PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya laut yang beragam dan
dapat digunakan sebagai pertumbuhan ekonomi dari negara itu. Salah satu sumber daya laut
yang ada di Indonesia adalah rumput laut atau alga. Jenis dari alga di indonesia ini beragam
contoh nya adalah jenis Eucheuma sp., Kappaphycus sp., Sargassum sp., Hypnea sp.,
Gelidium sp., dan Gracillaria. Secara umum rumput laut dikelompokkan menjadi empat kelas
yaitu ganggang cokelat (Phaeophyceae), , ganggang merah (Rhodophyceae), ganggang hijau
biru (Cyanophyceae) dan ganggang hijau (Chlorophyceae).Gangga jenis Rhodophyceae atau
gangga merah merupakan rumput laut yang dapat menghasilkan karaginan karena itu alga
merah dinilai sebagai gangga yang memiliki nilai tinggi . Karaginan memiliki fungsi yang
sama dengan agar-agar, diantaranya sebagai pengatur keseimbangan, pengental, pembentuk
gel, dan juga zat pengemulsi, selain itu karaginan juga banyak digunakan dalam berbagai
industri (makanan, farmasi tekstil, kosmetik dan cat). Cara untuk mendapatkan karaginan ini
adalah dengan mengekstraksi getah rumput laut Rhodophyceae atau gangga merah dengan
larutan dengan memperhatikan proses ekstraksi yang meliputi cara ekstraksi, pH, lama
ekstraksi dan suhu.Salah satu jenis sumberdaya hayati yang berpotensi sebagai penghasil
karaginan adalah Kappaphycus alvareziii yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Pulau
Lemukutan Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Pelarut basa yang biasa
digunakan dalam ekstraksi karagenan adalah kalium hidroksida karena dapat menghasilkan
karaginan dengan sifat kekuatan gel yang lebih baik dibandingkan NaOH.
METODELOGI
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain AAS, batang pengaduk, beaker
glass, botol semprot, bulb, cawan petri, cawan porselen, corong Buchner, desikator, kertas
saring, kondensor, labu ukur, neraca analitik, oven, pemanas listrik, pipet volume, pompa air,
pompa vakum, saringan, spatula, termometer, stop watch, tanur, dan oven, air suling, asam
klorida, barium klorida, kalium hidroksida, kalium klorida, dan sampel Kappaphycus
alvarezii.
Cara Kerja
Sampling dan Preparasi Sampel
Sampel yang akan diuji telah dikumpulkan dari pesisir laut asal Pulau Lemukutan,
dibersihkan seluruh bagian tanamannya.
Kadar sulfat
Karaginan ditimbang sebanyak 1 gr lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan
50 mL HCL dengan konsentrasi 0,2 N. Campuran kemudian direfluks sampai larutan menjadi
jernih. Larutan jernih kemudian dipindahkan kedalam gelas beaker dan diapanaskan hingga
mendidih, lalu ditambahkan larutan BaCL2 10 % sebanyak 10 mL lalu panaskan kembali
larutan selama 2 jam. Selanjutnya akan terbentuk endapan, endapan kemudian disaring
menggunakan kertas saring bebas berabu dan dicuci dengan aquadest mendidih hingga bebas
dari klorida. Kertas saring kemudian dikeringkan di oven dan dileburkan pada suhu 1000˚C.
abu hasil leburan kemudan didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Lalu dilakukan
perhitungan kadar sulfat.
Analisis Logam
Sampel ditimbang sebanyak 0,1 gr kemudian dimasukkan kedalam cawan dan ditambahkan
5-6 mL HCL 6N, lalu dipanaskan diatas hotplate dengan pemanasan rendah hingga kering.
Setelah itu kedalam campuran ditambahkan 15 mL HCL 3N lalu dipanaskan kembali hingga
mendidih. Larutan kemudian disaring. Filtrat yang didapatkan dimasukkan ke labu ukur
berukuran 25 mL. Padatan yang tertinggal dicuci dengan aquadest dan disaring, lalu
dimasuukan ke labu ukur tadi hingga tanda batas. Blanko disiapkan. Larutan blanko dan
sampel kemudian diukur larutan standar logam dan dibuat kurva standar (nilai absorbsi/emisi
vs konsentrasi logam dalam μg/mL).
Logam Berat
Kandungan logam dalam karagenan termasuk hal yang penting untuk diperiksa karena
merupakan parameter untuk keamanan pangan dan untuk keamanan penggunaan. Berikut
kandungan logam berat karaginan Kappaphycus alvareziii :
Logam Zn merupakan unsur atau mineral yang dibutuhkan oleh rumput laut. Kandungan Zn
yang terdapat pada karaginan disebabkan karena logam Zn pada rumput laut terakumulasi
melalui absorbsi atau proses pertukaran ion. Proses ini terjadi melalui dinding sel rumput laut,
yang kemudian bersenyawa dengan protein dan polisakarida. Adanya kandungan Pb dan Cu
menunjukkan adanya pencemaran di perairan, karena rumput laut mampu menyerap logam
berat dari perairan melalui proses absorpsi. Pada penelitian ini karaginan mengandung Zn, Cu
dan Pb dalam jumlah yang sedikit dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh EEC untuk Pb
sebesar 10 ppm, Cu sebesar 25 ppm dan Zn sebesar 50 ppm.
SIMPULAN
Hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan menunjukkan konsentrasi optimum kalium
hidroksida pada proses ekstraksi karaginan diperoleh pada konsentrasi 0.4 M yang
mrnghasilkan rendemen sebesar 47,74%. Kadar sulfat karaginan hasil isolasi yang diperoleh
sebesar 14,75%. Berdasarkan karakteristik FTIR karaginan hasil isolasi menunjukkanadanya
pada spektrum 1257,59 cm-1 terdapat gugus ester sulfat, spektrum 925,83 cm-1 terdapat 3,6-
anhidrogalaktosa , spektrum 848,68 cm-1 terdapat galaktosa-4-sulfat, serta analisis logam
yang dilakukan pada karaginan menghasilkan kadar logam Pb sebesar15.975 μg/g, kadar Cu
sebesar 9.65 μg/g, kadar Zn sebesar 502.55 μg/g
LAMPIRAN JURNAL
Dapat diakses di :http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkkmipa/article/view/3896/3905