Anda di halaman 1dari 2

Diskusi Menggali Arsip Sejarah di Internet

Penyelenggara : Sahabat Heritage Bandung dan Oleh-Oleh Boekoe Bandoeng (Lawangbuku)

Waktu : Senin (4/5/20) Pukul 15.00 – 16.30 WIB.

Pembicara : IIp. D. Yahya, Atep Kurnia, Prof. Dewo Broto, dan Dadan Sutisna

Moderator : M. Ryzki Wiryawan

Internet adalah sebuah “hutan belantara” informasi yang bisa menyesatkan. Agar sampai di tujuan
dengan selamat, kita perlu mengetahui “mantra kunci” dan triknya. Informasi itu bisa kita manfaatkan
untuk mengumpulkan data dan arsip sejarah. Beberapa tips mencari data di internet, khususnya
menggunakan mesin pencari google.com, antara lain:

1. Mendapatkan pemetaan data yang dibutuhkan. Isu yang sedang kita dalami itu ada dalam
sumber apa saja: artikel, berita, foto, video, dan terutama buku. Di dalam google.com, ikon buku kadang
terlewat karena berada di bagian “more”.

2. Menggunakan kata pencarian/keyword yang tepat. Untuk tokoh-tokoh yang hidup pada masa
Hindia Belanda, gunakan ejaan lama, misalnya Djuanda Kartawidjaja. Khusus untuk dokumen berbahasa
Belanda, misalnya yang tersimpan di situs delpher.nl, selalu gunakan ejaan lama, contohnya: Djoenda
Kartawidjaja.

3. Eksplorai situs-situs yang membuka koleksinya, khususnya di masa pandemi ini. Unduh sebanyak
mungkin koleksinya, tentu saja yang kita perlukan, karena suatu waktu situs ini akan enutup kembali
aksesnya untuk jenis dokumen tertentu, atau habis programnya sehingga situsnya ditutup.

4. Manfaatkan juga pertemanan di media sosial untuk mencari dan berbagi arsip atau
berhubungan dengan kolektor. Prinsip barter berlaku di sini.

5. Sistemisasi Pengunduhan. Secara umum dibagi dua, pengunduhkan manual dan pengunduhan
sistematis. Manual berarti sesuai dengan alur yang sudah disediakan sebuah laman—umumnya dengan
klik tombol download. Sistematis berarti kita mengorganisir sumber terlebih dahulu, kemudian
mengunduh secara otomatis. Ini berhubungan dengan penghematan waktu. Teknisnya akan dibahas
kemudian.

6. Éféktif dan Efisién dalam Penyimpanan. Ada banyak file di komputer kita, dan kemungkinan sebagian
besar tidak efektif. Ketidakefiktifan tersebut lantaran beberapa hal: (1) Duplikasi file. Kemungkinan
banyak file yang sama dengan nama berbeda atau lokasi berbeda; (2) Ukuran file. Ini kerap memakan
resource komputer. Jika kita mendapat file PDF sebanyak 100 lembar dengan ukuran 100MB, itu
pemborosan memori. Kecuali jika kita memiliki penyimpanan dan kemampuan komputer yang
mumpuni. (3) Organisasi file, kebanyakan orang menyimpan file di komputer sedikit berantakan dan
tidak terorganisir.
7. Database Sumber dan Sistem Kolaborasi. Tidak ada jaminan sumber-sumber di Internet akan selalu
tersedia. Oleh karena itu, perlu dipikirkan untuk membuat sistem tersendiri secara bersama-sama,
sebab apa yang tidak kita butuhkan hari ini, mungkin akan diperlukan di kemudian hari.

8. Beberapa situs yang bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan data antara lain:

Anda mungkin juga menyukai