Anda di halaman 1dari 2

Nama : Devita Rachmat

NRP : 02311750020001

Transisi Penggunaan Energi di Dunia


Penggunaan energi banyak didapatkan dari minyak, bahan bakar padat seperti batu
bara, gas dan tenaga nuklir yang bersumber dari fosil. Energi dibutuhkan dalam menunjang
keberlangsungan hidup manusia. Sehingga dengan semakin bertambahnya jumlah populasi
manusia maka akan semakin tinggi angka konsumsi dari energi. Sedangkan bahan baku fosil
yang sifatnya lama untuk diperbarui tidak dapat mengantisipasi tinginya jumlah konsumsi
energi. Akibat dari masalah umum ini timbul suatu proses transisi energi yaitu perombakan
pengadaan energi dengan cara semakin meninggalkan minyak, batu bara, gas dan tenaga
nuklir dan menggantinya dengan energi yang terbarukan (Tatasachen, 2015).
Proses transisi penggunaan energi konvensional menuju energi terbarukan terjadi
dalam kurun waktu yang lama. Energi terbarukan berasal dari sumber terbarukan yang
ketersediaannya melimpah di lingkungan seperti dasar laut, fisi nuklir, biofuel, angin dan
matahari. namun meskipun ketersediaan bahan baku nya mudah didapatkan, transisi energi
tidak serta merta terjadi dengan mudah. Sehingga banyak negara di dunia menerapkan
kebijakan energy mix termasuk negara Indonesia (Ummatin, dkk., 2012). Kebijakan energi
mix menekankan bahwa pemanfaatan energi perlu mengoptimumkan sumber energi yang ada.
Namun meskipun dilakukan upaya ini, transisi energi tetap memakan waktu lama. Gambar 1.
adalah grafik permintaan energi primer di dunia dalam kurun waktu 50 tahun yaitu dari tahun
1970 hingga 2020 oleh IEA (International Energy Agency).

Gambar 1. Permintaan energi primer di dunia dalam kurun waktu 1970-2020 (OECD
publication,1999)
Seperti yang digambarkan pada grafik tersebut, diketahui bahwa pasokan energi
konvensional (minyak, bahan bakar padat, nuklir dan gas) lebih tinggi dibandingkan dengan
energi terbarukan (hidro). Tren permintaan energi selain dipengaruhi oleh kebijakan energi,
juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dari negara tersebut.
Analisa pada Gambar 1 yang dilakukan oleh IEA pada tahun 1995 dengan
mengansumsikan bahwa masyarakat tidak ambisius terhadap adanya energi yang bersumber
dari alam dan dengan pertumbuhan perekonomian yang intermediet serta teknologi yang ada
pada saat ini. Sehingga banyak masyarakat yang masih akan menggunakan energi fossil
sebagai energi utama dan berakibat meningkatnya permintaan terhadap energi tersebut. Hal
ini tidak sesuai dengan pasokan dan ketersediaan energi fossil di masa mendatang.

Gambar 2. Prediksi penggunaan energi di dunia oleh IEA


Prediksi permintaan serta penggunaan energi yang dilakukan IEA pada Gambar 2.
dilakukan dengan mengasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi ideal dan cenderung
meningkat serta diimbangi dengan kemajuan teknologinya. Sehingga energi terbarukan akan
dapat dimanfaatkan secara maksimal serta akan mengurangi permintaan terhadap energi
konvensional seperti gas alam, minyak dan batu bara.
Pada Gambar 2. diketahui bahwa biofuel akan menjadi bahan bakar yang paling
banyak diminati oleh masyarakat karena berkembangnya teknolgi yang memproses bahan
alam menjadi bahan bakar serta rendahnya emisi yang di hasilkan oleh biofuel. Hal ini terjadi
akibat kebutuhan untuk menjaga lingkungan yang sehat serta menanggulangi permasalah
emisi gas rumah kaca yang dampaknya semakin berbahaya untuk lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

K. K. Ummatin, S. G. Pratiwi, B. Wijodirjo. Pemodelan Transisi Energi Menuju Green


Economy di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi ITS (2012)
Tatasachen. Fakta Mengenai Jerman (Terjemahan). 2015
OECD 2nd Publication. Energy The Next Fifty Years. 1999

Anda mungkin juga menyukai