Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi isu yang penting
belakangan ini. Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan-perusahaan
harus berusaha untuk menghindari efek buruk kepada masyarakat
sekelilingnya. Masyarakat sekelilingnya terdiri dari pekerja-pekerja mereka
sendiri, perusahaan-perusahaan lain, pelanggan-pelanggan, pemasok-
pemasok, investor-investor dan masyarakat atau penduduk disekitarnya.
Sebuah perusahaan tentu berada di tengah–tengah masyarakat.
Kehidupannya tidak  luput dari kehidupan masyarakat. Banyak kritik
dilontarkan oleh masyarakat terhadap perusahaan yang kurang
memperhatikan lingkungan. Tidak hanya masyarakat, sebuah perusahaan
juga harus memperhatikan karyawan dan pelanggan dari bisnis tersebut.
Oleh sebab itu, ada suatu tanggung jawab sosial yang dipikul oleh bisnis.
Tanggung jawab sosial ( Corporate Social Responsibility ) adalah suatu
konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki berbagai
bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya,
diantaranya adalah pelanggan, karyawan, dan masyarakat serta lingkungan
di sekitar perusahaan dalam segala aspek operasional perusahaan yang
mencakup aspek ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Tanggung jawab sosial juga boleh dikatakan sebagai suatu kepercayaan
bahwa para manajer, dalam menjalankan fungsi mengorganisasi dan
mengelola usaha akan membuat keputusan yang didasarkan kepada
pemaksimuman kepentingan sosial dan ekonomi.
Perusahaan-perusahaan asing yang sudah bertahun-tahun beroperasi di
Indonesia, sudah mengumpulkan berpuluh milyar rupiah keuntungan hasil
jerih payah pekerja setempat, dan akan dianggap tiada tanggung jawab
sosial karena tiba-tiba saja ingin memindah keluar investasinya. Itu
hanyalah karena negara lain menawarkan biaya buruh yang lebih murah dan
2

insentif pemerintah yang lebih menarik. Tindakan yang sedemikian akan


mengakibatkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan mereka.
Konsep tanggung jawab sosial adalah persoalan yang harus diperhatikan
sebagai satu tantangan kepada masyarakat pengusaha. Tanggung jawab
sosial harus dipandang sebagai bagian dari kegiatan perusahaan dan apabila
dilaksanakan dengan baik dapat membantu pertumbuhan dan keuntungan
perusahaan dalam jangka panjang.
Tanggung jawab sosial membawa ide bahwa perusahaan-perusahaan
wajib membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial berbarengan
dengan usaha menuju ke arah pencapaian tujuan perusahaan, yaitu
memaksimumkan keefektifan operasi perusahaan.
Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan
kompleksitas masyarakat modern itu. Semua faktor yang membentuk
kompleksitas bisnis modern sudah sering dipelajari dan dianalisis melalui
pendekatan ilmiah, sedangkan banyak perusahaan bisnis tidak mempunyai
tanggung jawab, baik dengan karyawannya maupun lingkungan sekitarnya,
seperti membuang limbah ke aliran sungai. Hal ini lah yang dapat
menjadikan perusahaan itu tidak eksis, bahkan menjadi bangkrut, itu
disebabkan karena mengindahkan hal –hal tersebut.
Secara Internasional, saat ini tercatat sejumlah inisiatif code of conduct
implementasi CSR. Inisiatif itu diusulkan, baik oleh organisasi internasional
independen (Sullivan Principles, Global Reporting Initiative), organisasi
negara (Organization for Economic Cooperation and development), juga
organisasi nonpemerintah (Caux Roundtables), dan lain-lain. Di Indonesia,
meskipun sudah ada pedoman untuk melakukan CSR, tetapi masih ada saja
perusahaan yang tidak melakukan atau mengabaikan kegiatan CSR tersebut.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Sosial (Corpaorate Social Responsibility)


