Anda di halaman 1dari 2

G.

PEMBAHASAN
Pada percobaan pembuatan gliserol dari minyak nabati digunakan
katalisator HCl yang berfungsi untuk mempercepat proses reaksi agar minyak
terhidrolisis sempurna. Produk membentuk 2 lapisan, lapisan bawah adalah
gliserol dan air, sedangkan lapisan atas adalah asam lemak dan minyak yang
dikarenakan mempunyai berat jenis yang lebih ringan. Produk yang terbentuk ini
dipisahkan menggunakan corong pemisah secara gravitasional. Selanjutnya,
lapisan bawah diamati gliserolnya dengan menggunakan titrasi asam-basa
(metode asetin).
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh rendemen hasil gliserol
sebesar 5,66%, sedangkan rendemen secara teoritis 9,47%, Hasil yang diperoleh
berbeda dengan hasil teoritis dikarenakan beberapa faktor. Faktor tersebut antara
lain:
1. Suhu
Reaksi dilakukan pada suhu 700 C. hal ini sesuai dengan pendapat Aziz,
2007 bahwa suhu optimal reaksi yaitu 700 C. Namun karena suhu tidak selalu
konstan dalam reaksi, hal ini mengakibatkan gliserol yang dihasilkan kurang
maksimal. Suhu reaksi sangat berpengaruh, karena semakin tinggi suhu reaksinya
maka akan menyebabkan energi kinetik yang dimiliki oleh molekul pereaksi juga
semakin besar. Hal ini akan berdampak pada semakin banyaknya tumbukan antar
molekul reaktan, sehingga konversi reaksi semakin besar.
2. Jumlah Reaktan
Kecepatan reaksi sebanding dengan besarnya konsentrasi reaktan. Bila
konsentrasi zat diperbesar, maka kecepatan reaksi akan meningkat. Jumlah
molekul yang bertumbukan akan bertambah, Pada jurnal ini, penggunaan air
sebagai reaktan yang digunakan secara berlebih dapat meningkatkan konversi
trigliserida, dimana semakin banyak konsentrasi air yang digunakan, maka
tumbukan antar partikel yang terjadi juga semakin banyak dan reaksi berjalan
lebih cepat sehingga konversi yang dihasilkan juga semakin besar (Braddy, 1990).
Dalam praktikum ini rendemen yang dihasilkan lebih kecil dibanding rendemen
teoritis. Hal ini juga dipengaruhi oleh kemurnian zat yang digunakan. Apabila zat
pereaksi yang digunakan semakin murni, maka dapat mempercepat terjadinya
reaksi. Minyak yang dipakai sebaiknya bersih dari zat pengotor (Sidabutar, 2013).

3. Waktu reaksi
Menurut Aziz, 2007, semakin lama waktu reaksinya maka akan
mempengaruhi kenaikan gliserol yang terbentuk. Hal ini disebabkan karena pada
awal reaksi, konsentrasi reaktan sangat besar sehingga tumbukan antar molekul
reaktan juga semakin banyak. Namun dengan seiring berjalannya waktu, reaktan
yang tersisa semakin berkurang sehingga tumbukannya juga berkurang hal ini
akan berdampak pada yield gliserol yang dihasilkan. Dalam jurnal ini disimpulkan
bahwa waktu reaksi yang optimum yaitu selama 1 jam, hal ini sesuai dengan
praktikum yang kami lakukan yaitu selama 1 jam.
4. Konsentrasi Katalis
Menurut Rahayu dkk, 2005, bila katalis semakin banyak maka makin
banyak pula molekul-molekul trigliserida yang teraktifkan sehingga konversi
(yield) yang dihasilkan semakin tinggi. Dalam percobaan ini menggunakan katalis
HCl sebesar 0,6 N yang mana konsentrasi ini masih sedikit dibandingkan
konsentrasi HCl optimum yang menyebabkan konversi gliserol menurun. Pada
praktikum ini didapat konversi sebesar 59,74 %

Anda mungkin juga menyukai