Anda di halaman 1dari 1

Yuliana Dwi Setiawan Putra

NIM D.111.17.0059

Teknologi Proses Terpadu

Pertemuan Minggu ke-4: Studi kasus, Teknologi Proses Produksi Gula [sukrosa]. Senin, 30 Maret
2020: 09.45-11.20. Pekerjaan mhs (Tugas minggu ke-3) sudah p.roh keept., sebagian besar
memenuhi harapan untuk tujuan pendalaman unit operasi. Mhs umumnya sudah tahu maksud dan
tujuan dari masing-masing S.O [bahan baku, material handling, penimbangan dan pengecilan
ukuraran]. Materi minggu ini dilanjutkan pd S.O. Penggilingan [ekstraksi], Pemurnian [ defakasi,
karbonatasi dan sulfitasi], filtrasi, evaporasi, kritalisasi dan out put berupa gula pasir ber-SNI. Pelajari
dan pahami maksud dan tujuan masing-masing, S.O tersebut. Beberapa istilah: rendemen [taksiran
jumlah kristal gula yang diperoleh per berat tebu] dan hablur (kristal gula sukrosa yang diperoleh
setelah selesai semua tahapan proses produksi per kg berat tebu).

Pertanyaan:

1. Apa tujuan utama proses pengolahan tebu?

2. Bisakan tercapai nilai rendemen = nilai hablur?

Jawaban.

1. tujuan utama dari pengolahan tebu adalah untuk memanfaatkan hasil panen tebu menjadi bahab
pangan yang bermanfaat bagi masyarakat, meningkatkan nilai ekonomi dati hasil panen tebu.
Dengan adanya tindakan lanjutan dari proses pemanenan tebu dengan dimanfaatkan sebagai bahan
pangna yaitu gula. Maka untuk mengolah tebu menjadi gula terdapat proses proses atau alur yang
harus dijalankan dan juga memerlukan berbagai macam alat. Maka dari itu pengolah suatu bahan
pangan snagat berpengaruh terhadap perkembangan teknologi maupun kelangsungan hidup
manusia

2. nilai rendemen tidak bisa sama dengan nilai hablur, karena angka rendemen yang digunakan
untuk menghitung hasil di pabrik gula adalah berdasarkan rendemen efektif yaitu rasio antara hasil
gula kristal (hablur) dengan bobot tebu yang digiling. Perhitungan rendemen efektif yang diperoleh
berdasarkan rumus:
Rendemen efektif =Bobot hablur : Bobot tebu x 100 %
Dari perhitungan ini berarti gula yang diperoleh adalah hanya gula yang dihasilkan dalam bentuk
kristal selama satu periode proses. Kenyataannya selama proses terjadi kehilangan gula dalam
proses, sehingga angka rendemen nyata lebih rendah dibandingkan kandungan sukrosa yang
sesungguhnya. Kehilangan dalam proses penggilingan sangat dipengaruhi oleh efisiensi pabrik gula.
Kehilangan gula selama proses kemungkinan terbawa dalam bagase (ampas), filter cake (blotong)
atau molases (tetes). Penggilingan yang kurang baik menyebabkan sebagian gula masih terbawa
dalam bagase. Pada saat proses pemurnian nira kotor menjadi nira jernih dapat terjadi kehilangan
gula bersama dengan filter cake (blotong). Kehilangan gula innya adalah pada saat pemisahan antara
kristal gula dengan tetes. 
untuk memaksimalkan nilai rendemen, memperhatikan proses proses pada stasiun
penggilingan, karena pada proses tersebut banyak menghilangkan kadar rendemen gula.

Anda mungkin juga menyukai