1.1. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertangungjawaban
sosial perusahaan. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) atau
tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu konsep atau tindakan yang
dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan
terhadap sosial maupun lingkungan sekitar di mana perusahaan itu berada.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M, Griffin (2000) dalam buku
Pengantar Bisnis (2007:128) etika sangat berpengaruh pada tingkah laku
individu. Tanggung jawab sosial yang mencoba menjembatani komitmen
individu dan kelompok dalam suatu lingkungan sosial seperti pelanggan,
perusahaan lain, karyawan, dan investor. Tanggung jawab sosial
menyeimbangkan komitmen-komitmen yang berbeda.
Menurut zimmerer (1996) dalam buku Etika Bisnis (2016:69) ada
beberapa macam pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus
memperhatikan, melestarikan dan menjaga lingkungan. Misalnya tidak
membuang limbah yang mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang
limbah yang merusak lingkungan, menjalin komunikasi dengan kelompok
masyarakat yang ada di lingkungan sekitarnya;
2. Tanggung jawab terhadap karyawan.
Menurut Ronald j.ebert. (2000) dalam buku Pengantar Bisnis
(2007:128) semua aktivitas manajemen sumber daya manusia seperti
perekrutan, pengupahan, pelatihan, promosi, dan kompensasi, kesemuanya
dalam rangka tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan. Menurut
zimmerer (2000) dalam buku Pengantar Bisnis (2007:129) tanggung
jawab perusahaan terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
4

1) Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan;


2) Meminta input kepada karyawan;
3) Memberikan umpan balik baik negative maupun positif;
4) Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan;
5) Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya mereka
harapkan;
6) Meberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik;
7) Memberi kepercayaan kepada karyawan.
3. Tanggung jawab tehadap pelanggan
Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pelanggan menurut
Ronald J. (2000) dalam buku Pengantar Bisnis (2007:129) ada dua
kategori, yaitu:
 Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas;
 Memberikan harga produk dan jasa yang adil dan wajar.
 Tanggung jawab sosial perusahaan juga termasuk melindungi hak-
hak pelanggan.
Menurutnya ada 4 hak pelanggan, yaitu;
 Hak untuk mendapat produk yang aman;
 Hak untuk mendapatkan informasi segala aspek produk;
 Hak untuk didengar;
 Hak untuk memilih apa-apa yang mereka akan beli.

Sedangkan menurut zimmerer (1996) dalam buku Pengantar Bisnis


(2007:129) hak-hak pelanggan yang harus dilindungi meliputi lima:

1) Hak keamanan
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus berkualitas
dan memberikan rasa aman, demikian juga kemasannya;
2) Hak untuk mengetahui
Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang mereka
beli termasuk perusahaan yang menghasilkan barang tersebut;
5

3) Hak untuk didengar


Komunikasi dua arah harus dibentuk, yaitu untuk menyalurkan
keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk menyampaikan
berbagai informasi barang dan jasa dari perusahaan;
4) Hak atas pendidikan
Pelanggan berhak atas pendidikan tentang bagaimana menggunakan
dan memelihara produk. Perusahaan harus menyediakan program
pendidikan agar mereka tahu informasi barang dan jasa yang akan
dibeli;
5) Hak untuk memilih
Hal terpenting dalam persaingan adalah memberi hak untuk memilih
barang dan jasa yang mereka perlukan. Tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tidak mengganggu persaingan dan mengabaikan
undang-undang antitrust.
4. Tanggung jawab terhadap investor
Tanggung jawab terhadap investor adalah menyediakan pengembalian
(return) investasi yang menarik di antaranya dengan memaksimumkan
laba. Selain itu, peusahaan juga bertanggung jawab untuk melaporkan
kinerja keuangannya kepada investor seakurat dan setepat mungkin;
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
Misalnya menyediakan pekerjaan dan menciptakan kesehatan dan
menyediakan berbagai kontribusi terhadap masyarakat yang berada di
lokasi tersebut.

