempat
(titik) yang paling lambat menerima panas yaitu yang disebut cold point. Pada
merambatkan panas secara konveksi, cold point terletak di bawah atau di atas
Alat-alat pemanas yang umum digunakan antara lain ketel pasteurisasi dan
sehari-hari di rumah tangga misalnya alat pamasak nasi (dandang atau kukusan)
otoklaf. Dandang atau kukusan dapat dipakai untuk keperluan pasteurisasi dan
sterilisasi. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi dengan alat ini lebih lama
122
dibandingkan dengan alat-alat yang lebih modern. Hal ini disebabkan suhu yang
1. Otoklaf statis atau jenis vertikal, suhu maksimum yang bisa digunakan ialah
1210C; bila digunakan suhu lebih tinggi maka makanan akan rusak karena
kontak dengan dinding kaleng yang panas. Hal ini terjadi terutama pada
makanan yang bersifat padat, tetapi juga pada makanan yang bersifat cair.
2. Otoklaf agitasi atau jenis horizontal, pada otoklaf jenis ini waktu pemanasan
bisa lebih singkat, karena itu terutama digunakan pada bahan yang bersifat
cair atau semi-cair. Kualitas bahan yang dihasilkan lebih baik. Head space
lebih rendah . Dengan demikian suhu pengolahan dapat lebih tinggi dari
123
D. Pengalengan (Canning)
ditaruh dalam botol terutup dengan gabus rapat-ra pat dapat terhindar dari
dilanjutkan oleh Nicolas Appert (1810) dari Perancis yang dikenal sebagai
Louis Pasteur (1860). Kemajuan pesat dalam industri pengalengan baru terjadi
dapat ditutup rapat serta cara-cara yang lebih baik untuk membunuh mikroba.
yang siap untuk dimakan dalam wadah-wadah yang tertutup rapat (hermetis)
yang telah diberi perlakuan dengan suhu tinggi untuk mencegah kerusakan.
dan mencegah masuknya mikroba ke dalam wadah. Jenis kemasan yang dapat
dipakai untuk pengalengan makanan adalah kaleng, botol, dan kemasan lentur.
Kaleng (tin –plate) adalah lembaran besi yang dilapisi dengan timah
putih; pada kebanyakan kaleng timah putihnya tidak kurang dari 0,25%.
Kaleng merupakan wadah yang tepat untuk sebagian besar bahan pangan.
Bagian dalam dari kaleng kadang-kadang diberi lagi suatu lapisan yang dikenal
124
tidak beracun, bebas dari bau-bauan dan flavor lain; tahan terhadap suhu
oksigen. Korosi dipercepat jika pada kaleng terjadi penceratan atau lubang
kecil dari lapisan timah putihnya. Oleh karena itu penting sekali mengeluarkan
udara dari dalam produk yang dikalengkan dan menggantikannya dengan gas
normal, memiliki kenampakan yang menarik, tahan terhadap tekanan dan suhu
untuk bahan makanan yang bersifat asam, yang hanya memerlukan perlakuan
panas ringan atau untuk bahan pangan yang bersifat sangat korosif seperti saus
tomat dan acar. Ditinjau dari sudut pengolahan, penggunaan botol memerlukan
1. Medium pindah panas yang digunakan harus berupa air yang super heated
dengan uap, sehingga suhu mencapai 115 – 1260C dan tekanan 20 – 30 psi
3. Proses termal harus menggunakan suhu yang lebih rendah dan waktu
125
4. Kecepatan pendinginan harus lebih lambat dan dikerjakan dalam otoklaf,
dan pencucian yang bertujuan agar bahan mentah yang akan dikalengkan
terdiri dari bahan yang baik, tidak cacat, bersih dan mempunyai bentuk-
bahan menjadi lebih lunak atau lemas dan menginaktifkan enzim yang
menit.
bagian atas kaleng (head space), sehingga pada proses exhausting masih
ada tempat untuk pengembangan isi kaleng. Isi yang terlalu penuh akan
karena dianggap busuk. Selain itu, head space berguna untuk merapatkan
penutupan kaleng. Hal ini dapat terjadi pada saat uap air mengembun di
126
dalam kaleng, maka tekanan di dalam head space menjadi turun, sehingga
tekanan atmosfer dari luar akan menekan tutup kaleng dan menjadi kuat.
cara, antara lain : (i) melakukan pengisian produk ke dalam kaleng pada
saat produk masih dalam kondisi panas, (ii) memanaskan kaleng beserta
isinya sampai pada suhu 80-950C dengan tutup kaleng masih terbuka, atau
dalam retort sebelum retort dibuka, atau di luar retort dengan cara
menyemprotkan air.
127
128