Praktik-praktik CSR sangat bervariasi di berbagai perusahaan dan


Negara. Contoh, Transparency International adalah lembaga antikorupsi
yang berasal dari Yunani untuk menangani masalah di area Eropa, Timur
Tengan, Afrika, dan blok Soviet lama.
1) Tanggung jawab sosial perusahaan
Adalah kewajiban terhadap masyarakat yang diasumsikan oleh
bisnis. Tanggung jawab social korporat merefleksikan pentingnya aspek
6

social dan konsekuensi social dari kesuksesan bisnis, serta terdiri atas
kebijakan dan praktik yang menunjukkan tanggung jawab bisnis pada
beberapa aspek sosial yang baik. Perusahaan yang bertanggung jawab
secara sosial memaksimalkan dampak positif pada masyarakat dan
meminimalkan dampak negatifnya;
2) Tanggung jawab ekonomi
Tanggung jawab ekonomi dari sebuah bisnis adalah memproduksi
barang dan jasa dibutuhkan oleh masyarakat pada harga yang
menuntungkan perusahaan dan memenuhi kewajban bagi para investor;
3) Tanggung jawab hukum
Adalah menaati hokum local, Negara, federasi, dan internasional
yang relevan;
4) Tanggung jawab etis
Tanggung jawab etis termasuk harapan sosial yang harus dipenuhi,
tetapi tidak tertulis seperti hukum;
5) Tanggung jawab filantropis
Adalah perilaku dan aktivitas tambahan yang diinginkan masyarakat
dan bernilai untuk mendukung bisnis. Contohnya termasuk mendukung
proyek-proyek komunitas dan membuat kontribusi donasi. Filantropi
yang strategis dapat membangun reputasi yang baik bagi pemangku
kepentingan dan bahkan kesejahteraan pemegang saham.

Menurut Manelly (April,2012) dalam buku Etika Bisnis (2016:109),


pemahaman tentang tanggung jawab sosial perusahaan pada umumnya
berkisar pada tiga hal pokok, yaitu:
 Pertama, suatu peran yang sifatnya sukarela (voluntary) di mana suatu
perusahaan membantu mengatasi masalah sosial dan lingkungan, oleh
karena itu perusahaan memiliki kehendak bebas untuk melakukan peran
ini;
 Kedua, di samping sebagai institusi profit, perusahaan menyisihkan
sebagian keuntungannya untuk kedermawanan (filantropi) yang
7

tujuannya untuk memberdayakan sosial dan perbaikan kerusakan


lingkungan akibat eksplorasi dan eksploitasi;
 Ketiga, tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bentuk kewajiban
(obligation) perusahaan untuk peduli terhadap dan mengentaskan krisis
kemanusiaan dan lingkungan yang terus meningkat.

1.2 Kinerja Sosial Perusahaan


Kinerja sosial sebuah perusahaan mempunyai beberapa dimensi:
1. Filantropi korporat (corporate philanthropy)
Filantropi korporat merupakan sumbangan amal kepada semua jenis
kelompok nirlaba. Delapan puluh persen dari pemimpin bisnis yang di
survey dalam sebuah studi akhir-akhir ini mengatakan bahwa
perusahaan mereka berpartisipasi dalam aktivitas filantropis. Filantropi
strategi melibatkan perusahaan yang membuat komitmen jangka
panjang terhadap satu gerakan tertentu, seperti McDonald’s dan
dukungan pada Ronald McDonald’s Houses yang memberikan rumah
kepada keluarga yang mempunyai anak yang sakit kritis yang harus
dirawat jauh dari rumah;
2. Inisiatif sosial korporat (corporate social initiatives)
Inisiatif korporat meliputi bentuk lanjut dari filantropi korporat.
Inisiatif sosial korporat berbeda dari filantropi tradisional di mana
kegiatan ini lebih berkaitan secara langsung dengan kompetensi
perusahaan. Sebagai contoh, sebagai bantuan dari bencana tsunami
Asia tahun 2004, UPS dan FedEx mengirimkan pasokan bantuan
darurat secara gratis dari seluruh dunia; Johnson & Johnson
mengirimkan pasokan medis; dan perusahaan farmasi lainnya
mengirimkan antibiotik, suplemen nutrisi, dan susu formula bayi;
3. Tanggung jawab korporat (corporate responsibility)
Tanggung jawab korporat meliputi semuanya dari mempekerjakan
pekerja minoritas hingga membuat produk yang aman, meminimalkan
polusi, menggunakan energy dengan bijaksana, dan menyediakan
8

lingkungan kerja yang aman – pada dasarnya semua hal yang berkaitan
dengan bertindak penuh tanggung jawab dalam masyarakat;
4. Kebijakan korporat (corporate policy)
Kebijakan korporat ini merujuk pada posisi yang di ambil
perusahaan pada isu sosial dan politik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam melaksanakan


taanggung jawab sosialnya adalah:
 Memperhatikan kepentingan masyarakat umum;
 Menjaga kelestarian lingkungan alam di sekitar kita;
 Menjaga kepentingan dan kesejahteraan pekerja;
 Menjaga kepentingan konsumen;
 Menjaga kepentingan pemegang saham;
 Menjaga agar setiap tindakan tidak menyalahi undang-undang.

1.3  Pentingnya CSR (Corporate Social Responsibility)


Ada tiga alasan petingnya CSR dan perlunya dilaksanakan bagi
perusahaan:
1) Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar
bila perusahaan juga turut memperhatikan kepentingan masyarakat.
Dengan adanya penerapan CSR, maka perusahaan secara tidak
langsung telah menjalin hubungan dan ikatan emosional yang baik
terhadap stakeholders;
2) Kalangan bisnis dan masyarakat memiliki hubungan yang
bersifat simbiosis mutualisme  (saling mengisi dan meguntungkan).
Bagi perusahaan, untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat,
setidaknya licence to operate, adalah suatu keharusan bagi
perusahaan jika dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada
masyarakat, sehingga bisa mendongkrak citra dan performa
perusahaan itu sendiri;
9

3) Kegiatan CSR merupakan salah satu cara untuk mengeliminasi


berbagai potensi penduduk untuk melakukan hal-hal yang tidak
diinginkan sebagai akses ekslusifme dan monopoli sumber daya alam
yang dieksploitasi oleh perusahaan tanpa mengedepankan adanya
perluasan kesempatan bagi terciptanya kesejahteraan dan
pengembangan sumber daya manusia yang berdomisili di sekitar
wilayah penambangan pada khususnya dan masyarakat Indonesia
pada umumnya.

1.4 Manfaat CSR bagi Perusahaan


1) Meningkatkan citra perusahaan
Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat lebih mengenal
perusahaan sebagai perusahaan yang selalu melakukan kegiatan yang
baik bagi masyarakat;
2) Memperkuat brand perusahaan
Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen
dengan cara membagikan produk secara gratis, dapat menimbulkan
kesadaran konsumen akan keberadaan produk perusahaan sehingga
dapat meningkatkan posisi brand perusahaan;
3) Mengembangkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan
Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak
mampu mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu dengan para pemangku
kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan Universitas
lokal. Maka perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan para
pemangku kepentingan tersebut;
4) Membedakan perusahaan dengan pesaingnya
Jika CSR dilakukan sendiri oleh perusahaan, perusahaan mempunyai
kesempatan menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga dapat
membedakannya dengan pesaing yang menawarkan produk atau jasa
yang sama;
10

5) Menghasilkan inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pengaruh


perusahaan
Memilih kegiatan CSR yang sesuai dengan kegiatan utama
perusahaan memerlukan kreativitas. Merencanakan CSR secara
konsisten dan berkala dapat memicu inovasi dalam perusahaan yang
pada akhirnya dapat meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam
bisnis global;
6) Membuka akses untuk investasi dan pembiayaan bagi perusahaan
Para investor saat ini sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya
berinvestasi pada perusahaan yang telah melakukan CSR. Demikian
juga penyedia dana, seperti perbankan, lebih memprioritaskan
pemberian bantuan dana pada perusahaan yang melakukan CSR;
7)  Meningkatkan harga saham
Pada akhirnya jika perusahaan rutin melakukan CSR yang sesuai
dengan bisnis utamanya dan melakukannya dengan konsisten dan
rutin, masyarakat bisnis, pemerintah, akademisi, maupun konsumen
akan makin mengenal perusahaan. Maka permintaan terhadap saham
perusahaan akan naik dan otomatis harga saham perusahaan juga akan
meningkat.

1.5 Keunggulan Bersaing dari Tindakan Tanggung Jawab Sosial


Hubungan yang nyata antara kinerja tanggung jawab sosial dan kinerja
keuangan korporat sangat kompleks; organisasi yang secara sosial
bertanggung jawab tidak mesti lebih atau kurang sukses dalam hal
keuangan. Tetapi, fakta yang terakumulasi menunjukkan bahwa tanggung
jawab sosial berhubungan dengan kinerja keuangan yang lebih baik.
Beberapa keunggulannya jelas. Contoh, tindakan tanggung jawab sosial
dapat memiliki manfaat jangka panjang. Perusahaan dapat menghindari
regulasi yang tidak perludan berbiaya bila perusahaan bertanggung jawab
secara sosial. Kejujuran dan keadilan mungkin dapat memberikan
keuntungan pada suara hati, reputasi personal, dan citra masyarakat terhadap
11

perusahaan. Selain itu, permasalahan sosial dapat menawarkan peluang


bisnis, dan keuntungan bisa diperoleh dari usaha sistematik dan giat untuk
mengatasi masalah. Perusahaan dapat menganalisis biaya-manfaat untuk
mengidentifikasi tindakan yang dapat memaksimalkan keuntungan dan
sekaligus dapat memuaskan permintaan untuk tanggung jawab sosial
korporat dari berbagai pemangku kepentingan. Dengan kata lain, manajer
dapat memperlakukan CSR sebagaimana memperlakukan keputusan
investasi. Hal ini bermakna, perusahaan yang mengaplikasikan rekonsiliasi
dalam bisnisnya akan berdampak terhadap lingkungan.

1.6 Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Pemanasan Global


Mengacu pada hasil Konferensi Tingkat Bumi (Earth Summit) di Rio de
Janeiro Brazilia pada 1992, menyepakati perubahan paradigma
pembangunan, dari pertumbuhan ekonomi menjadi pembangunan yang
berkelanjutan. Dalam perspektif perusahaan, yang dimaksud berkelanjutan
adalah suatu program sebagai dampak dari usaha-usaha yang telah dirintis.
Pembangunan yang berkelanjutan memerlukan dua prakondisi, yaitu social
responsibility dan environment responsibility. Dengan dapat terpenuhinya
tanggung jawab sosial dan lingkungan akan lebih memudahkans tercapainya
pembangunan yansg berkelanjutan. Sebab sumber-sumber produksi yang
sangat penting bagi aktivitas perusahaan, yaitu tenaga kerja, bahan baku,
dan pasar telah dapat lebih terpelihara. Ketiga konsep ini menjadi dasar bagi
perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
Dengan konsep pembangunan yang berkesinambungan ini, maka
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada
single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi
keuangannya saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada
triple bottom lines. Di sini bottom lines selain finansial juga adalah sosial
dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai
perusahaan tumbuh secara berkelanjutan.
Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan
memerhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta
12

bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu


muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak
memerhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidupnya. Dan
pada akhirnya keberlanjutan dan kelestarian bumi juga akan lebih terjamin.

B. Hukum Perlindungan Konsumen


1.1 Pengertian Perlindungan terhadap konsumen
Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1999, Pasal 1 butir 1:”segala
upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perindungan
kepada konsumen”. Definisi perlindungan konsumen adalah segala upaya
yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan
kepada konsumen.
Pengertian konsumen sendiri adalah setiap orang pemakai barang atau
jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.

1.2 Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen


Asas perlindungan konsumen antara lain:
1) Asas Manfaat, mengamanatkan bahwa segala upaya dalam
penyelenggaraan perlindungan ini harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara
keseluruhan;
2) Asas Keadilan, partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara
maksimal dan memberikan kesempatan kepada konssumen dan pelaku
usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya
secara adil;
3) Asas Keseimbangan, memberikan keseimbangan antara kepentingan
konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah baik dalam materiil ataupun
spiritual;
13

4) Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen, memberikan jaminan


atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang atau jasa yang dikonsumsi atau
digunakan;
5) Asas Kepastian Hukum, baik pelaku usaha maupun konssumen
menaati hukum dan memperoleh keadilan dalan penyelenggaraan
perlindungan konsumen, serta Negara menjamin kepastian hukum.

Selanjutnya sesuai dengan Pasal 5 Undang-Undang Perlindungan


Konsumen, hak-hak konsumen adalah:

1) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam


mengonsumsi barang atau jasa;
2) Hak untuk memilih barang atau jasa serta mendapatkan barangdan/atau
jasa tersebut setara dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan;
3) Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang atau jasa;
4) Hak untuk didengar keluhan dan pendapatnya atas barang atau jasa
yang digunakan
5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
6) Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila
barang atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak sebagaimana mestinya;
9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.
14

BAB III

STUDI KASUS

A. Kasus Tanggung Jawab Sosial Kepada Pelanggan


Kasus Prita: UU ITE vs UU Perlindungan Konsumen
Kasus ini adalah kasus Ibu Prita Mulyasari, seorang ibu rumah tangga
yang dijebloskan ke penjara akibat tindakannya menuliskan keluhan yang
dialaminya di surat pembaca elektronik, ternyata berhadapan dengan UU
ITE. Sementara UU Perlindungan Konsumen ternyata tidak dipakai. Prita
Mulyasari dituntut oleh RS Omni Internasional karena dianggap melakukan
pencemaran nama baik. Tidak hanya itu, Prita jugaa dijerat hukum Pasal 27
ayat 3 Undang-Undang Informasi dan Transaaksi Elektronik (ITE). Pasal 27
ayat 3 merupakan pasal yang sempat diajukan oleh komunitas blogger ke
meja Mahkamah Konstitusi (MK) untuk dicabut, karena dianggap sebagai
pasal karet yang bisa digunakan oleh penguasa untuk mengekang kebebasan
berekspresi di internet. (sumber: Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis:2011)

Analisa kasus:
Tindakan yang dilakukan oleh Prita adalah menulis keluhan dan
menyatakan haknya untuk komplain sebagai seorang konsumen. Tindakan
Prita ini sebenarnya telah dijamin oleh UU Perlindungan Konsumen.
Sebagai sebuah perusahaan tentunya harus memperhatikan tanggung jawab
sosialnya kepada pelanggan sesuai dengan hak-hak konsumen yang telah
dibahas pada bab sebelumnya. Jika seorang konsumen sampai menulis
keluhan terhadap pelayanan perusahaan tersebut, itu berarti pelayanan yang
diberikan kepada konsumen tersebut masih belum maksimal. Seharusnya
perusahaan memberikan jaminan pengganti berupa pelayanan yang baru
atau kompensasi lainnya untuk memenuhi kepuasan konsumen tersebut,
bukannya malah menuntut dengan berdasarkan UU ITE. Sangat
disayangkan sekali UU Perlindungan Konsumen bisa kalah telak dengan
UU ITE yang terbilang masih baru-baru dibuat dari pada UU Perlindungan
15

Konsumen. Dari kejadin ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut


tidak melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada pelanggan.

B. Kasus Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Lingkungan


dan Masyarakat
Pemerintah Kota Bekasi menyegel dua pabrik menutup secara paksa
operasional dua perusahaan di Bantaran Kali Bekasi, Rabu (4/10/2017)
siang, karena terbukti sengaja membuang limbah berbahaya ke sungai tanpa
mekanisme pengolahan. Dua perusahaan itu adalah PT Prima Kremasindo
yang memproduksi minuman ringan kemasan dan PT Prima Baja Utama
yang bergerak dalam usaha pengolahan baja.

Analisa kasus:
Dari kasus di atas dapat diketahui bahwa perusahaan tersebut tidak
melaksanakan tanggung jawab sosialnya karena membuang limbah ke
sungai. PT Prima Kremasindo diketahui menghasilkan limbah berbahaya
berupa bahan bakar batu bara yang diduga dibuang ke kali Bekasi tanpa
melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang direkomendasikan
pemerintah. Sedangkan pelanggaran yang dilakukan PT Prima Baja Utama
diketahui tidak dilengkapi dengan (IPAL) sehingga tingkat keasaman dari
limbahnya melebihi baku mutu. Tentu pembuangan limbah sembarangan ini
sangat merugikan masyarakat sekitar dan dapat merusak ekosistem sungai.
Akibatnya dua perusahaan tersebut di segel oleh pemerintah dan secara
tidak langsung, perusahaan tersebut membuat diri nya sendiri menjadi
bangkrut. Akibat dari penyegelan perusahaan ini, para karyawan juga
menjadi dirugikan karena mereka menjadi kehilangan pekerjaannya.
Masalah polusi seperti ini dan polusi lainnya sering kali terjadi. Untuk
mengatasinya, pemerintah dapat membuat berbagai peraturan, misalnya
perusahaan harus melakukan daur ulang air, ampas buangan dari pabrik,
menyaring asap pabrik agar tidak mengotori udara, pemeriksaan knalpot
motor dan mobil, pemerintah membuat peraturan pembatasan penebangan
hutan, pelestarian lingkungan dengan menanam pepohonan di lingkungan
16

rumah, kantor, dan


lain-lain.

C. Contoh
Tanggung
Jawab Sosial
PT.Djarum
Tanggung jawab sosial seperti yang dilakukan oleh salah satu
perusahaan rokok di Indonesia, PT.Djarum yaitu mendirikan sebuah
foundation yang menangani masalah pendidikan, olahraga, dan sebagainya,
yaitu Djarum Foundation. Ini adalah contoh nyata dari tanggung jawab
sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) terhadap masyarakat.
Hal-hal ini dilakukan perusahaan sebenarnya juga untuk keuntungan jangka
panjang dari perusahaan itu sendiri. Seperti perusahaan akan lebih dikenal
oleh masyarakat sekitar karena mereka mempekerjakan masyarakat sekitar,
dikenal karena perusahaan tersebut ramah lingkungan, dan juga dikenal
karena memberi sumbangsih kepada masyarakat.

Analisa kasus :
Dari contoh kasus di atas merupakan bentuk kepedulian dari
perusahaan tersebut terhadap kepedulian sosial yaitu mendirikan yayasan
pendidikan, olahraga dan sebagainya dengan nama Djarum Foundation.
Hal ini akan bersifat mutualisme atau saling menguntungkan karena
masyarakat sebagai pihak yang diberikan fasilitas oleh perusahaan tentu
dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga dapat meningkatkan
perekonomian baik dalam bidang olahraga ataupun pendidikan,
sedangkan dipihak perusahaan dengan berdirinya perusahaan tersebut maka
akan semakin mengenalkan nama perusahaan tersebut dan dinilai baik oleh
masyarakat. Perusahaan rokok tentunya memiliki citra yang tidak baik
karena rokok dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, maka dari itu
17

sejumlah perusahaan rokok terus meningkatkan kegiatan tanggung jawab


sosialnya agar dapat menciptakan citra yang baik di mata masyarakat.

(Gambar 1.2)

Gambar (1.2) di atas adalah contoh tanggung jawab sosial yang


diberikan oleh PT Djarum yang berupa beasiswa untuk para atlet bulu
tangkis yang berbakat. PT Djarum memiliki program yang bernama PB
Djarum Kudus. Di dalam PB Djarum terdapat berbagai jenis bidang olah
raga seperti tenis, bridge, sepak bola, bola voli, tenis meja, catur, dan bulu
tangkis. Kemudian lambat laun bertransformasi berubah menjadi suatu
wadah untuk membina para pemain bulu tangkis secara profesional,
sedangkan cabang olah raga lainnya hanya bersifat bina lingkungan atau
bersifat sosial kemasyarakatan dan penyaluran hobi masyarakat.

(Gambar1.3)

Selain beasiswa di bidang olahraga, PT.Djarum juga melakukan kegiatan


tanggung jawab sosialnya kepada lingkungan seperti menanam tanaman.
18

Gambar (1.3) di atas ini adalah contoh program yang dibuat oleh
PT.Djarum, yaitu menanam trembesi 478 km Pantura Jawa Tengah.

(Gambar 1.4)

Gambar (1.4) di atas ini adalah contoh program beasiswa pendidikan yang
dibuat oleh Djarum Foundation yang berupa kompetisi lomba menulis
tingkat Nasional. Nama program tersebut adalah Djarum Beasiswa Plus.

D. Contoh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Unilever Indonesia


Tbk
Program-program yang dilakukan PT. UNILEVER INDONESIA, agar
sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah
ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action).
 Program yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk adalah :
1.  Program sosial masyarakat yang dilakukan brand-brand Unilever di
antaranya:
 Kampanye Cuci Tangan dengan Sabun (Lifebuoy);
  Program Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent);
 Program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango);
 Program memerangi kelaparan dan membantu anak Indonesia yang
kekurangan gizi (Blue Band).
2. Program pemberdayaan masyarakat/UKM (Program Pemberdayaan
Petani Kedelai Hitam)
19

 Program edukasi kesehatan masyarakat (Pola Hidup Bersih dan Sehat


/ PHBS);
 Program Lingkungan (Green and Clean).

Analisa kasus:

Dengan diadakannya program-program Unilever tersebut, masyarakat


dan perusahaan sama-sama mendapatkan keuntungan. Perusahaan
mendapatkan citra baik dari masyarakat dapat memeriksakan kesehatannya
secara gratis melalui program tersebut.

(Gambar 1.5)

Gambar (1.5) di atas adalah contoh dari program yang di buat oleh
PT Unilever Indonesia untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya.
Program di atas adalah Program Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut
(Pepsodent).
20

(Gambar 1.6)

Sedangkan gambar (1.6) di atas adalah contoh Program Cuci Tangan


dengan Sabun (lifebuoy) dan Program Pelestarian Makanan Tradisional
(Bango) yang dibuat oleh PT UNILEVER INDONESIA tbk.

E. Contoh Tanggung Jawab Sosial PT PERTAMINA


Tidak hanya sebagai lokomotif perekonomian bangsa, Pertamina
berkomitmen untuk peduli terhadap aspek sosial demi kemajuan bangsa.
Salah satu wujud tanggung jawab sosial dengan adanya program CSR
21

(Corporate Social Responsibility). Tujuan dari program CSR pertamina agar


membantu pemerintah Indonesia memperbaiki Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia, melalui pelaksanaan program-program yang
membantu pencapaian target pembangunan millenium atau Millenium
Development Goals (MDGs). Berikut program CSR PT. Pertamina:
1. Pertamina dan Pendidikan
Sebagai komitmen perusahaan untuk turut meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan untuk peningkatan
akses komunitas terhadap pendidikan di tanah air, CSR Pertamina
bidang Pendidikan melaksanakan sejumlah program yaitu Pertamina
Scholarship (Beasiswa), Pertamina Youth Program - PYP (Edukasi
Stakeholder muda), Pertamina Goes To Campus - PGTC (Edukasi
kalangan akademis) dan Pertamina Competition;

2. Pertamina dan Masyarakat


CSR Pertamina juga fokus dalam pemberdayaan masyarakat melalui
peningkatan infrastruktur dan Program Pertamina Peduli Bencana Alam.
22

Dalam pembangunan infrastruktur dilakukan perbaikan terhadap sarana


umum seperti jalan, jembatan, MCK dan sarana air bersih;

3. Pertamina dan Kesehatan


PT. Pertamina secara konstan selalu menggarisbawahi pentingnya
isu kesehatan anak dalam setiap program-program CSRnya. Komitmen
ini diwujudkan dalam bentuk Program Operasi Anak Penderita Cacat
Wajah;
23

4. Pertamina dan Lingkungan


Program CSR Pertamina di bidang Lingkungan ditujukan sebagai
komitmen manajemen dalam rangka tanggung jawab perusahaan
terhadap lingkungan hidup dan pelestarian alam.
24

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)
merupakan komitmen perusahaan secara berkesinambungan untuk
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Di samping pelaksanaan yang bersifat wajib, kini perusahaan juga mulai


memiliki kesadaran secara sukarela untuk melaksanakan Corporate Social
Responsibility. Hal tersebut dikarenakan perusahaan sadar bahwa penerapan
Corporate Social Responsibility akan membawa dampak positif bagi
stakeholder maupun perusahaan baik dalam kegiatan operasi perusahaan
maupun keberlanjutan perusahaan di masa mendatang.
25

B. Saran
Sebuah perusahaan harus lebih meningkatkan kegiatan tanggung jawab
sosialnya. Dengan melihat dampak yang diperoleh perusahaan, diharapkan
seluruh perusahaan dapat melaksanakan program CSR secara berkelanjutan
karena dengan melakukan CSR citra perusahaan akan meningkat. Citra
perusahaan yang meningkat dapat meningkatkan minat konsumen, sehingga
tingkat penjualan perusahaan juga akan naik.

Anda mungkin juga menyukai